BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
3.1.1 Variabel Dependen
Pembuatan keputusan etis
ethical decision making
merupakan variabel dependen dalam penelitian ini. Jones 1991 dalam Devaluisa, 2009 mengertikan
keputusan etis
ethical decision
sebagai sebuah keputusan yang baik secara legal maupun moral dapat diterima oleh masyarakat luas. Ethical Rating yang dibagi
menjadi 2 kondisi dapat dijadikan alat untuk mengukur pengambilan keputusan etis. Responden diminta untuk menilai keputusan individu dalam dilema etis. Inilah
kondisi yang diberikan kepada responden untuk mengukur kondisi pertama. Pada kondisi kedua responden diminta untuk menilai dilema etis seolah-olah
dilema etis tersebut dialami oleh dirinya sendiri. Kondisi ini didesain untuk mengukur tujuan etis
ethical intention
. Ajzen 1988 dalam Richmond, 2001 menyarankan hubungan kuat antara tujuan individu dan tindakannya. Menghasilkan informasi
berharga yang berbeda merupakan alasan mengapa Cavanagh dan Fritzsche 1985 dalam Richmond, 2001 lebih menyetujui respons untuk pertanyaan seperti “apa
yang akan saya lakukan” dibandingkan “apa yang akan orang lain lakukan”. Kondisi pertama terdiri dari 8 item situasi dilematis dari sudut pandang etis,
begitu pula dengan kondisi kedua. Skala Likert 1-5 digunakan untuk mengukur ke-
enam belas pertanyaan yang terdapat pada kondisi pertama dan kedua. Arti dari skor 1 adalah sangat tidak setuju, skor 2 tidak setuju, skor 3 netral atau tidak berpendapat,
skor 4 setuju dan skor 5 sangat setuju. Seorang responden dapat dikatakan semakin berkompromi dengan tindakan-tindakan yang secara etis diragukan
questionable action
jika skor yang didapat dari kuesioner yang diisinya semakin tinggi.
3.1.2 Variabel Independen
Terdapat tiga variabel independen dalam penelitian ini, yaitu pertimbangan etis, perilaku Machiavellian dan gender. Ketiga variabel independen tersebut akan
dijelaskan sebagai berikut :
a. Pertimbangan etis Ethical Reasoning