Fasilitas adalah sarana dan prasarana penunjang bagi kelancaran terlaksananya kegiatan farmasi rumah sakit. Sesuai keputusan MenKes RI
No.1197MENKESSKX2004 tentang Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit, fasilitas yang harus tersedia di IFRS adalah ruang pendistribusian, ruang peracikan, ruangan
yang cukup untuk kegiatan farmasi dan sistem pembuangan limbah yang baik, terutama penyimpanan obat baik yang bersifat adiktif maupun yang bersifat khusus
lainnya.
7,16
2.7 Mekanisme pengelolaan obat
Mekanisme pengelolaan obat terdiri atas penyimpanan, pendistribusian, pengemasan dan evaluasi
2.7.1 Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan pengamanan terhadap obat-obatan yang diterima agar aman, terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan mutunya
terjaga.
10,11
Persyaratan gudang penyimpanan obat adalah sebagai berikut, ruangan cukup luas minimal 3x4 m, ruangan kering tidak lembab, ada ventilasi,
cahaya yang cukup, lantai dibuat dari tegelsemen dialasi dengan papan palet, dinding dibuat
licin, sudut lantai dan dinding tidak tajam, dikhususkan untuk penyimpanan obat, pintu memiliki kunci ganda, tersedia lemarilaci khusus untuk obat narkotika dan
psikotropika yang selalu terkunci dan ada pengukur suhu ruangan. Untuk menjaga
mutu obat perlu diperhatikan faktor kelembaban, sinar matahari, temperatur,
kerusakan fisik, kontaminasi bakteri dan pengotoran.
10,11
Universitas Sumatera Utara
Pengaturan penyimpanan obat dilakukan dengan penyusunan berdasarkan bentuk sediaan dan disusun secara alfabetis berdasarkan nama generiknya, juga
dibedakan menurut suhu, kestabilan,
t
ahantidaknya terhadap cahaya
,
mudah tidaknya meledakterbakar serta berdasarkan volume.
7,10,15
Penyusunan dilakukan juga dengan sistem First In First Out FIFO, artinya obat yang datang pertama kali harus
dikeluarkan lebih dahulu dari obat yang datang kemudian dan First Expired First Out FEFO, artinya obat yang lebih awal kadaluarsa harus dikeluarkan lebih dahulu dari
obat yang kadaluarsa kemudian.
10,11
2.7.2 Pendistribusian
Pendistribusian adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi dirumah sakit untuk pelayanan individu baik rawat jalan maupu rawat inap yaitu:
7
1. Pasien rawat inap Merupakan kegiatan pendistribusian perbekalan farmasi untuk memenuhi
kebutuhan pasien rawat inap di rumah sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi danatau desentralisasi dengan sistem persediaan lengkap di ruangan, sistem resep
perorangan, sistem unit dosis dan sistem kombinasi oleh satelit farmasi.
3,7
2. Pasien rawat jalan Merupakan kegiatan pendistribusian obat untuk memenuhi kebutuhan pasien
rawat jalan di rumah sakit, yang diselenggarakan secara sentralisasi danatau desentralisasi dengan sistem resep perorangan oleh Apotek Rumah Sakit.
3,7
3. Pendistribusian obat di luar jam kerja
Universitas Sumatera Utara
Merupakan kegiatan pendistribusian obat-obatan untuk memenuhi kebutuhan pasien di luar jam kerja yang diselenggarakan oleh apotek rumah sakitsatelit farmasi
yang dibuka 24 jam dan ruang rawat yang menyediakan obat-obat emergensi.
3,7
2.7.3 Pengemasan
Pengemasan obat adalah suatu metode yang memberikan kenyamanan, identifikasi, penyajian dan perlindungan terhadap suatu sediaan obat sampai
dikonsumsi. Perlindungan sediaan obat harus dilakukan terhadap bahaya lingkungan seperti kelembaban, kontaminasi narkoba, oksigen, cahaya matahari dan juga
terhadap bahaya fisik seperti penyimpanan dan pengangkutan.
6
Beberapa persyaratan wadah obat sebagai berikut harus bersih, kering, prosedur pembersihan tidak terkontaminasi, tutupnya tidak reaktif, adiktif atau
absorptif dan memberikan perlindungan terhadap faktor eksternal sehingga isi tidak akan kehilangan potensi dan sterilitas tetap dipertahankan. Hal ini dapat menyajikan
informasi tentang sediaan obat dan memberikan kemudahan dalam penggunaan serta dapat merintangi sediaan obat dari jangkauan anak.
6
2.7.4 Evaluasi
Menurut keputusan MenKes RI No.1197MENKESSKX2004 tentang Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit bahwa manajemen obat rumah sakit harus
dievaluasi secara periodik agar tujuan dapat tercapai yaitu tersedianya obat pada saat dibutuhkan. Evaluasi dalam manajemen obat digunakan untuk melihat gambaran
keefisienan suatu sistem manajemen dengan memanfaatkan indikator-indikator yang
Universitas Sumatera Utara
khas untuk sistem tersebut sehingga dapat dilihat apakah tiap tahap manajemen obat berlangsung dengan selaras, serasi dan seimbang atau tidak.
3,7
2.8 Output manajemen obat