Resiko Anak Jalanan Anak Jalanan

Dalam Pandangan Soetarso bahwa dampak krisis moneter dan ekonomi dalam kaitannya dengan keberadaan anak-anak jalanan adalah : 1. Orang tua mendorong anak untuk bekerja membantu ekonomi keluarga. 2. Kasus kekerasan dan perlakuan salah yang dilakukan oleh orang tua terhadap anak semakin meningkat, sehingga anak memilih hidup di jalanan. 3. Anak terancam putus sekolah karena orang tua tidak mampu membiayai uang sekolah. 4. Semakin banyak anak hidup dijalanan karena biaya sewa rumah kontrak meningkat. 5. Timbul persaingan dengan pekerja dewasa di jalanan, sehingga anak terpuruk melakukan pekerjaan berisiko tinggi terhadap keselamatannya dan eksploitasi anak oleh orang dewasa dijalanan. 6. Anak menjadi lebih lama dijalanan sehingga mengundang masalah lain. 7. Anak jalanan menjadi korban pemerasan, dan mengalami eksploitasi seksual terutama anak jalanan perempuan Huraerah, 2006 : 78 .

2.2.5 Resiko Anak Jalanan

Menjadi anak jalanan selalu penuh dengan resiko. Resiko tersebut ada yang ditimbulkan oleh relasi anak dengan lingkungan fisik spasial, relasi anak dengan lingkungan sosial budaya, atau relasi anak dengan struktur atau aparatus kekuasaan. Dengan demikian ruang-ruang publik perkotaan dengan segala macam interaksi yang terjadi di dalamnya selalu berpotensi mengancam keselamatan anak-anak yang banyak menghabiskan waktu di dalamnya. Sejauh ini ada Universitas Sumatera Utara beberapa macam resiko yang dialami anak jalanan, antara lain: korban operasi tertib sosial, korban kekerasan orang dewasa, kehilangan pengasuhan, resiko penyakit, kehilangan kesempatan pendidikan, eksploitasi seksual dan berkonflik dengan hukum YLPS Humana, 2004:24. Darwansyah 2012, menyebutkan akibat yang ditimbulkan bagi sang anak di jalanan adalah: 1. Perkembangan dan pembentukan kepribadian anak tidak berjalan dengan baik karena secara psikologis mereka adalah anak-anak yang pada taraf tertentu belum mempunyai bentukan mental emosional yang kokoh, sementara pada saat yang sama mereka harus bergelut dengan dunia jalanan yang keras, sehingga hal ini akan berpengaruh negatif terhadap perkembangan dan pembentukan kepribadian sang anak. 2. Anak-anak jalanan pada umumnya menjadi pribadi yang introvert tidak terbuka, cenderung sukar mengendalikan diri, dan lebih bersifat asosial. 3. Bagi anak jalanan perempuan seringkali mereka dijadikan sebagai tempat pelampiasan kebutuhan seksual para preman lelaki dewasa yang sama- sama tinggal di jalanan, atau bahkan mereka dijual sebagai pelacur. 4. Menjadi subjek dan objek kriminalitas. Seorang anak jalan seringkali dimanfaatkan oleh para preman untuk mencari uang sebanyak-banyaknya dengan cara yang tidak benar seperti mencurui dan merampas. Dan kadang-kadang anak jalanan yang tidak patuh dengan orang yang menyuruhnya bisa menerima perlakuan kriminal seperti dipukul dan dianiaya atau bahkan diperkosa bagi anak jalanan perempuan. Universitas Sumatera Utara 5. Kehidupan masa depan sang anak tidak terjamin karena tidak dibekali oleh pengetahuan dan keterampilan yang cukup ketika masih kecil. Bahkan dapat dikatakan anak-anak jalanan itu tidak mempunyai masa depan. Selamanya mereka akan berada di jalanan dan akan sulit sekali bagi mereka untuk keluar dari kehidupan jalanan. 6. Pendidikan formal sang anak tidak maksimal karena mereka mungkin lebih memilih untuk berada di jalanan daripada di sekolah dengan berbagai alasan.

2.3 Keluarga