93 penelitian ini, sehingga variabel F tersebut masih mungkin dipisahkan dari
kegiatan rekreasi atau relatif tidak terlalu mempengaruhi keputusan seseorang untuk melakukan rekreasi ke TMR. Hal ini dikarenakan 55 dari total responden
wisatawan belum menikah dan 45 sudah menikah, artinya proporsi wisatawan yang belum menikah dan yang sudah menikah hampir sama.
6.3 Pola Keuangan Taman Margasatwa Ragunan Tahun 2006-2010
Menurut hasil wawancara dengan dokter hewan dan kurator internal TMR, kondisi satwa TMR sangat terawat. Indikatornya adalah sering terjadi kelahiran
dan jarang ada satwa yang sakit. Pola reproduksi sudah sesuai dan tidak bermasalah. Dari sisi pakan, satwa TMR diberikan pakan yang layak sesuai
dengan kuantitas, kualitas, kontinuitas, dan palatabilitasnya. Satwa sudah diberikan pakan, vitamin, dan obat-obatan yang cukup. Hal ini juga sesuai dengan
penilaian responden wisatawan terhadap kondisi satwa Taman Margasatwa Ragunan yang dinilai baik.
Sanitasi kandang satwa di TMR menurut dokter hewan dan kurator termasuk dalam kategori baik dan tidak mengganggu kondisi satwa. Namun, hal
ini bertentangan degan penilaian beberapa responden wisatawan yang menyatakan bahwa kondisi kandang satwa kurang terawat kebersihan dan penataannya. Oleh
sebab itu, harus ada peningkatan pelayanan untuk wisatawan TMR dari sisi kondisi fisik dan kebersihan fasilitassarana. Hal tersebut mengharuskan TMR
untuk lebih baik dalam pengelolaan biaya operasionalnya. Taman Margasatwa Ragunan selama lima tahun terakhir mengalami
fluktuasi dalam realisasi pengeluaran dan penerimaannya. Pada Tabel 23 dapat diketahui bahwa realisasi pengeluaran tertinggi terjadi pada tahun 2007 dan
94 terendah pada tahun 2010. Realisasi pengeluaran sama dengan realisasi
penerimaan sehingga TMR tidak pernah mengalami defisit, hanya saja penerimaannya selalu lebih kecil dari penerimaan yang dianggarkan. Tabel 23
menunjukkan anggaran, realisasi pengeluaran dan penerimaan, retribusi, subsidi, dan selisih realisasi dari anggaran TMR.
Tabel 23. Anggaran, Realisasi Pengeluaran, Realisasi Penerimaan, Retribusi, Subsidi, dan Selisih Realisasi dari Anggaran Taman Margasatwa
Ragunan Tahun 2006-2010
Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2006-2010 Taman Margsatawa Ragunan, 2011
Tabel di atas menginformasikan bahwa rata-rata realisasi pengeluaran TMR per tahun adalah sebesar Rp 57.590.960.332,00, sedangkan penerimaan dari
retribusi pemakaian fasilitassarana dan tiket hanya sebesar Rp 19.210.387.264,00. Kondisi tersebut menyebabkan pemerintah harus mensubsidi sebesar Rp
38.380.573.068,00 per tahun kepada TMR untuk menutupi seluruh biaya operasionalnya. Selain itu, tabel tersebut juga menginformasikan bahwa realisasi
penerimaan yang diperoleh TMR selalu berada dibawah anggaran yang seharusnya. Selisih realisasi penerimaan rata-rata dengan anggaran rata-rata
adalah sebesar Rp 10.721.947.618,00 pertahunnya.
Uraian Tahun
Rata-rata Rp
2006 2007 2008 2009 2010
Anggaran 59.049.341.803 78.500.484.870 89.981.926.741 67.752.786.332 46.280.000.000 68.312.907.949
Realisasi Pengeluaran
51.519.489.876 73.277.930.484 72.588.725.643 53.662.183.449 36.906.472.206 57.590.960.332 Realisasi
Penerimaan 51.519.489.876 73.277.930.484 72.588.725.643 53.662.183.449 36.906.472.206 57.590.960.332
Retribusi 13.454.428.001 19.082.237.367 19.780.735.600 21.346.648.300 22.387.887.050 19.210.387.264
Subsisdi 38.065.061.875 54.195.693.117 52.807.990.043 32.315.535.149 14.518.585.156 38.380.573.068
Selisih Realisasi
dari Anggaran
7.529.851.927 5.222.554.386 17.393.201.098
14.090.602.883 9.373.527.794 10.721.947.618
95 Sejak tahun 2010, status TMR berubah menjadi UPT BLUD Unit
Pelayanan Teknis Badan Layanan Umum Daerah, dimana status BLUD membolehkan TMR memiliki rekening sendiri sehingga birokrasi pengeluaran
keuangan dapat lebih cepat. Selain itu, BLUD juga menuntut ke arah TMR yang mandiri sehingga nantinya dapat menutupi biaya operasionalnya sendiri. Salah
satu alternatif solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menaikkan harga tiket masuk. Oleh sebab itu, subsidi dari APBD pemerintah dapat berkurang
secara bertahap, meskipun pengurangannya tidak harus 100. Penerimaan TMR berasal dari retribusi tiket, pemakaian fasilitassarana
TMR, dan dari subsidi pemerintah, tidak ada penerimaan dari pihak ketiga. Retribusi fasilitassarana TMR yang dimaksud berasal dari uang parkir kendaraan,
satwa tunggang, Taman Satwa Anak, Pusat Primata Schmutzer, sewa panggung, sound system
, gedung, pedagang, penyediaan satwa jinak untuk berfoto, dan pembuatan film. Fasilitassarana TMR secara lengkap dapat dilihat dalam
Lampiran 6. Pemerintah memberikan subsidi untuk TMR pertahunnya rata-rata sebesar 66,65 dari total realisasi pengeluaran rata-rata. Kenaikan harga tiket
diharapkan mampu mengurangi beban subsidi tersebut. Tabel 24 berikut menunjukkan penerimaan TMR dari retribusi tiket masuk selama lima tahun
terakhir.
96
Tabel 24. Penerimaan Rata-rata TMR dari Tiket Masuk Tahun 2006-2010
Uraian Tahun
Rata-rata 2006 2007 2008 2009 2010
Dewasa 7.067.587.000 9.713.060.000 9.430.860.000 9.935.572.000
10.602.092.000 9.920.396.000 Anak
1.483.302.000 2.231.805.000 2.351.538.000 2.363.535.000 2.460.372.000 2.351.812.500 Rombongan
Dewasa 77.993.250 235.713.000 233.214.000 246.288.000 93.615.000 202.207.500
Rombongan Anak
66.846.750 193.398.750 187.312.500 191.853.000 176.292.000 187.214.062,5
Total 8.695.729.000 12.373.976.750 12.202.924.500 12.737.248.000 13.332.371.000 11.868.449.850
Sumber : Laporan Keuangan Tahun 2006-2010 Taman Margasatwa Ragunan, 2011
Tabel di atas menunjukkan bahwa total penerimaan rata-rata TMR dari tiket masuk selama lima tahun terakhir hanya sebesar Rp 11.868.449.850,00
pertahun. Namun, pada perhitungan yang diturunan dari Tabel 23 mengenai anggaran, realisasi pengeluaran dan penerimaan, retribusi, subsidi, dan selisih
realisasi dari anggaran TMR diketahui bahwa penerimaan dari total retribusi pemakaian fasilitassarana TMR rata-rata pertahun sebesar Rp 7.341.937.414,00.
Hal ini mengindikasikan harus ada harga yang dinaikkan jika ingin mengurangi subsidi pemerintah. Kemungkinan untuk menaikkan retribusi dari pemakaian
fasilitassarana sangat kecil karena tidak semua wisatawan ingin memakai fasilitas yang ada di TMR. Namun, jika harga tiket masuk yang dinaikkan, maka peluang
untuk dapat mengurangi subsidi cukup besar karena semua wisatawan yang datang ke TMR pasti harus membayar tiket masuk.
6.4 Estimasi Harga Tiket Optimum Sesuai Pengelolaan Taman