Perencanaan Konsep Penyelenggaraan Program PNF

pendidikan sejak dini maka akan menurunkan biaya yang diakibatkan masalah-masalah kesehatan dan masalah sosial dimasa depan. Mencapai pemerataan sosial ekonomi masyarakat termasuk mengatasi kesenjangan antar gender, memutus siklus kemiskinan antar generasi Wijaya, 2010: 50.

2.3. Konsep Penyelenggaraan Program PNF

2.3.1. Perencanaan

Menurut Sudjana 2004: 57 perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Di sebut sistematis karena perencanaan itu dilaksanakan dengan menggunakan prinsip-prinsip tertentu. Prinsip-prinsip tersebut mencakup proses pengambilan keputusan, penggunaan pengetahuan dan teknik secara ilmiah, serta tindakan atau kegiatan yang terorganisasi. Menurut Suyadi 2011: 75 rencana adalah pemikiran atau gagasan mengenai tindakan yang akan di lakukan guna mencapai tujuan. Robbins dan Coulter 2002 dalam Tisnamwati dan Saefullah 2009:96 mendefinisikan perencanaan sebagai sebuah proses yang dimulai dari penetapan tujuan organisasi, menentukan strategi untuk mencapai tujuan organisasi tersebut menyeluruh untuk mengintegrasikan dan mengkoordinasikan seluruh pekerjaan sehingga mencapai tujuan yang diinginkan. Menurut Suyadi 2011: 76 kedudukan perencanaan sangat penting dalam setiap kegiatan, termasuk perencanaan dalam penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini PAUD. Berhasil atau tidaknya sebuah kegiatan, tergantung pada matang atau tidaknya sebuah perencanaan. Lebih dari itu seorang bijak pernah mengatakan, bahwa tidak ada kegagalan dalam sebuah pekerjaan, tetapi yang ada hanyalah kegagalan dalam merencanakannya. Perencanaan dalam arti yang lebih luas, khususnya perencanaan kelembagaan, seperti PAUD, perencanaan mencakup visi, misi, dan fungsi organisasi, tujuan kelembagaan, strategi mencapai tujuan, dan lain sebagainya. Waterson dalam Suyadi 2011: 77 mengemukakan bahwa pada hakekatnya perencanaan merupakan usaha sadar, terorganisasi dan terus menerus dilakukan untuk memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif yang terbaik dari sejumlah tindakan guna mencapai tujuan. Perencanaan bukan kegiatan yang tersendiri melainkan merupakan suatu bagian dari proses pengambilan keputusan yang kompleks. Schaffer dalam Suyadi 2011: 77 menjelaskan bahwa apabila perencanaan dibicarakan, maka kegiatan ini tidak akan lepas dari hal-hal yang berkaitan dengan proses pengambilan keputusan. Proses pengambilan keputusan tersebut dimulai dengan perumusan tujuan, kebijakan dan sasaran luas, yang kemudian berkembang pada tahapan penerapan tujuan dari kebijakan itu dalam rencana yang lebih rinci terbentuk program-program untuk dilaksanakan. Perencanaan dalam pendidikan non formal menurut Sudjana 2004: 58, merupakan kegiatan yang berkaitan dengan pertama, upaya sistematis yang menggambarkan penyusunan serangkaian tindakan yang akan dilakukan unruk mencapai tujuan organisasi atau lembaga dengan mempertimbangkan sumber-sumber yang tersedia atau sumber-sumber yang dapat disediakan. Sumber-sumber tersebut merupakan sumber daya manusia dan sumber daya non manusia. Sumber daya manusia meliputi pamong belajar, fasilitator, totor, warga belajar, pimpinan lembaga, dan masyarakat. Sumber daya non manusia meliputi fasilitas, alat-alat, biaya, alam hayati dan non hayati, sumber daya buatan, lingkungan sosial budaya, dan lain sebagainya. Kedua, perencanaan merupakan kegiatan untuk mengarahkan dan menggunakan sumber-sumber yang terbatas dan efesiensi serta efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan perencanaan diharapkan dapat dihindari penyimpangan sekecil mungkin dalam penggunaan sumber- sumber tersebut. Menurut Mujiman 2006: 64-65 perencanaan program pembelajaran merupakan kegiatan merencanakan program secara menyeluruh. Kegiatan perencanaan pembelajaran pada umumnya adalah sebagai berikut: a Menetapkan pengelola dan staf pembantu program pembelajaranpelatihan. b Menetapkan tujuan. c Menetapkan bahan ajar. d Menetapkan metode-metode yang akan digunakan. e Menetapkan alat bantu pembelajaranpelatihan. f Menetapkan cara evaluasi. g Menetapkan tempat dan waktu. h Menetapkan instruktur. i Menyusun rencana kegiatan dan jadwal kegiatan. j Menghitung anggaran yang dibutuhkan. Rencana program pembelajaranpelatihan harus direview berulangkali dengan melibatkan berbagai narasumber, baik pada tataran subtantif maupun teknis penyelenggaran program. Menurut Sa’ud 2005: 33 perencanaan dipandang dan diperlukan bagi suatu organisasi antara lain dikarenakan: a Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan pembangunan. b Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan forecasting terhadap hal-hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui. Perkiraan dilakukan mengenai potensi-potensi dan prospek-prospek perkembangan tetapi juga mengenai hambatan-hambatan dan resiko yang mungkin dihadapi. Perencanaan mengusahakan supaya ketidakpastian dapat dibatasi sedini mungkin. c Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternative tentang cara yang terbaik the best alternative atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik the best combination. d Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas. Memilih urutan-urutan dari segi pentingnya suatu tujuan, sasaran, maupun kegiatannya. e Dengan adanya perencanaan, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk pendidikan. Menurut Marzuki 2010: 35 fungsi perencanaan pendidikan nonformal adalah: a Sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan. b Sebagai alat pengendali dalam melaksanakan kegiatan c Sebagai tolok ukur kegiatan evaluasi yang dilaksanakan secara periodik. d Sebagai materi yang akan dinilai dalam evaluasi program. e Untuk mengetahui unsur penunjang dan penghambat pelaksanaan program. f Dapat merumuskan kriteria keberhasilan pelaksanaan program. Menurut Sudjana 2004: 61 perencanaan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : a Perencanaan merupakan model pengambilan keputusan secara rasional dalam memilih dan menetapkan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. b Perencanaan berorientasi pada perubahan-perubahan dari keadaan masa sekarang kepada suatu keadaan yang diinginkan dimasa datang sebagaimana dirumuskan dalam tujuan yang akan dicapai. c Perencanaan melibatkan orang-orang kedalam suatu proses untuk menentukan dan menemukan masa depan yang diinginkan. d Perencanaan memberi arah mengenai bagaimana dan kapan tindakan akan diambil serta siapa pihak yang terlibat dalam kegiatan atau tindakan itu. e Perencanaan melibatkan perkiraan tentang semua semua kegiatan yang akan dilalui atau akan dilaksanakan. Perkiraan itu akan meliputi kebutuhan, kemungkinan-kemungkinan keberhasilan, sumber-sumber yang digunakan, faktor-faktor pendukung dan penghambat, serta kemungkinan resiko dari suatu tindakan yang akan dilakukan. Ketujuh ciri tersebut saling berhubungan dan saling menopang antara satu dengan lainnya. Ciri-ciri tersebut perlu dijabarkan dalam rangkaian kegiatan pendidikan nonformal yang akan diselenggarakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Perencanaan sebagai titik awal dan arahan terhadap kegiatan pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian dan pengembangan Sudjana, 2004: 60. Sehingga dapat disimpulkan bahwa seseorang perencana harus mempunyai kemampuan untuk menganalisa, menghitung, mengkalkulasi, menghubung-hubungkan berbagai sumber daya untuk menunjang berbagai keberhasilan suatu kegiatan. Seringkali terjadi perubahan situasi dan kondisi yang sangat mempengaruhi yang akibatnya dari bidang ekonomi, politik, sosial budaya, oleh karenanya dalam menyusun suatu perencanaan harus memperhitungkan resiko tersebut dengan mengadakan ramalan-ramalan dan perkiraan situasi dan kondisi yang akan datang.

2.3.2. Pelaksanaan