Minat mahasiswa berwirausaha ditinjau dari faktor jiwa kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan dan pandangan tentang kesempatan kerja : studi kasus mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyaka

(1)

ABSTRAK

MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA

DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,

PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,

DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Wenselinus Nong Kardinus Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan;1)jiwa kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;2)pemahaman konsep kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;3)pandangan tentang kesempatan kerja terhadap minat mahasiswa berwirausaha. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program studi Pendidikan Akuntansi dan pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 yang berjumlah 127 (seratus dua puluh tujuh) orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011.

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis korelasi produk moment. Untuk menguji hipotesis yang menyatakan pemahaman konsep kewirausahaan dan pandangan tentang kesempatan kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1)variabel jiwa kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha(rhitung

=0,404;sig.=0,000<α0,05);(2)variabel pemahaman konsep kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha (rhitung=0,298; sig.=0,001<α0,05);(3)variabel pandangan tentang kesempatan kerja

memiliki pengaruh yang positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha (rhitung=0,244 sig.=0,006 <α0,05).


(2)

viii 

 

ABSTRACT

THE INTEREST OF STUDENTS IN ENTREPRENEURSHIP

PERCEIVED FROM THE SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP,

UNDERSTANDING THE CONCEPT OF

ENTREPRENEURSHIP,

AND VIEWS OF EMPLOYMENT OPPORTUNITIES

A Case Study of Accounting and Economics Students of Faculty of Education Department Sanata Dharma University Yogyakarta, 2008 Batch

Wenselinus Nong Kardinus Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012  

 

This study aims to determine whether there is a positive and significant effect of: 1)the spirit of student’s interest in entrepreneurship; 2)understanding the concept of entrepreneurship related to student’s interest in entrepreneurship; 3)views about employment opportunities related to the student’s interest in entrepreneurship. The population in this study were university students of Education Program in Accounting and Economics Department, Faculty of Education Sanata Dharma University, Yogyakarta. Samples of this study were 127 (one hundred twenty-seven) students of Accounting and Economics Department Faculty of Education, 2008 batch. The technique of taking samples was purposive sampling. The research was conducted in July-August 2011.

To test the hypothesis, product moment correlation analysis was applied to test whether the spirit of entrepreneurship influence the interest of students towards entrepreneurship. To test the hypothesis that understanding the concept of entrepreneurship and views on the employment effect on student’s interest in entrepreneurship, multiple regression analysis was applied.

The results show that: (1) variables of entrepreneurship spirit have a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.404;sig.=0.000 <

α0,05), (2) the understanding of the concept of entrepreneurship has a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.298; sig.= 0.001<α0,

05), (3) views on the employment opportunities have a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount = 0.244 sig. = 0.006<α0, 05).


(3)

MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA

DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,

PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,

DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh

Wenselinus Nong Kardinus NIM : 071334064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA


(4)

 

MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA

DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,

PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,

DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh

Wenselinus Nong Kardinus NIM : 071334064

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2012


(5)

(6)

iii 


(7)

MOTTO DAN HALAMAN PERSEMBAHAN

“Kamu akan Ku-jadikan penjala manusia” (Matius 4:19)

Kupersembahkan karya ini untuk : Kongregasi Frater BundaHati Kudus


(8)


(9)

(10)

vii 

 

ABSTRAK

MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA

DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN,

PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN,

DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA

Studi Kasus Mahasiswa Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Wenselinus Nong Kardinus Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh yang positif dan signifikan;1)jiwa kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;2)pemahaman konsep kewirausahaan terhadap minat mahasiswa berwirausaha;3)pandangan tentang kesempatan kerja terhadap minat mahasiswa berwirausaha. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program studi Pendidikan Akuntansi dan pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Sampel penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Program Studi Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 yang berjumlah 127 (seratus dua puluh tujuh) orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli-Agustus 2011.

Untuk menguji hipotesis yang menyatakan jiwa kewirausahaan berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis korelasi produk moment. Untuk menguji hipotesis yang menyatakan pemahaman konsep kewirausahaan dan pandangan tentang kesempatan kerja berpengaruh terhadap minat mahasiswa berwirausaha digunakan analisis regresi ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:(1)variabel jiwa kewirausahaan memiliki pengaruh yang positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha(rhitung

=0,404;sig.=0,000<α0,05);(2)variabel pemahaman konsep kewirausahaan

memiliki pengaruh yang positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha (rhitung=0,298; sig.=0,001<α0,05);(3)variabel pandangan tentang kesempatan kerja

memiliki pengaruh yang positif terhadap minat mahasiswa berwirausaha (rhitung=0,244 sig.=0,006 <α0,05).


(11)

ABSTRACT

THE INTEREST OF STUDENTS IN ENTREPRENEURSHIP

PERCEIVED FROM THE SPIRIT OF ENTREPRENEURSHIP,

UNDERSTANDING THE CONCEPT OF

ENTREPRENEURSHIP,

AND VIEWS OF EMPLOYMENT OPPORTUNITIES

A Case Study of Accounting and Economics Students of Faculty of Education Department Sanata Dharma University Yogyakarta, 2008 Batch

Wenselinus Nong Kardinus Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012  

 

This study aims to determine whether there is a positive and significant effect of: 1)the spirit of student’s interest in entrepreneurship; 2)understanding the concept of entrepreneurship related to student’s interest in entrepreneurship; 3)views about employment opportunities related to the student’s interest in entrepreneurship. The population in this study were university students of Education Program in Accounting and Economics Department, Faculty of Education Sanata Dharma University, Yogyakarta. Samples of this study were 127 (one hundred twenty-seven) students of Accounting and Economics Department Faculty of Education, 2008 batch. The technique of taking samples was purposive sampling. The research was conducted in July-August 2011.

To test the hypothesis, product moment correlation analysis was applied to test whether the spirit of entrepreneurship influence the interest of students towards entrepreneurship. To test the hypothesis that understanding the concept of entrepreneurship and views on the employment effect on student’s interest in entrepreneurship, multiple regression analysis was applied.

The results show that: (1) variables of entrepreneurship spirit have a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.404;sig.=0.000 <

α0,05), (2) the understanding of the concept of entrepreneurship has a positive influence on student’s interest in entrepreneurship (racount=0.298; sig.= 0.001<α0, 05), (3) views on the employment opportunities have a positive influence on


(12)

ix 

 

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur yang sebesar-besarnya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas kelimpahan karunia dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program sarjana pada Pendidikan Akuntansi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.Penulisan skripsi ini tentunya melibatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan yang paling berharga ini, penulis ingin menyampaikan rasa syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang telah bersedia memberikan arahan dan bimbingan.

2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahan Sosial Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Laurentius Saptono, S.Pd., M.Si, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd, sebagai pembimbing skripsi yang dengan

penuh kesabaran dan setia membimbing, mengarahkan, memberi masukan dan mengoreksi skripsi ini hingga selesai.


(13)

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si, selaku pembimbing akademik yang telah mendampingi penulis selama menempuh tugas belajar di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

6. Seluruh dosen dan karyawan sekretariat Program Studi Pendidikan

Akuntansi yang telah memberikan dukungan dan bantuan selama penulis menyelesaikan studi di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

7. Pimpinan dan seluruh staf berserta karyawan perpustakaan kampus I

Mrican, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang telah bersedia melayani peminjaman buku-buku serta menyediakan fasilitas selama belajar hingga penyusunan skripsi ini selesai.

8. Dewan Pimpinan Umum dan Dewan Pimpinan Propinsi Indonesia

Kongregasi Frater-Frater BundaHati Kudus yang telah memberikan ijin studi dan dukungan dalam tugas belajar.

9. Pimpinan Komunitas St. Gregorius Malang, yang dengan rendah hati dan setia selalu memberi semangat dalam menyelesaikan tugas studi sampai pada penyelesaian skripsi ini.

10. Konfrater Komunitas St. Gregorius Malang dengan setia

memperhatikan dan mendukung melalui doa-doa, hidup persaudaraan setiap saat.

11. Seluruh anggota Kongregasi Frater Bunda Hati Kudus baik yang ada di Belanda, Afrika dan Indonesia yang telah memberikan dukungan melalui doa-doa setiap saat.


(14)

xi 

 

12. Kedua orang tua tercinta, dan adik-adik, sanak keluarga serta sahabat kenalan yang telah sudi memberikan semangat dan dukungan selama tugas studi hingga terselesainya skripsi ini.

13. Para Frater CMM Komunitas Provinsialat Mgr. Zwijsen Papringan

Yogyakarta yang telah memberikan dukungan, motivasi dan persaudaraan sehingga penulis terbantu untuk menyelesaikan skripsi dengan baik.

14. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan

2007 yang dengan inspirasinya masing-masing selalu memberi semangat dan dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung.

15. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu demi satu yang

turut mendukung dengan doa-doa hingga skripsi ini dapat terselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan atas kebaikan semua pihak, biarlah Tuhan membalas semuanya dengan kelimpahan Karunia dan Rahmat yang tak ada putusnya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu masih mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi tercapainya penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan siapa saja yang tertarik, untuk mengembangkan minat dalam bewirausaha dan bisa dijadikan sebagai referensi untuk penelitian selanjutnya.


(15)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACK ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 5

C. Rumusan Masalah Penelitian ... 6

D. Tujuan Penulisan ... 6

E. Manfaat Penulisan ... 7

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritik ... 8


(16)

xiii 

 

b. Pengaruh Minat Terhadap Kewirausahaan ... 10

2. Jiwa Kewirausahaan ... 12

a. Pengertian Jiwa Kewirausahaan ... 12

b. Pengaruh Jiwa Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha ... 19

3. Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 27

a. Pengertian Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 27

b. Pengaruh Pemahaman Konsep Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha ... 35

4. Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 44

a. Pengertian Kesempatan Kerja ... 44

b. Pengaruh Pandangan Kesempatan Kerja terhadap Minat Berwirausaha ... 47

B. Kerangka Berpikir ... 61

C. Hipotesis ... 66

BAB III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 67

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 67

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 68

D. Populasi dan Sampel ... 68

1. Populasi ... 68

2. Sampel ... 69

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 70

1. Pengertian Variabel ... 70

2. Jenis Variabel Penelitian ... 71


(17)

b. Variabel Terikat ... 71

3. Pengukuran Variabel ... 71

a. Variabel Minat ... 71

b. Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 72

c. Variabel Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 73

d. Variabel Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 74

F. Teknik Pengumpulan Data ... 75

G. Teknik Pengujian Instrumen ... 78

1. Uji Validitas ... 78

2. Uji Reliabilitas ... 82

H. Teknik Analisis Data ... 84

1. Pengujian Prasyarat ... 84

2. Pengujian Hipotesis ... 85

BAB IV. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 88

B. Analisis Data ... 104

C. Pengujian Hipotesis ... 108

D. Pembahasan ... 114

BAB V. PENUTUP A.Kesimpulan ... 136

B.Keterbatasan Penelitian ... 137

C.Saran ... 137


(18)

xv 

 

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1.Sampel ... 69

Tabel 3.2.Skala Likert Pengukuran Minat Berwirausaha ... 72

Tabel 3.3.Skala Likert Pengukuran Jiwa Kewirausahaan ... 72

Tabel 3.4.Skala Likert Pengukuran Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 73

Tabel 3.5.Skala Likert Pengukuran Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 74

Tabel 3.6.Kisi-kisi dan Kuesioner. ... 76

Tabel 3.7.Hasil Pengujian Validitas Variabel Minat Berwirausaha ... 80

Tabel 3.8.Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 80

Tabel 3.9.Hasil Pengujian Reliabilitas pada Minat Berwirausaha ... 82

Tabel 3.10.Hasil Pengujian Reliabilitas pada Jiwa Kewirausahaan ... 83

Tabel. 3.11. Interpretasi ... 83

Tabel.4.12. Minat Berwirausaha ... 89

Tabel 4.13. Minat Berwirausaha, Dimensi Rasa Tertarik Menjalankan Wirausaha ... 90

Tabel 4.14. Minat Berwirausaha pada Dimensi Berusaha Mewujudkan Keinginan Berwirausaha ... 91

Tabel 4.15.JiwaKewirausahaan ... 92

Tabel 4.16.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Percaya Diri ... 93

Tabel 4.17.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Berorientasi Tugas ... 94

Tabel 4.18.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Berorientasi Hasil ... 95

Tabel 4.19.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Keberanian Mengambil Resiko .. 96

Tabel 4.20.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Kepemimpinan ... 97


(19)

Tabel 4.22.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Kreativitas ... 99

Tabel 4.23.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Inovasi ... 100

Tabel 4.24.Jiwa Kewirausahaan Pada Dimensi Memiliki Tenaga Dalam ... 101

Tabel 4.25.Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 102

Tabel 4.26.Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 103

Tabel 4.27.Hasil Uji Normalitas ... 105

Tabel 4.28.Hasil Uji Linieritas Minat dan Jiwa Kewirausahaan ... 106

Tabel 4.29.HasilUji Linieritas Minat dan Pemahaman Konsep Kewirausahaan . 107 Tabel 4.30. Hasil Uji Linieritas Minat dan Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 107

Tabel 4.31.Hasil Pengujian Korelasi Produk Moment... 108

Tabel 4.32.Kriterianilai r ... 109

Tabel 4.33.Hasil Uji F-Regresi ... 110

Tabel 4.34.Hasil Uji f hitung dan f tabel ... 111

Tabel 4.35.Hasil Analisis Koefisien Determinasi Regresi ... 112


(20)

xvii 

 

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

A. LAMPIRAN 1

1. Surat Permohonan ... 143

2. Data Kuesioner ... 144

3. Daftar Nama Responden ... 152

B. LAMPIRAN 2 1. Data Induk Variabel Minat Berwirausaha ... 158

2. Data Induk Variabel Jiwa Kewirausahaan ... 161

3. Data Induk Variabel Pemahaman Konsep Kewirausahaan ... 169

4. Data Induk Variabel Pandangan Tentang Kesempatan Kerja ... 172

C. LAMPIRAN 3 1. Penilaian Acuan Patokan (PAP) II ... 177

D. LAMPIRAN 4 1. Uji Validitas Minat Berwirausaha ... 187

2. Uji Validitas Jiwa Kewirausahaan ... 188

3. Uji Reliabilitas Minat Berwirausaha ... 192

4. Uji Reliabilitas Jiwa Kewirausahaan ... 192

5. Uji Normalitas Minat-Jiwa ... 193

E. LAMPIRAN 5 1. Uji Hipotesis 1 (Product Moment) ... 195

2. Uji Hipotesis Regresi Berganda ... 200

3. Tabel Regresi ... 204


(21)

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini diuraikan latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang Masalah

Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang yang menganggur, karena peluang untuk mendapatkan kesempatan kerja semakin sempit atau sedikit, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Sebagai negara yang sedang berkembang, negara kita perlu membutuhkan lebih banyak lagi wirausahawan. Hal ini juga perlu didukung dengan pendidikan dan pembangunan disektor ekonomi. Namun yang terjadi, hampir seluruh sekolah masih didominasi oleh pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran yang konvensional. Mengapa hal itu dapat terjadi ? Di satu sisi institusi pendidikan dan masyarakat kurang mendukung pertumbuhan wirausahawan. Di sisi lain, banyak kebijakan pemerintah yang kurang mendorong semangat kerja masyarakaat.

Faktor lain penyebab kurangnya wirausahawan, muncul dari kalangan intelektual muda. Padahal mahasisawa dengan daya kreatifitas yang tinggi memiliki peluang untuk mengembangkan diri dalam dunia bisnis. Hal ini tampaknya masih belum disadari oleh banyak mahasiswa saat ini. Kepedulian


(22)

 

Kebanyakan mahasiswa hanya fokus dengan studi agar cepat lulus dan melamar sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau pegawai swasta, di nilai lebih utama ketimbang harus memulai usaha sendiri sambil kuliah. Anggapan selama ini

bahwa kampus sebagai sebuah incubator tempat melahirkan mahasiswa

intelektual nan kreatif, berjiwa kewirausahaan (entrepreneurship), masih jarang dijumpai sampai saat ini. Padahal, dengan menekuni dunia kerja sembari kuliah, bermakna ganda. Memberi keuntungan finansial sekaligus life skills.

Ironisnya, Perguruan Tinggi (PT), setiap tahun melahirkan sarjana pengangguran, kuantitasnya ribuan orang. Bila dikalkulasi, jumlah pengangguran yang notabene sarjana, dapat mencapai angka ratusan ribu. Wajar kiranya, jika timbul pandangan miring yang menganggap kampus hanya “sarang pengangguran” (intellectual unemployments). Ijazah pendidikan tinggi saat ini semakin sulit diandalkan sebagai modal mencari kerja. Hal itu tercermin dari kondisi pencari kerja disetiap daerah dan kota sebagian besar masih menganggur karena mencari pekerjaan adalah mereka yang mengantongi ijazah sarjana.

Mahasiswa berbisnis, tampaknya masih asing di telinga masyarakat. Termasuk bagi kalangan praktisi pendidikan dan menganggap mahasiswa berbisnis hanyalah menjadi “penghalang” dalam tradisi intelektual di kampus. Sebab selama ini, sosok mahasiswa masih dipahami secara lurus sebagai “siswa senior” yang bertugas belajar dikelas tidak lebih dan tidak kurang. Memang tidaklah salah persepsi tersebut. Hanya saja, ada sesuatu yang hilang dalam mereposisikan sosok yang bernama mahasiswa. Dunia mahasiswa, merupakan masa pergulatan batin antara dunia idealitas, obsesi, harapan, dan realitas.


(23)

Karakteristik mahasiswa yang berjiwa dinamis, kreatif, serta inovatif, menjadi gambaran mahasiswa idaman. Namun, realitas mengatakan lain. Banyak dijumpai, justru para mahasiswa/i menjadi anak manja, selalu menggantungkan hidup dari “kiriman” orang tuanya.

Sekian banyak sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan, di sisi lain ada juga sebagian dari mereka yang sudah mandiri sebelum menyelesaikan studi. Keberhasilan sebagian intelektual muda itu setidaknya menunjukkan bekal dan pengetahuan kewirausahaan di bangku kuliah tidak bisa dipandang sebelah mata.

Peranan perguruan tinggi dalam memotivasi lulusan sarjananya menjadi seorang wirausahawan muda sangat penting dalam menumbuhkan jumlah wirausahawan. Dengan meningkatnya wirausahawan dari kalangan sarjana akan mengurangi pertambahan jumlah pengangguran bahkan menambah jumlah lapangan pekerjaan. Universitas Sanata Dharma sebagai sebuah institusi pendidikan yang bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang trampil, berkompetensi, dan kreatif, turut campur tangan menyikapi keadaan lapangan pekerjaan yang semakin terbatas.

Untuk pengembangan sumber daya manusia dalam bidang

kewirausahaan (entrepreneurship) maka mahasiswa mendapat kesempatan untuk

mengembangkan akademik dan softskill melalui mata kuliah kewirausahaan. Hal ini seturut dalam rumusan visi dan misi universitas, yaitu bahwa pengembangan kaum muda salah satunya dengan cara membantu mahasiswa menjadi manusia yang utuh, kritis, dewasa, dan dapat berguna bagi masyarakat.


(24)

 

Selain peran perguruan tinggi, jiwa kewirausahaan merupakan salah satu faktor yang mampu mendukung minat mahasiswa untuk terjun dalam dunia wirausaha. Biasanya orang yang berjiwa wirausaha mempunyai ciri-ciri yang mampu mendukung minat seseorang untuk menjadi wirausahawan tangguh. Ciri yang pertama, yaitu percaya diri (self confident), merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Mahasiswa yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan. Ciri yang kedua, yaitu berorientasi tugas dan hasil. Mahasiswa yang memiliki jiwa wirausaha selalu mengutamakan nilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan, tekat kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Ciri yang ketiga, keberanian mengambil resiko. Mahasiswa yang ingin sukses menjadi wirausahawan harus menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Ciri keempat, kepemimpinan. Seorang mahasiswa yang ingin menjadi wirausahwan yang berhasil selalu memiliki sifat kepemimpinan, kepeloporan, dan keteladanan. Ciri kelima, berorientasi ke masa depan. Seorang mahasiswa yang berorientasi ke masa depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Ciri keenam, kreatifitas dan inovasi. Mahasiswa yang kreatif dan inovatif memiliki kemampuan mengembangkan ide-ide dan cara baru dalam memecahkan persoalan dan mencari peluang serta mampu menerapkannya.


(25)

Ciri ketujuh, memiliki tenaga dalam. Artinya bahwa seorang wirausahawan harus memiliki jiwa yang ulet, tabah, tekun, jujur, disiplin, tulus, ikhlas, sopan dan ramah.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti

minat mahasiswa berwirausaha dengan judul “Minat Mahasiswa Berwirausaha

di Tinjau dari Jiwa Kewirausahaan, Pemahaman Konsep Berwirausaha, serta Pandangan Tentang Kesempatan Kerja”. Dalam penelitian ini penulis melakukan studi kasus pada mahasiswa angkatan tahun akademik 2008 Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah mengikuti mata kuliah kewirausahaan.

B. Batasan Masalah  

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa menjadi wirausaha yang meliputi: jiwa kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan, pandangan tentang kesempatan kerja.

       


(26)

  C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan batasan masalah diatas dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Apakah jiwa kewirausahaan mempengaruhi minat mahasiswa

berwirausaha?

2. Apakah pemahaman konsep kewirausahaan mempengaruhi minat

mahasiswa berwirausaha?

3. Apakah pandangan tentang kesempatan kerja mempengaruhi

minat mahasiswa berwirausaha?

4. Apakah jiwa kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan,

dan pandangan tentang kesempatan kerja mempengaruhi minat mahasiswa berwirausaha ?

 

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Apakah ada pengaruh jiwa kewirausahaan dengan minat mahasiswa

berwirausaha.

2. Apakah ada pengaruh pemahaman tentang konsep kewirausahaan dengan

minat mahasiswa berwirausaha.

3. Apakah ada pengaruh kesempatan kerja dengan minat mahasiswa

berwirausaha.

4. Apakah jiwa kewirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan, dan

pandangan tentang kesempatan kerja mempengaruhi minat mahasiswa berwirausaha.


(27)

E. Manfaat Penulisan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini dapat memperluas pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat mahasiswa berwirausaha.

2. Bagi Program Studi

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk pengembangan kurikulum Program Studi.

3. Bagi Universitas

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi Universitas untuk membuat kebijakan pengembangan berwirausaha bagi calon lulusannya.

                   


(28)

  BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan tinjauan teoritik yakni: tentang minat; pengertian minat berwirausaha, faktor-faktor yang mempengaruhi minat, jiwa kewirausahaan; pengertian jiwa kewirausahaan, pengaruh jiwa kewirausahaan terhadap minat berwirausahaan, pemahaman konsep kewirausahaan; pengertian pemahaman konsep kewirausahaan, pengaruh pemahaman konsep kewirausahaan terhadap minat berwirausaha, pandangan kesempatan kerja; pengertian pandangan kesempatan kerja, pengaruh pandangan kesempatan kerja terhadap minat berwirausaha. Serta uraian kerangka berpikir dan hipotesis.

A. Tinjauan Teoritik 1. Minat

a. Pengertian Minat Berwirausaha

Apabila seseorang menaruh perhatian terhadap sesuatu, maka minat akan menjadi motif yang kuat untuk berhubungan secara lebih aktif dengan sesuatu yang menarik minatnya. Minat akan semakin bertambah jika disalurkan dalam suatu kegiatan. Keterikatan dengan kegiatan tersebut akan semakin menumbuh kembangkan minat. Sesuai pendapat yang dikemukakan Hurlock dalam bukunya Winkel, W.S.“bahwa semakin sering minat diekspresikan dalam kegiatan maka semakin kuatlah ia”. Minat dapat menjadi sebab terjadinya suatu kegiatan dan hasil yang akan diperoleh.


(29)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,1990. Departemen P&K; minat adalah kecenderungan hati yang tinggi, gairah dan keinginan terhadap sesuatu. Minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Dari pengertian ini maka minat adalah termasuk bagian dari faktor yang mempengaruhi suatu keberhasilan. Jika di tarik kesimpulan maka minat berwirausaha adalah usaha dan kemauan karena adanya motivasi untuk mempelajari, mencari dan berkeinginan menjadi wirausahawan. Kondisi yang mempengaruhi minat menjadi wirausahawan yakni ; status ekonomi, pendidikan, tempat tinggal. Berikut ini akan di jelaskan tentang kondisi-kondisi tersebut, antara lain; status ekonomi; apabila status ekonomi membaik, orang cenderung memperluas minat mereka untuk mencakup hal yang semula belum mampu mereka laksanakan. Sebaliknya kalau status ekonomi mengalami kemunduran karena tanggung jawab keluarga atau usaha kurang maju, maka orang cenderung untuk mempersempit minat mereka. Pendidikan; semakin tinggi dan semakin formal tingkat pendidikan yang dimiliki seseorang maka semakin besar pula kegiatan yang bersifat intelek yang dilakukan. Tempat tinggal; dimana orang tinggal banyak dipengaruhi oleh keinginan yang biasa mereka penuhi pada kehidupan sebelumnya masih dapat dilakukan atau tidak.


(30)

 

Winkel (1987:105) menyatakan“bahwa minat merupakan suatu kecenderungan subjek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi tertentu dan merasa senang untuk mempelajari materi itu”.

Adanya beberapa unsur pokok dalam pengertian minat, yaitu; adanya perhatian, daya dorong tiap-tiap individu dan kesenangan. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

Dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan tergantung dari bakat dan lingkungannya.

b. Pengaruh Minat Terhadap Kewirausahaan

Banyak faktor yang membentuk sikap seseorang terhadap minat berwirausaha. Baik itu faktor dari dalam diri pribadi maupun faktor dari luar. Salah satu faktornya yaitu adalah minat. Karena minat maka bagi sebagian besar orang merasa tertarik untuk menekuni profesi berwirausaha ini. Kesuksesan dalam berwirausaha diawali oleh sikap dan perilaku yang didasari oleh minat dalam sifat-sifat berwirausaha.

Pengaruh minat dapat menumbuhkan dan meningkatkan kewirausahaan seseorang. Semakin tinggi minat seseorang terhadap kerwirausahaan makin banyak peluang terbuka untuk membuka berwirausaha.


(31)

Dengan demikian terbuka peluang untuk mencapai tujuan yang dikehendaki sendiri. Sehingga meningkatkan kemampuan serta potensi secara penuh. Karena pengaruh minat seseorang sebagai individu mempunyai semangat, kemampuan dan pikiran untuk dapat meraih sukses. Pengaruh minat juga dapat mendorong seseorang untuk berani berwirausaha.

Pengaruh minat terhadap keiwrausahaan membuat seseorang mau dan mampu mencari dan menangkap peluang usaha yang menguntungkan serta melakukan apa saja yang perlu untuk memanfaatkannya. Memiliki dasar percaya dan sikap mandiri yang tinggi untuk berusaha mencari penghasilan demi keuntungan melalui usaha. Mau dan mampu bekerja keras dan tekun dalam menghasilkan barang dan jasa serta mencoba cara kerja lebih tepat dan efisien. Sehingga menjadi wirausaha yang baik dan andal.

Menjadi wirausaha tentu saja merupakan hak semua orang. Maka dalam upaya menumbuhkan minat berwirausaha serta mengembangkan semangat kewirausahaan perlu memiliki sikap inovatif, kreatif, dan bekerja efektif dan efisien. Karena hal ini sebagai faktor pendorong terwujudnya keberhasilan bagi seorang wirausaha. Faktor eksternal yang ikut berpengaruh, yaitu ; melalui pendidikan formal. Kini berbagai lembaga pendidikan, di perguruan tinggi menyajikan berbagai program atau paling tidak mata kuliah kewirausahaan. Melalui


(32)

seminar- 

dengan mengundang pakar dan praktisi kwirausahaan sehingga melalui media ini kita akan membangun jiwa kewirausahaan di diri kita.

Melalui pelatihan, berbagai simulasi usaha biasanya diberikan melalui pelatihan baik yang dilakukan dalam ruangan maupun di luar ruangan. Melalui pelatihan ini, keberanian dan ketanggapan terhadap dinamika perubahan lingkungan akan diuji dan selalu diperbaiki dan dikembangkan. Melalui otodidak, melalui berbagai media dapat menumbuhkan semangat berwirausaha, misalnya melalui biografi pengusaha sukses, media televisi, radio, majalah, koran, internet,dan berbagai media lain yang dapat diakses untuk menumbuhkan minat berwirausaha.

2. Jiwa Berwirausaha

a. Pengertian Jiwa Kewirausahaan

Jiwa kewirausahaan merupakan rasa percaya diri, ulet, disiplin, mandiri, optimis, memiliki jiwa kepemimpinan, antusiasme, berpikir positif, serta berani mengambil resiko dalam menjalankan dan mengelola suatu usaha.

Jiwa kewirausahaan ternyata sangat mempengaruhi minat seseorang untuk menjadi wirausahawan. Karakteristik yang telah dianugerahkan kepada kita tersebut merupakan semua karakteristik seorang entrepreneur.


(33)

Sesungguhnya semua manusia memiliki potensi untuk menjadi seorang

entrepreneur dan telah menjadi seorang entrepreneur dalam satu dan lain hal.

Semua kita adalah manusia kreatif yang selalu memandang ke depan, selalu mencari jawaban, selalu mencari cara baru untuk melakukan segala sesuatu dengan lebih benar dan lebih baik.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa minat untuk menjadi wirausahawan ternyata tidak dapat dipisahkan dari ciri-ciri sebagai manusia yang berkemauan keras, berkeyakinan kuat atas kemampuan pribadi, keberanian mengambil resiko, kejujuran dan tanggung jawab, ketahanan fisik dan mental, ketekunan dan keuletan dalam berusaha, pemikiran yang kreatif dan inovatif, dan berorientasi masa depan. Dengan kata lain, bahwa ciri-ciri yang terdapat pada manusia sesungguhnya merupakan ciri-ciri manusia atau seseorang yang memiliki jiwa kewirausahaan.

Jiwa adalah roh manusia yang ada di dalam tubuh dan menyebabkan hidup; nyawa, seluruh kehidupan batin manusia yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan, sesuatu yang utama dan menjadi sumber tenaga dan semangat, isi maksud yang sebenarnya, arti maksud yang tersirat dalam perkataan, perjanjian, daya hidup orang atau makhluk hidup lainnya.


(34)

 

Membentuk jiwa kewirausahaan dapat dilakukan secara internal

maupun eskternal. Jiwa kewirausahaan akan relative lebih mudah

dibentuk melalui pribadi masing-masing dari dalam.

Serta lebih efektif bila dilengkapi oleh kegiatan berinteraski dengan berbagai faktor dari luar. (Suherman Eman, 2008:09) Adapun cara membentuk jiwa wirausaha dapat dilakukan melalui ;

1) Mengetahui sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha.

2) Memahami sikap dan perilaku yang wajib dimiliki dan dilakukan

bila menjadi entrepreneur.

3) Mengerti apa yang harus dilaksankan untuk sukses dijalur ini. Jiwa kewirausahaan memiliki ciri-ciri adalah sebagai berikut :

1) Percaya diri (Self Confident). Kepercayaan diri merupakan suatu paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan. Dalam praktik, sikap dan kepercayaan ini merupakan sikap dan keyakinan untuk memulai, melakukan dan menyelesaikan suatu tugas atau pekerjaan yang dihadapi. Oleh karena itu kepercayaan diri memiliki nilai keyakinan, optimisme, individualitas, dan ketidaktergantungan. Seorang yang memiliki kepercayaan diri cenderung memiliki keyakinan akan kemampuannya untuk mencapai keberhasilan.

2) Berorientasi tugas dan hasil. Seseorang yang selalu mengutamakan tugas dan hasil, adalah orang yang selalu mengutamakan hilai-nilai motif berprestasi, berorientasi pada laba, ketekunan dan ketabahan,


(35)

tekad kerja keras, mempunyai dorongan kuat, energik, dan berinisiatif. Berinisiatif artinya selalu ingin mencari dan memulai. Untuk memulai diperlukan niat dan tekad yang kuat, serta karsa yang besar. Sekali sukses atau berprestasi, maka sukses berikutnya akan menyusul, sehingga usahanya semakin maju dan semakin berkembang.

3) Keberanian mengambil risiko. Kemauan dan kemampuan untuk

mengambil resiko merupakan salah satu nilai utama dalam kewirausahaan. Tindakan mengambil risiko merupakan bagian hakiki dari seorang wirausaha. Wirausaha yang tidak mau mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Wirausaha merupakan orang yang lebih menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan. Dengan demikian, keberanian untuk menanggung risiko yang menjadi nilai kewirausahaan adalah pengambilan risiko yang penuh dengan perhitungan dan realistik. Kepuasan yang besar diperoleh apabila berhasil dalam melaksanakan tugas-tugasnya secara realistik. Artinya, wirausaha menyukai tantangan yang sukar namun dapat dicapai. Wirausaha menghindari situasi risiko yang rendah karena tidak ada tantangan, dan menjauhi situasi risiko yang tinggi karena ingin berhasil. Jangan takut gagal. Seperti contohnya Thomas Alfa Edison berani mengambil resiko untuk gagal 9.998 kali dalam


(36)

 

Atas keberhasilan itu.“Apa kunci kesuksesan itu ? Ia menjawab ; Saya sukses karena kehabisan apa yang disebut kegagalan.” Penemuan yang dipatenkan tercatat sebanyak 1.093 buah. (Agung K.2010 ;76)

4) Kepemimpinan. Seorang wirausaha yang berhasil selalu memiliki

sifat kepemimpinan, kepeloporan, keteladanan. Ia selalu ingin tampil berbeda lebih dulu lebih menonjol. Dengan menggunakan kemampuan kreativitas dan keinovasiannya,ia selalu menampilkan barang dan jasa-jasa yang dihasilkannya dengan lebih cepat, lebih dulu dan segera berada di pasar. Seorang wirausaha yang memiliki usaha, perlu juga membutuhkan orang lain dalam pelaksanaannya. Karena itu dibutuhkan kepemimpinan yang baik. Hal ini berfungsi untuk mengarahkan orang yang dipimpin agar mau mewujudkan keinginannya. Maka belajarlah berpikir seperti seorang pemimpin yang baik. (Setya Wira 2010;55).

5) Berorientasi ke masa depan. Orang yang berorientasi ke masa

depan adalah orang yang memiliki perspektif dan pandangan ke masa depan. Karena ia memiliki pandangan yang jauh ke masa depan, maka selalu berusaha untuk berkarsa dan berkaya. Kuncinya pada kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda dengan yang sudah ada sekarang. Meskipun dengan risiko yang mungkin terjadi, ia tetap tabah untuk mencari peluang dan tantangan demi pembaharuan masa depan.


(37)

Pandangan yang jauh ke depan, membuat wirausaha tidak cepat puas dengan karsa dan karya yang sudah ada sekarang. Oleh sebab itu, ia selalu mempersiapkannya dengan mencari suatu peluang. 6) Kreativitas dan inovasi. Kreativitas adalah berpikir sesuatu yang

baru (thinking new things) dan keinovasian adalah melakukan

sesuatu yang baru (doing new things).

Kreativitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan mencari peluang. Orang yang berpikir besar dan mempunyai kekayaan yang besar, biasanya mempunyai cara berpikir yang kreatif. Karena dengan kreatifitaslah, permasalahan dapat diatasi dengan lebih baik. Kreatif dapat dilakukan dengan cara mengembangkan hal yang sudah ada menjadi lebih baik, lebih cepat, lebih nyaman. Hal-hal yang masuk dalam criteria kreatif biasanya mengandung hal-hal seperti kebaruan, keorisinalan, keunikan, hal-hal di luar kebiasaan, dll. Atas jasa dan kontribusi dari orang-orang yang kreatif di berbagai bidanglah yang membuat orang banyak mau memberikan uangnya kepada orang-orang tersebut sehingga menjadikannya kaya. Contohnya adalah Bill Gates yang menemukan hal-hal baru dalam dunia computer. Kolonel Sanders denga resep ayam goring Kentucky-nya yang dianggap orisinal. (Setya Wira 2010;51). Tips terbaik agar kreatif


(38)

 

Jika yakin dengan sesuatu dilakukan maka pikiran akan membantu dan melapangkan jalan cara mendapatkannya. Buanglah kata “tidak munngkin” tidak akan berhasil, pokoknya segala sesuatu yang yang berkonotasi destruktif harus dibunuh. (Agung K. 2010 ;76). Dalam dunia kewirausahaan, kreatifitas sangatlah penting untuk dimiliki agar tetap bisa bertahan dan maju dalam usaha dan pekerjaan. Keinovasian diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk mempertinggi dan meningkatkan taraf hidup. Oleh karena itu, kewirausahaan adalah “thinking and doing new things or old thinks in new ways” kewirausahaan adalah berpikir dan bertindak sesuatu yang baru atau berpikir sesuatu yang lama dengan cara-cara baru.

7) Memiliki tenaga dalam. Memiliki tenaga dalam artinya bahwa

seorang wirausaha harus memiliki keuletan, ketabahan, ketekunan, kejujuran, kedisiplinan, ketulusan, keikhlasan dan kesopanan, serta keramahan.

Menurut John J. Kao, (Suhardi Yusuf 2011;11) kewirausahaan dipandangnya sebagai sebuah usaha untuk menciptakan nilai tambah melalui pengenalan terhadap peluang bisnis, manajemen pengambilan resiko dan komunikasi. Sedangkan menurut Robert D. Hisrich, wirausaha adalah seseorang yang membawa sumber daya, pekerja, material dan asset lain menjadi suatu kombinasi yang membuat mereka memiliki nilai


(39)

yang lebih tinggi daripada sebelumnya, seorang wirausaha juga memperkenalkan perubahan dan inovasi.

b. Pengaruh Jiwa Kewirausahan Terhadap Minat Berwirausaha

Manusia diciptakan untuk mengelola bumi dengan segala isinya untuk kemuliaan Sang Pencipta. Untuk melaksanakan tugas tersebut, kepada manusia diberikan seperangkat anugerah yang luar biasa. Seperangkat anugerah tersebut antara lain adalah: akal budi, emosi, nurani, kemampuan berkehendak, kemampuan mengelola, kemampuan berkomunikasi, menghendaki kebenaran dan kesempurnaan, kreatif,

imajinatif, dan mampu menciptakan sesuatu. Semua ini adalah miniatur yang tidak sempurna dari karakter Sang Pencipta yang sempurna.

Tidakkah karakteristik yang telah dianugerahkan kepada kita tersebut

merupakan semua karakteristik seorang entrepreneur? Maka

sesungguhnya semua manusia memiliki potensi untuk menjadi seorang

entrepreneur dan telah menjadi seorang entrepreneur dalam satu dan lain hal. Semua kita adalah manusia kreatif yang selalu memandang ke depan, selalu mencari jawaban, selalu mencari cara baru untuk melakukan segala sesuatu dengan lebih benar dan lebih baik. Dalam bisnis, apapun bisa dibeli, kecuali semangat dan cita-cita yang kuat untuk memulai dan mengembangkan usaha.


(40)

 

Jika ingin sukses, maka tanamkan mentalitas wirausaha dalam kiwa, dan milikilah cita-cita yang kuat menjadi wirausahawan yang ulung dan tahan banting.

Seorang entrepreneur adalah seseorang yang bertindak,

mengambil tanggung jawab bagi sebuah bisnis dan bersedia menanggung risiko yang timbul karenanya.

Dan bukankah semua kita bertindak, mengambil tanggung jawab dan menghadapi risiko dalam hidup? Selalu ada kemungkinan gagal dalam semua hal yang kita lakukan, dalam permainan, dalam pendidikan, dalam persahabatan, dalam pernikahan, dalam pekerjaan, bahkan dalam hidup itu sendiri.

Tidak pernah ada keberhasilan yang pasti dalam bisnis maupun dalam hidup. Keterampilan seorang wirausahawan untuk mengkoordinasi armada kerja, menyusun berbagai sumber daya dan modal, juga merupakan keterampilan yang hadir dalam dunia kerja. Perbedaan persepsi akan intensitas risiko yang harus ditanggung antara seorang

wirausahawan dan seorang karyawan lebih karena kadar sense of

belonging dan sense of ownership yang berbeda. Sense of belonging, adalah perasaan bahwa seseorang diterima dan berarti bagi perusahaan, sehingga ia dapat mengidentifikasi dirinya sendiri sebagai bagian dari perusahaan tersebut. Sense ini terbentuk ketika seseorang berbagi sejarah dan nilai-nilai yang sama dengan perusahaannya, serta memiliki ikatan emosi dan pengaruh timbal-balik yang kuat.


(41)

Sehingga sense of belonging yang kuat membuat seseorang yakin, bahwa apa yang dilakukannya membawa pengaruh bagi perusahaan, dan apa yang dilakukan atau terjadi pada perusahaan akan mempengaruhi dirinya.

Sense of ownership, terjadi ketika seseorang menolak untuk play safe. Dengan semangat, antusiasme, dan tanggung-jawab mendedikasikan dirinya pada visi dan tujuan perusahaan. Pekerjaannya adalah hal yang penting baginya, dan merupakan hal yang sungguh-sungguh ingin ia kerjakan. Ia memiliki sikap dan moral kerja seorang pemilik perusahaan, jatuh-bangun perusahaan adalah pedih bahagia baginya. Ia tidak dikuasai oleh situasi, melainkan menguasai situasi.

Ia terbuka terhadap bantuan orang lain, tidak takut mendelegasikan tugas, bersedia mempelajari hal-hal baru, dan peka terhadap intuisi. Ia menjadi sumber inspirasi yang mempersiapkan orang lain untuk menjadi lebih baik. Ia bersyukur untuk apa yang dimilikinya, dan ini bukan melulu tentang materi, namun mengenai kontribusi, pencapaian, dan kepuasan.

Baik wirausahawan maupun karyawan dapat memiliki kedua unsur di atas dalam derajat yang berbeda-beda. Rendahnya kedua unsur tersebut dalam diri seseorang menjadikan ia wirausahawan atau karyawan yang tanggung. Sebaliknya wirausahawan dan karyawan mencapai aktualisasi diri ketika memiliki kedua unsur ini sepenuhnya. Perusahaan yang tidak memiliki orang-orang dengan derajat yang memadai dari kedua unsur ini hanya akan menjadi perusahaan yang


(42)

 

Perusahaan mencapai nilai terbaiknya ketika orang-orang didalamnya memiliki sense of belonging dan sense of ownership yang tinggi.

Seorang wirausaha adalah individu yang memiliki ciri dan watak serta jiwa untuk berprestasi lebih tinggi dari kebanyakan individu-individu yang lainnya. Setiap individu-individu mempunyai jiwa dan kepribadian. Bagi seorang entrepreneur, tentu harus berkepribadian dan mentalitas “entrepreneur” ini perlu dikembangkan dalam setiap individu. Minat berwirausaha tumbuh dari dalam jiwa orang-orang yang mempunyai mental entrepreneur. Perlu disadari bahwa setiap kesempatan bisa diraih oleh individu yang sudah punya ancang-ancang.

Dalam jiwa seorang entrepeneur ditanamkan sikap kerja keras dan

berlatih untuk selalu siap menerima ketika kesempatan itu datang.

Membentuk jiwa wirausaha dapat dilakukan secara internal maupun eksternal. Jiwa entrepreneur akan relative lebih mudah dibentuk melalui pribadi masing-masing dari dalam. Lebih efektif bila dilengkapi oleh kegiatan berinteraksi dengan berbagai faktor dari luar. Adapun cara membentuk jiwa kewirausaha dapat dilakukan melalui ; mengetahui sifat yang harus dimiliki oleh seorang wirausaha. Memahami sikap dan perilaku yang wajib dimiliki dan dilakukan bila menajdi entrepreneur. Mengerti apa yang harus dilaksanakan untuk sukses. Maka latihan melalui olah jiwa dalam setiap individu dengan berdoa dan bersyukur kepada Sang Maha Pencipta. Sehingga mempunyai persaan senang dan mencintai profesi tersebut terutama jika berminat menjadi wirausaha.


(43)

Dengan demikian entrepreneur menjadi panggilan jiwanya, yang dapat menyemangati dirinya dalam kondisi apapun dan situasi bagaimanapun.

Aspek mental berpengaruh langsung kepada prestasi seorang wirausahawan, karena yang menjadi pemicu pada umumnya adalah tantangan-tantangan yang harus dihadapi dalam bidang usaha itu sendiri. Kegagalan-kegagalan, kerugian-kerugian, tekanan dari pihak luar dan sebagaimananya merupakan sebagian kecil yang menjadi penyebab seorang wirausaha mengalami jatuh mental (mental break down).

Sekalipun seorang wirausahawan jatuh mentalnya secara penuh, ada harapan ia mengalami trauma, dan kemungkinan bisa saja ia tidak berkeinginan menjadi wirausaha. Hal ini perlu diwaspadai oleh seorang wirausahawan. Karena mental, adalah sesuatu yang kasat mata, abstrak dan terletak di dalam diri pribadi. Aspek ini agak lebih sulit di deteksi kapan terjadi degradasi (keburukan), rongrongan, pengikisan, dan lain sebagainya. Untuk mengantisipasi hal sedemikian, para wirausahawan perlu membekali diri dengan nilai-nilai sikap mental yang kuat yaitu ;

1) Untuk mempersiapkan diri menjadi figur usahawan ulet, adalah

dengan jalan belajar dan membuka wawasan tentang nilai-nilai yang dibutuhkan.

2) Melatih dan membiasakan diri untuk mempraktekkan apa yang

sudah dipelajari.


(44)

 

Dalam diri seorang wirausahawan ada banyak sifat-sifat yang menjiwai dirinya menjadi seorang usahawan seperti ; pemberani, pembuka jalan, pengambil resiko,dll. Untuk menjadi model baru bagi seorang wirausahawan sejati, perlu memiliki kekuatan batin untuk menempuh tujuan hidup dan menciptakan hidup yang penuh makna, bukan sekedar bisnis belaka. Adapun sifat-sifat yang menjiwai seorang wirausahwan sejati yaitu ;

1) Visioner; seorang wirausahawan yang sejati lebih merupakan

seorang yang visioner. Mempunyai wawasan yang luas akan hidup dan usaha yang ingin diciptakan dan dikembangkan.

2) Pencipta nasibnya sendiri; seorang wirausahawan mendapat

inspirasi dari sesuatu yang lebih luas daripada sekedar apa yang bisa ia usahakan. Menggali kekuatan batin yang terdalam (jiwanya sendiri) dan melangkah penuh percaya diri. Tetap bisa melangkah meski hambatan tampaknya mustahil dilalui. Dengan demikian, orang-orang yang tepat, tempat yang tepat dan kesempatan yang tepat bermunculan untuk menolong wirausahawan sejati meraih kesuksesannya.

3) Menarik perhatian; seorang wirausahawan memiliki impian.

Mempunyai keinginan dan tujuan yang jelas. Mendorong ide dan bisnis untuk melakukan sesuatu yang mungkin dan menarik perhatian. Setiap langkahnya mampu menjadi inspirasi bagi orang lain.


(45)

4) Meraih tujuan; seorang wirausahawan menciptakan usaha dari dalam diri sebagai perwujudan kesadaran jiwa. Mengerti apa yang penting untuk menyelaraskan keyakinan dari impian-impian untuk memenuhi tujuan hidup.

5) Inspirasional; seorang wirausahawan mengetahui pentingnya spirit team dan bagaimana membangkitkan inspirasi orang lain agar menjadi kreatif dan mampu mengekspresikan hidup yang penuh makna. Sikap melangkah maju dan berikrar untuk meraih apa yang diinginkan yaitu hidup penuh makna dan sejahtera.

Dari sifat inilah munculah kualitas-kualitas diri pribadi seorang wirausahawan. Kualitas ini hendaknya mampu menjiwa seorang wirausaha sehingga ia mempunyai minat untuk tetap berwirausaha. Kualitas itu antara lain sebagai berikut ;

1) Memiliki kemauan yang kuat untuk sukses; seorang wirausahawan

memiliki keinginan untuk sukses dalam mengembangkan usahanya. Menetapkan tujuan yang jelas dan selalu berkomitmen untuk mencapai tujuan tersebut meskipun ada rintangan menghadang.

2) Pandangan yang positif; seorang wirausana memiliki pandangan

yang positif terhadap diri orang lain dan memiliki kepribadian yang kuat dan tegas. Fokus dalam mencapai tujuan dan sangat percaya diri pada kemampuannya untuk mencapai tujuan usahanya.


(46)

 

3) Selalu memiliki ide dan inovasi baru; seorang wirausaha selalu

memiliki keinginan untuk melakukan sesuatu yang lebih baik. Selalu berpikir untuk menciptakan produk-produk baru atau meningkatkan layanan. Berpikir kreatif dan inovatif.

4) Terbuka terhadap perubahan (open mind); jika sesuatu berjalan dengan baik, seorang wirausaha cukup mudah untuk berubah. Bukan berarti tidak konsisten, tapi terbuka dengan ide-ide atau hal-hal baru. Seorang wirausaha paham bahwa untuk menjaga agar selalu unggul dalam usahanya. Maka hal yang dilakukan adalah terus berkembang dan berubah lebih baik seiring waktu. Selalu up to date terhadap teknologi terbaru atau metode baru serta selalu siap untuk berubah jika melihat kesempatan baru muncul.

5) Sikap Bersaing atau kompetisi; seorang wirausaha yang sukses

tidak takut menghadapi persaingan. Satu-satunya cara untuk mencapai tujuan dan agar unggul dalam sebuah usaha adalah siap bersaing dengan perusahaan yang lainnya.

6) Memiliki motivasi yang tinggi; seorang wirausahawan selalu

bergerak (take action) selalu berenergi, dan memiliki motivasi diri yang sangat tinggi.

7) Terbuka terhadap kritik; para wirausahawan adalah pioner dalam

usahanya, sehingga banyak orang mencibir bahwa mereka tidak bisa melakukan,saat mereka mengawali usahanya.


(47)

Wirausahawan akan menerima kritik yang konstruktif dan berguna untuk rencananya. Sebaliknya ia akan mengabaikan komentar-komentar yang pesimis. Jiwa seorang wirausahawan yang sejati adalah seorang yang memiliki “passion” (keinginan yang besar) dan memiliki dorongan yang kuat untuk sukses dan berhasil. Ia adalah pioner-pioner yang siap bersaing digaris terdepan. Siap ditertawakan, diejek, dikritik, diawal karena mereka dapat melihat jalan kesuksesan didepan mereka dan selalu

berusaha untuk mencapai apa yang diimpikan. Dalam pengaruh

jiwa kewirausahan terhadap minat berwirausaha, seorang wirausahawan hendaknya memiliki prinsip; berani mencoba, berani gagal, berani sukses, dan berani berbeda.

3. Pemahaman Konsep Kewirausahaan

a. Pengertian Pemahaman Konsep Kewirausahaan

Konsep merupakan abstraksi atau generalisasi suatu realita atau fenomena yang membutuhkan beberapa kata untuk menjelaskan agar dapat mengkomunikasikannya. Konsep juga merupakan dasar seluruh pemikiran dan komunikasi. Oleh karena itu keberhasilan dalam suatu penelitian tergantung pada penyusunan konsep yang jelas dan bagaimana orang lain mengerti dengan baik konsep yang digunakan.


(48)

 

yang mendasar untuk melahirkan gagasan-gagasan. Konsep merupakan hal yang penting untuk menghasilkan gagasan-gagasan dan merancang jalan ke masa depan. Jika tidak ada rutinitas, konsep sangatlah penting. Maka perlu mencoba memilih konsep di balik apa yang sedang dikatakan atau dicoba. Bisa memilih konsep, bisa membandingkan dan mengkontraskan konsep-konsep tersebut. Apakah konsep-konsep itu benar-benar berbeda dan manakah letak perbedaannya. Konsep akan selalu terlihat tidak jelas karena harus diterjemahkan ke dalam gagasan-gagasan spesifik sebelum bisa digunakan. Kita bisa menggunakan suatu konsep tanpa menyadari konsep yang kita gunakan.

Ada tipe-tipe konsep ; konsep bisnis, konsep nilai, konsep mekanisme, konsep operasi, dll. Ketika ada gagasan pasti ada konsep. Konsep tidak selalu utuh, tetapi konsep mengandung aspek penting dari apa yang dipikirkan atau dilakukan. Keterampilan berpikir dalam terminologi konsep hanya bisa diperoleh melalui pelatihan. Bagian dari pikiran, maka hendaknya dicatat dan melihat konsep-konsep yang digunakan diri sendiri maupun orang lain.(Bono de Edward 2005;111-123)

Dalam kaitan dengan konsep pemahaman kewirausahaan, konsep adalah suatu pemikiran yang secara khusus diciptakan untuk membangun sebuah teori, dalam hal ini yang dimaksud adalah kewirausahaan.

Istilah kewirausahaan (entrepreneurship) sudah tidak asing lagi saat ini. Kewirausahaan berasal dari kata wira dan usaha. Wira berarti


(49)

pejuang,pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung. Usaha adalah perbuatan amal, bekerja, dan berbuat sesuatu. Jadi wirausaha adalah pejuang atau pahlawan yang berbuat

sesuatu. Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah proses

mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.

Wirausaha secara historis sudah dikenal sejak diperkenalkan

oleh Richard Castillon pada tahun 1755. Di luar negeri, istilah

kewirausahaan telah dikenal sejak abad 16, sedangkan di Indonesia baru dikenal pada akhir abad 20. Pendidikan kewirausahaan mulai dirintis sejak 1950-an di beberapa negara seperti Eropa, Amerika, dan Kanada.

Bahkan sejak 1970-an banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan atau manajemen usaha kecil. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti adanya krisis ekonomi, pemahaman kewirausahaan baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan di segala lapisan masyarakat kewirausahaan menjadi berkembang. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausaha adalah orang yang pandai atau berbakat mengenai produksi baru, menentukan cara produksi baru, memasarkan, serta mengatur permodalan operasinya.


(50)

 

Keputusan Menteri Koperasi dan Pembinaan Pengusahan Kecil Nomor 961/KEP/M/XI/1995, disebutkan bahwa; wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan serta menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

Sedangkan menurut Raymond Kao, seorang pakar

kewirausahaan, (entrepreneur) adalah orang yang menciptakan

kemakmuran dan proses peningkatan nilai tambah melalui inkubasi gagasan, memadukan sumberdaya, dan membuat gagasan menjadi kenyataan. Sementara menurut Rhenald Kasali, (entrepreneur) adalah seseorang yang menyukai perubahan, melakukan berbagai temuan yang membedakan dirinya dengan orang lain, menciptakan nilai tambah dan memberikan manfaat bagi dirinya dan orang lain (Yopi Hendra & Deny Riana.2008:2-3). Menurut Suryana, dalam buku kewirausahaan dikatakan

bahwa kewirausahaan (entrepreneur) adalah kemampuan kreatif dan

inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju suskses. Kewirausahaan menurut Drucker (1959) adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan inovatif demi terciptanya peluang


(51)

(Suryana.2006:2). Secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Sementara itu, Zimmerer mengartikan kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan ( Kasmir.2006:16-17).

Wirausaha adalah orang yang mempunyai semangat, sikap, perilaku dan kemampuan kewirausahaan (http://revolsirait.com/definisi kewirausahaan).

Menurut Stoner,James; kewirausahaan adalah kemampuan mengambil faktor-faktor produksi, lahan kerja, tenaga kerja dan modal-menggunakannya untuk memproduksi barang atau jasa baru. Wirausahawan menyadari peluang yang tidak dilihat atau tidak dipedulikan oleh eksekutif bisnis lain. Wirausaha adalah orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan tindakan yang cepat dalam memastikan kesuksesan. Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha atau kegiatan yang mengarah pada upaya cara kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan keuntungan yang lebih besar.


(52)

 

Menurut Joseph Schumeter, (entrepreneur) atau wirausaha

adalah orang yang mendobrak system ekonomi yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru.

Dalam definisi ini ditekankan bahwa seorang wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut (http://revolsirait.com/definisi-kewirausahaan).

Secara konsep, kewirausahaan dilihat dari berbagai sudut pandang dan konteks, yaitu menurut pandangan ahli ekonomi; wirausaha adalah orang yang mengkombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan perlatan lain untuk meningkatkan nilai sehingga menjadi lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi, dan perbaikan produksi lainnya. Menurut pandangan ahli manajemen; wirausaha adalah seseorang yang memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi motivasi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha. Pandangan pelaku bisnis; Menurut Scarborough dan Zimmerer (Saefullah Asep,dkk 2010;9)

an entrepreneur is one who creates a new business in the face of risk and uncertainty fot the purpose of achieving profit and growth by identifying opportunities and assembling the necessary resources to capitalize on those opportunities.


(53)

Wirausaha adalah orang yang menciptakan suatu bisnis baru dalam menghadapi risiko dan ketidakpastian dengan maksud untuk memperoleh keuntungan dan pertumbuhan dengan mengenali peluang dan mengkombinasikan sumber-sumber daya yang diperlukan untuk memanfaatkan peluang tersebut.

Kewirausahaan adalah suatu konsep yang akan terus berkembang mengikuti perubahan perilaku para wirausahawan sebagaimana dipengaruhi oleh lingkungan ekonomi di sekitarnya. Kewirausahaan dapat dipandang sebagai suatu perilaku yang mencakup upaya-upaya seseorang dalam meraih kesempatan tanpa memandang seberapa besar sumber daya yang berada di bawah control orang tersebut (Ritonga,2007:156). Jadi secara menurut penulis pengertian kewirausahaan (entrepreneurship) diartikan sebagai sikap dan perilaku mandiri yang mampu menggabungkan unsur cipta, rasa dan karya, atau mampu menggabungkan unsur kreativitas, inovasi, tantangan, kerja keras dan kepuasan untuk mencapai prestasi maksimal.

Para wirausaha adalah orang-orang yang mempunyai kemampuan melihat dan menilai kesempatan-kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber-sumber daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan sukses. Menjadi seorang wirausaha berarti memadukan perwatakan pribadi, keuangan dan sumber-sumber daya di dalam usaha.


(54)

 

mengumpulkan sumber-sumber daya yang diperlukan dan bertindak untuk memperoleh keuntungan-keuntungan dari peluang itu. Dalam pembangunan perekonomian Indonesia saat ini, meskipun kontribusi ekonominya masih terbatas, ada jutaan orang yang menggeluti usaha mikro, kecil dan menengah. Mereka andalan perekonomian Indonesia. Usaha-usaha itu belum memiliki karyawan dalam jumlah besar, dipimpin seorang atau beberapa orang wirausaha. Mereka mandiri, tahan banting, fleksibel dalam bergerak, efisien karena dikerjakan dengan seluruh anggota keluarga, tidak bergantung pada utang, dan berbasiskan sumber daya lokal. Tidak semua orang yang berusaha itu adalah entrepreneur. Karena entrepreneur adalah seorang yang berusaha dengan keberanian dan kegigihan sehingga usahanya mengalami pertumbuhan. Ada orang yang memilih bekerja pada orang lain dan membuka usaha sendiri, tetapi mereka belum layak disebut entrepreneur. Kalau mereka hanya sekedar membuka warung, berusaha seadanya, sekedar untuk hidup, maka mereka hanyalah pedagang biasa.

Ciri-ciri mereka adalah usaha dan stagnant, tak ada perubahan dari waktu ke waktu, dan dikerjakan tanpa rencana kemajuan sama sekali. Seorang entrepreneur adalah seorang yang “moving forward”, maju terus kedepan. Usahanya tumbuhnya dari waktu ke waktu, dari satu kedai menjadi lima kedai, sepuluh, seratus, lalu seribu. Dari warung kecil menjadi usaha besar. Dari lima karyawan menjadi puluhan, ratusan, atau mungkin saja ribuan karyawan.


(55)

Salah satu karakter utama seorang wirausaha adalah persahabatan yang

kental dengan ketidakpastian (uncertainity). Artinya usahawan

menggeluti ketidakpastian dari hari ke hari.

b. Pengaruh Pemahaman Konsep Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha

Sebelum memaparkan teori kewirausahaan, terlebih dahulu mengulas pengertian “teori”. Kita biasanya menggunakan teori untuk menjelaskan sebuah fenomena. Fenomena yang akan dijelaskan disini

adalah kehadiran entrepreneurship yang mempunyai kontribusi besar

dalam pengembangan ekonomi. Teori tersebut terdiri dari konsep dan konstruksi.

Teori adalah “sekumpulan konstruksi (konsep), definisi, dan proposisi yang saling berhubungan” yang menunjukkan pandangan sistematis terhadap sebuah fenomena dengan merinci hubungan antar variabel dengan tujuan untuk menerangkan dan memprediksi fenomena. Ada beberapa teori yang menjelaskan dan memprediksi fenomena mengenai kewirausahaan.

Secara teoritis, perusahaan sebagai sebuah istilah teknologis, dimana manajemen (individu-individu) hanya mengetahui biaya dan penerimaan perusahaan dan sekedar melakukan kalkulasi matematis untuk menentukan nilai optimal dari variabel keputusan.


(56)

 

Jadi individu hanya bertindak sebagai “kalkulator pasif” yang

kontribusinya relatif kecil terhadap perusahaan.

Maka, dalam pendekatan teoritis tidak cukup mampu untuk menjelaskan isu mengenai kewirausahaan. Tapi sebagai titik awal masih bermanfaat juga.

Konsep perusahaan (the firm) yang dijelaskan dalam Neo Klasik masih mengakui juga keberadaan pihak manajemen atau individu-individu. Dan

individu inilah yang nantinya berperan sebagai entrepreneur atau

intrapreneur, yang akan dijelaskan pada teori-teori selanjutnya.

Dari sisi teori keseimbangan (equilibrium theory). Menurut teori ini, untuk mencapai keseimbangan diperlukan tindakan dan keputusan aktor (pelaku) ekonomi yang harus berulang-ulang dengan “cara yang sama” sampai mencapai keseimbangan.

Jadi kata kuncinya “berulang dengan cara yang sama”, yang disebut “situasi statis”, dan situasi tersebut tidak akan membawa perubahan. Artinya, orang-orang yang statis atau bertindak seperti kebanyakan orang tidak akan membawa perubahan. Schumpeter berupaya melakukan

investigasi terhadap dinamika di balik perubahan ekonomi yang diamatinya secara empiris.

Singkat cerita, akhirnya beliau menemukan unsur eksplanatory-nya yang

disebut “inovasi“. Aktor ekonomi yang membawa inovasi tersebut

disebut entrepeneur. Jadi entrepreneur adalah pelaku ekonomi yang akan membuat perubahan.


(57)

Masalah ekonomi sebetulnya mencakup mobilisasi sosial dari pengetahuan yang tersembunyi (belum diketahui umum) yang

terfragmentasi dan tersebar melalui interaksi dari kegiatan para

entrepreneur yang bersiang.

Ada dua konsep utama yang perlu kita perhatikan, yaitu pengetahuan tersembunyi artinya orang lain belum tahu, dan kewirausahaan. Intinya mobilisasi sosial dari pengetahuan tersebut terjadi melalui tindakan entrepreneur.

Seorang entrepreneur mengarahkan usahanya untuk mencapai

potensi keuntungan dan dengan demikian mereka mengetahui apa yang mungkin atau tidak mungkin mereka lakukan.

Artinya seorang entrepreneur itu harus selalu mengetahui pengetahuan atau informasi baru dimana orang banyak belum mengetahuinya. Pengetahuan atau informasi baru tersebut dimanfaatkan untuk memperoleh keuntungan. Dengan inovasi juga seorang wirausaha bisa mendapatkan pengetahuan, informasi, bahkan teknologi baru.

Penemuan pengetahuan tersembunyi merupakan proses perubahan yang berkelanjutan. Dan proses inilah yang merupakan titik awal dari pendekatan Austrian terhadap kewirausahaan. Ketika dunia dipenuhi ketidakpastian, proses tersebut kadang mengalami sukses dan

gagal. Namun seorang entrepreneur selalu berusaha memperbaiki


(58)

 

Jadi, jangan heran kalau orang tua atau guru-guru selalu mengatakan bahwa kegagalan itu adalah sukses yang tertunda, belajarlah dari kesalahan, atau “Hanya keledai lah yang terperosok dua kali”.

Kirzerian Entrepreneur, memakai pandangannya “human

action” dalam menganalisis peranan entrepreneurial (pengusaha). Sama

halnya dengan prinsip “the man behind the gun”, mengandung makna

yang sama dengan “knowing where to look knowledge”. Dengan

memanfaatkan pengetahuan yang superior inilah seorang entrepreneur

bisa menghasilkan keuntungan. Istilah kewirausahaan (entrepreneur) pertama kali diperkenalkan pada awal abad ke-18 oleh ekonom Perancis, Richard Cantillon. Menurutnya, entrepreneur adalah “agent who buys means of production at certain prices in order to combine them”.

Dalam waktu yang tidak terlalu lama, ekonom Perancis lainnya, yaitu Jean Baptista S. menambahkan definisi Cantillon dengan konsep

entrepreneur sebagai pemimpin. Saya menyatakan bahwa entrepreneur adalah seseorang yang membawa orang lain bersama-sama untuk membangun sebuah organ produktif. Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif.

Selain itu, seorang wirausahawan menjalankan peranan manajerial dalam kegiatannya, tetapi manajemen rutin pada operasi yang sedang berjalan tidak digolongkan sebagai kewirausahaan.


(59)

Seorang individu mungkin menunjukkan fungsi kewirausahaan ketika membentuk sebuah organisasi, tetapi selanjutnya menjalankan fungsi manajerial tanpa menjalankan fungsi kewirausahaannya. Jadi kewirausahaan bisa bersifat kondisional.

Di jaman global sekarang, adalah jamannya kewirausahaan. Para wirausahawan mengendalikan revolusi yang mentransformasi dan

memperbaharui perekonomian dunia. The new economy ditandai oleh

budaya kewirausahaan yang diaplikasi ke dalam aktivitas primer dan

pendukung. Entrepreneurship merupakan esensi dari usaha bebas

simetrik dan a-simetrik karena penciptaan dan kelahiran bisnis baru dalam industri yang telah ada dan industri baru memberi vitalitas bagi ekonomi pasar.

Secara harfiah kata usaha dalam istilah kewirausahaan, itu lebih bernotasi effort atau upaya, sehingga jangan dikonotasikan sebagai bisnis belaka. Jiwa dan semangat kewirausahaan tidak hanya harus dimiliki oleh para pengusaha (business-man) saja, melainkan sangat perlu dimiliki oleh profesi dan peran apa saja dalam berbagai fungsi yang berbeda, apakah itu profesi guru/dosen, murid/mahasiswa, dokter, tentara, polisi, dan sebagainya. Wirausaha cenderung memiliki sifat avonturisme atau selalu terdorong untuk melakukan hal-hal baru yang menantang dengan keyakinan yang dimilikinya. Yang menentukan apakah seseorang akan menjadi seorang wirausaha (entrepreneur) atau bukan adalah perbuatan


(60)

 

Bukan bawaan, bukan karena bakat, bukan karena sifat-sifatnya, melainkan karena tindakan. Seorang wirausahawan (entrepreneur) adalah seseorang yang memiliki visi dan intuisi yang realistis sekaligus seorang

implementator atau seorang pelaksana yang handal dalam usaha detail-detail yang diperlukan untuk mewujudkan visi pribadi maupun organisasinya.

Pertumbuhan kelompok wirausaha secara integral tidak terlepas dari lingkungan dimana kelompok-kelompok itu berada. Jika lingkungan kurang atau tidak mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok wirausaha, maka perkembangan kewirausahaan akan meniscaya. Wirausaha akan tumbuh jika lingkungan menghargai orang-orang yang kreatif dan menyediakan sarana dan prasarana agar kreativitas itu dapat memenuhi kebutuhan masyarakat lingkungan.

Secara ekonomik, seorang wirausaha adalah seorang yang berkemampuan mengkomparasi “sumberdaya” untuk menghasilkan suatu output. Kelompok wirausaha dapat memberikan multiplier effect bagi lingkungannya, karena seorang wirausaha senantiasa memberdayakan lingkungan dalam setiap aktivitas yang dilakukannya.

Untuk membentuk pemahaman dan konsep kewirausahaan merupakan merupakan pola pikir yang memberikan arah dalam tahapan atau langkah-langkah berwirausaha. Jadi pembentukan aspek penting penting untuk menjadi wirausaha dapat dilakuakan melalui pemahaman


(61)

terhadap makna kewirausaha, karakteristik kewirausaha, dan paradigma berwirausaha.

Menurut Soeharto Prawirokusumo (1997:4), dalam buku kewirausahaan (Saefullah, PO Abas Sunarya, Sudaryono 2010:2). Pemahaman dan pendidikan kewirausahaan diajarkan sebagai suatu disiplin ilmu tersendiri yang independen. Alasanya karena, pertama; kewirasuahaan berisi bidang pengetahuan yang utuh dan nyata, yang mana terdapat teori, konsep, dan metode ilmiah yang lengkap. Kedua ; kewirausahaan memiliki dua konsep, yaitu ; posisi permulaan dan didikan manajemen umum yang memisahkan antara manajemen serta kepemilikan usaha. Ketiga; kewirausahaan merupakan disiplin ilmu yang memiliki obyek tersendiri yaitu ; kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Keempat; kewirausahaan merupakan alat untuk menciptakan pemerataan untuk dan pendapatan atau kesejahteraan rakyat yang adil dan makmur. Kewirausahaan telah di jadikan kompetensi inti guna menciptakan perubahan, pembaruan, dan kemajuan. Kewirausahaan digunakan sebagai bisnis jangka pajang dan kehidupan secara umum. Melalui proses kreatif dan inovasi, wirausaha menciptakan nilai tambah atas barang atau jasa.

Dalam pemahaman konsep kewirausahaan terhadap minat berwirausaha, secara lebih jauh ada faktor yang menjadi kunci keberhasilan wirausahawan dalam membina dan mempertahankan


(62)

 

Faktor intelijensi merupakan unsur kecerdasan yang berkaitan dengan pemahaman konsep, hubunganya adalah untuk memungkinkan orang meningkatkan pengetahuan serta keahlian. Motivasi menciptakan dorongan yang menggebu dalam mencapai suatu tujuan. Sedangkan proaktivitas selalu menuntun manusia dominan terhadap dirinya sendiri, tanpa goyah karena pengaruh rekanan dari orang lain atau pun dari lingkungan. Pada pemahaman konsep kewirausahaan ini, seorang wirausahawan perlu memiliki intelijensi, karena dengan itu ia bisa mempelajari berbagai ilmu pengetahuan dan keahllian yang ada pada gilirannya nanti akan sangat membantu kiprahnya didunia usaha. Intelijensi dapat dilatih, dipelajari, karena manusia akan semakin cerdas bila otaknya semakin sering dipergunakan untuk berpikir.

Seorang wirausaha berpikir untuk mengatur strategi bisnis, mencari terobosan-terobosan, memecahkan masalah-masalah.

Maka seorang wirausahawan tetap konsisten belajar, mencari dan menambah ilmunya disegala disiplin ilmu agar bisa membuat dirinya dan usahanya menjadi kuat serta memiliki kesadaran teknologi (tecnology awareness) dan inovatif dalam menciptakan produk-produk baru.

Dari berbagai konsep yang dikemukakan diatas, ada beberapa hakikat penting kewirausahaan yaitu ; pertama, kewirausahaan adalah nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan hasil bisnis.


(63)

Kedua, kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Ketiga, kewirausahaan adalah proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan atau usaha. Keempat, kewirausahaan adalah nilai yang diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha. Kelima, kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan bermanfaat serta bernilai lebih. Keenam, kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan, menhasilkan barang dan jasa sehingga lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Ketujuh, kewirausahaan adalah proses atas penciptaan tambahan kekayaan.

Kekayaan diciptakan oleh individu yang berani mengambil risiko dengan syarat-syarat kewajaran, waktu dan komitmen karier atau penyediaan nilai untuk berbagai barang dan jasa.


(64)

  4. Pandangan Tentang Kesempatan Kerja

a. Pengertian Kesempatan Kerja

Pada mulanya dunia pekerjaan menggunakan tenaga kerja manusia pada berbagai jenis dan tingkat pekerjaan. Pada saat itu manusia tidak banyak mengalami kesulitan di dalam dunia usaha mendapatkan pekerjaan. Bahakan lapangan kerja mengalami kesulitan dalam usaha memperoleh tenaga kerja. Dengan adanya berbagai macam kesulitan serta alasan-alasan ekonomis, maka para penguasa lapangan kerja kemudian cenderung berpikir ekonomis. Terdorong oleh pemikiran ekonomis tersebut, manusia mulai menggunakan tenaga teknis mesin dan perlengkapan modern. Dalam hal ini peranan manusia adalah menjaga dan mengawasi kerja mesin atau perlengkapan modern tersebut.

Dalam perkembangan selanjutnya, manusia menggunakan peralatan komputer yang serba elektronis dan otomatis. Hal ini membuka jalan baru bagi prestasi manusia serta kepegawaian. Usaha-usaha produksi serta usaha-usaha pemecahan masalah dapat berlangsung secara lebih hemat dan cepat.

Dengan penggunaan tenaga mesin dan peralatan modern diberbagai bidang usaha, maka lapangan kerja menjadi semakin menyempit. Lapangan kerja menggunakan tenaga kerja manusia semakin hari semakin terbatas pada bidang-bidang produksi semakin memperkecil kemungkinan penampungan tenaga kerja manusia.


(65)

Semakin menyempitnya lapangan pekerjaan manusia dibarengi lagi dengan tuntutan-tuntutan baru bagi para pekerja dan pejabat bidang usaha jasa. Spesialisasi dalam profesi-profesi pun bertambah terus dan manusia semakin membutuhkan persiapan karir untuk memegang jabatan-jabatan.

Keadaan tersebut diatas ini telah mengurangi kesempatan kerja bagi manusia. Kondisi lapangan kerja tersebut berpengaruh besar terhadap kemungkinan bertambahnya jumlah pengangguran. Siapakah yang akan terus mampu mengatasi pengangguran yang semakin meningkat? Masalah-masalah ini akan menjadi beban bagi keluarga-keluarga, masyarakat, sekolah, dan pemerintah. Meskipun demikian, dengan jalan apakah mereka dapat mengatasi dan membendung pertambahan jumlah para penganggur ini ? Salah satu jawaban terhadap masalah ini yaitu perlu adanya pemikiran kearah perwujudan peranan-peranan yang lebih efektif dari pada institusi-institusi tersebut diatas dalam rangka membangun manusia wiraswasta. Mereka hendaknya mencari jalan keluar untuk bukan saja mengatasi pengangguran yang sudah ada dikalangan orang dewasa dan remaja, melainkan yang terlebih penting adalah menghindari atau mencegah bertumbuhnya manusia-manusia pengangguran.

Berusaha untuk setidak-tidaknya memperkecil jumlah pengangguran di dalam masyarakat kita pada masa-masa mendatang.


(66)

 

Lapangan pekerjaan manusia semakin menyempit, sedangkan jumlah manusia yang ingin mengisi lapangan pekerjaan semakin menyempit.

Barangkali lapangan pekerjaan saja yang diusahakan untuk diperluas. Karena masyarakat membutuhkan pembangunan dengan munculnya berbagai macam proyek pembangunan. Suatu hal yang tidak boleh kita lupakan adalah, bahwa perluasan lapangan kerja itu perlu dibarengi dengan penyiapan manusia-manusia pengisi lapangan kerja baru, atau penyiapan manusia-manusia produktif yang dapat menciptakan sendiri lapangan pekerjaan bagi diri sendiri atau bagi orang lain. Pandangan tentang kesempatan kerja akan mempengaruhi dan ikut menentukan sikap seseorang terhadap kewirausahaan. Kebanyakan wirausaha mempunyai tujuan-tujuan dan pengharapan-pengharapan tertentu.

Menjadi seorang wirausaha lebih daripada sebuah pekerjaan atau karier. Berwirausaha adalah suatu gaya hidup dan prinsip-prinsip tertentu akan mempengaruhi strategi pekerjaan. Bersifatlah fleksibel,

imaginatif, mampu merencanakan, mengambil resiko, mengambil keputusan-keputusan dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan. Hendaklah bersedia bekerja dalam keadaan konflik, perubahan, dan keragu-raguan. Hal ini berarti bahwa perlu menganalisis diri sendiri dalam hubungan dengan lingkungan tempat bekerja.

Seorang wirausaha perlu menyusun prioritas dalam sasaran-sasaran karier atau pekerjaan, dan hasil-hasil yang diinginkan harus


(67)

berkaitan dengan tujuan-tujuan yang dapat diukur dan berarti. Sasaran-sasaran haruslah bersifat menantang, dan memberi motivasi kepada diri untuk belajar dan berkembang dalam pekerjaan atau karier.

Dalam makna menjadi seorang wirausaha yaitu bahwa seorang wirausaha bisa menawarkan sesuatu yang berguna bagi orang lain. Semakin besar kebutuhan orang akan produk atau jasa dari seorang wirausaha, semakin besar imbalannya. Jika seorang wirausaha bekerja untuk meningkatkan tingkat hidup orang lain dan memperbaiki kehidupan mereka, ia akan melayani kebutuhan-kebutuhan masyarakat. (Meredith G. Geoffery 1992 ; 9).

b. Pengaruh Pandangan Kesempatan Kerja Terhadap Minat Berwirausaha

Orang yang bekerja dapat dikategorikan dalam dua jenis menurut kepemilikan usaha, yaitu orang yang bekerja dalam usaha yang dimilikinya sendiri dan orang yang menjadi karyawan atau dipekerjakan oleh pemilik usaha untuk mengelola usahanya. Kemudian apa yang mendorong orang untuk berusaha sendiri atau memilih menjadi karyawan orang lain? Pada dasarnya setiap orang mampu dan bisa bekerja sendiri termasuk menciptakan lapangan kerja sendiri. Namun dalam kenyataannya hal tersebut perlu perjuangan yang berat dan tidak semua orang mau melakukan perjuangan tersebut. Ada cara praktis yaitu dengan


(1)

/PLOT FIT. Resources Processor Time 00:00:00.265

Elapsed Time 00:00:00.281

Use From First observation

To Last observation

Predict From

First Observation following the use period

To Last observation

Time Series Settings (TSET)

Amount of Output PRINT = DEFAULT Saving New Variables NEWVAR = NONE

Maximum Number of Lags in Autocorrelation or Partial Autocorrelation

Plots

MXAUTO = 16 Maximum Number of

Lags Per Cross-Correlation Plots

MXCROSS = 7 Maximum Number of

New Variables Generated Per Procedure

MXNEWVAR = 60 Maximum Number of

New Cases Per Procedure

MXPREDICT = 1000 Treatment of

User-Missing Values MISSING = EXCLUDE Confidence Interval

Percentage Value CIN = 95 Tolerance for Entering

Variables in Regression Equations

TOLER = .0001 Maximum Iterative

Parameter Change CNVERGE = .001 Method of Calculating

Std. Errors for Autocorrelations

ACFSE = IND Length of Seasonal

Period Unspecified Variable Whose Values

Label Observations in Plots

Unspecified Equations Include CONSTANT


(2)

 

[DataSet1] F:\Olda Kardi\Regresi.sav

Model Description

Model Name MOD_2

Dependent Variable 1 Minat

Equation

1 Linear

2 Logarithmic

3 Inverse 4 Quadratic

5 Compounda

6 Powera

7 Growtha

8 Exponentiala

Independent Variable PKK

Constant Included

Variable Whose Values Label Observations in Plots Unspecified

Tolerance for Entering Terms in Equations .0001

a. The model requires all non-missing values to be positive.

Case Processing Summary N

Total Cases 127

Excluded Casesa 0

Forecasted Cases 0

Newly Created Cases 0

a. Cases with a missing value in any variable are excluded from the analysis.


(3)

Variable Processing Summary

Variables

Dependent Independent

Minat PKK

Number of Positive Values 127 127

Number of Zeros 0 0

Number of Negative Values 0 0 Number of Missing

Values

User-Missing 0 0 System-Missing 0 0

Model Summary and Parameter Estimates

Dependent Variable:Minat

Equation Model Summary Parameter Estimates

R Square F df1 df2 Sig. Constant b1 b2 Linear .137 19.830 1 125 .000 23.569 .307 Logarithmic .141 20.472 1 125 .000 -15.573 13.937 Inverse .142 20.727 1 125 .000 51.260 -615.064

Quadratic .145 10.496 2 124 .000 3.068 1.220 -.010 Compound .135 19.466 1 125 .000 25.541 1.008

Power .139 20.222 1 125 .000 8.843 .377 Growth .135 19.466 1 125 .000 3.240 .008 Exponential .135 19.466 1 125 .000 25.541 .008 The independent variable is PKK.


(4)

   


(5)

Tabel Nilai r Produk Moment

N R N r N r N R N r N r 1 0.997 41 0.301 81 0.216 121 0.177 161 0.154 201 0.138 2 0.95 42 0.297 82 0.215 122 0.176 162 0.153 202 0.137 3 0.878 43 0.294 83 0.213 123 0.176 163 0.153 203 0.137 4 0.811 44 0.291 84 0.212 124 0.175 164 0.152 204 0.137 5 0.754 45 0.288 85 0.211 125 0.174 165 0.152 205 0.136 6 0.707 46 0.285 86 0.21 126 0.174 166 0.151 206 0.136 7 0.666 47 0.282 87 0.208 127 0.173 167 0.151 207 0.136 8 0.632 48 0.279 88 0.207 128 0.172 168 0.151 208 0.135 9 0.602 49 0.276 89 0.206 129 0.172 169 0.15 209 0.135 10 0.576 50 0.273 90 0.205 130 0.171 170 0.15 210 0.135 11 0.553 51 0.271 91 0.204 131 0.17 171 0.149 211 0.134 12 0.532 52 0.268 92 0.203 132 0.17 172 0.149 212 0.134 13 0.514 53 0.266 93 0.202 133 0.169 173 0.148 213 0.134 14 0.497 54 0.263 94 0.201 134 0.168 174 0.148 214 0.134 15 0.482 55 0.261 95 0.2 135 0.168 175 0.148 215 0.133 16 0.468 56 0.259 96 0.199 136 0.167 176 0.147 216 0.133 17 0.456 57 0.256 97 0.198 137 0.167 177 0.147 217 0.133 18 0.444 58 0.254 98 0.197 138 0.166 178 0.146 218 0.132 19 0.433 59 0.252 99 0.196 139 0.165 179 0.146 219 0.132 20 0.423 60 0.25 100 0.195 140 0.165 180 0.146 220 0.132 21 0.413 61 0.248 101 0.194 141 0.164 181 0.145 221 0.131 22 0.404 62 0.246 102 0.193 142 0.164 182 0.145 222 0.131 23 0.396 63 0.244 103 0.192 143 0.163 183 0.144 223 0.131 24 0.388 64 0.242 104 0.191 144 0.163 184 0.144 224 0.131 25 0.381 65 0.24 105 0.19 145 0.162 185 0.144 225 0.13


(6)

26 0.374 66 0.239 106 0.189 146 0.161 186 0.143 226 0.13 27 0.367 67 0.237 107 0.188 147 0.161 187 0.143 227 0.13 28 0.361 68 0.235 108 0.187 148 0.16 188 0.142 228 0.129 29 0.355 69 0.234 109 0.187 149 0.16 189 0.142 229 0.129 30 0.349 70 0.232 110 0.186 150 0.159 190 0.142 230 0.129 31 0.344 71 0.23 111 0.185 151 0.159 191 0.141 231 0.129 32 0.339 72 0.229 112 0.184 152 0.158 192 0.141 232 0.128 33 0.334 73 0.227 113 0.183 153 0.158 193 0.141 233 0.128 34 0.329 74 0.226 114 0.182 154 0.157 194 0.14 234 0.128 35 0.325 75 0.224 115 0.182 155 0.157 195 0.14 235 0.127 36 0.32 76 0.223 116 0.181 156 0.156 196 0.139 236 0.127 37 0.316 77 0.221 117 0.18 157 0.156 197 0.139 237 0.127 38 0.312 78 0.22 118 0.179 158 0.155 198 0.139 238 0.127 39 0.308 79 0.219 119 0.179 159 0.155 199 0.138 239 0.126 40 0.304 80 0.217 120 0.178 160 0.154 200 0.138 240 0.126


Dokumen yang terkait

HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DITINJAU DARI CARA MENGAJAR DOSEN DAN MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PADA Hasil Belajar Kewirausahaan Ditinjau Dari Cara Mengajar Dosen Dan Minat Berwirausaha Mahasiswa Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan

0 4 11

HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN DITINJAU DARI CARA MENGAJAR DOSEN DAN MINAT BERWIRAUSAHA MAHASISWA PADA MAHASISWA Hasil Belajar Kewirausahaan Ditinjau Dari Cara Mengajar Dosen Dan Minat Berwirausaha Mahasiswa Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Fakultas Keg

0 5 19

MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI MOTIVASI DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Motivasi Dan Sikap Kewirausahaan Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Unive

0 2 20

MINAT BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI MOTIVASI DAN SIKAP KEWIRAUSAHAAN PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI Minat Berwirausaha Ditinjau Dari Motivasi Dan Sikap Kewirausahaan Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Unive

0 1 17

Hubungan kompetensi mahasiswa untuk mata kuliah kewirausahaan dan jiwa berwirausaha dengan minat berwirausaha mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Bkk Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

1 4 129

Minat berwirausaha di tinjau dari jiwa kewirausahaan, program studi dan latihan berwirausaha : studi kasus mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

0 2 156

Pengaruh jiwa berwirausaha dan latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma.

0 6 153

Jiwa kewirausahaan mahasiswa Universitas Sanata Dharma ditinjau dari kultur keluarga, program studi, dan jenis pekerjaan orang tua : studi kasus pada mahasiswa Universitas Sanata Dharma.

0 0 144

MINAT MAHASISWA BERWIRAUSAHA DITINJAU DARI FAKTOR JIWA KEWIRAUSAHAAN, PEMAHAMAN KONSEP KEWIRAUSAHAAN, DAN PANDANGAN TENTANG KESEMPATAN KERJA

0 0 231

Pengaruh jiwa berwirausaha dan latihan berwirausaha terhadap minat berwirausaha mahasiswa : studi kasus pada mahasiswa Program Studi Pendidikan Akuntansi dan Pendidikan Ekonomi angkatan 2008 Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 0 151