Kriteria Desain User Interface yang Baik

28

2.6 Kriteria Desain User Interface yang Baik

Pengguna sistem biasanya menilai suatu sistem melalui interface antarmuka lebih dahulu daripada kemampuan sistem. Maka, pembuatan desain user-interface yang baik sangat penting. Dalam membuat desain user interface terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu[17]: 1. User Familiarity : interface antarmuka harus menggunakan terminologi dan konsep yang menarik dari pengalaman orang yang paling banyak menggunakan sistem. 2. Consistency : interface antarmuka harus konsisten dalam hal itu, sedapat mungkin operasi yang sebanding harus diaktifkan dengan cara yang sama. 3. Minimal surprise : pengguna seharusnya tidak pernak terkerjut oleh sistem berperilaku. 4. Recoverability : interface antarmuka harus termasuk mekanisme untuk mengijinkan pengguna untuk recover dari errors. Ini termasuk undo facility, konfirmasi atas perilaku merusak. 5. User guidance : interface antarmuka harus menyediakan feedback yang berarti ketika terjadi error dan menyediakan fasilitas bantuan context- sensitive user . Beberapa contoh user guidance seperti help systems, on-line manual, dll. 6. User diversity : interface antarmuka harus menyediakan fasilitas interaksi yang tepat untuk berbagai jenis pengguna sistem. 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi uraian tentang cara pengambilan data untuk penelitian. Cara pengambilan data tersebut dapat dilakukan berbagai langkah seperti yang akan dijelaskan dibawah ini.

3.1 Rumusan Masalah

Masalah yang akan diselesaikan adalah bagaimana merancang sistem pendukung pengambilan keputusan pemilihan franchise dengan menggunakan metode AHP. Rumusan masalah tersebut akan diselesaikan dengan cara membuat perancangannya sesuai komponen SPPK. Perancangan akan dibuat sesuai dengan komponen yang diperlukan untuk membuat SPPK. Komponen manajemen data mengatur basis data yang diperlukan sistem. Maka, dalam rancangan akan dibuat tabel- tabel yang diperlukan, hubungan dari antar tabel dan query yang diperlukan. Komponen kedua manajemen model. Dalam tahap ini akan dilakukan simulasi perhitungan AHP. Hal lain yang akan dibuat adalah rancangan user-interface antarmuka pengguna. User interface akan dirancang lebih user friendly agar pengguna mudah dalam menggunakan sistem. Komponen terakhir yang diperlukan adalah knowledge management manajemen pengetahuan. Komponen ini merupakan komponen yang bersifat optional yaitu dapat untuk mendukung subsystems yang lain atau sebagai komponen sendiri. Dalam penelitian ini tidak menggunakan manajemen pengetahuan. Rumusan masalah yang kedua adalah pengujian kualitas rancangan SPPK pemilihan franchise dengan metode AHP. Pengujian kualitas perancangan akan dilakukan dengan menguji apakah kriteria-kriteria perancangan yang baik sudah terpenuhi sesuai teori. Kualitas yang akan diuji mulai dari kualitas informasi, kualitas basis data, kualitas model AHP, kualitas user interface.