Keterangan: = varians pada belahan 1
= varians pada belahan 2 = varians total skor tes
Pada penelitian ini, estimasi koefisien reliabilitas dilakukan dengan pendekatan konsistensi internal karena data yang akan digunakan hanya dengan
satu kali penyajian tes. Rumus estimasi koefisien reliabilitas yang digunakan adalah KR-20 dengan pertimbangan bahwa data penelitian ini berbentuk dikotomi
dengan homogenitas indeks kesukaran aitem belum diketahui dan aitem dibelah sebanyak jumlah aitem tersebut.
c. Interpretasi Koefisien Reliabilitas
Konsep reliabilitas dalam CTT dipahami sebagai korelasi yang tinggi antara skor tampak dengan skor murninya sendiri. Allen Yen dalam Azwar,
2005 menguraikan enam cara dalam memandang koefisien reliabilitas tes, yaitu: 1
Sejauhmana korelasi antara skor tampak pada dua tes yang paralel yang dilambangkan r
xx
’ 2
Besarnya kuadrat koefisien reliabilitas r
xx
’
2
dipandang sebagai proporsi varians suatu tes yang sama dengan variasi skor pada tes lain yang paralel.
3 Koefisien reliabilitas merupakan besarnya perbandingan antara varians
skor murni s
t 2
dan varians skor tampak s
x 2
. 4
Koefisien reliabilitas merupakan kuadrat koefisien korelasi antara skor tampak dengan skor murni r
xt 2
. Nilai r
xt 2
pasti selalu besar daripada r
xx’
selama nilai r
xx’
tidak sama dengan 0 atau 1. 36
5 r
xx’
sama dengan satu dikurang kuadrat koefisien korelasi antara skor tampak dengan eror pengukuran r
xe 2
. 6
r
xx
’ sama dengan satu dikurang besarnya perbandingan varians eror dan varians skor tampak 1- s
e 2
s
x 2
. Secara teoritik, koefisien reliabilitas berkisar antara 0 sampai 1, namun
secara empirik koefisien reliabilitas tidak pernah mencapai 1. Artinya terdapat ketidakkonsistenan skor antara dua tes yang paralel yang disebabkan oleh eror
yang mempengaruhi performa subjek dalam mengikuti tes atau perbedaan antara skor tampak dan skor murni subjek Crocker Algina, 2005. Menurut Kelly
dalam Crocker Algina, 2005 ada tiga tipe eror yang berhubungan dengan skor pada suatu tes, yaitu ketidaksesuaian antara skor murni dan skor tampak,
ketidaksesuaian antara skor tampak subjek pada satu tes dan skor tampak subjek pada tes yang paralel dengan tes sebelumnya, dan ketidaksesuaian antara skor
murni subjek dan estimasi skor murninya. Sehingga penafsiran terhadap koefisien reliabilitas dapat dilakukan melalui penafsiran standar eror pengukuran SEm,
dengan rumusan sebagai berikut: 19
Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes, maka kemungkinan kesalahan yang terjadi akan semakin kecil. Jadi, tidak ada harga mati dalam
koefisien reliabilitas. Tinggi rendahnya koefisien reliabilitas sangat bergantung pada tujuan tes digunakanSuryabrata, 2005.
37
Murphy dan Davidshofer 2003 menjelaskan bahwa makna tinggi atau rendahnya koefisien reliabilitas tergantung pada tipe dari tes yang dikategorikan
sebagai berikut:
Tabel 3. Kategori Nilai Estimasi Koefisien Reliabilitas
Nilai estimasi reliabilitas
Bentuk Tes Interpretasi
0.95 Tes inteligensi
Eror pengukuran memiliki efek yang sangat rendah
0.90 Tinggi sampai sedang
0.85 Tes prestasi
0.80 0.75
Kelompok tes pilihan ganda Sedang sampai rendah
0.70 Skala
0.65 Rendah
0.60 Tes proyektif
0.55 0.50
Skor murni dan eror pengukuran seimbang pada skor tes
Berdasarkan Tabel 3, Murphy Davidshofer 2003 menyatakan bahwa untuk tes inteligensi nilai estimasi reliabilitas yang dianggap baik jika sama atau
besar dari 0.90 dengan interpretasi bahwa nilai reliabilitas tes inteligensi tersebut tinggi sampai sedang. Oleh karena itu, pada penelitian ini nilai koefisien
reliabilitas akan dianggap baik jika nilai koefisien reliabilitas ≥ 0.90 dengan
pertimbangan bahwa IST merupakan tes inteligensi. Selain itu, IST merupakan salah satu tes inteligensi yang masih sering digunakan oleh P3M Fakultas
Psikologi USU.
d. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koefisien Reliabilitas