memberikan penilaian maupun pihak yang dinilai, sedangkan kelemahannya adalah apabila yang memberikan penilaian atau yang dinilai tidak memberikan
informasi yang jujur sebenarnya, sehingga hasil penilaian akan bias Arep dan Tanjung, 2002.
2.6. Tujuan dan Fungsi Analisis Kebutuhan Pelatihan
Menurut Atmodiwirio 2005, tujuan analisis kebutuhan pelatihan adalah sebagai berikut:
1. Menggambarkan sifat yang sebenarnya eksak dari suatu deskripansi
pelaksanaan pekerjaan. 2.
Menentukan sebab-sebab deskripansi pelaksanaan pekerjaan. 3.
Merekomendasikan solusi yang cocok. 4.
Menggambarkan populasi calon peserta. Menurut Irianto 2001, fungsi analisis kebutuhan pelatihan yaitu:
1. Mengumpulkan informasi mengenai kemampuan, pengetahuan dan sikap karyawan
2. Mengumpulkan informasi
mengenai job content
dan job context 3. Mendefinisikan kinerja aktual dan kinerja standar dalam rincian yang
operasional 4. Melibatkan dan membangun dukungan dengan stakeholders
5. Menyediakan data untuk keperluan perencanaan
2.7. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan yaitu:
1. Analisis Kebutuhan Pelatihan Bagi Pegawai Administrasi Pada PT Indonesia
Power UBP Saguling Cimahi oleh Putri 2005. Metode yang digunakan dalam pengambilan data adalah observasi, wawancara dan penyebaran
kuesioner terhadap pegawai yang menjadi objek penelitian untuk memperoleh data primer, sedangkan untuk data sekunder diperoleh dengan studi literatur.
Metode yang digunakan untuk mengolah dan menelaah kebutuhan pelatihan adalah Training Needs Assesment Tools TNA-T. Untuk mengukur KKJ yang
menjadi responden yaitu supervisor senior, sedangkan untuk mengukur KKP
yang menjadi responden yaitu karyawan bagian administrasi. Subyek-subyek yang akan diteliti adalah Mutu hasil kerja, ketelitian, komunikasi dan
koordinasi, penguasaan materi dan kerjasama tim. Hasil yang diperoleh dari analisis kesenjangan KKJ dan KKP menunjukkan bahwa masih ada beberapa
kemampuan kerja pegawai aktual KKP yang berada di bawah standar yang dikehendaki oleh peruahaan. Jenis kemampuan yang sudah memenuhi
persyaratan adalah ketelitian, hal ini dapat dilihat dari selisih nilai antara KKP dan KKJ yaitu 0,42
≤ 1. Sedangkan untuk kemampuan hasil kerja selisihnya adalah 1,58, komunikasi dan koordinasi kerja selisihnya adalah 3,19,
penguasaan materi selisihnya adalah 1,21 dan kerjasama tim selisihnya adalah 1,03. Hal ini menunjukkan bahwa jenis kemampuan yang nilainya
≤ 1 masih memerlukan pelatihan.
2. Analisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan Pada Departemen Seismic Data
Acquistion SDA PT Elnusa Geosains oleh Ramadhan 2008. Metode yang
digunakan untuk analisis dan pengolahan data adalah Training Needs Assesment Tools
TNA-T. Untuk mengukur KKJ yang menjadi responden yaitu beberapa orang Manajer, sedangkan untuk mengukur KKP yang menjadi
responden yaitu karyawan pada Departemen Seismic Data. Subyek-subyek yang akan diteliti adalah tingkat motivasi, tingkat kedisiplinan, team work,
tingkat komunikasi dan koordinasi, tingkat analisis dan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, seputar pekerjaan dan penguasaan materi pekerjaan.
Hasil yang diperoleh dari analisis kesenjangan KKJ dan KKP menunjukkan bahwa masih ada beberapa kemampuan kerja pribadi pegawai aktual KKP
yang berada di bawah standar yang dikehendaki perusahaan dan berada pada daerah yang membutuhkan pelatihan yaitu pada subyek analisis tingkat
motivasi, tingkat kedisiplinan, tingkat analisis dan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, seputar pekerjaan dan penguasaan materi pekerjaan.
3. Analisis Kebutuhan Pelatihan Karyawan Dengan Bantuan Model Program
Komputer Studi Kasus Perusahaan Umum Listrik Negara Unit Pendidikan dan Pelatihan Bogor oleh Purdiarini 2008. Metode yang digunakan untuk
analisis dan pengolahan data adalah Training Needs Assesment Tools TNA- T. Untuk mengukur KKJ yang menjadi responden yaitu tingkat Manajer,
sedangkan untuk mengukur KKP yang menjadi responden yaitu tingkat karyawan biasa. Subyek dalam penelitian ini adalah motivasi kerja,
kedisiplinan dalam kerja, mutu hasil kerja, keterampilan dan pengetahuan kerja, kemampuan komunikasi dan koordinasi kerja, kerja dalam tim,
penguasaan materi pekerjaan, kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Hasil yang diperoleh dari analisis
kesenjangan KKJ dan KKP menunjukkan bahwa masih ada KKP yang berada di bawah standar yang dikehendaki perusahaan yaitu pada subyek analisis,
kedisiplinan dalam kerja, mutu hasil kerja, keterampilan dan pengetahuan kerja, kemampuan komunikasi dan koordinasi kerja, penguasaan materi
pekerjaan, kemampuan menganalisis dan memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Gambar 2. Kerangka pemikiran penelitian
BRI Unit Cibinong dan Unit Warung Jambu
Subyek Analisis
Kuesioner KKP Kuesioner KKJ
Nilai KKP Nilai KKJ
Diagram Peringkat Kebutuhan Pelatihan
Peringkat Kebutuhan Pelatihan
Rekomendasi Pelatihan yang Efektif
Analisis Kesenjangan KKP dan KKJ
Uraian Pekerjaan Karyawan
Kondisi SDM Aktual KKP
Kondisi SDM Harapan KKJ