Model Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Meningkatan Kinerja Guru di MTs Negeri Batu dan SMP Ar-Rohmah Putri Malang
A. Model Supervisi Akademik Kepala Sekolah dalam Meningkatan Kinerja Guru di MTs Negeri Batu dan SMP Ar-Rohmah Putri Malang
Menurut Makawimbang, dalam praktik supervisi pendidikan, dikenal beberapa model supervisi yang selama ini dengan sadar atau tidak sadar diimplementasikan oleh supervisor/kepala sekolah dalam pelaksanaan tugasnya. Setiap model memiliki karakteristik atau kelebihan dan kekurangannya. Bisa jadi suatu model supervisi di satu sisi sangat compatible di suatu daerah dan satuan pendidikan tertentu, namun di sisi lain model tersebut sangatlah uncompotible di daerah dan satuan pendidikan lain. Model supervisi dimaknakan sebagai bentuk atau kerangka sebuah konsep atau pola Menurut Makawimbang, dalam praktik supervisi pendidikan, dikenal beberapa model supervisi yang selama ini dengan sadar atau tidak sadar diimplementasikan oleh supervisor/kepala sekolah dalam pelaksanaan tugasnya. Setiap model memiliki karakteristik atau kelebihan dan kekurangannya. Bisa jadi suatu model supervisi di satu sisi sangat compatible di suatu daerah dan satuan pendidikan tertentu, namun di sisi lain model tersebut sangatlah uncompotible di daerah dan satuan pendidikan lain. Model supervisi dimaknakan sebagai bentuk atau kerangka sebuah konsep atau pola
Sebagaimana pendapat Richard Waller memaparkan definisi supervisi klinis yang dikutip dalam John J. Bolla mengatakan bahwa “Clinical Supervision may be defined as supervision focused upon the improvement of instruction by mean of systematic cycles of planning, observation, and intensive analiysis of actual teaching performance in interest of rational modification” (supervisi klinis adalah bentuk supervisi yang difokuskan pada perbaikan dan peningkatan pembelajaran melalui siklus yang sistematis, mulai dari tahap perencanaan, pengamatan, dan analisis yang intensif terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki proses
pembelajaran). 1 Ada dua asumsi yang mendasari praktek supervisi klinis. Pertama,
pengajaran merupakan aktivitas yang sangat kompleks yang memerlukan pengamatan dan analisis secara hati-hati, melalui pengamatan dan analisis ini, supervisor pengajaran akan mudah mengembangkan kemampuan guru mengelola proses belajar mengajar. Kedua, guru-guru yang profesionalnya ingin dikembangkan lebih menghendaki cara yang kolegial dari pada cara yang
autoritarian. 2 Supervisi klinis sebagai suatu sistem instruksional yang
menggambarkan perilaku supervisor yang berhubungan secara langsung dengan guru atau kelompok guru untuk memberikan dukungan, membantu dan
1 John. J. Bolla, Supervisi Klinis 2 Ibrahim Bafadal, Supervisi Pengajaran,(Cet. 1; Jakarta:Bumi Aksara, 1992), hlm. 89-90.
melayani guru untuk meningkatkan hasil kerja guru dalam mendidik para siswa. Snyder dan Anderson 1986 mengatakan supervisi klinis adalah suatu teknologi perbaikan pengajaran, tujuan yang dicapai, dan memadukan
kebutuhan sekolah dan pertumbuhan personal. 3 Sejalan dengan pendapat tersebut Cogan 4 1980 mendefinisikan supervisi klinis
“The rational and practice designe to improve the teacher’s classroom performance. It takes its principle data from the events of classroom. The analysis of these data and the relationship between teacher and supervisor from basis of the program, procedures, and strategies desidned to improve the student’s learning by improving the teacher’s classroom behavior”.
Supervisi klinis pada dasarnya merupakan pembinaan performance atau kegiatan guru di dalam kelas, dengan mengasumsikan analisis data mengenai kegiatan di dalam kelas, hubungan antara guru dan supervisor merupakan program, prosedur dan strategi dalam meningkatkan dan mengembangkan proses belajar.
Supervisi klinis digambarkan oleh Cogan 1973, sebagai praktik dan dasar pemikiran yang rasional dirancang untuk meningkatkan hasil pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Dalam praktiknya supervisor menghimpun data-data dari kejadian-kejadian di kelas yang dianalisa dari hubungan antara supervisor dan guru untuk membentuk dasar-dasar program,
3 Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran, hlm. 194. 4 Cogan menegaskan bahwa supervisi klinis adalah upaya yang dirancang secara rasional dan
praktis untuk memperbaiki performansi guru di kelas, dengan tujuan untuk mengembangkan kinerja guru dan perbaikan pengajaran. Lihat Cogan, M.L, Clinical Supervision, (Boston: Houghton Miffin, 1973), hlm. 54.
prosedur-prosedur dan merancang strategi dalam meningkatkan minat belajar siswa melalui peningkatan kualitas mengajar guru di kelas. 5
Dengan demikian dapat ditegaskan bahwa supervisi klinis adalah suatu proses bimbingan bertujuan membantu peningkatanl guru, dalam penampilan mengajar berdasarkan observasi dan analisis data secara teliti dan objektif sebagai pegangan untuk perubahan tingkah laku.
Secara teknis supervisi klinis adalah suatu model supervisi yang terdiri dari tiga fase: pertemuan perencanaan, observasi kelas, dan pertemuan balikan (in brief, clinical supervision is a model supervision that contained three pahses: planning conference, classroom observation, and feedback conference). 6