Konsep Agropolitan Integrated model in developing capture fisheries minapolitan at Palabuhanratu, Sukabumi District, West Java

19 5 Bantuan teknis dan permodalan, menghadirkan lembaga keuangan, pusat penjualan sarana produksi, BBM dan logistik murah di pelabuhan dan TPI; 6 Mengembangkan sistem manajemen pelabuhan efisien, bersih, dan sehat; 7 Menertibkan pungutan-pungutan dan retribusi yang memberatkan masyarakat; 8 Restrukturisasi armada, wilayah penangkapan ikan, dan perijinan; 9 Pengkayaan stok ikan stock enhancement sebagai penyangga produksi; 10 Pengembangan alat penangkapan ikan yang produktif dan tidak merusak seperti set net; 11 Mengembangkan investasi perikanan tangkap terpadu.

2.3 Minapolitan Perikanan Tangkap Palabuhanratu

Kawasan minapolitan perikanan tangkap Palabuhanratu adalah suatu kawasan pengembangan ekonomi berbasis usaha penangkapan ikan yang dikembangkan secara terintegrasi oleh pemerintah, swasta dan masyarakat untuk menciptakan iklim usaha yang lebih baik untuk pertumbuhan ekonomi wilayah, penciptaan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat kawasan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi Kabupaten Sukabumi 2011. Dijelaskan pula bahwa program minapolitan kota perikanan yang akan diterapkan di Palabuhanratu, dilaksanakan melalui konsep kerja sama usaha inti- plasma. Dalam pengelolaan usaha inti-plasma itu, akan dibentuk jaringan usaha antara industri perikanan dengan beberapa unit usaha yang dijalankan oleh masyarakat nelayan dan pesisir. Melalui jaringan usaha inti-plasma ini, semua kegiatan usaha perikanan dari hulu sampai hilir akan terintegrasi dalam satu manajemen usaha. Adapun tujuan program minapolitan melalui konsep usaha inti- plasma ini, tak lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan dan pesisir di Palabuhanratu. Minapolitan dengan konsep usaha inti-plasma dilaksanakan dibawah pengelolaan Pemkab Sukabumi sedangkan untuk usaha intinya akan dikelola langsung oleh PPN Palabuhanratu dengan membawahi 20 sejumlah unit bisnis perikanan. Sementara usaha plasma, dikerjakan oleh beberapa unit usaha yang dilakukan kelompok masyarakat nelayan dan pesisir. Sutisna 2011 dalam Seminar Nasional Perikanan Tangkap IV menjelaskan komoditas unggulan minapolitan perikanan tangkap di lokasi percontohan tahun 2011 9 lokasi dan di lokasi percontohan tahun 2012 10 lokasi. Khusus untuk komoditas unggulan Kabupaten Sukabumi Palabuhanratu adalah tuna, layur dan cakalang. Menurut Nasrudin 2010 komoditas unggulan di perairan Palabuhanratu adalah tuna dan layur, namun demikian pengembangan budi daya lobster juga dinilai prospektif karena benihnya cukup tersedia di alam. Beberapa dukungan Pemda Kabupaten Sukabumi terhadap minapolitan perikanan tangkap meliputi 1 penyediaan RUTRW untuk kawasan minapolitan Palabuhanratu PERDA, 2 membantu proses penyediaan lahan untuk perluasan PPNP menjadi PPS, 3 peningkatan akses jalan di sekitar dan menuju wilayah minapolitan, 4 Kemudahan pelayanan perizinan untuk mendorong investasi, 5 jaminan ketersediaan air bersih, 6 jaminan ketersediaan pasokan listrik adanya PLTU, dan 7 bantuan penguatan modal, pengetahuan dan keterampilan bagi KUB sektor kelautan dan perikanan. Di samping itu juga ada dukungan dari stakeholder terkait seperti 1 adanya kegiatan-kegiatan dari investasi swasta untuk pembangunan pasar Palabuhanratu menjadi pasar modern, 2 adanya pengadaan armada kapal 5 GT secara swadaya, dan 3 adanya penguatan modal usaha penangkapan ikan dari perbankan Dinas Kelautan dan Perikanan Sukabumi 2011. Selanjutnya dijelaskan pula bahwa program minapolitan perikanan tangkap di Palabuhanratu akan berhasil apabila dapat mengembangkan perikanan tangkap secara berkelanjutan. Oleh karena itu dibutuhkan integrasi dan optimalisasi komponen-komponen utama seperti SDI, armada perikanan tangkap, nelayan, sarana penunjang produksi, pelabuhan perikanan, unit pemasaran hasil tangkapan dan unit pengolahan ikan.

2.4 Perkembangan Teori Klaster

Sejak Porter 1990 mempublikasikan ”Competitive Advantage of Nations”, konsep klaster banyak diperbincangkan berbagai kalangan pelaku bisnis, ekonom,