Perilaku Ibu Terhadap Stimulasi Tumbuh Kembang Neonatus Di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV

(1)

PERILAKU IBU TERHADAP STIMULASI TUMBUH KEMBANG MOTORIK HALUS DAN MOTORIK KASAR NEONATUS

DI KELURAHAN MABAR HILIR PASAR IV MEDAN 2014

NASRIAH 135102080

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Perilaku Ibu terhadap Stimulasi Tumbuh Kembang Motorik Halus dan Motorik Kasar Neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV

Medan 2014

ABSTRAK Nasriah

Latar belakang :Orang tua memiliki peran penting dalam optimalisasi seorang anak. Orang tua harus selalu memberikan rangsang/stimulasi kepada anak dalam semua aspek perkembangan baik motorik kasar maupun halus, bahasa, dan personal sosial. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan mabar Hilir Pasar IV Medan tahun 2014.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sactional. Jumlah sampel sebanyak 30 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan. Analisa data ini digunakan adalah univariat.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 15 orang (50,0%), responden bersikap positif sebanyak 17 orang (56,7%) dan responden tidak melakukan tindakan sebanyak 22 orang (73,3%). Kesimpulan : Hasil penelitian menyatakan bahwa perilaku ibu terhadap stimulsi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus dengan pengetahuan baik, sikap positif dan tindakan kurang. Oleh karena itu, disarankan kepada ibu yang memiliki bayi agar dapat melakukan stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar bayinya sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang neonatus di Kelurahan Mabar Hilir pasar IV. Dimana Karya Tulis Ilmiah ini merupakan tugas akhir dan menjadi salah satu syarat mencapai gelar SST di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengakui banyaknya kekurangan dalam tulisan ini sehingga Karya Tulis Ilmiah ini tidak mungkin penulis sebut sebagai suatu karya yang sempurna. Kekurangan dan ketidaksempurnaan tulisan ini tidak dapat dilepaskan dari berbagai macam rintangan dan halangan yang selalu datang pada diri penulis. Penulis rasakan semua itu sebagai suatu ujian dan pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan penulis.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan serta bantuan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Dengan segala kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M. Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Nur Asnah Sitohang, S. Kep, Ns. M. Kep selaku Ketua Program Studi D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara sekaligus dosen pembimbing dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang telah banyak meluangkan waktu serta pikirannya kepada penulis dalam pembuatan


(6)

proposal Penelitian ini. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program studi D-IV Bidan Pendidik Universitas Sumatera Utara.

3. Teristimewa sembah sujud dan terima kasih yang tak terhingga kepada ayahanda (Nurdin) dan ibunda (Rosnawati) yang tercinta dan tersayang. Yang telah mendidik, membesarkan dan membimbing penulis dengan penuh kasih dan sayang serta memberikan dukungan moril, spiritual, dan material sehingga penulis dapat menyelesaikan Proposal ini. Begitu juga buat kakak, abang dan adik saudara tersayang yang tidak henti-hentinya memberikan semangat dan motivasi kepada penulis selama masa pendidikan.

4. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh teman- teman yang tidak bisa ditulis satu per satu yang selama ini selalu bersama dalam menuntut ilmu dan bersuka cita dalam hal apapun, juga motivasi dan dorongan yang tiada henti.

Akhir kata penulis ucapkan terima kasih atas semua dan apapun yang telah diberikan kepada penulis. Semoga Allah SWT selalu membalas semua kebaikan yang selama ini diberikan kepada penulis dan melimpahkan rahmat-Nya.

Medan, Juli 2014 Penulis,

NASRIAH 135102080


(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iiii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR SKEMA ... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

BAB I A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II A. Perilaku ... 6

B. Neonatus ... 10

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus ... 10

D. Stimulasi Tumbuh Kembang ... 17

E. Dasar penelitian ... 18

BAB III A. Kerangka Konsep... 20

B. Definisi Operasional ... 21

BAB IV A. Desain Penelitian ... 22

B. Populasi dan Sampel ... 22

C. Tempat Penelitian ... 23

D. Waktu Penelitian ... 23

E. Etika Penelitian ... 23

F. Instrumen Penelitian ... 24

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen... 26

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 27

I. Analisa Data ... 28

BAB V A. Hasil Penelitian... 29

B. Pembahasan ... 34

BAB VI A. KESIMPULAN... 38

B. SARAN ... 39 DAFTAR PUSTAKA


(8)

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1 Tabel 3.1 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Tabel 5.7

Refleks Bayi Baru Lahir... Defenisi Operasiona... Distribusi Frekuensi dan Presentase Responden Berdasarkan Karakteristik Ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan 2014... Distribusi Frekuensi dan Presentase Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan2014... Distribusi Frekuensi dan Presentase Responden Berdasarkan Pengetahuan Ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan 2014... Distribusi Frekuensi dan Presentase Responden Berdasarkan Sikap Ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan 2014... Distribusi Frekuensi dan Presentase Responden Berdasarkan Sikap Ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan 2014... Distribusi Frekuensi dan Presentase Responden Berdasarkan Tindakan Ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan 2014... Distribusi Frekuensi dan Presentase Responden Berdasarkan Tindakan Ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan 2014...

14 20 29 30 31 32 33 33 34


(9)

DAFTAR SKEMA

Halaman Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian…... 19


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 4 Lampiran 5 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8

: : : : : : : :

Informed Consent Kuesioner

Lembar Konsultasi Surat Izin Data Penelitian Surat Balasan Izin Penelitian Lembar Content Validity Indeks Master Tabel


(11)

Perilaku Ibu terhadap Stimulasi Tumbuh Kembang Motorik Halus dan Motorik Kasar Neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV

Medan 2014

ABSTRAK Nasriah

Latar belakang :Orang tua memiliki peran penting dalam optimalisasi seorang anak. Orang tua harus selalu memberikan rangsang/stimulasi kepada anak dalam semua aspek perkembangan baik motorik kasar maupun halus, bahasa, dan personal sosial. Tujuan penelitian : Untuk mengetahui perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan mabar Hilir Pasar IV Medan tahun 2014.

Metodologi : Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sactional. Jumlah sampel sebanyak 30 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan total sampling. Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan. Analisa data ini digunakan adalah univariat.

Hasil : Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berpengetahuan baik sebanyak 15 orang (50,0%), responden bersikap positif sebanyak 17 orang (56,7%) dan responden tidak melakukan tindakan sebanyak 22 orang (73,3%). Kesimpulan : Hasil penelitian menyatakan bahwa perilaku ibu terhadap stimulsi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus dengan pengetahuan baik, sikap positif dan tindakan kurang. Oleh karena itu, disarankan kepada ibu yang memiliki bayi agar dapat melakukan stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar bayinya sehingga dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.


(12)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pencapaian pembangunan manusia ditinjau dari indeks prestasi manusia (IPM) belum menunjukkan hasil yang menggembirakan karena IPM Indonesia berada pada peringkat 112 dari 117 dari negara tetangga. Rendahnya IPM sangat dipengaruhi oleh rendahnya status gizi dan kesehatan penduduk Indonesia (Azwar, 2007).

Di Indonesia seperti kemungkinan besar di negara-negara yang sedang berkembang lainnya masih banyak ditemukan praktek pengasuhan anak yang kurang kaya stimulasi tumbuh kembang. Sedangkan stimulasi ini sangat penting untuk perkembangan mental psikososial anak tersebut (Haweni, 2008).

Pada tahun 2007 sekitar 35,4% anak balita di Indonesia menderita penyimpangan perkembangan seperti penyimpangan dalam motorik kasar, motorik halus, serta penyimpangan mental emosional. Pada tahun 2008 berdasarkan pemantauan status tumbuh kembang balita, prevalensi tumbuh kembang turun menjadi 23,1%. Hal ini disebabkan karena Indonesia mengalami kemajuan dalam program edukasi

Deteksi tumbuh kembang bayi di Jawa Timur di tetapkan 80%, tetapi cakupan diperiksa 40-59% dan mengalami perkembangan tidak optimal sebanyak 0,14% (Dinas kesehatan tingkat I Propinsi jawa Timur 2008). Sedangkan menurut profil kesehatan Provinsi DIY 2008, gambaran tumbuh kembang balita di Provinsi DIY tahun 2008 dari 39.510 bayi usia 0 sampai 1 tahun adalah prevalensi balita dengan penyimpangan perkembangan baik secara motorik kasar, motorik halus, maupun penyimpangan mental emosional sebanyak 1.906 (6,82%).


(13)

Menurut Siswono (2004), kebutuhan stimulasi atau upaya merangsang anak untuk memperkenalkan suatu pengetahuan ataupun keterampilan baru ternyata sangat penting dalam upaya peningkatan kecerdasan anak. Stimulasi dapat dilakukan pada anak sejak calon bayi masih berwujud janin, sebab janin bukan merupakan makhluk yang pasif. Di dalam kandungan janin sudah dapat bernafas, menendang, menggeliat, bergerak, menelan, menghisap jempol, dan lainnya. Stimulasi juga dilakukan orang tua (keluarga) setiap ada kesempatan atau sehari-hari. Stimulasi disesuaikan dengan umur dan prinsip stimulasi.

Kelainan perkembangan disebabkan karena prematur, bayi baru lahir sebelum waktunya, kurang dari berat badan normal, infeksi, hambatan pertumbuhan dalam kandungan, kelainan bawaan, ibunya gangguan obat-obatan terlarang, lingkungan sosial (kemiskinan), pendidikan orang tua yang rendah, ibu yang terlalu muda atau perceraian, juga faktor lingkungan seperti terkait nutrisi, psikologis dan stimulus yang diberikan keluarga (Atmikasari, 2008).

Orang tua memiliki peran penting dalam optimalisasi seorang anak. Orang tua harus selalu memberikan rangsang/stimulasi kepada anak dalam semua aspek perkembangan baik motorik kasar maupun halus, bahasa, dan personal sosial. Stimulasi ini harus diberikan secara rutin dan berkesinambungan dengan kasih sayang, metode bermain dan lain-lain. Sehingga perkembangan anak akan berjalan optimal. Kurangnya stimulasi dari orang tua dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan anak, karena itu para orang tua atau pengasuh harus diberi penjelasan cara-cara melakukan stimulasi kepada anak-anak (Dinkes, 2009).

Penelitian pane (2012) yang bertujuan untuk mengetahui ikatan kasih sayang ibu pasca salin dan perkembangan bayi umur 0-28 hari diklinik bersalin yang dilakukan pada 34 orang sampel dengan menggunakan desain korelasional dengan


(14)

pendekatan prosfektif yang memberi hasil signifikan antara tindakan danperkembangan. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden melakukan tindakan positif 26 orang (82,4%) dan sebagian kecil melakukan tindakan negatif 8 orang (17,6%). Hasil perkembangan sesuai dengan tahapan perkembangan yaitu 85,3% dan sebagian kecil responden memiliki perkembangan tidak sesuai dengan tahapan perkembangan yaitu 14,7%.

Penelitian Putri (2009) yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap, tindakan ibu nifas tentang ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi yang dilakukan pada 30 orang sampel dengan menggunakan desain cros sectional yang member hasil yang signifikan antara pengetahuan, sikap, dan tindakan yaitu sebagian besar ibu nifas yang memiliki pengetahuan cukup sebanyak 12 orang (40%) dan sebagian kecil berpengetahuan baik sebanyak 8 orang (26,7%), sikap ibu nifas sebagian besar yang bersikap cukup sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil bersikap kurang sebanyak 9 orang (30%), dan tindakan ibu nifas sebagian besar yang mempunyai tindakan cukup 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil memiliki tindakan baik sebanyak 9 orang (30%).

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan Tahun 2014.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka perumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan Tahun 2014.


(15)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV.

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV.

c. Untuk mengetahui sikap ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV. d. Untuk mengetahui tindakan ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang

motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV.

D. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti

Sebagai wahana mengaplikasikan ilmu yang penulis peroleh di bangku perkuliahan, khususnya dalam mata kuliah metodologi penelitian.

b. Bagi Responden

Memberikan informasi guna menambah pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang stimulasi tumbuh kembang bayi yang optimal


(16)

c. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai sumber informasi dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang asuhan neonatus, bayi, dan balita.


(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Perilaku

1. Defenisi Perilaku

Perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu: (a) Perilaku tertutup (Covert behavior) terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut masih belum dapat diamati orang lain (dari luar) secara jelas. (b) Perilaku Terbuka (Overt behavior)terjadi bila respon terhadap stimulus tersebut sudah berupa tindakan, atau praktik ini dapat diamati orang lain dari luar atau “observable behavior” (Notoadmodjo, 2007).

2. Pengetahuan (knowledge)

Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa pengetahuan adalah hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, dan telinga). Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung ataupun melalui pengalaman orang lain. Pengetahuan dapat ditingkatkan melalui penyuluhan baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan yang bertujuan untuk tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan optimal. Pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkat, yaitu: (a) Tahu (Know)diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Tahu ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. (b) Memahami (Comprehension), memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara benar tentang objek yang diketahui


(18)

tersebut. (c) Aplikasi (Application)diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada situasi yang lain. (d) Analisis (Analysis)adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan atau memisahkan kemudian mencari hubungan antara komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang diketahui. (e) Sintesis (Synthesis)menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang dimiliki. (f) Evaluasi (Evaluation)berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu. Penilaian ini didasarkan pada kinerja yang ditentukan sendiri atau norma-norma yang berlaku di masyarakat.

Faktor – faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : a. Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik terdiri atas empat kategori perubahan yaitu perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan timbulnya ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berfikir seseorang menjadi semakin matang dan dewasa (Mubarak, 2011).

b. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada orang lain agar dapat memahami sesuatu hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima informasi, dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya, jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat


(19)

perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan (Mubarak, 2011).

c. Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan secara langsung maupun tidak langsung.

3. Sikap (Attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertututp terhadap suatu stimulasi atau objek. Sikap tidak langsung dilihat tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulasi tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari adalah merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial (Notoadmojo, 2007).

Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih dan sebagainya). Selain bersifat positif dan negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda (sangat benci, agak benci, dan sebagainya). Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang. Sebab sering kali terjadi bahwa seseorang dapat berubah dengan memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap sesorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya.


(20)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak langsung dapat dilihat, tetapi dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup.

Sikap juga mempunyai tingkat-tingkat berdasarkan intensitasnya, sebagai berikut: (a) Menerima (receiving)diartikan bahwa seorang atau subjek mau menerima stimulus yang diberikan (objek). (b) Menanggapi (responding)diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapai. (c) Menghargai (valuing)diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan orang lain merespon. (d) Bertanggungjawab (responsible), Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggungjawab terhadap apa yang telah diyakini, dia harus berani mengambil resiko bila ada orang lain yang mencemooh atau adanya resiko lain.

4. Tindakan atau Praktik (Practice)

Menurut Notoatmodjo (2007), bahwa sikap adalah kecenderungan untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud dalam tindakan, sebab untuk terwujudnya suatu tindakan perlu faktor lain, yaitu antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana. Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 4 tingkatan menurut kualitasnya, yaitu: (a) Persepsi (Perception)Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. (b) Praktik terpimpin (guided response)Apabila subjek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan. (c) Praktik secara mekanisme (mechanism) apabila subjek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikkan sesuatu hal secara otomatis. (d) Adopsi (adoption)adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau


(21)

mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.

B. Neonatus

1. Defenisi Neonatus

Neonatus adalah individu yang dimulai dari umur 0-28 hari. Neonatal dibagi menjadi 2 bagian yaitu: masa neonatal dini, umur 0-7 hari, dan masa neonatal lanjut 8-28 hari. Pada masa ini terjadi pertumbuhan yang pesat dan proses pematangan berlangsung secara terus menerus terutama meningkatnya fungsi sistem saraf (Depkes, 2012).

Masa bayi atau neonatus merupakan masa perkembangan motorik, kognitif, dan sosial yang cepat. Bersama memberi asuhan, bayi membentuk dasar percaya pada dunia dan dasar hubungan interpersonal dimasa yang akan datang. Bulan pertama kehidupan yang kristis, meskipun bagian dari masa bayi, sering dibedakan karena adanya penyesuaian yang besar kekeadaan ekstra uterus dan penyesuaian psikologis orang tua (Wong, 2008).

C. Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus 1. Pertumbuhan

1.1.Defenisi Pertumbuhan

Pertumbhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat membelah diri dan mensintesis protein baru. Menghasilkan peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian bagian sel (Wong, 2009).

1.2Defenisi perkembangan

Perkembangan adalah perubahan dan perluasan secara bertahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih tinggi. Peningkatan dan


(22)

perluasan kapasitas seseorang melalui pertumbuhan, maturasai serta pembelajaran (Wong, 2009).

2. Pertumbuhan dan Perkembangan Neonatus

Pertumbuhan dan perkembangan post natal diawali dengan masa neonatus (0-28 hari) ditandai dengan terjadi proses adaptasi sistem organ tubuh, proses dari organ tersebut dimulai dari aktivitas pernapasan yang disertai pertukaran gas dengan frekuensi pernapasan antara 35-50 kali per menit, penyesuaian denyut jantung antara 120-160 kali per menit, dengan ukuran jantung lebih besar apabila dibandingkan dengan rongga dada, kemudian terjadi aktivitas (pergerakan) bayi yang mulai meningkat untuk memenuhi kebutuhan gizi seperti menangis, memutar-mutar kepala, dan menghisap (rooting reflex) dan menelan (Hidayat, 2005).

Perubahan selanjutnya sudah dimulai proses pengeluaran tinja yang terjadi dalam waktu 24 jam yang terdapat mekonium. Hal tersebut akan dilanjutkan proses defekasi seperti dari proses eksresi dari apa yang dimakan (ASI) frekuensi dari defekasi tersebut dapat berkisar antara 3-5 kali seminggu, akan tetapi juga banyak dijumpai pada bayi mengalami konstipasi pada bayi dengan PASI Perubahan pada fungsi organ yang lain seperti ginjal belum sempurna (Hidayat, 2005).

Urine masih mengandung sedikit protein dan pada minggu pertama akan dijumpai urine warna merah muda karena banyak mengandung senyawa urat. Kemudian kadar haemoglobin darah tepi pada neonatus berkisar antara 17-19 g/dl, kadar hematokrit saat lahir adalah 52%, terjadi peningkatan kadar leokosit sekitar 25.000-30.000/ul dan setelah umur satu minggu akan terjadi penurunan hingga kurang dari 14.000/ul. Keadaan fungsi hatipun masih relatif imatur dalam memproduksikan faktor pembekuan sebab belum terbentuk flora usus yang akan


(23)

berperan dalam absorbsi vitamin K, kemudian adanya kekebalan bayi oleh karena adanya imunoglobulin (Hidayat, 2005).

Pada masa neonatus perkembangan motorik kasar dapat diawali tanda gerakan seimbang pada tubuh, mulai mengangkat kepala, kemudian pada motorik halus dimulainya tanda-tanda kemampuan untuk mampu mengikuti garis tengah bila kita memberikan respons terhadap gerakan jari atau tangan (Hidayat, 2005).

Pada perkembangan bahasa ditunjukkan adanya kemampuan bersuara (menangis) dan bereaksi terhadap suara atau bel dan pada perkembangan adaptasi sosial ditunjukkan adanya tanda-tanda tersenyum dan mulai menatap muka untuk mengenali seseorang (Hidayat, 2005).

3. Pola Tumbuh Kembang

Pola tumbuh kembang bersifat jelas, dapat diprediksi, kontinu, teratur, dan progresif. Pola ini bersifat universal dan mendasar bagi semua individu, namun unik dalam hal cara dan waktu pencapaiannya.

Kecenderungan arah tumbuh kembang terjadi dengan arah atau tahap yang teratur dengan saling terkait, serta mencerminkan perkembangan dan maturitas neuromuskular. Pola kecenderungan pertama adalah arah sefalokaudal atau kepala-ke-kaki. Kecenderungan kedua adalah proksimodistal, atau kejauh. Kecenderungan ketiga adalah deferensiasi, menjelaskan perkembangan dari tahap operasional sederhana ke aktiviras dan fungsi yang kompleks.

Kecenderungan urutan tumbuh kembang terjadi pada semua dimensi yang jelas dan dapat diperkirakan yaitu anak-anak merangkak sebelum merambat, merambat sebelum berdiri, dan berdiri sebelum berjalan. Tahap akhir dan kepribadian terbentuk pada awal pembentukan rasa percaya diri.


(24)

Laju perkembangan yaitu pertumbuhan yang cepat sebelum dan setelah kelahiran mengalami penurunan secara bertahap di masa kanak-kanak awal. Pertumbuhan relatif lambat selama masa kanak-kanak pertengahan, meningkat secara nyata pada awal masa remaja, dan menurun pada masa dewasa awal.

Periode sensitif, biasanya disebut dengan periode kritis, sensitif, rentan, dan optimal adalah periode dalam kehidupan organisme ketika organisme tersebut rentan terhadap pengaruh positif dan negatif. Periode pranatal : konsepsi sampai lahir, Germinal :konsepsi sampai kira-kira 2 minggu, embrio : 2 sampai 8 minggu, janin 8 sampai 40 minggu (lahir). Masa bayi : lahir sampai 1 tahun. Neonatus : lahir sampai 27 atau 28 hari, bayi: 1 sampai kira-kira 1 tahun (Wong, 2009)

4. Ciri-ciri Pertumbuhan dan Perkembangan

Pertumbuhan dan perkembangan memiliki ciri-ciri yaitu yang pertama, di dalam pertumbuhan akan terjadi perubahan fisik, seperti berat badan, tinggi badan, lingkar kepala, lingkar lengan, lingkar dada dan lain-lain. Yang ke dua, dalam pertumbuhan dapat terjadi perubahan proporsi yang dapat terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai dari masa konsepsi hingga dewasa. Ketiga yaitu pertumbuhan dan perkembangan terjadi hilangnya ciri-ciri lama yang ada selama masa pertumbuhan, seperti hilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu, atau hilangnya refleks-refleks tertentu. Dan yang terakhir yaitu secara perlahan pertumbuhan akan mengikuti proses kematangan, seperti adanya rambut pada daerah aksila, pubis atau dada.

Sedangkan perkembangan selalu melibatkan proses pertumbuhan yang diikuti dari perubahan fungsi, seperti perkembangan sistem reproduksi akan diikuti perubahan fungsi alat kelamin. Kedua, perkembangan memiliki pola yang konstan dengan hukum tetap, yaitu perkembangan dapat terjadi dari daerah kepala menuju ke


(25)

arah kaudal atau dari bagian proksimal ke bagian distal. Ketiga, perkembangan memiliki tahapan yang berurutan mulai dari kemampuan melakukan hal yang sederhana menuju kemampuan melakukan hal yang sempurna. Perkembangan setiap individu memiliki kecepatan pencapaian perkembangan yang berbeda. Dan perkembangan dapat menentukan pertumbuhan tahap selanjutnya, dimana tahapan perkembangan harus dilewati tahap demi tahap (Hidayat, 2008).

5. Refleks Bayi Baru Lahir

Menurut Kelly (2010), refleks bayi baru lahir adalah respons otomatis dan spontan terhadap rangsangan ekternal dan internal. Refleks adalah bahan pembangun kecerdasan dan dasar dari kombinasi fisik. Berikut adalah beberapa refleks sebagai penanda kesehatan sistem saraf yaitu sebagai berikut:

Refleks Pemicu Gambaran Muncul/menghilang Moro (terkejut) Rangsangan

eksternal: perubahan pencahayaan,

suara bising, perubahan, gerak atau posisi yang tiba-tiba

rangsangan

internal: tangisan bayi sendiri atau bergerak otot selama tidur Bayi akan merentangkan lengan dan tungkainya, kemudian segera menaiknya kerah dada sementara tubuhnya melengkung

Mulai terlihat pada usia 1-2 minggu dan menghilang pada usia 6 bulan.

Sucking (menghisap)

Menyentuh bagian mulut atau pipi bayi dengan puting atau jari

Bibir bayi mencucudan

lidahnya ditarik melengkung kerah

Refleks mengaut 4 bulan pertama setelah 6 bulan menghilang secara bertahap


(26)

dalam. Rooting Mengusap pipi

atau area di sekitar mulut.

Kepala bayi kearah sumber sentuhan dan mencari puting dengan mulutnya

Terus berlanjut selama bayi menyusu

Papillary (berkedip)

Sunar yang terang menyentuh mata, atau suara bising yang mendadak

Kelopak bayi akan membuka dan menutup dengan cepat

permanen

Menelan Makanan didalam mulut

Trakea bayi menutup pada saat

esofagus membuka permanen Babinski (menggenggam) Menepuk dengan tangan atau menekan tumit ditelapak kaki

Jari-jari, tangan atau

kaki bayi melengkung seperti

memegang benda

Mulai berkurang setelah 10 hari dan menghilang sekitar 4 bulan. Refeleks dikaki dapat terus ada sampai usia 8 bulan Melangkah Pegang bayi dalam

posisi berdiri dan

kaki agak menekan ke lantai

Bayi akan mengangkat kaki

secara bergantian, atau jari-jari kaki melengkung

Berkurang setelah 1

minggu dan menghilang pada usia

sekitar 2 bulan

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang

Secara umum faktor penentu yang berpengaruh pada tumbuh-kembang adalah faktor genetik dan faktor lingkungan, disamping faktor internal dari anak itu sendiri. Adapun faktor internal yang dapat berpengaruh terhadap tumbuh kembang bayi yaitu: (1) Ras, anak yang dilahirkan dari ras atau bangsa Amerika, maka ia tidak memiliki faktor herediter rasa tau bangsa Indonesia atau sebaliknya. (2) keluarga, ada


(27)

kecenderungan keluarga yang memiliki postur tubuh tinggi, pendek, gemuk, atau kurus. (3) umur, kecepatan pertumbuhan yang pesat adalah pada masa prenatal, tahun pertama kehidupan, dan masa remaja. (4) jenis kelamin, fungsi reproduksi pada anak perempuan berkembang lebih cepat daripada laki-laki. Tetapi setelah melewati masa pubertas, pertumbuhan anak laki-laki akan lebih cepat. (5) genetik, adalah bawaan anak yaitu potensi anak yang akan menjadi cirri khasnya. Ada beberapa kelainan genetik yang berpengaruh pada tumbuh kembang anak seperti kerdil. (6) kelainan Kromosom, umumnya disertai dengan kegagalan pertumbuhan seperti pada sindroma Down’s dan sindroma Turner’s.

Faktor yang kedua yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak atau bayi yaitu faktor eksternal yang meliputi: (1) Faktor prenatal pada, faktor prenatal meliputi gizi, mekanis, toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, kelainan imunologi, anoksia embrio dan psikologi ibu. (2) Faktor persalinan, komplikasi persalinan pada bayi seperti trauma kepala, asfiksia dapat menyebabkan kerusakan jaringan otak. (3) Faktor pasca persalinan, meliputi gizi, penyakit kronis,lingkungan fisis dan kimia, psikologis, endokrin, sosio-ekonomi, lingkungan pengasuhan, stimulasi, dan obat-obatan (DepKes, 2012).

7. Aspek Tumbuh Kembang

Ada 2 aspek tumbuh kembang pada neonatus yaitu : (a) gerak kasar atau motorik kasar adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan pergerakan dan sikap tubuh yang melibatkan otot-otot besar seperti duduk , berdiri, dan sebagainya. (b) gerak halus atau motorik halus adalah aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat seperti mengamati sesuatu, menjimpit, dan sebagainya.


(28)

D. Stimulasi Tumbuh Kembang

1. Defensi Stimulasi Tumbuh Kembang

Stimulasi tumbuh kembang adalah suatu kegiatan merangsang kemampuan dasar anak umur 0-6 tahun agar anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Setiap anak perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap kesempatan. Stimulasi tumbuh kembang anak dilakukan oleh ibu dan ayah yang merupakan orang terdekat dengan anak, pengganti ibu atau pengasuh anak, anggota keluarga lain dan kelompok masyarakat dilingkungan rumah tangga masing-masing dan dalam kehidupan sehari-hari. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak. Kemampuan dasar yang diberi stimulasi terarah yaitu kemampuan gerak kasar, kemampuan gerak halus, kemampuan bicara dan bahasa serta kemampuan sosialisasi dan kemandirian. (Depkes 2012).

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali kesempatan berinteraksi dengan bayi, misalnya :: ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menggendong, mengajak berjalan, bermain dan menjelang tidur. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-buru, memaksakan kehendak pengasuh. Pengasuh yang sering marah, bosan, sebal maka tanpa disadari pengaruh justru memberikan rangsangan emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru akan menimbulkan ketakutan pada bayi (Bety, 2012).

Stimulasi sebaiknya dilakukan setiap kali kesempatan berinteraksi dengan bayi, misalnya : ketika memandikan, mengganti popok, menyusui, menggendong, mengajak berjalan, bermain dan menjelang tidur. Jangan memberikan stimulasi dengan terburu-buru, memaksakan kehendak pengasuh. Pengasuh yang sering marah,


(29)

bosan, sebal maka tanpa disadari pengaruh justru memberikan rangsangan emosional yang negatif. Karena pada prinsipnya semua ucapan, sikap dan perbuatan pengasuh merupakan stimulasi yang direkam, diingat dan akan ditiru atau justru akan menimbulkan ketakutan pada bayi (Bety, 2012).

Stimulasi pada bayi dapat dilakukan dengan cara : mengusahakan rasa nyaman, aman, menyenangkan, memeluk, menggendong, menatap bayi, mengajak tersenyum, berbicara, membunyikan berbagai suara atau musik bergantian dan menggerakkan benda berwarna mencolok (lingkaran atau kotak-kotak hitam-putih), benda berbunyi dan memegang mainan (Bety, 2012).

E. Dasar penelitian

Ide penelitian pada penelitian yang dilakukan oleh Putri (2009) yang bertujuan untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan ibu nifas tentang ikatan kasih sayang antara ibu dan bayi dengan jumlah sampel 30 orang dengan teknik total sampling, penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sactional dan analisa menggunakan univariat dengan pengetahuan, sikap dan tindakan sebagai variabelnya. Penelitian Pane (2012) yang bertujuan untuk mengetahui ikatan kasih sayang ibu pasca salin dan perkembangan bayi umur 0-28 hari di klinik bersalin Delima dengan jumlah sampel 34 orang dengan teknik total sampling, penelitian ini menggunakan desain korelasional dengan pendekatan prosfektif, analisa penelitian ini menggunakan univariat dan bivariat dengan tindakan kasih sayang ibu pasca salin dan perkembangan bayi usia 0-28 hari sebagai variabelnya.

Perbedaan penelitian dengan yang saya lakukan adalah penelitian saya bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di kelurahan Mabar Hilir Pasar IV dengan


(30)

jumlah sampel 30 orang dengan teknik total sampling, penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan pendekatan cross sactional, analisa penelitian ini menggunakan univariat dengan pengetahuan, sikap dan tindakan sebagai variabelnya.


(31)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antar variabel yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoadmodjo, 2003). Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. Pada skema kerangka konsep dapat dilihat bahwa sampel dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang mempunyai bayi dimana penelitian ini akan mengidentifikasi perilaku ibu dalam stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema 3.1 berikut ini :

Skema 3.1. kerangka konsep penelitian Perilaku ibu :

- Pengetahuan - Sikap

- Tindakan

Stimulasi tumbuh kembang neonatus :

- Motorik halus - Motorik kasar


(32)

B. Definisi Operasional

No Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Cara Ukur

Hasil Ukur Skala

1. Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar pada

neonatus

Lembar kuesioner

Wawancara 1.Baik:bila

benar ibu menjawab 79-100%

pernyataan 2.Cukup: bila

benar ibu menjawab 56-78%

pertanyaan 3.Kurang: bila

benar ibu menjawab

<56% pertanyaan

Ordinal

2. Sikap Kemampuan ibu dalam

menanggapi dan merespon

stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar pada

neonatus.

Kuesioner Wawancara 1.Sikap positif, jika responden mampu menjawab dengan skor (6-10) 2.Sikap negatif,

jika responden mampu menjawab dengan skor (0-5) Nominal


(33)

3. Tindakan Perbuatan nyata yang dilakukan secara langsung oleh ibu di Kelurahan Mabar Hilir pasar IV dalam melakukan stimulasi tumbuh kembang pada neonatus

Kuesioner Wawancara Observasi

1.”Baik” jika dilakukan : bila skor responden 6-10

2. “kurang”jika tidak

dilakukan: bila skor responden 0-5


(34)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional (penelitian yang hanya dilakukan sekali waktu saja) yang bertujuan untuk mengetahui perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus.

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian atau yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu yang mempunyai neonatus yang berada di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV sebanyak 30 orang yang didapat dari data beberapa klinik yang berada di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV.

2. Sampel

Sampel adalah bagian populasi yang diteliti. Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah menggunakan total sampling yaitu semua populasi dijadikan menjadi sampel. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang.

Adapun kriteria sampel dalam penelitian ini adalah : ibu-ibu yan mempunyai neonatus dan berada di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV.


(35)

C. Tempat Penelitian

Mabar Hilir Pasar IV adalah daerah yang berdekatan dengan Kawasan Industri Medan II (KIM II) dan perkebunan PTPN II Deli Serdang yang berada di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Kec. Medan Deli Kota Medan Provinsi Sumatera Utara dengan jumlah penduduk ± 3600 jiwa dengan jarak dari pusat kota ± 26 Km dan mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Labuhan - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Timur - Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Helvetia

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sei Tuan Deli Serdang

D. Waktu Penelitian

Penelitian ini dimulai dari bulan Oktober 2013- Juni 2014.

E. Etika Penelitian

Sebelum dilakukan penelitian terlebih dahulu penelitian mengajukan permohonan kepada ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera utara, dan permintaan izin dari bapak lurah. Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian.

Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung, kebebasan dari tindakan yang merugikan atau resiko dan mendapat


(36)

keadilan tanpa adanya diskriminasi saat responden tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

Kerahasian catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi mengunakan inisial. Data-data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. F. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan lembar kuesioner yan berisi pernyataan tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan. Pengetahuan yang berisi 10 pernyataan dengan pilihan jawaban benar atau salah, kuesioner sikap dengan pilihan jawaban setuju dan tidak setuju berisi 10 pernyataan, dan tindakan berisi 10 pernyataan dengan pilihan jawaban dilakukan dan tidak dilakukan. Setiap jawaban yang dipilih dapat dijawab dengan tipe checklist yang disusun sendiri oleh penulis dengan arahan dari pembimbing.

1. Aspek Pengukuran Pengetahuan

Aspek pengukuran dalam penelitian ini menggunakan skala Guttman dengan instrumen yang berupa kuesioner yang terdiri dari variabel penelitian sebagai berikut: Untuk mengetahui pengetahuan ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar pada neonatus, peneliti mengajukan 10 pernyataan analisa secara deskriptif dengan besar skornya dalam setiap pernyataan adalah 1 jika dijawab dengan benar, dan jika pernyataan dijawab dengan salah skornya 0, dengan nilai minimum 0 dan maximum 10.

Dengan menggunakan rumus: P = �


(37)

i

=

=

10−0

2

=

10

2

= 5

Keterangan:

P : Presentasi Jawaban Responden f: Jumlah soal yang benar

n: Jumlah soal keseluruhan Kategori penilaian:

1. “Baik ” : 76% - 100% 2. “Cukup” : 56% -75%

3. “Kurang “ : ≤ 55% (Nursalam, 2008) 2. Aspek Pengukuran Sikap

Untuk mengetahui sikap responden, peneliti mengajukan pernyataan sebanyak 10 item. Untuk aspek sikap jika responden menjawab Setuju skornya 1 dan, jika Tidak setuju skornya 0. Maka skor maximum untuk aspek sikap 10, dan minimum 0 sehingga dalam penentuan kategori setiap variabel penelitian dapat diterapkan sebagai berikut :

Dengan kategori : - 6 – 10 positif - 0 – 5 negatif


(38)

3. Aspek Pengukuran Tindakan

Untuk mengetahui tindakan responden, peneliti mengajukan 10 pernyataan. Skor 10 jika salah satu pertanyaan dijawab dengan benar, skor 0 jika pernyataan dijawab salah. Nilai minimum 0 dan maksimum 10, dengan kategori:

1. Dilakukan (Baik) jika skor = 6 – 10 2. Tidak dilakukan (Kurang) jika skor = 0 – 5

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan secara content validity yang diuji oleh Farida Lindasari Siregar, S.Kep. Ns. M.Kep pada tanggal 26 Februari 2014. Pada tahap pertama ada perbaikan kuesioner pengetahuan, sikap dan tindakan ibu. Lalu tahap kedua kuesioner dikatakan valid dimana nilai CVI (Content validity Indeks) adalah 0,8.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ketepatan suatu alat ukur, uji reliabelitas dilakukan untuk melihat alat dapat dipercaya atau diandalkan untuk digunakan sebagai alat ukur (Arikunto, 2006). Reliabelitas dalam penelitian mengukur tingkat stabilan jawaban yang diberikan responden atas pernyataan dari kuesioner. Sekumpulan pernyataan untuk mengukur dimensi variabel yang kita ukur jika koefisien relibelitasnya 0,6 atau lebih dari 0,6 sudah memenuhi syarat reliabelit. Uji reabilitas penelitian ini dilakukan di Mabar Hilir Pasar III kepada 10 orang ibu yang memiliki kriteria sama dengan responden, yaitu pada tanggal 30 Februari 2014. Kemudian data diolah dengan menggunakan SPSS.


(39)

H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kader posyandu yang berada di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV setelah mendapatkan surat izin penelitian dari Program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan surat permohonan izin ketempat penelitian di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan. Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti melakukan pengumpulan data responden yang lengkap sesuai kriteria penelitian. Setelah itu, peneliti melakukan pendekatan kepada masing-masing responden dan menjelaskan tentang tujuan penelitian serta menanyakan masing-masing responden. Apabila responden bersedia, maka diminta untuk menandatangani surat persetujuan.

Setelah mendapatkan persetujuan dari responden peneliti memberikan penjelasan tentang prosedur pengisian kuesioner dengan cara memberi tanda check list (√ ) pada jawaban yang benar lalu menjelaskan jumlah pernyataan yang terdiri dari aspek pengetahuan, sikap dan tindakan yang masing-masing aspek terdiri dari 10 pernyataan dengan jumlah keseluruhan pernyataan 30 soal. Waktu yang diberikan yaitu 30 menit. Dari proses penelitian yang dilakukan, penelitian berlangsung selama 30 hari dengan cara mendatangi kerumah-rumah responden dengan didampingi oleh kader. Pada minggu pertama didapatkan 12 responden, minggu kedua 5 responden, minggu ketiga 7 responden dan minggu ke empat 6 responden. Dari keseluruhan responden pengisian kuesioner aspek pengetahuan dan sikap mayoritas dilakukan pernyataan dibacakan oleh peneliti dan responden menjawab pernyataan dengan alasan responden malas untuk membaca pernyataan tersebut. Pada aspek tindakan peneliti melakukan penelitian dengan cara membagikan kuesioner lalu peneliti melakukan wawancara dengan ibu sambil melakukan observasi tindakan responden dengan mendatangi masing-masing rumah responden, 1 orang responden membutuhkan waktu 30 menit untuk melakukan observasi.


(40)

I. Analisa Data

Analisa data dilakukan setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa dan melalui beberapa tahap, pertama editing untuk melakukan pengecekan kelengkapan data. Kemudian data yang akan diukur diberi coding untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data. Selanjutnya tabulating untuk mempermudah analisa data yang dimasukkan kedalam bentuk tabel. Setelah itu mengentry data kedalam komputer dan dilakukan dalam pengolahan data dengan menggunakan tehnik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yaitu pemeriksaan semua data kedalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisa data dalam penelitian ini adalah univariat yang bersifat deskriptif. Masing-masing variabel penelitian ini dilakukan untuk menilai distribusi frekuensi dan presentasenya dengan menggunakan skala ordinal karena bersifat kategorik. Hasil penelitian ini disajikan dalam bentuk tabel.


(41)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian yang berjudul perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV tahun 2014, kuesioner diberikan kepada 30 orang ibu yang memiliki neonatus. Hasilnya dapat disajikan sebagai berikut :

1. Karakteristik Demografi

Hasil penelitian terhadap karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden berada pada rentang 20-30 tahun sebanyak 18 orang (60,0%) dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 16 orang (53,3%) dan pekerjaan responden IRT sebanyak 25 orang (83,3%). Dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut .

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan karakteristik ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV tahun 2014 (n=30)

Karekteristik frekuensi Persentase Umur

< 20 tahun 20-30 tahun >30 tahun

2 18 10 6,7 60,0 33,3 Pendidikan SD SMP SMA D III 1 11 16 2 3,3 36,7 53,3 6,7 Pekerjaan IRT Karyawan Swasta 25 4 83,3 16,7


(42)

2. Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan pengetahuan ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan tahun 2014 (n=30)

Berdasarkan hasil penelitian maka pilihan ibu pada pernyataan pengetahuan tentang stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus yang menjawab benar mayoritas pada pernyataan nomor 8, 9 dan 10 sebanyak 30 orang (100%) dan ibu yang mayoritas menjawab salah terdapat pada pernyataan nomor 3 sebanyak 18 orang (60%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut :

Tabel 5.2.

Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan pengetahuan ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan tahun 2014 (n=30)

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban Benar Salah

f % F %

1 Rangsangan dapat dilakukan agar anak dapat

tumbuh secara optimal 29 96,7 1 3,3

2

Rangsangan pada bayi dapat dilakukan oleh orang tua, pengasuh dan orang terdekat dengan bayi

25 83,3 5 16,7

3 Rangsangan dapat dilakukan pada bayi usia

0-28 hari 12 40 18 60

4

Kurangnya rangsangan kepada bayi dapaat menimbulkan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi

19 63,3 11 36,7

5 Rangsangan dapat dilakukan kapan dan

dimanapu saja 29 96,7 1 3,3

6

Melihat benda berarna hitam-putih dapat membantu fungsi penglihatan bayi yang masih gelap atau kabur

16 53,3 14 46,7

7 ASI yang diberikan dapat merangsang indera

pengecap bayi 28 93,3 2 6,7

8

Menggantungkan mainan kerincingan pada box bayi dapat merangsang indera

pendengaran bayi dalam mengenal bunyi atau suara

30 100 0 0

9 Menyentuh bibir bayi dapat merangsang

refleks menghisap 30 100 0 0

10 Mengelus-elus telapak tangan bayi dapat


(43)

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa pengetahuan ibu mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (50,0%) dan minoritas berpengetahuan baik sebanyak 15 orang (50,0%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.3. dibawah ini

Tabel 5.3.

Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan pengetahuan ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan tahun 2014 (n=30)

Variabel frekuensi Persentase

Baik Cukup

15 15

50,0 50,0 3. Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan sikap ibu di

Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan tahun 2014 (n=30)

Dari hasil penelitian maka responden yang mayoritas memiliki sikap positif pada pernyataan nomor 8 dan 9 sebanyak 29 orang (96,7%) dan minoritas yang memiliki sikap negatif pada pernyataan nomor 2 dan 4 sebanyak 23 orang (76,7%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.4 dibawah ini :


(44)

Tabel 5.4.

Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan sikap ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan tahun 2014 (n=30)

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban Setuju Tidak setuju

f % f %

1

Rangsangan tidak baik dilakukan pada bayi baru lahir karena dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi

17 56,7 13 43,3

2

Rangsangan dapat dilakukan dalam bentuk rangsangan penglihatan, pendengaran, bahasa maupun sentuhan yang dapat dilakukan

7 23,3 23 76,7

3

Ibu dapat melakukan rangsangan pada bayi dengan cara bercanda dengan bayi seperti menggelitik tubuh bayi

10 33,3 20 66,7 4

Pertumbuhan yang optimal dapat dilakukan dengan cara melakukan rangsangan pada bayi segera setelah lahir

7 23,3 23 76,7 5 Ibu dapat melakukan pijatan-pijatan halus

pada saat memandikan bayi 23 76,7 7 23,3 6

Ibu tidak boleh memakaikan pakaian yang terlalu ketat kepada bayi karena dapat menghambat pertumbuhan bayi

23 76,7 7 23,3 7 Ibu dapat memberikan senyuman yang

dapat merangsang penglihatan bayi 21 70 9 30 8

Ibu dapat merangsang refleks menggenggam dengan cara mengelus-elus telapak tangan bayi

29 96,7 1 3,3

9

Selain ibu, rangsangan juga dapat dilakukan oleh ayah, pengasuh dan orang terdekat dengan bayi

29 96,7 1 3,3 10

Rangsangan juga dapat dilakukan dengan cara berinteraksi pada bayi saat ibu menyusui bayinya

21 70 9 30

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa sikap ibu dikelurahan mabar hilir pasar IV medan seluruhnya mempunyai jawaban setuju sebanyak 17 orang (56,7%) dan jawaban tidak setuju 13 orang (43,3%) . Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.5 dibawah ini :


(45)

Tabel 5.5.

Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan sikap ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan tahun 2014 (n-30) Variabel frekuensi Persentase

Positif Negatif 17 13 56,7 43,3

4. Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan tindakan ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan tahun 2014 (n=30)

Dari hasil penelitian maka responden yang mayoritas memiliki tindakan baik pada pernyataan nomor 10 sebanyak 30 orang (100%) dan mayoritas yang memiliki tindakan tidak baik pada pernyataan nomor 1, 2, 7, 8 dan 9 sebanyak 29 orang (90%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.6 dibawah ini.

Tabel 5.6.

Distribusi frekuensi dan responden responden berdasarkan tindakan ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan tahun 2014 (n=30)

No Pertanyaan

Pilihan Jawaban

Dilakukan Tidak Dilakukan

F % F %

1 Ibu memainkan kerincingan 3 10 27 90

2 Ibu memperlihatkan mainan berwarna hitam-putih 3 10 27 90

3 Ibu mengelus-elus pipi bayi 29 97,7 1 3,3

4 Ibu mengajak bayinya berbicara atau bermain bersama 29 96,7 1 3,3

5 Ibu bercanda dengan bayi pada saat bayi sedang releks 29 96,7 1 3,3

6 Ibu bernyanyi-nyanyi pada saat menidurkan bayinya 5 16,6 25 83,3

7 Pada saat memandikan bayi, ibu melakukan

pijatan-pijatan halus kepada bayi 3 10 27 90

8 Ibu meluangkatkan waktunya untuk berinteraksi

kepada bayinya 3 10 27 90

9 Pada saat ibu menyusui bayinya, ibu berbicara pada

bayinya 3 10 27 90

10 Ibu menenangkan bayinya saat menangis dengan cara


(46)

Dari hasil penelitian diperoleh bahwa tindakan ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan seluruhnya adalah dilakukan sebanyak 8 orang (126,7%) dan tidak dilakukan sebanyak 22 orang (73,3%) . Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.7. di bawah ini

Tabel 5.7.

Distribusi frekuensi dan presentase responden berdasarkan tindakan ibu di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan tahun 2014 (n=30)

Variabel frekuensi Persentase

Dilakukan Tidak dilakukan

8 22

26,7 73,3

B. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada ibu yang mempunyai neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan Tahun 2014, diperoleh data yang merupakan keadaan nyata dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 30 orang ibu-ibu yang mempunyai neonatus. Data tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam melakukan pembahasan dan sebagai hasil akhir dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Pengetahuan ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di kelurahan mabar hilir pasar IV medan tahun 2014

Pada tabel 5.3 dapat diamati bahwa pengetahuan ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus sebagian besar


(47)

berpengetahuan cukup sebanyak 15 orang (50,0%) dan baik sebanyak 15 orang (50%).

Hal ini menyatakan bahwa ibu-ibu yang memiliki pengetahuan baik berarti telah mengetahui tentang stimulasi terhadap neonatus. Sedangkan ibu-ibu yang memiliki pengetahuan cukup disebabkan oleh kurangnya informasi dan wawasan ibu yang diperoleh dari media elektronik dan media massa ataupun dari petugas kesehatan.

Sesuai pendapat Mubarak (2007) yang menyatakan bahwa tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya. Pengetahuan baik dan cukup dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti sumber informasi, faktor pendidikan. Semakin banyak seseorang mendapatkan informasi baik dari lingkungan keluarga, lingkungan tetangga, petugas kesehatan. Hal ini akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Sama halnya dengan pendidikan, semakin tinggi tingkat penddikan seseorang maka akan semakin baik juga tingkat pengetahuan ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Putri (2009) tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu nifas tentang ikatan kasih sayang di kelurahan kota matsum II Kecamatan Medan Area dengan hasil pengetahuan ibu sebagian yang pengetahuan cukup sebanyak 12 orang (40%) dan sebagian kecil pengetahuan baik sebanyak 8 orang (26,7%).


(48)

2. Sikap ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di kelurahan mabar hilir pasar IV medan tahun 2014

Pada tabel 5.5 diperoleh sebagian ibu memiliki sikap positif sebanyak 17 orang (56,7%) dan sebagian sebagian memiliki sikap negatif sebanyak 13 orang (43,3%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.5.

Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memiliki sikap positif telah meyakini setelah ibu berpengalaman dalam stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus . sedangkan ibu-ibu yang memiliki sikap negatif disebabkan ibu-ibu masih kurang pengalaman dalam stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus.

Sikap positif dan negatif dapat dipengaruhi oleh pengalaman langsung yang dialami individu terhadap sesuatu hal dan sikap tidak dibawa sejak lahir tetapi dipelajari dan dibentuk berdasarkan pengalaman individu sepanjang perkembangan selama hidupnya. Sikap tidak lepas dari pengaruh interaksi manusia satu dengan yang lain.

Menurut Sunaryo (2004) sikap adalah kecenderungan bertindak dari individu, berupa respons tertutup terhadap stimulus ataupun objek tertentu. Secara nyata sikap menunjukkan adanya keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang disertai adanya perasaan tertentu dan memberikan dasar pada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian Putri (2009) tentang pengetahuan, sikap, dan tindakan ibu nifas tentang ikatan kasih sayang di kelurahan kota matsum II Kecamatan Medan Area dengan hasil sikap ibu sebagian yang bersikap cukup sebanyak 11 orang (36,7%) dan sebagian kecil bersikap kurang sebanyak 9 orang (30%).


(49)

3. Tindakan ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di kelurahan mabar hilir pasar IV medan tahun 2014

Pada tabel 5.7 diperoleh sebagian besar ibu memiliki tindakan dilakukan sebanyak 8 orang (26,7%) dan tidak dilakukan sebanyak 22 orang (73,3%). Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu yang memiliki tindakan dilakukan dalam stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di dapat dari pengalaman sendiri dan interaksi dengan orang lain sedangkan yang tidak melakukan stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus disebabkan karena kurangnya pengalaman dan interaksi dengan orang lain.

Penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian pane (2012), tentang ikatan kasih sayang ibu pasca salin dan perkembangan bayi 0-28 hari di klinik bersalin Delima dengan hasil tindakan ibu sebagian besar melakukan tindakan positif sebanyak 28 orang (82,4%) dan tindakan negatif sebanyak 6 orang (17,6%).

C. Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti telah berupaya semaksimal mungkin untuk memperoleh data yang sebenarnya dan mengontrol kondisi yang berkaitan dengan proses dan hasil penelitian secara optimal, namun berbagai kendala tidak jarang muncul. Keterbatasan pada saat melaksanakan penelitian ini antara lain, dalam menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada responden sehingga timbul keengganan responden dalam mengungkapkan keadaan yang sebenarnya.


(50)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di kelurahan mabar hilir pasar IV medan tahun 2014 diperoleh kesimpulan sebagai berikut : 1. Karakteristik ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik

kasar neonatus di kelurahan mabar hilir pasar IV medan tahun 2014 diperoleh mayoritas responden berada pada rentang 20-30 tahun sebanyak 18 orang (60,0%) dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 16 orang (53,3%) dan pekerjaan responden IRT sebanyak 25 orang (83,3%).

2. Pengetahuan ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di kelurahan mabar hilir pasar IV medan tahun 2014 diperoleh sebagian berpengetahuan baik sebanyak 15 orang (50,0%).

3. Sikap ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di kelurahan mabar hilir pasar IV medan tahun 2014 diperoleh sebagian ibu bersikap positif sebanyak 17 orang (56,7%).

4. Tindakan ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dan motorik kasar neonatus di kelurahan mabar hilir pasar IV medan tahun 2014 diperoleh hasil yang melakukan tindakan sebanyak 8 orang (26,7%).


(51)

B. SARAN

1. Bagi peneliti

Bagi peneliti di masa akan datang jumlah sampelnya lebih banyak, tempat yang berbeda dan dapat meneruskan penelitian ini dengan yang lebih spesifik pada stimulasi pada neonatus.

2. Bagi Responden

Memberikan informasi guna menambah pengetahuan ibu yang mempunyai bayi tentang stimulasi tumbuh kembang bayi yang optimal

3. Bagi institusi pendidikan

Untuk institusi diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan informasi dan bahan bacaan.


(52)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2006), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta.

Atmikasari. (2008). Deteksi Dini Gangguan Perkembangan Anak.

Azwar, A. (2007). Kecenderungan masalah gizi dan tantangan di masa datang,

Depkes RI. (2012). Pedoman pelaksanaan stimulasi deteksi intervensi tumbuh kembang di tingkat pelayanan dasar. Jakarta

Dinkes. (2009). Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. Jakarta

Haweni, Tri. (2008). Pengetahuan, sikap dan perilaku ibu bekerja dan tidak bekerja tentang stimulasi pada pengasuhan anak balita. desember 2013

Hidayat, A.A. (2005). Pengantar Ilmu Keperawatan Anak I. Jakarta : Selemba Medika

. (2008). Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta : Selemba Medika

. (2009).Metode penelitian kebidanan dan teknik analisa data. Jakarta : Selemba Medika

Kelly, P. 2010. Asuhan neonatus dan bayi. Jakarta : EGC

Mubarak, WI. (2007), Promosi Kesehatan: Sebuah Pengantar Proses BelajarMengajar, Jakarta: Graha Ilmu.

(2011). Promosi kesehatan untuk kebidanan. Jakarta : Selemba Medika

Notoadmodjo. (2007). Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam, Rekawati dan Utami, S. (2008). Asuhan kebidanan III (Nifas). Jakarta :

Trans Info Media

Pane, Nurmala. (2013). Hubungan tindakan ikatan kasih sayang ibu pasca salin dengan perkembangan bayi umur 0-28 hari di klinik bersalin Delima Medan . Karya Tulis Ilmiah : Universitas Sumatera Utara


(53)

Putri, Pratiwi Syah. (2009), Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Ibu Nifas Tentang Ikatan Kasih Sayang di Kelurahan Kota Matsum II Kecamatan Medan Area. Karya Tulis Ilmiah : Universitas Sumatera Utara.

Septiari, Bety Bea. (2012). Mencetak balita cerdas dan pola asuh orang tua. Jakarta : Nuha Medika

Siswono. (2004). Stimulasi dan Nutrisi Penting untuk Bayi. 05 desember 2014

Soedjatmiko. (2008). Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta : EGC

Wong, dkk. (2009). Buku ajar keperawatan pediatrik-Ed 6. Jakarta : EGC Wong, D, L. (2008). Buku ajar keperawatan pediatrik, Volume 1. Jakarta :EGC


(54)

Lampiran 1

INFORMED CONSENT

Saya adalah mahasiswa program D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui perilaku ibu terhadap stimulasi tumbuh kembang motorik halus dn motorik kasar neonatus.

Setiap data yang ada pada kuesioner ini tidak akan disebarluaskan. Data-data tersebut hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan segala kerahasiaan menjadi tanggung jawab peneliti. Sehingga saya mengharapkan jawaban yang saudara berikan sesuai dengan pendapat saudara dan jujur tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama :

Alamat :

Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden dalam penelitian yang berjudul “Perilaku Ibu Terhadap Stimulasi Tumbuh Kembang Motorik Halus dan Motorik Kasar Neonatus di Kelurahan Mabar Hilir Pasar IV Medan Tahun 2014”. Demikian surat pernyataan persetujuan ini saya sampaikan dengan sadar tanpa ada paksaan dari siapapun.

Responden Peneliti


(55)

Lampiran 2

1. Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap benar dan sesuai menurut anda. KOESIONER PENELITIAN

PERILAKU IBU TERHADAP STIMULASI TUMBUH KEMBANG MOTORIK HALUS DAN MOTORIK KASAR NEONATUS

DI KELURAHAN MABAR HILIR PASAR IV MEDAN 2014

Karakteristik Responden

No. Responden : ( diisi oleh peneliti)

Umur :

Pendidikan : Pekerjaan :

Petunjuk Pengisian :

2. Beri tanda (√) pada jawaban yang anda pilih.

3. Tanyakan apabila terdapat pertanyaan yang menurut anda kurang jelas.

a. Aspek pengetahuan

No. Pertanyaan Benar Salah Skor

1. Melakukan stimulasi/rangsangan dapat dilakukan agar anak dapat tumbuh secara optimal

2. Rangsangan pada bayi dapat dilakukan oleh orang tua, pengasuh dan orang terdekat dengan bayi 3. Rangsangan dapat dilakukan pada bayi usia 0-28

hari

4. Kurangnya rangsangan kepada bayi dapat menimbulkan penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan pada bayi

5. Rangsangan dapat dilakukan kapan dan dimanapun saja


(56)

6. Melihat benda berwarna hitam-putih dapat membantu fungsi penglihatan bayi yang masih gelap atau kabur

7. ASI yang diberikan dapat merangsang indera pengecap bayi

8. Menggantungkan mainan kerincingan pada box bayi dapat merangsang indera pendengaran bayi dalam mengenal bunyi atau suara

9. Menyentuh bibir bayi dapat merangsang refleks menghisap

10. Mengelus-elus telapak tangan bayi dapat merangsang refleks menggenggam

b. Aspek Sikap

No. Pertanyaan Setuju Tidak

setuju

Skor 1. Rangsangan tidak baik dilakukan pada bayi baru

lahir karena dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan bayi

2. Rangsangan dapat dilakukan dalam bentuk rangsangan penglihatan, pendengaran, bahasa maupun sentuhan yang dapat dilakukan

3. Ibu dapat melakukan rangsangan pada bayi dengan cara bercanda dengan bayi seperti menggelitik tubuh bayi

4. Pertumbuhan yang optimal dapat dilakukan dengan cara melakukan rangsangan pada bayi segera setelah lahir

5. Ibu dapat melakukan pijatan-pijatan halus pada saat memandikan bayi

6. Ibu tidak boleh memakaikan pakaian yang terlalu ketat kepada bayi karena dapat menghambat


(57)

pertumbuhan bayi

7. Ibu dapat memberikan senyuman yang dapat merangsang penglihatan bayi

8. Ibu dapat merangsang refleks menggenggam dengan cara mengelus-elus telapak tangan bayi 9. Selain ibu, rangsangan juga dapat dilakukan oleh

ayah, pengasuh dan orang terdekat dengan bayi 10. Rangsangan juga dapat dilakukan dengan cara

berinteraksi pada bayi saat ibu menyusui bayinya

c. Aspek Tindakan

No. Pertanyaan Dilakukan Tidak

dilakukan

Skor 1. Ibu memainkan kerincingan

2. Ibu memperlihatkan mainan berwarna hitam-putih

3. Ibu sering mengelus-elus pipi bayi

4. Ibu sering mengajak bayinya berbicara atau bermain bersama

5. Ibu bercanda dengan bayi pada saat bayi sedang releks

6. Ibu bernyanyi-nyanyi pada saat menidurkan bayinya

7. Pada saat memandikan bayi, ibu melakukan pijatan-pijatan halus kepada bayi

8. Ibu meluangkatkan waktunya untuk berinteraksi kepada bayinya

9. Pada saat ibu menyusui bayinya, ibu berbicara pada bayinya

10. Ibu menenangkan bayinya saat menangis dengan cara memeluk atau menggendong bayinya


(58)

(59)

(60)

(61)

(62)

(63)

(64)

(65)

(66)

(67)

Lampiran 8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Nasriah

Tempat dan Tanggal Lahir : Kuala Simpang, 27 mei 1991 Agama / Suku : Islam / Aceh

Nama Ayah : Nurdin

Nama ibu : Almh. Rosnawati Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Kota Lintang Atas Gg. Nurul Huda No.74 Kecamatan Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang

Pendidikan Formal

Tahun 2013 – 2014 : Tamat Dari Pendidikan D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun 2009 – 2012 : Tamat Dari D III Kebidanan AKBID Imelda Medan Tahun 2006 – 2009 : Tamat Dari SMA Negeri 1 Kejuruan Muda Kuala Simpang

Tahun 2003 – 2006 : Tamat Dari SMP Swasta Islam Kuala Simpang Tahun 1997 – 2003 : Tamat Dari SD Negeri No. 3 Kuala Simpang Tahun 1996 – 1997 : Tamat Dari TK Nurul Amin Kuala Simpang


(1)

Lampiran 6


(2)

(3)

(4)

(5)

Lampiran 7


(6)

Lampiran 8

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Data Pribadi

Nama : Nasriah

Tempat dan Tanggal Lahir : Kuala Simpang, 27 mei 1991 Agama / Suku : Islam / Aceh

Nama Ayah : Nurdin

Nama ibu : Almh. Rosnawati Status : Belum Menikah

Alamat : Jl. Kota Lintang Atas Gg. Nurul Huda No.74 Kecamatan Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Tamiang

Pendidikan Formal

Tahun 2013 – 2014 : Tamat Dari Pendidikan D IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

Tahun 2009 – 2012 : Tamat Dari D III Kebidanan AKBID Imelda Medan Tahun 2006 – 2009 : Tamat Dari SMA Negeri 1 Kejuruan Muda Kuala Simpang

Tahun 2003 – 2006 : Tamat Dari SMP Swasta Islam Kuala Simpang Tahun 1997 – 2003 : Tamat Dari SD Negeri No. 3 Kuala Simpang Tahun 1996 – 1997 : Tamat Dari TK Nurul Amin Kuala Simpang