Kelainan pada Sistem Saraf

Bab 8 – Sistem Regulasi

221 Tabel 8.1 Fungsi Saraf Simpatik dan Saraf Parasimpatik Bagian Tubuh yang Dipengaruhi Fungsi Saraf Simpatik Fungsi Saraf Parasimpatik Jantung Mempercepat denyut jantung Memperlambat denyut jantung Pupil Memperlebar pupil Memperkecil pupil Pencernaan Makanan Memperlambat proses pencernaan Mempercepat proses pencernaan Bronkus Memperkecil bronkus Memperbesar bronkus Arteri Memperkecil diameter pembuluh Memperbesar diameter pembuluh Kantung kemih Mengembangkan kantung kemih Mengerutkan kantung kemih

5. Kelainan pada Sistem Saraf

Kelainan pada sistem saraf dapat terjadi karena adanya kerusakan pada sistem saraf akibat luka, penggunaan obat-obatan, atau kerusakan yang bersifat genetik. Berikut ini dijelaskan beberapa jenis kelainan pada sistem saraf yang sering dijumpai. a. Parkinson Penyebab penyakit ini adalah ketidak- seimbangan kimia dalam sistem saraf. Parkinson diperkirakan bersifat genetik dan dapat pula disebabkan oleh pukulan keras pada kepala. Penyakit ini umumnya diderita oleh orang yang berusia di atas 60 tahun. Tetapi belakangan ini banyak ditemukan pada orang dewasa di bawah usia 60 tahun. Salah satu penyebabnya adalah paparan terhadap herbisida secara berlebihan. Gejala-gejala parkinson atara lain kontraksi otot tak terkendali pada leher, bahu, dan bibir. Penderita mengalami tremor gerak tak terkendali pada kepala, tangan, dan kaki. b. Multipel Sklerosis Multiple Sklerosis adalah keadaan terjadinya degenerasi mielin pada sistem saraf pusat. Adanya penghantaran impuls saraf menjadi terhambat dan terjadi gejala seperti hilangnya koordinasi tubuh, gangguan penglihatan, dan gangguan bicara. Penyakit ini dapat berkembang perlahan tetapi dapat pula menyerang secara tiba-tiba. Penyebabnya diperkirakan berupa kerentanan yang bersifat genetik, infeksi virus, dan gangguan sistem kekebalan tubuh. Sumber: www.wikipedia.org, 2006. Gambar 8.15 Muhammad Ali, salah satu penderita parkinson. Di unduh dari : Bukupaket.com Biologi SMAMA Kelas XI 222 c. Polio Penyakit ini disebabkan oleh infeksi virus polio pada sumsum tulang belakang. Virus ini menye rang anak-anak, menimbulkan demam, dan sakit kepala yang berakhir pada hilangnya reƀ eks, kelumpuhan, dan mengecilnya otot. Bila sudah terjadi, polio tidak dapat diobati, tetapi penyakit ini dapat dicegah dengan imunisasi polio. Di Indonesia virus polio muncul di Sukabumi pada tahun 2005. Kemunculan virus polio ini sangat mengejutkan, karena semenjak diadakannya imunisasi polio pada anak-anak baru pada tahun tersebut terdapat anak yang menderita polio dalam jumlah besar. Diduga virus yang menyerang adalah jenis virus polio liar. Hormon C. Hormon adalah zat kimia yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin atau kelenjar buntu. Kelenjar ini merupakan kelenjar yang tidak mempunyai saluran sehingga sekresinya akan masuk aliran darah dan mengikuti peredaran darah ke seluruh tubuh. Apabila sampai pada suatu organ target, maka hormon akan merangsang terjadinya perubahan. Pada umumnya pengaruh hormon berbeda dengan saraf. Hormon mengatur aktivitas seperti metabolisme, reproduksi, dan pertumbuhan. Sumber: www.wikipedia.org, 2006. Gambar 8.17 Letak kelenjar endokrin manusia. hipotalamus timus ginjal ovarium kelenjar pituitari kelenjar tiroid adrenal testis Sumber: www.wikipedia.org, 2006. Gambar 8.16 Salah satu pen- derita polio. Perubahan yang dikontrol oleh hormon biasanya merupakan perubahan yang memerlukan waktu panjang, yaitu pada hitungan bulan bahkan tahun. Misalnya pada pertumbuhan dan pemasakan seksual. Hal ini dapat dilihat pada proses munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pada laki-laki. Tanda-tanda kelamin sekunder pada laki-laki muncul setelah menginjak masa pubertas dan berjalan perlahan. Tanda-tanda kelamin sekunder ini dipengaruhi hormon Di unduh dari : Bukupaket.com

Bab 8 – Sistem Regulasi