31
2. Mengikuti berbagai seminar kewirausahaan pun dapat menjadi salah satu cara menumbuhkembangkan jiwa entrepreneurship
dalam diri kita. 3. Peran
keluarga. Rendahnya
minat dan
pertumbuhan wirausahawan muda, terutama di sebabkan oleh minimnya
dorongan lingkungan keluarga sang anak .Orang tua lebih banyak mengharapkan anaknya bekerja sebagai pegawai negeri
atau pegawai kantor. Pasalnya, pekerjaan seperti itu di nilai memiliki resiko kecil dibandingkan menjadi pengusaha. Maka,
paradigma yang selalu melekat itu harus segara diganti dengan paradigma yang baru di mana seseorang akan berhasil dalam
pekerjaannya bila memiliki jiwa kewirausahaan yang tinggi. 4. Peran sekolah. Peran sekolah pun penting dalam mengatasi
jumlah pengangguran intelek yang terus meningkat. Sekolah mempunyai peran sangat penting sebagai institusi yang
mencetak kader intelektual atau mencerdaskan anak bangsa, terutama siswa yang memiliki pandangan jauh kedapan yang
banyak di dambakan amal baktinya oleh masyarakat. Pembelajaran untuk menumbuhkan jiwa kewirausahaan di
setiap bidang pendidikan menjadi sangat penting. sekolah di harapkan dapat menjadi satu alternative pertama untuk
menciptakan situasi kondusif bagi penumbuhkembangan jiwa wirausaha di kalangan siswa sejakdini.
32
5. Peran pemerintah. Saat ini pemerintah telah mengupayakan program-program
untuk menumbuhkembangkan
jiwa kewirausahaan pada siswa dengan bekerja sama dengan
lembaga-lembaga lain.
c. Etika atau Norma Berwirausaha
Menurut kasmir 2009: 21 etika atau norma yang harus ada dalam benak dan jiwa setiap wirausaha yaitu :
1. Kejujuran, seorang pengusaha harus selalu jujur baik dalam berbicara maupun bertindak karena tanpa ejujuran usaha tidak
akan maju dan ditak dipercaya konsumen atau mitra kerja. 2. Bertanggung jawab, pengusaha harus bertanggung jawab
terhadap segala kegiatan yang dilakukan dalam bidang usahanya, tanggung jawab tidak hanya terbatas pada pada
kewajiban, tetapi juga pada seluruh karyawan, masyarakat, dan pemerintah.
3. Menepati janji ; sekali seorang pengusaha tidak menepati janjinya maka akan hilang kepercayaan pelanggan terhadapnya.
Pengusaha juga harus konsisten terhadap apa yang telah disepakatinya.
4. Disiplin ; pengusaha dituntut untuk selalu displin dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usahanya.
5. Taat hukum ; pelanggaran terhadap hukum dan peraturan yang telah dibuat berakibat fatal di kemudian hari. Maka dari itu
33
pengusaha arus selalu patuh dan menaati hokum yang berlaku baik yang berkaitan dengan pemerintah maupun masyarakat.
6. Suka membantu ; pengusaha secara moral harus sanggup membantu berbagai pihak yang memerlukan bantuan,
pengusaha yang terkesan pelit akan dimusuhi oleh banyak orang.
7. Kotmitmen dan menghormati ; pengusaha yang menjunjung tinggi komitmen terhadap apa yang telah diucapkan atau
disepakati akan dihargai oleh berbagai pihak. 8. Mengejar prestasi ; pengusaha yang sukses harus selalu
berusaha menegjar prestasi setinggi mungkin tujuannya agar perusahaan dapa terus bertahan dari watu ke waktu.
d. Dimensi Jiwa Kewirausahaan
Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang yang menyukai adanya perubahan kemajuan dan tantangan. Menurut Suryana
2003:14, untuk dapat menjadi seorang wirausaha yang berhasil maka seseorang harus mempunyai ciri-ciri dan watak berwirausaha
sebagai berikut : Ciri-ciri utama kewirausahaan dapat dilihat dari watak dan
perilakunya, menurut Geoffrey G Meredith yang dikutip oleh Suryana 2003:14 ciri dan watak dari kewirausahaan adalah
sebagai berikut :
34
Tabel 2.1 Ciri dan Watak Wirausaha
Ciri-Ciri Watak
1. Percaya diri Keyakinan,ketidakraguan,
individualistis dan optimisme; 2. Berorientasi
pada tugas dan hasil
Kebutuhan untuk
berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan
ketabahan, tekad
kerja keras,
mempunyai dorongan yang kuat dan energik serta inisiatif;
3. Pengambilan risiko Kemampuan untuk mengambil risiko
yang wajar dan suka tantangan; 4. Kepemimpinan
Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan orang lain, dan menanggapi
saran dan kritik;
5. Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel;
6. Berorientasi pada
masa depan Pandangan ke depan dan perspektif.
4. Latihan Berwirausaha
a. Pengertian Latihan
Secara sederhana latihan dapat dirumuskan yaitu segala daya dan upaya untuk meningkatkan secara menyeluruh kondisi
fisik dengan proses yang sistematis dan berulang – ulang dengan
kian hari semakin bertambah jumlah beban, waktu dan intensitasnya.
Di dalam Seokolah Menengah Kejuruan SMK dan Universitas yang berbasis bisnis dan manajemen misalnya.
Tentunya mempunyai tujuan dengan mengikutsertakan mata kuliah kewirausahaan, karena di dalamnya mengandung unsur pelatihan-
pelatihan berwirausaha. Salah satunya adalah untuk mencetak