Analisis VRIO Framework Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Strategi Berbasis Resource Based View (RBV) SMP Kristen 2 Eben Haezer Salatiga
18 heterogen adalah sekumpulan sumber daya produktif
dan beragam antar organisasi, sedangkan sumber daya imobilitas adalah sumber daya yang sangat
mahal dan susah untuk ditiru oleh para pesaing Barney, 2007: 138.
Analisis VRIO yang dijelaskan oleh Barney terdiri dari empat pertanyaan terhadap aktivitas
dalam organisasi, yaitu: 1 pertanyaan mengenai value nilai, 2 pertanyaan mengenai rarity langka,
3 pertanyaan mengenai imitability costly to imitate mahal untuk ditiru, 4 pertanyaan mengenai
organization dimanfaatkan oleh organisasi. Jawaban dari keempat pertanyaan ini akan menentukan
apakah sumber daya tertentu atau kapabilitas tertentu dari sebuah organisasi merupakan sebuah
kekuatan atau sebuah kelemahan.
Berikut adalah keempat pertanyaan yang menentukan kekuatan atau pun kelemahan dalam
sebuah organisasi: 1 The question of Value: Do a firm’s resources and capabilities enable the firm to
respond to environment threats or opportunities? Apakah sebuah sumber daya dan kapabilitas sebuah
perusahaan dalam hal ini sekolah - memampukan sekolah untuk merespon ancaman atau peluang yang
ada
di lingkungannya?
Sumber daya
dapat dikatakan bernilai atau menambah nilai apabila
sumber daya tersebut dapat digunakan untuk memanfaatkan
kondisi eksternal
yang dapat
memberikan penghasilan untuk sekolah, atau sumber daya tersebut dapat digunakan untuk
menetralisasikan faktor-faktor eksternal yang tidak menguntungkan. Dalam hal ini sumber daya dan
19 kapabilitas sekolah harus bisa merespon peluang
dan meminimalisasi ancaman dari lingkungan. Sekolah juga harus bisa mengeksploitasi sumber
daya dan kapabilitasnya untuk dapat dijadikan sebagai
kekuatan organisasi
dan mengatasi
kelemahannya. Sebagian
besar sekolah
akan menjawab
pertanyaan ini dengan jawaban “ya” dikarenakan kebanyakan sekolah memiliki sumber daya dan
kapabilitas yang digunakan untuk memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang ada. Namun,
perlu diingat bahwa sumber daya dan kapabilitas sekolah yang bernilai dimasa lampau belum tentu
dapat menjamin bahwa akan dapat bernilai terus dikarenakan adanya perubahan akan keinginan
pelanggan, struktur atau teknologi dapat membuat sumber daya dan kapabilitas sekolah menjadi kurang
bernilai. Oleh karena itu sekolah yang tidak lagi memiliki sumber daya dan kapabilitas yang berharga
diperhadapkan pada dua pilihan yaitu, pertama, mengembangkan sumber daya dan kapabilitas yang
baru dan bernilai dan kedua, menerapkan kekuatan tradisional di dalam cara baru Wandrial, 2011: 630-
631
2 The Question of Rarity: Is a resource currenty controlled by only a small number of competing firms?
Apakah sebuah sumber daya yang ada saat ini hanya dikuasai oleh sebagian kecil perusahaan
pesaing? Langka dalam hal ini adalah apabila sumber daya dan kapabilitas yang dimiliki sekolah
tidak dimiliki juga oleh para sekolah saingan atau dengan kata lain jika tidak ada pesaing yang
20 memiliki sumber daya dan kapabilitas yang sama.
Semakin banyak sekolah yang memiliki sumber daya atau kapabilitas yang sama, semakin kecil sumber
daya atau kapabilitas tersebut menjadi sumber keunggulan kompetitif yang berkelanjutan bagi
sekolah;
3 The question of Inmitability: Do firms without a resource face a cost disadvantage in obtaining or
developing it? Apakah perusahaan-perusahaan lain yang tidak mempunyai sebuah sumber daya tersebut
menghadapi biaya yang sangat mahal dalam memperoleh atau mengembangkannya? Peniruan
oleh pesaing dapat dilakukan dengan dua cara yaitu duplikasi dan subtitusi. Duplikasi terjadi ketika
pesaing menciptakan sumber daya yang sama, sedangkan
subtitusi terjadi
ketika pesaing
menggantikan beberapa sumber daya dengan sumber daya alternatif untuk mendapatkan keunggulan
kompetitif dan hasil yang sama. Namun yang menjadi permasalahan bagi para pesaing adalah
ketika sekolah memiliki keunggulan sumber daya dan kapabilitas yang tidak mudah ditiru atau bersifat
mahal untuk diduplikasi costly to imitate. Sehingga dalam hal ini para pesaing akan mulai berpikir
untuk mengabaikan keunggulan tersebut dan mulai menjalankan organisasi sekolahnya seperti biasa.
Selanjutnya para pesaing dapat berupaya untuk memahami
keberhasilan keunggulan
sekolah tersebut kemudian mulai meniru sumber daya dan
kapabilitas yang dimiliki, dan jika dalam upaya tersebut
pesaing ini
tidak mengalami
cost disadvantage biaya yang sangat mahal, maka
21 strategi untuk meniru tadi akan memberikan
kesetaraan kompetitif bagi sekolah karena akan dilakukan
juga oleh
banyak sekolah
di lingkungannya.
4 The question of Organization: Are firm’s other
policies and procedures organized to support the exploitation of its valuable, rare and costly to imitate
resources? Apakah
kebijakan-kebijakan dan
prosedur-prosedur dari perusahaan dikelola untuk mendukung pemanfaatan terhadap sumber daya
yang bernilai berharga, langka dan mahal untuk ditiru? Potensi organisasi dalam hal ini organisasi
sekolah untuk menciptakan sebuah keunggulan kompetitif tidak hanya dilihat dari aspek apakah
sekolah memiliki sumber daya dan kapabilitas yang valuable, rare, imitability, namun juga sekolah harus
mampu mengelola dan memanfaatkannya ability to exploit. Terdapat beberapa komponen yang relevan
dengan hal tersebut diantaranya adalah 1 struktur pelaporan
formal sekolah
berupa penjelasan
mengenai kepada siapa pelaporan dibuat. Pelaporan ini dapat berupa hasil kegiatan yang dilakukan oleh
sekolah, pelaporan penilaian kinerja guru, pelaporan dana, dan lain sebagainya ; 2 sistem kontrol
manajemen yang meliputi mekanisme formal dan informal dalam menjamin bahwa setiap guru atau
karyawan menjalankan strategi organisasi dengan konsisten. Kontrol manajemen formal dapat berupa
supervisi kinerja guru dan pengontrolan penggunaan anggaran belanja sekolah berupa RABS dan aktivitas
pelaporannya
sedangkan kontrol
manajemen informal berupa budaya sekolah yang sudah tercipka
22 seperti halnya kemauan dari para guru dan staff
untuk mengamati atau pun mengawasi tingkah laku karyawan yang lain; 3 Kebijakan kompensasi,
merupakan cara bagaimana sekolah membayar karyawannya. Kebijakan seperti ini menciptakan
dorongan bagi karyawan dalam berperilaku dengan cara tertentu. Komponen-komponen ini biasa juga
disebut dengan complementary resources ability atau kemampuan sumberdaya komplementer Barney
2007: 138-150.
Pertanyaan mengenai value, rarity, imitability dan organization dapat dimasukkan kedalam sebuah
kerangka kerja
framework untuk
memahami potensi
unggul yang
berhubungan dengan
pemanfaatan dari sumber daya dan kapabilitas organisasi.
23
Tabel 2.1 Kerangka kerja VRIO Sumber: Dikutip dari Barney Hesterly, 2008: 92
Is a resource or capability? Apakah sebuah sumber daya atau kapabilitas?
Valuable Bernilai
Rare Langka
Costly to Imitate
Mahal untuk
ditiru Exploited by
organization Mampu
dimanfaatkan oleh organisasi
Competitive Implication
Implikasi Kompetitif
Tidak Tidak
Tidak Tidak
Ketidakunggul an kompetitif
Ya Tidak
Tidak Kesetaraan
kompetitif Ya
Ya Tidak
Keunggulan kompetitif
sementara Ya
Ya Ya
Ya Keunggulan
kompetitif berkelanjutan
Tabel 2.2 Hubungan antara Kerangka Kerja VRIO dan Kekuatan serta Kelemahan Organisasi
Sumber: Dikutip dari Barney Hesterly, 2008: 93
Is a resource or capability? Apakah sebuah sumberdaya atau kapabilitas?
Valuable Bernilai
Rare Langka
Costly to Imitate
Mahal untuk
ditiru Exploited by
organization Mampu
dimanfaatkan oleh organisasi
Strenght or weakness
Kekuatan atau kelemahan
Tidak Tidak
Tidak Tidak
Kelemahan Ya
Tidak Tidak
Kekuatan Ya
Ya Tidak
Kekuatan dan kompetensi
khas Ya
Ya Ya
Ya Kekuatan dan
kompetensi khas
berkelanjutan
24 Jika sebuah sumber daya atau kapabilitas dari
organisasi tidak bernilai valuable, maka sumber daya ini tidak akan memampukan sebuah organisasi
untuk memilih atau mengimplementasikan strategi- strateginya dalam memanfaatkan peluang dan
mengatasi ancaman dari lingkungan eksternal. Organisasi yang terus menggunakan sumber daya ini
hanya akan menghabiskan dana atau menurunkan minat dari pelanggan. Tipe dari sumber daya ini
digolongkan ke dalam kelemahan dari organisasi. Sebuah
organisasi diharapkan
memilih untuk
memperbaiki kelemahan ini atau segera menghindari penggunaan sumber daya ini dalam penerapan
strategi-strategi organisasi. Jika organisasi terus menggunakan sumber daya ini maka organisasi
tersebut menempatkan diri ke dalam sebuah competitive disadvantage kerugian kompetitif.
Apabila sebuah sumber daya dan kapabilitas bernilai valuable tapi tidak langka not rare, maka
penggunaan sumber daya dalam implementasi strategi-strategi
organisasi akan
menghasilkan competitive
parity atau
kesetaraan kompetitif.
Bahkan, kegagalan dalam menggunakan sumber daya ini akan membawa organisasi ke dalam sebuah
competitive disadvantage
atau ketidakunggulan
kompetitif. Dalam kategori ini, jika sumber daya dan kapabilitas bernilai namun tidak langka valuable but
not rare, dapat diperhitungkan sebagai kekuatan internal organisasi.
Jika sebuah sumber daya atau kapabilitas itu bernilai valuable dan langka rare namun tidak
mahal untuk ditiru not costly to imitate, maka
25 penggunaan sumber daya ini akan menghasilkan
sebuah temporary competitive advantage keunggulan kompetitif sementara bagi organisasi. Sebuah
organisasi yang menggunakan sumber daya ini akan menghasilkan sebuah penggerak awal keunggulan
karena organisasi tersebut memiliki sumber daya tertentu yang dapat dimanfaatkan.
Apabila sumber daya tersebut di atas telah berhasil dimanfaatkan dalam menerapkan strategi-
strategi dalam organisasi, maka yang menjadi permasalahan adalah mudah bagi organisasi lain
untuk meniru strategi ini karena biaya dalam meniru sumber daya tersebut tidak mahal. Sehingga seiring
dengan berjalannya waktu akan muncul organisasi- organisasi lain yang dapat menciptakan strategi yang
sama
yang berkompetisi
melalui imitasi.
Konsekuensinya, tipe dari sumber daya atau kapabilitas ini digolongkan ke dalam sebuah
kekuatan organisasi dan kompetensi khaspembeda organizational strength and distinctive competence
Apabila sebuah sumber daya atau kapabilitas itu bernilai valuable, langka rare dan mahal untuk
ditiru costly to imitate, maka penggunaan sumber daya ini akan menghasilkan sebuah keunggulan
kompetitif
berkelanjutan sustained
competitive advantage. Dalam kasus ini para pesaing akan
menghadapi sebuah kelemahan biaya yang signifikan jika ingin meniru keberhasilan sumber daya atau
kapabilitas dari sebuah organisasi sehingga mereka akan sulit untuk meniru keunggulan tersebut.
26 Bagaimana pun juga, usaha untuk menyaingi
keunggulan dari sebuah organisasi yang telah memiliki sumber daya dan kapabilitas yang bernilai,
langka dan mahal untuk ditiru tidak akan menghasilkan kinerja yang unggul dan akan
menempatkan
para pesaing
ke dalam
posisi competitive disadvantage atau kerugian kompetitif.
Sumber daya dan kapabilitas ini digolongkan ke dalam
kekuatan organisasi
dan kompetensi
khaspembeda berkelanjutan sustainable distintive competence Barney, 2007: 150-153.
27
BAB III ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU
STRATEGIS