Balok I Nonprismatis Balok Tapered

II.3 Balok I Nonprismatis Balok Tapered

Dasar pemikirannya sederhana bahwa ukuran tinggi balok disesuaikan dengan besarnya momen yang terjadi. Seperti diketahui bahwa untuk balok portal sederhana, akibat beban merata maka momen maksimum hanya di tempat-tempat tertentu, jika simple-beam maka di lapangan, sedangkan untuk portal ada di sudut- portal. Dengan demikian jika dipakai ukuran profil yang sama di semua bentang pasti ada bagian yang tidak optimal. Oleh karena itu dengan memanfaatkan teknologi las, profil diubah sedemikian rupa menjadi bentuk tapered. Strategi ini tentu akan cocok jika digabung dengan keunggulan baja jika digunakan dalam bentuk modul seragam, berulang dan berkuantitas besar seperti yang diterapkan pada Preengineered Steel Building. Biaya yang dikeluarkan untuk mengubah profil standar menjadi profil tapered jika dilakukan berulang-ulang akhirnya biaya produksinya dapat ditekan, dan dalam sisi lain diperoleh keuntungan dari penghematan optimalisasi material bajanya. Gambar 2.17 Balok I nonprismatis tapered I beam Universitas Sumatera Utara Jika digunakan teknologi pengelasan submerged-arc weld di bengkel fabrikasi maka tidak perlu bevel atau pekerjaan persiapan khusus pada bagian web yang dilas tersebut. Adapun formulasi geometri untuk pemotongan profil konvensional untuk dibuat profil tapered sbb. Untuk desain penampang, prisipnya adalah memastikan bahwa di setiap titik, tegangan yang terjadi tidak melebihi tegangan ijin atau dalam format LRFD adalah Mu ฀ Mn. Masalahnya, pada pembebanan merata momennya berbentuk parabola sedangkan perubahan tinggi profil tapered adalah linier. Sehingga perlu dicari lokasi tinggi kritis critical depth Blodget 1976 yaitu tinggi profil minimum batang tapered yang diperlukan untuk menahan momen aktual. Gambar 2.18 Lokasi tinggi kritis batang tapered terhadap momen aktual Dari penelitian Blodget 1976 untuk balok tumpuan sederhana terhadap pembebanan merata maka lokasi tinggi kritis akan terletak pada ¼ bentangnya, dan bukan ditengah-tengahnya meskipun disitulah terletak momen maksimumnya. Universitas Sumatera Utara Berbagai jenis balok taper secara umum banyak digunakan dalam industri konstruksi baja, karena keefisiensian structural yang dimilikinya, dimana dapat meminimalisir pemakaian material, kemampuan arsitekturalnya, dan tentu fungsi yang diinginkan serta dengan harga produksi yang lebih ekonomis. Namun demikian seorang perencana hanya dapat mendapatkan keseluruhan manfaat yang dimiiki balok taper jika dapat menganalisis dengan metode yang tepat, dimana dapat memperkirakan dengan tepat perilaku structural balok tersebut. Perilaku structural kebanyakan balok tanpa pengekang lateral baik itu prismatis atau balok taper sanagat bergantung terhadap tekuk lateral torsinya, pada fenomena yang lebih kompleks dapat berupa kombinasi sumbu tekuk dan juga torsinya. Namun itu dapat dicerna secara logika, pada keseragaman dan kemudahan penggunaan, satu perilaku metode perencanaan dapat digunakan baik untuk balok perismatis juga taper. Untuk mencapai maksud tersebut pendekan paling umum adalah mencoba memodifikasi aturan dan prosedur dalam balok prismatic dengan maksud untuk melihat kemampuan lateralnya. Tujuan sentral dari berbagai teori balok, dimana memiliki sejarah structural yang panjang salah satunya mencapai karakteristik dari berbagai perilaku balok. Dalam bidang teknik, teori balok secara tipikal diperoleh dari penggabungan dari asumsi dasar kedalam model tiga dimensi, dimana dapat memperlihatkan level hasil yang berbeda-beda. Asumsi ini kebanyakan dikenal seperti bentuk yang belum diketahui seperti perpindahan atau komponen tegangan, mungkin lebih kurang jauh lebih realistis dengan membentuk sebuah penyederhanaan yang lebih kecil, kendatipun nantinya muncul inkonsistensi tanpa diduga. Sebuah sketsa kerangka Universitas Sumatera Utara model satu dimensi seringkali dikembangkan dan diimplementasikan secara numerical dimana dimaksudkan dalam karakteristik perilaku elastic tekuk lateral torsi dari balok taper simetris dengan badan terbuka. Sebagai catatan balok berdinding tipis memiliki geometri tambahan, mengingat hubungan antara dua dimensi perpotongan sumbu, ketebalan dinding adalah magnitude yang lebih kecil dari panjang sumbu tengahnya.

II.4 Bentuk Dan Jenis Balok I Nonprismatis