KAJIAN PUSTAKA
6. Batasan Kota dan Desa
Menurut Jayadinata, Perdesaan adalah suatu tempat yang bersifat gemeinschaft dimana terdapat ikatan keluarga yang erat, yang terikat dengan tradisi bersama para warga yang merupakan hasil perpaduan antara kelompok manusia dengan lingkungan yang berada di luar pusat pemerintahan kota, dengan jumlah penduduk kurang dari 2500 jiwa.
Pengertian kota menurut Dickinson, seperti yang dikutip Johara T. Jayadinata (1992: 101), adalah suatu permukiman yang bangunan rumahnya rapat. Terdapat juga pengertian bahwa suatu kota dicirikan oleh adanya prasarana perkotaan, seperti bangunan yang besar-besar bagi pemerintahan, rumah sakit, sekolah, pasar, dan sebagainya, taman serta alun alun yang luas dan jalan aspal yang lebar-lebar.
Kota dapat berfungsi sebagai tempat pelayanan, pemasaran, kegiatan industri, peribadatan, pendidikan (Johara T. Jayadinata, 1992: 104).
7. Kondisi Sosial Ekonomi
Menurut Rianto Adi, pengukuran status sosial-ekonomi dilakukan dengan Menurut Rianto Adi, pengukuran status sosial-ekonomi dilakukan dengan
2.8. Tabel 2.8 Pengelompokan Status Sosial-Ekonomi
- Tidak sekolah - SD - SMP - SMA - PT
- Tenaga tidak terampil - Tenaga semi terampil - Tenaga terampil - Teknisi - Tenaga profesional
- Dibawah Rp. 1.000.000 - Rp. 1.000.000-1.999.000 - Rp. 2.000.000-2.999.000
- Rp. 3.000.000-3.999.000 - Rp. 4.000.000-4.999.000 - Rp. 5.000.000-5.999.000 - Rp. 6.000.000-6.999.000
- Rp. 7.000.000-7.999.000 - Rp. 8.000.000 ke atas
Kekayaan
Miskin (rendah) Sedang (menengah) Kaya (tinggi)
- Memiliki harta dan simpanan uang senilai kurang dari Rp. 5.000.000 - Memiliki harta dan simpanan uang senilai Rp. 5.000.000 s/d Rp. 15.000.000 - Memiliki harta dan simpanan uang senilai di atas Rp. 15.000.000
Sumber : Rianto Adi (2009:41)
1. G.M Elizondo. 2010. Pola Konservasi dan Penggunaan Air Domestik pada 2 Kebudayaan yang Berbeda : Perbandingan antara Mexico dan Inggris.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan penggunaan air pada 2 kebudayaan yang berbeda. Peneliti membandingkan dua wilayah yang secara kultural berbeda jauh yaitu Mexico dan Inggris. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi yang merupakan perpaduan metode antara beberapa pendekatan.
Untuk meneliti penggunaan air tersebut peneliti menggunakan metode quesioner online dan penggalian tentang kebudayaan. Untuk menggali informasi mengenai gaya hidup rumahtangga maka dilakukan penelitian secara mendalam pada rumahtangga yang diteliti. Quesioner dibuat dalam dua bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Spanyol. Penelitian tentang kondisi sosial dan kebiasaan sosial dilakukan secara informal dengan para responden. Quesioner dibuat menggambarkan pandangan dan pendapat masyarakat secara umum mengenai aktivitas penggunaan air di rumah. Kuesioner-kuesioner tersebut dipublikasikan melalui internet yang jaringannya meliputi Inggris dan Mexico dan menggunakan pilihan yang memungkinkan responden untuk mengisi kuesioner tersebut.
Kategori rumahtangga yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) rumahtangga yang anggota keluarganya hanya 1 orang yang bekerja, 2) Rumahtangga yang anggota keluarganya 2 orang yang bekerja, 3) Rumahtangga yang anggota keluarganya lebih dari 3, 4) Rumah tangga yang terdiri dari lebih dari 3 orang dan 1 pasangan, 5) Rumahtangga yang terdiri lebih dari 3 pasangan, 6) Rumahtangga dengan anak-anak. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan cara maupun kuantitas penggunaan air domestik pada kedua kebudayaan (Inggris dan Mexico). Rumahtangga di Mexico menggunakan air 2 kali lebih banyak daripada di Inggris. Rumahtangga di Mexico lebih tidak mempedulikan konservasi air dalam menggunakan air Kategori rumahtangga yang digunakan dalam penelitian ini adalah 1) rumahtangga yang anggota keluarganya hanya 1 orang yang bekerja, 2) Rumahtangga yang anggota keluarganya 2 orang yang bekerja, 3) Rumahtangga yang anggota keluarganya lebih dari 3, 4) Rumah tangga yang terdiri dari lebih dari 3 orang dan 1 pasangan, 5) Rumahtangga yang terdiri lebih dari 3 pasangan, 6) Rumahtangga dengan anak-anak. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan cara maupun kuantitas penggunaan air domestik pada kedua kebudayaan (Inggris dan Mexico). Rumahtangga di Mexico menggunakan air 2 kali lebih banyak daripada di Inggris. Rumahtangga di Mexico lebih tidak mempedulikan konservasi air dalam menggunakan air
2. Otu, Judith E dkk. 2012. Permasalahan Konsumsi Air Domestik pada Komunitas Bhahumono di Wilayah Pemerintahan Lokal Abi, Nigeria..
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi tantangan dalam konsumsi air untuk kebutuhan domestik di wilayah pemerintahan lokal Abi dengan menilai kualitas sumber air, fisik-kimia, sifat, kualitas air yang dikonsumsi terkait dengan penyakit di daerah tersebut.
Sumber air yang diperhitungkan dalam penelitian ini yaitu kran, sumur, sungai dan danau. Sampel air dikumpulkan di lokasi yang berbeda di seluruh komunitas sampel. Informasi mengenai penyakit dikumpulkan berdasarkan data di setiap pusat kesehatan yang ada di masyarakat. Sampel air dikumpulkan dari 17 titik sampling, 4 titik untuk keran, sumur bor dan sungai, 5 titik digunakan untuk sungai dan titik lainnya digunakan untuk mengetahui kualitas air di wilayah tersebut. Sampel-sampel air tersebut dianalisis dan rataannya dicatat. Nilai yang diperoleh dibandingkan dengan nilai standar WHO untuk menilai tingkat pencemaran dari sampel air yang berbeda.
Hasil penelitian ini antara lain penggunaan air di wilayah Usumutong sebanyak 115 liter/hari setiap rumahtangga, di Ediba 120 liter/hari, Anong 105 liter/hari, Igonioni 98 liter/hari dan Afafay 75 liter/hari. Kualitas air yang diperoleh tidak memenuhi standar WHO bahwa semua sampel yang telah diambil terindikasi telah terkontaminasi kadar besi yang sangat tinggi dan
Rumahtangga Di Pekon Ulu Krui Dan Di Pekon Laay Kabupaten Lampung Barat.
Penelitian secara umum bertujuan untuk menganalisis pengetahuan, sikap, tindakan rumahtangga dalam penggunaan air sungai untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menganalisis gambaran karakteristik rumahtangga; 2) Menganalisis tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan; 3) Menganalisi kualitas kimia air;dan 4) Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan dalam penggunaan air sungai. Jenis data yang dikumpulkan meliputi karakterstik rumahtangga meliputi: pengetahuan, sikap, tindakan tentang penggunaan air sungai dengan wawancara langsung dengan kusioner, dan uji kualitas kimia air sungai dengan melakukan uji laboratorium. Data primer ditabulasikan, kemudian dianalisis secara deskriptif untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan tindakan. Berdasarkan analisis, tingkat umur anggota rumahtangga terbanyak di kedua pekon pada kelompok umur 1-12 tahun, kelompok umur 20-40 tahun, rata-rata umur anggota keluarga 27 tahun. Rata- rata jumlah anggota ke[uarga kategori kecil yaitu 4 orang. Rata-rata umur kepala rumahtangga 44 tahun, rata-rata umur ibu rumahtangga 40 tahun. Pendidikan kepala rumahtangga terendah adalah tamat SD, dan tertinggi adalah SLTA. Pendidikan kepala keluarga terbanyak tamat SD. Pendidikan ibu rumahtangga terendah tidak tamat SD, dan tertinggi SLTA, pendidikan ibu rumahtangga terbanyak adalah tidak tamat SD.
Pekerjaan suami di Pekon Ulu Krui terbanyak petani, Pekon Laay terbanyak buruh tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan mengenai penggunaan air sungai masih dinyatakan buruk. Dari hasil uji laboratorium mengenai air sungai di kedua pekon yaitu Pekon Ulu Krui dan Pekon Laay masih dibawah standar kadar maksimum yang diperbolehkan, namun ada 2 parameter yang telah melebihi Pekerjaan suami di Pekon Ulu Krui terbanyak petani, Pekon Laay terbanyak buruh tani. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan, sikap dan tindakan mengenai penggunaan air sungai masih dinyatakan buruk. Dari hasil uji laboratorium mengenai air sungai di kedua pekon yaitu Pekon Ulu Krui dan Pekon Laay masih dibawah standar kadar maksimum yang diperbolehkan, namun ada 2 parameter yang telah melebihi
4. Winarni, 2010. Analisis Kebutuhan Air Bersih Di Kecamatan Sukodono Kabupaten Sragen.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kebutuhan air bersih yang diperlukan pelanggan PDAM Sragen, wilayah Kecamatan Sukodono tahun 2010 dan pada tahun 2020. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kuantitatif.
Metode yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan data antara lain jumlah penduduk Kecamatan Sukodono tahun 2005 – 2009, jenis-jenis pelanggan (data pelanggan aktif tahun 2005 – 2009) dan data produksi PDAM tahun 2005 – 2009. Tujuannya adalah mengetahui jumlah kebutuhan air bersih yang diperlukan pelanggan PDAM Sragen wilayah Sukodono pada saat sekarang (tahun 2010) dan pada tahun 2020.
Jumlah pelanggan aktif di wilayah Kecamatan Sokodono Kabupaten Sragen dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 786 SR. Kebutuhan air bersih di wilayah Kecamatan Sokodono Kabupaten Sragen dengan mengacu pada prediksi pertambahan jumlah penduduk pada tahun 2010 akan mengalami kekurangan sebesar 16,389 lt/dt, sedangkan tahun 2020 akan mengalami mengalami kekurangan sebesar Jumlah pelanggan aktif di wilayah Kecamatan Sokodono Kabupaten Sragen dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 786 SR. Kebutuhan air bersih di wilayah Kecamatan Sokodono Kabupaten Sragen dengan mengacu pada prediksi pertambahan jumlah penduduk pada tahun 2010 akan mengalami kekurangan sebesar 16,389 lt/dt, sedangkan tahun 2020 akan mengalami mengalami kekurangan sebesar
Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga berpenghasilan tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan rumahtangga dengan tingkat penghasilan menengah maupun rendah. Rumahtangga berpenghasilan menengah menggunakan air lebih tinggi daripada rumahtangga berpenghasilan rendah. Uji statistik menunjukkan pengaruh penghasilan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan.
Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga dengan tingkat pendidikan SLTA lebih tinggi daripada rumahtangga berpendidikan SMP dan SD. Rumahtangga berpendidikan perguruan tinggi menggunakan air lebih rendah daripada rumahtangga berpendidikan SLTA, namun lebih tinggi daripada rumahtangga berpendidikan SMP. Rumahtangga berpendidikan SD menggunakan air paling rendah. Uji statistik menunjukkan pengaruh pendidikan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan.
Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga yang berprofesi sebagai PNS lebih tinggi daripada rumahtangga wiraswasta, swasta, dan petani. Rumahtangga yang berprofesi wiraswasta menggunakan air yang lebih tinggi daripada rumahtangga swasta. Rumahtangga petani menggunakan air paling rendah. Uji statistik menunjukkan pengaruh pekerjaan terhadap
Penggunaan air (Jurnal, Loughborough
Mengetahui perbedaan Kuantitatif
rumahtangga di Inggris dan University Inggris,
dan penggunaan air
penggunaan air pada
Mexico berbeda, Departement of Design
domestik pada
dua kebudayaan yang
rumahtangga di Mexico and Technology, 2010)
budaya yang
berbeda
berbeda :
Mengetahui perbedaan
menggunakan air lebih
Perbandingan
konservasi air pada
banyak daripada
antara Inggris dan
kedua kebudayaan
rumahtangga di Inggris.
Mexico
yang berbeda
Perbedaan penggunaan air dipengaruhi oleh kondisi ekonomi rumahtangga dan
sosial budaya.
Penggunaan air di wilayah University of Calabar,
2. Otu, Judith E dkk (Jurnal, Permasalahan
Mengevaluasi
Kuantitatif
Usumtong sebanyak 115 Nigeria, 2012)
Konsumsi Air
tantangan dalam
liter/hari, Igonioni 98
Domestik pada
konsumsi untuk
Komunitas
kebutuhan domestik di
liter/hari dan Afafay
Bhahumono di
wilayah pemerintahan
sebanyak 75 liter/hari.
Kualitas air di wilayah
Wilayah
lokal Abi dengan nilai
Pemerintahan
kualitas sumber air,
pemerintahan Abi tidak
Lokal Abi, Nigeria
fisik-kimia, sifat,
memenuhi standar WHO
kualitas air yang
dan semua sampel yang
dikonsumsi dan
diambil terindikasi telah
3. Onni Violetta Saragi
Deskriptif Kuantitatif Tingkat pengetahuan, sikap (Tesis, Sekolah
Analisis
Menganalisis
dan tindakan mengenai Pascasarjana IPB, 2009)
Penggunaan Air
gambaran karakteristik
Sungai Pada
rumahtangga
penggunaan air sungai
Rumahtangga Di
Menganalisis tingkat
masih dinyatakan buruk
Pekon Ulu Krui
pengetahuan, sikap dan
Kualitas air di Pekon Ulu
Dan Di Pekon Laay
tindakan
Krui dan Pekon Laay masih
Kabupaten
Menganalisis kualitas
dibawah standar kadar
Lampung Barat.
kimia air
maksimum yang
Menganalisis
diperbolehkan
hubungan tingkat
Faktor-faktor yang
pengetahuan, sikap,
berhubungan pendidikan
dan tindakan dalam
suami berhubungan
penggunaan air sungai
terhadap pendidikan ibu rumahtangga, pekerjaan kepala rumahtangga, dan sikap. Pendidikan ibu rumahtangga berhubungan
terhadap pendidikan kepala rumahtangga, pekerjaan kepala rumahtangga dan
pengetahuan. Pekerjaan kepala rumahtangga berhubungan
dengan pendidikan kepala keluarga, pendidikan ibu
Pengetahuan berhubungan dengan pendidikan, sikap ibu rumahtangga. Sikap berhubungan dengan pendidikan kepala rumahtangga, pekerjaan kepala keluarga, pengetahuan dan sikap. Tindakan berhubungan dengan pekerjaan kepala keluarga, dan sikap.
4. Winarni (Tugas Akhir
Jumlah pelanggan aktif di Fakultas Teknik
Analisis Kebutuhan Tujuan penelitian ini
Analisis Kuantitatif
wilayah Kecamatan Universitas Sebelas
Air Bersih Di
adalah untuk
Sukodono Kabupaten Maret, 2010)
Kecamatan
mengetahui jumlah
Sukodono
kebutuhan air bersih
Sragen dari tahun 2010
Kabupaten Sragen
yang diperlukan
sampai dengan tahun 2020
pelanggan PDAM
mengalami peningkatan
Sragen, wilayah
sebesar 786 SR.
Kecamatan Sukodono
Kebutuhan air bersih di
tahun 2010 dan pada
wilayah Kecamatan
tahun 2020.
Sokodono Kabupaten Sragen dengan mengacu pada prediksi pertambahan
jumlah penduduk pada tahun 2010 akan mengalami
Kebutuhan air bersih di wilayah Kecamatan Sokodono Kabupaten Sragen menurut prediksi masing-masing jenis pelanggan pada tahun 2010 tidak akan mengalami kekurangan, sedangkan pada tahun 2020 akan mengalami kekurangan sebesar 6,7 lt/dt. Kapasitas reservoir di Sukodono hanya
berkapasitas 200 m 3 , sehingga diperlukan adanya
penambahan kapasitas
reservoir sebesar 90,8 m pada tahun 2020.
5 Yetty Wihertanti Analisis
Deskriptif Kuantitatif Penggunaan air untuk (Peneliti) Penggunaan Air
Mengetahui pengaruh
tempat tinggal
kebutuhan domestik di
Untuk Kebutuhan
wilayah perkotaan lebih Domestik Di
penduduk (perkotaan
dan pedesaan) terhadap
tinggi daripada di wilayah
33
34
Mengetahui hubungan antara kondisi sosial ekonomi penduduk dengan penggunaan air untuk kebutuhan domestik di Kecamatan Pacitan
Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga berpenghasilan tinggi lebih tinggi dibandingkan dengan rumahtangga dengan tingkat penghasilan menengah maupun rendah. Rumahtangga berpenghasilan menengah menggunakan air lebih tinggi daripada rumahtangga berpenghasilan rendah. Uji statistik menunjukkan pengaruh penghasilan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan.
Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga dengan tingkat pendidikan SLTA lebih tinggi daripada rumahtangga berpendidikan
lebih rendah daripada rumahtangga berpendidikan SLTA, namun lebih tinggi daripada rumahtangga berpendidikan SMP. Rumahtangga berpendidikan SD menggunakan air paling rendah. Uji statistik menunjukkan pengaruh pendidikan terhadap penggunaan air untuk kebutuhan domestik signifikan.
Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga yang berprofesi sebagai PNS lebih tinggi daripada rumahtangga wiraswasta, swasta, dan petani. Rumahtangga yang berprofesi wiraswasta menggunakan air yang lebih tinggi daripada Penggunaan air untuk kebutuhan domestik oleh rumahtangga yang berprofesi sebagai PNS lebih tinggi daripada rumahtangga wiraswasta, swasta, dan petani. Rumahtangga yang berprofesi wiraswasta menggunakan air yang lebih tinggi daripada
C. Kerangka Berpikir
Pertumbuhan penduduk di Kecamatan Pacitan yang cukup tinggi, menyebabkan penggunaan air meningkat. Penggunaan air dibedakan menjadi penggunaan air domestik dan non domestik. Apabila pertumbuhan penduduk semakin meningkat maka penggunaan air untuk kebutuhan domestik tentunya akan semakin meningkat pula padahal jumlah ketersediaan air cenderung tetap.
Kebutuhan air domestik merupakan kebutuhan pokok penduduk dalam rumah tangga, sehingga kebutuhan air domestik ini akan cenderung dipengaruhi oleh jumlah penduduk pada suatu wilayah. Kebutuhan air domestik terdiri dari kebutuhan untuk minum, makan, mandi, mencuci, bercocok tanam, berkebun, dan membersihkan rumah. Besarnya penggunaan air untuk kebutuhan domestik akan dipengaruhi oleh besarnya ukuran rumahtangga tersebut, selain itu kondisi sosial ekonomi rumahtangga akan mempengaruhi penggunaan air untuk kebutuhan domestik. Faktor tempat tinggal juga akan mempengaruhi penggunaan air untuk kebutuhan domestik. Di kota kebutuhan air tentunya akan lebih beragam dibandingkan dengan di desa. Hal tersebut karena kondisi sosial ekonomi penduduk kota dan penduduk desa berbeda. Penduduk yang mempunyai strata sosial tinggi akan cenderung bermukim di kota daripada di desa. Selain itu fasilitas-fasilitas yang memadai di kota akan meenjadi suatu faktor yang mendukung penduduk yang berstrata sosial ekonomi tinggi untuk bermukim di wilayah kota.
Kondisi sosial ekonomi penduduk akan mempengaruhi besarnya penggunaan air. Hal ini bisa diilustrasikan bahwa penduduk yang kondisi ekonominya tinggi akan cenderung mempunyai pekarangan yang luas serta alat transportasi yang tentunya dalam perawatannya juga membutuhkan air. Untuk lebih jelasnya disajikan dalam Gambar 2.6.
Penduduk
Penggunaan air
Ketersediaan air
cenderung tetap