terdapat perbedaan yang signifikan. Standar deviasi kenakalan remaja yaitu sebesar 6,948.
D. Analisis Data Penelitian
1. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan analisis statistik yang pertama kali dilakukan dalam rangka analisis data. Uji normalitas ini betujuan
untuk mengetahui apakah data
self regulated learning
dan kenakalan remaja normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan program SPSS
for windows
versi 16.00 dengan statistik uji
explore
. Pengambilan keputusan didasarkan pada besaran probabilitas p. Apabila p 0.05 maka sebaran dikatakan normal,
namun sebaliknya jika p 0.05 maka sebaran dikatakan tidak normal.
Tabel 8 Hasil Uji Normalitas
Statistik Signifikansi
Keterangan SLR
0.058 0.929
Normal Kenakalan Remaja
0.083 0.000
Tidak Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas menunjukan bahwa variabel
self regulated learning
memiliki taraf signifikansi sebesar 0,929 p 0,05. Hal ini menunjukan bahwa sebaran data pada variabel tersebut
memiliki data yang normal. Pada variabel kenakalan remaja PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki taraf signifikansi sebesar 0,000 p 0,05. Hal ini menujukan bahwa sebaran data pada variabel tersebut memiliki data
yang tidak normal. b.
Uji Linearitas Uji lineraritas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan
antara dua skor variabel
self regulated learning
dan kenakalan remaja merupakan garis lurus atau tidak. Peningkatan atau
penurunan kuantitas pada suatu variabel maka akan diikuti pula secara linear oleh peningkatan atau penurunan kuantitas pada
variabel lainnya Santoso, 2010. Uji linearitas ini dilakukan dengan melihat nilai p. Jika p 0.05, maka data tersebut linear.
Tabel 9 Uji Linearitas Data
Self Regulated Learning
dengan Kenakalan Remaja
F Sig.
Skor
Self Regulated Learning
dan Kenakalan Remaja
between groups
combined
1.935 0.004
Linearity
27.467 0.000
Deviation from Linearity
1.055 0.397
Berdasarkan hasil pengujian tersebut, diperoleh nilai F sebesar 27,467 dengan taraf signifikansi sebesar 0,000. Hal ini menunjukan
bahwa terdapat hubungan yang linear antara
self regulated learning
dengan kenakalan remaja karena memiliki nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05.
2. Uji Hipotesis
Penelitian ini melakukan uji hipotesis dengan menggunakan korelasi
Product-Moment Pearson
untuk menguji hipotesis yang telah dijabarkan sebelumnya, yaitu hubungan
self regulated learning
dan kenakalan remaja, apabila data yang dihasilkan normal. Sebaliknya, apabila data
yang dihasilkan tidak normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan
Spearman Rho
. Distribusi data dalam penelitian ini bersifat tidak normal maka pengujian hipotesis dialakukan dengan
menggunakan
Spearman Rho
. Berikut merupakan kriteria koefisien kolerasi menurut Sarwono 2006 yang digunakan dalam penelitian ini:
Tabel 10 Kriteria Koefiensi Kolerasi
Koefisien Kolerasi Kategori
Tidak Ada Kolerasi 0,00
– 0,25 Kolerasi Sangat Lemah
0,025 – 0,5
Kolerasi Cukup 0,5
– 0,75 Kolerasi Kuat
0,75 – 0,99
Kolerasi Sangat Kuat 1
Kolerasi Sempurna
Hasil uji korelasi antara
self regulated learning
dengan kenakalan remaja adalah sebagai berikut:
Tabel 11 Uji Hipotesis
Korelasi p
Sig. 1-
tailed
r
2
r = -0.302 0.05
0.000 0.091
Berdasarkan hasil pengujian dapat dilihat bahwa nilai pearson’s r
sebesar -0,302 dengan signifikan sebesar 0,000 p 0,05 yang diuji menggunakan
one-tailed test
antara variabel
self regulated learning
dan variabel kenakalan remaja. Berdasarkan hal ini maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan negatif yang signifikan dengan kategori cukup antara
self regulated learning
dan kenakalan remaja. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi
self regulated learning
, maka semakin rendah perilaku kenakalan yang dilakukan oleh remaja. Begitu pula sebaliknya,
semakin rendah
self regulated learning
, maka semakin tinggi perilaku nakal yang dilakukan oleh remaja.
E. Pembahasan