Edible Film Application of Kappa Carragenan from Kappaphycus alvarezii Seaweed as Edible Film on Peeled Boiled Shrimp

Tabel 5 Penggunaan karaginan dalam produk pangan berbahan dasar air Produk Fungsi Jenis Karaginan Konsentrasi Dessert Gel Gelasi Kappa + iota Kappa + iota + locus bean gum LBG 0,5-1,0 Jeli rendah kalori Gelasi Kappa + iota Kappa + galaktomanan 0,5-1,0 Pakan hewan kalengan Stabilisasi lemak, pengental Kappa + LBG 0,2-1,0 Sirup Suspensi, bodying Kappa + lamda 0,3-0,5 Minuman serbuk bercitarasa buah Bodying Sodium kappa, lamda 0,3-0,5 Pizza, saus barbecue Bodying Kappa 0,2-0,5 Susu imitasi Bodying Iota, lamda 0,03-0,06 Puding non dairy Pemantap emulsi Kappa 0,1-0,3 Pasta gigi Pengikat Sodium kappa, iota, lamda 0,8-1,2 Lotions Bodying Sodium kappa, iota, lamda 0,2-1,0 Cat air Suspensi Kappa + galaktomanan, iota 0,15-0,5 Sumber : McHugh 1987

2.3 Edible Film

Edible film adalah lapisan tipis dan kontinu yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan, dibentuk di atas komponen makanan atau diletakkan di antara komponen makanan yang berfungsi sebagai penghambat terhadap transfer massa misalnya oksigen, kelembaban, lipida, zat terlarut, sebagai agen pembawa bahan tambahan pangan, dan atau untuk meningkatkan penanganan makanan Donhowe dan Fennema 1994. Pada awalnya, fungsi edible film adalah untuk mencegah kehilangan kelembaban pada buah segar atau untuk mengurangi absorbsi oksigen pada buah yang pada akhirnya dapat menekan laju respirasi. Film kemudian digunakan untuk menstabilkan gradien aktivitas air dan mempertahankan berbagai sifat tekstural yang dimiliki oleh komponen bahan pangan yang berbeda-beda Donhowe dan Fennema 1994. Tabel 6 Penggunaan karaginan dalam produk pangan berbahan dasar susu Produk Fungsi Jenis Karaginan Konsentrasi Frozen dessert : Es krimes susu Mencegah pembentukan whey, mengontrol pencairan Kappa 0,01-0,03 Produk susu pasteurisasi : Coklat, citarasa buah Susu skim Campuran krim untuk keju ’cottage’ Suspensi, bodying Bodying Daya lekat Kappa Kappa, Iota Kappa 0,025-0,035 0,025-0,035 0,02-0,035 Produk susu sterilisasi : Coklat Formula susu bayi Suspensi, bodying Stabilisasi lemak dan protein Kappa Kappa 0,01-0,035 0,02-0,04 Milk Gels : Puding Puding dingin Ready to eat desserts Gelasi Pengental, gelasi Mengendalikan sineresis Kappa, kappa + iota Kappa, iota, lamda Iota 0,2-0,3 0,2-0,5 0,1-0,2 Cold prepared milks : Susu instan Shakes Suspensi, bodying Suspensi, bodying Lamda Lamda 0,1-0,2 0,1-0,2 Susu asam : Yoghurt Bodying Kappa + locus bean gum 0,2-0,5 Sumber : McHugh 1987 Komponen edible film dapat dibagi menjadi tiga golongan, yaitu hidrokoloid, lipida dan campurannya komposit. Hidrokoloid yang cocok di antaranya adalah protein, derivat selulosa, pati, alginat, pektin dan polisakarida lainnya. Lipida yang cocok adalah lilin, asil gliserol dan asam lemak. Film campuran atau komposit dapat berbentuk bilayer, dimana lapisan yang satu adalah hidrokoloid dan lapisan lainnya adalah lipida Donhowe dan Fennema 1994. Edible film dari hidrokoloid mempunyai kelebihan yaitu dapat mencegah reaksi deteriorasi pada produk pangan dengan jalan menghambat gas-gas reaktif, terutama oksigen dan karbondioksida Arpah 1997Film hidrokoloid umumnya mudah larut dalam air sehingga sangat menguntungkan dalam penggunaannya, terutama pada produk pangan yang memerlukan perebusan atau pemasakan terlebih dahulu Arpah 1997. Polimer hidrokoloid yang digunakan sebagai edible film dapat berupa protein, karbohidrat atau turunan dari keduanya. Salah satu bahan edible film dari karbohidrat adalah karaginan. Suryaningrum et al. 2005 menyatakan bahwa sifat karaginan yang dapat membentuk gel dan elastis, dapat dimakan serta dapat diperbarui merupakan alasan yang mendukung penggunaannya sebagai bahan baku edible film. Karaginan juga mengandung serat makanan yang baik untuk pencernaan sehingga penggunaannya sebagai edible film dapat memberikan nilai tambah bagi edible film yang dihasilkan. Suryaningrum et al. 2005 telah melakukan penelitian untuk menghasilkan edible film dari kappa karaginan dengan perbandingan antara tepung kappa karaginan dan plasticizer tepung tapioka adalah 2:1. Cha et al. 2002 meneliti pengaruh penambahan bahan antimikroba pada edible film kappa karaginan untuk menghambat pertumbuhan beberapa bakteri patogen. Konsentrasi tepung kappa karaginan yang digunakan dalam penelitiannya adalah 1 dengan penambahan gliserol dan polietilen glikol sebagai plasticizer. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa edible film kappa karaginan yang ditambah dengan agen antimikroba memiliki nilai tensile strength kuat tarik dan persen pemanjangan yang lebih rendah dibandingkan kontrol tanpa penambahan agen antimikroba. Larotonda 2007 juga telah meneliti pengaruh penambahan tepung karaginan berbagai konsentrasi pada edible film dari tepung Quercus suber. Penelitiannya memperlihatkan bahwa semakin tinggi konsentrasi tepung karaginan yang ditambahkan, maka nilai tensile strength kuat tarik dan persen pemanjangan edible film tersebut juga semakin tinggi. Peningkatan konsentrasi tepung karaginan juga menyebabkan meningkatnya transparansi film yang dihasilkan. Komponen penyusun edible film yang cukup besar adalah plasticizer. Plasticizer secara umum dapat meningkatkan permeabilitas film terhadap gas, uap air dan zat terlarut. Penambahan plasticizer juga dapat meningkatkan elastisitas dan daya kohesi film. Larotonda 2007 menyebutkan bahwa plasticizer yang umumnya ditambahkan pada edible film adalah poliol gliserol, sorbitol, polietilen glikol 400, mono-, di-, atau oligosakarida, lipida dan turunannya. Pengaruh berbagai plasticizer pada edible film tepung Quercus suber dengan penambahan tepung kappa karaginan telah diteliti oleh Larotonda 2007. Plasticizer yang digunakan terdiri dari dua jenis yaitu plasticizer hidrofilik dan hidrofobik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa plasticizer hidrofilik memiliki nilai tensile strength kuat tarik, persen pemanjangan dan transparansi yang lebih tinggi dibandingkan plasticizer hidrofobik. Larotonda 2007 menyatakan bahwa gliserol merupakan plasticizer hidrofilik yang paling cocok diaplikasikan pada edible film tepung Quercus suber dengan penambahan tepung kappa karaginan.

2.4 Aplikasi Edible Film dalam Bidang Pangan