5 Wawancara dengan siswa dan orang tua siswa.
Wawancara dengan siswa dimaksudkan untuk mengetahui tingkat minat siswa untuk masuk program
rintisan SMA Bertaraf Internasional. Wawancara dengan orang tua dimaksudkan untuk mengetahui
minat dan dukungan orang tua. Dalam penerimaan siswa baru harus memberikan kesempatan kepada
masyarakat golongan ekonomi lemah atau tidak mampu namun berprestasi, minimal 10 dari
jumlah siswa.
6 Penerimaan peserta didik baru dapat dilakukan
lebih awal sebelum penerimaan siswa baru dalam memenuhi target program by school.
b. Pembinaan Siswa
Pembinaan siswa dimaksudkan untuk mengembangkan seluruh potensi siswa secara maksimal, baik potensi
akademik maupun non-akademik. Pola pembinaannya dilakukan melalui kegiatan tatap muka, penugasan
terstruktur, tugas mandiri tidak terstruktur, dan pengembangan diri melalui layanan konseling dan
ekstrakurikuler.
11. Sosialisasi Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional
Kegiatan ini dilakukan agar program yang direncanakan mendapat dukungan dari pemangku kepentingan
stakeholders. Oleh karena itu sosialisasi ini mengikutsertakan kepala sekolah, guru, tenaga administasi
sekolah, OSIS, komite sekolah, pengawas sekolah, pejabat Dinas Pendidikan, LPMP, Pemerintah Daerah, Komisi Bidang
Pendidikan DPRD, dan Dewan Pendidikan. Materi sosialisasi meliputi: rasional, tujuan, manfaat, arah pengembangan
program Rintisan SMA bertaraf internasional, dan peran lembaga terkait terhadap keberhasilan dan keberlanjutan
program rintisan SMA bertaraf internasional.
Panduan Penyelenggaraan Rintisan SMA Bertaraf I nternasional
57
G. Pemantauan dan Evaluasi
Pemantauan dilakukan untuk mengetahui apakah program berjalan sesuai jalur yang direncanakan serta memperoleh
informasi terkait faktor-faktor pendukung dan penghambat. Evaluasi dilaksanakan secara berkala untuk menilai ketercapaian
program sesuai dengan target yang ditetapkan.
H. Model Pembinaan Lembaga Terkait Program Rintisan SMA Bertaraf Internasional
Pembinaan yang dilakukan oleh semua pihak terkait didasarkan pada model penyelenggaraan program rintisan SMA bertaraf
internasional. Model penyelenggaraan program rintisan SMA bertaraf internasional meliputi: a Model Terpadu-Satu Sistem
atau Satu Atap-Satu Sistem, b Model Terpisah-Satu Sistem atau Tidak Satu Atap-Satu Sistem, c Model Terpisah-Beda
Sistem atau Tidak Satu Atap - Beda Sistem, d Model Entry – Exit.
Uraian model pembinaan program rintisan SMA Bertaraf Internasional sebagai berikut.
1. Model Terpadu-Satu Sistem atau Satu Atap-Satu Sistem
Sekolah bertaraf internasional yang diselenggarakan dengan model ini yaitu penyelenggaraan sekolah bertaraf
internasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah di dalam satu lokasi dengan menggunakan sistem pengelolaan
pendidikan yang sama. Penyelenggaraan model ini dapat dipimpin oleh seorang direkturmanager yang
mengkoordinasikan tiga kepala sekolah yang memimpin setiap satuan pendidikan dasar dan menengah.
2. Model Terpisah-Satu Sistem atau Tidak Satu Atap-Satu Sistem
Sekolah bertaraf internasional yang diselenggarakan dengan model ini yaitu penyelenggaraan sekolah bertaraf
Panduan Penyelenggaraan Rintisan SMA Bertaraf I nternasional
58