melihat dan meninjau kembali sejauh mana keefektifan bahasa slang sebagai bahasa yang digunakan dalam bahasa percakapan suatu kelompok tertentu.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah tingkat kesantunan tuturan bahasa slang di kalangan
kelompok-kelompok pesepeda di Yogyakarta? 2.
Bagaimanakah efektivitas penggunaan bahasa slang sebagai bahasa percakapan?
C. Tujuan Penelitian
1. Ingin mendeskripsikan tingkat kesantunan tuturan bahasa slang dalam
komunitas pesepeda di Yogyakarta. 2.
Ingin mendeskripsikan efektivitas penggunaan bahasa slang sebagai bahasa percakapan dalam komunitas sepeda Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memberikan hasil dan manfaat bagi pihak-pihak terkait, antara lain sebagai berikut.
1. Penelitian ini memberikan sumbangan tersendiri bagi dunia penelitian
bahasa, khususnya pragmatik di Prodi PBSID.
2. Berbagai landasan teori yang dipakai dalam penelitian ini dapat
menambah wawasan pembaca tentang tindak tutur, khususnya kesantunan saat bertindak tutur dengan mitra tutur.
3. Penelitian ini mengajak pembaca mengerti akan penanda apa saja yang
membuat tuturan menjadi santun saat ada komunikasi dari penutur dan mitra tutur.
4. Dengan mengetahui kesantunan berbahasa, masyarakat menjadi mengerti
akan bahasa yang digunakan sebagai bahasa percakapan dan alat komunikasi dalam kehidupannya.
5. Penelitian ini diharapkan menjadi temuan yang dapat memperlancar
komunikasi dengan santun antara penutur dan mitra tutur.
E. Batasan Istilah
Pembahasan dalam penelitin ini tentunya hanya mencakup beberapa hal saja, maka dari itu penulis mencantumkan batasan istilah yang
dipakai supaya pembahasan yang ada di dalamnya tidak melebar terlalu jauh dan dapat dimengerti oleh pembacanya.
1. Slang
Kamus Besar Bahasa Indonesia Daring mendefinisikan slang sebagai ragam bahasa tidak resmi dan tidak baku yang sifatnya musiman, dipakai
oleh kaum remaja atau kelompok sosial tertentu untuk komunikasi intern dengan maksud agar yang bukan anggota kelompok tidak mengerti. Pei
Gaynor dalam Alwasilah, 1985:57 mengatakan bahwa slang merupakan
suatu bentuk bahasa dalam pemakaian umum, dibuat dengan adaptasi yang populer dan pengulasan makna dari kata-kata yang ada dan dengan
menyusun kata-kata baru tanpa memperhatikan standar-standar skolastik dan kaidah-kaidah linguistik dalam pembentukan kata-kata pada
umumnya terbatas pada kelompok-kelompok sosial atau kelompok tertentu.
2. Kesantunan
KBBI Daring mendefinisikan santun sebagai halus dan baik budi bahasanya, tingkah lakunya. Fraser Gunarwan, 1994:88 mengartikan
kesantunan sebagai property yang diasosiasikan dengan ujaran dan di dalam hal ini menurut pendapat si pendengar, si penutur tidak melampaui
hak-haknya atau tidak mengingkari memenuhi kewajibannya. Dari definisi tersebut kita mengetahui bahwa yang mengukur seberapa
santunnya tuturan adalah orang lain, bukan penuturnya. 3.
Diksi Istilah pilihan kata atau diksi bukan saja dipergunakan untuk menyatakan
kata-kata mana yang dipakai untuk mengungkapkan suatu ide atau gagasan, tetapi juga meliputi persoalan fraseologi, gaya bahasa dan
ungkapan Keraf, 1981:22. Jadi, tuturan yang terucap, sebenarnya sudah tersusun dan telah dipilih untuk menyatakan suatu maksud tertentu
kepada orang lain.
4. Gaya Bahasa
Gaya bahasa dikenal dengan sebutan style. Style tersebut kemudian berubah menjadi kemampuan dan keahlian untuk menulis atau
mempergunakan kata-kata secara indah Keraf, 1981:112. Gaya bahasa penting digunakan karena gaya bahasa diibaratkan sebagai bumbu yang
menambah rasa dalam bahasa yang kita gunakan.
F. Ruang Lingkup Penelitian