Tinjauan Kepustakaan Metode Penelitian

Sumatera Utara untuk membuktikan bahwa judul skripsi tersebut belum pernah ada terdaftar di Perpustakaan Universitas Sumatera Utara. Memang ada judul yang mirip, tetapi secara substansi sangat berbeda. Oleh karena itu, keaslian penulisan ini dapat terjamin, atau dengan kata lain bukanlah merupakan suatu tindakan plagiat dari penulisan karya ilmiah orang lain. Apabila di kemudian hari, ternyata terdapat judul dan substansi yang sama atau telah ditulis oleh orang lain dalam bentuk skripsi sebelum skripsi ini dibuat, maka hal tersebut dapat diminta pertanggungjawaban di kemudian hari.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian Perlindungan Konsumen Menurut Pasal 1 Angka 1 UU No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen: 9 Menurut Pasal 1 Angka 3 Peraturan OJK No. 1POJK.072013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan: “Perlindungan Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”. 10 2. Pengertian Konsumen “Perlindungan Konsumen adalah perlindungan terhadap Konsumen dengan cakupan perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan”. 9 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Bab I, Pasal 1 Angka 1. 10 Otoritas Jasa Keuangan, Peraturan Nomor 1POJK.072013 tentang Perlindungan Konsumen Sektor Jasa Keuangan, Bab I, Pasal 1 Angka 3. Universitas Sumatera Utara Menurut Pasal 1 Angka 2 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan konsumen: 11 Menurut Pasal 1 Angka 15 UU OJK: “Konsumen adalah setiap orang pemakai barang danatau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan”. 12 Pengertian jasa keuangan tidak terdapat dalam UU OJK tepat sesuai dengan redaksi kata jasa keuangan, tetapi yang ada yaitu lembaga jasa keuangan. Menurut Pasal 1 Angka 4 UU OJK, lembaga jasa keuangan adalah lembaga yang melaksanakan kegiatan di sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya. Artinya jasa keuangan terkait dengan kegiatan di sektor Perbankan, Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya. “Konsumen adalah pihak-pihak yang menempatkan dananya danatau memanfaatkan pelayanan yang tersedia di Lembaga Jasa Keuangan antara lain nasabah pada Perbankan, pemodal di Pasar Modal, pemegang polis pada Perasuransian, dan peserta pada Dana Pensiun, berdasarkan peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan”. 3. Pengertian Jasa Keuangan 13

F. Metode Penelitian

11 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Bab I, Pasal 1 Angka 2. 12 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Bab XI, Pasal 1 Angka 15. 13 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, Bab XI, Pasal 1 Angka 4. Universitas Sumatera Utara Metode penelitian diperlukan dalam penyusunan suatu skripsi agar menciptakan skripsi yang tersusun secara sistematis. Metode penulisan yang digunakan dalam skripsi ini meliputi spesifikasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data. 1. Spesifikasi Penelitian Jenis penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian hukum normatif, yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan peraturan perundang- undangan 14 . Sifat penelitian dalam skripsi ini adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang keadaan yang menjadi objek penelitian sehingga akan mempertegas hipotesa dan dapat membantu memperkuat teori lama atau membuat teori baru. 15 2. Sumber Data Pendekatan penelitian dalam skripsi ini adalah pendekatan yuridis normatif, yaitu dengan menganalisis permasalahan dalam penelitian melaui pendekatan terhadap asas-asas hukum, yang mengacu pada norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan. Penelitian yuridis normatif menggunakan jenis data sekunder sebagai data utama. Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian, meliputi bahan hukum primer, sekunder, dan tersier. Bahan hukum primer dapat berupa peraturan perundang-undangan nasional yang berkaitan 14 Law Education, http:www.balianzahab.wordpress.commakalah-hukummetode- penelitian-hukum , diakses tanggal 15 Maret 2014.. 15 Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum di Indonesia Pada Akhir Abad ke-20, Bandung: Alumni, 1994, hlm. 139. Universitas Sumatera Utara dengan perlindungan konsumen. Bahan hukum sekunder memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti misalnya rancangan undang-undang, hasil-hasil penelitian, buku-buku, hasil karya dari kalangan hukum dan seterusnya. 16 Bahan hukum tersier adalah petunjuk atau penjelasan mengenai bahan hukum primer dan sekunder seperti kamus, ensiklopedia, majalah, surat kabar dan sebagainya. 17 3. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penulisan skripsi ini adalah dengan cara penelitian kepustakaan library research, yaitu penulisan yang dilakukan dengan cara pengumpulan literatur dengan sumber data berupa bahan hukum primer dan sekunder yang berhubungan dengan permasalahan yang dibahas dalam skripsi ini. 4. Analisis Data Penelitian hukum normatif yang menelaah data sekunder menyajikan data berikut dengan analisisnya. 18 a. Mengumpulkan bahan hukum primer, sekunder dan tersier yang relevan dengan permasalahan yang terdapat dalam penelitian ini; Metode analisis data yang dilakukan penulis adalah pendekatan kualitatis, yaitu dengan: b. Melakukan pemilahan terhadap bahan-bahan hukum relevan tersebut di atas sesuai dengan masing-masing permasalahan yang dibahas; 16 Ibid., hlm. 52. 17 Zainuddin Ali, Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Sinar Grafika, 2009, hlm. 106. 18 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Depok: Universitas Indonesia Press, 1994, hlm. 69 Universitas Sumatera Utara c. Mengolah dan menginterpretasikan data guna mendapatkan kesimpulan dari permasalahan; dan d. Memaparkan kesimpulan, yang dalam hal ini adalah kesimpulan kualitatif, yaitu kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk pernyataan dan tulisan. Metode penarikan kesimpulan pada dasarnya ada dua, yaitu metode penarikan kesimpulan secara deduktif dan induktif. Metode penarikan kesimpulan secara deduktif adalah suatu proposisi umum yang kebenarannya telah diketahui dan berakhir pada suatu kesimpulan pengetahuan baru yang bersifat lebih khusus. 19 Metode penarikan kesimpulan secara induktif adalah proses berawal dari proposisi-proposisi khusus sebagai hasil pengamatan dan berakhir pada skesimpulan pengetahuan baru berupa asas umum. 20

G. Sistematika Penulisan

Dokumen yang terkait

Prosedur Mutasi Jabatan Berdasarkan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Ditinjau Dari Persektif Hukum Administrasi Negara (Studi Kasus Dinas Pekerjaan Umum)

10 119 83

Tanggung Jawab Apoteker Terhadap Konsumen Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

1 86 105

Perlindungan Nasabah Kartu Kredit Ditinjau Dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen.

3 72 93

Peranan Badan Amil Zakat Berdasarkan Undang - Undang Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat Sumatera Utara (Studi Pada Badan Amil Zakat Daerah Sumatera Utara)

0 37 186

Pengoplosan Beras Dalam Perspektif Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

11 144 123

Perlindungan Konsumen Terhadap Jasa Pelayanan Tukang Gigi Ditinjau Dari Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

12 99 88

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENGGUNA JASA PENITIPAN HEWAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN

1 9 50

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP IKLAN BARANG DAN JASA YANG TIDAK SESUAI DENGAN YANG DIJANJIKAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

0 1 1

PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PENUMPANG JASA ANGKUTAN UMUM KERETA API DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

4 32 119

IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN KONSUMEN MUSLIM ATAS PANGAN (DITINJAU DARI UNDANG – UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN).

0 0 11