13
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini diuraikan beberapa teori yang mendukung penelitian yang hendak  dilaksanakan,  yakni  mengenai  persepsi  guru  BK  tentang  kompetensi
konselor di sekolah dasar swasta se-Kota Semarang.
2.1. Penelitian Terdahulu
Sebelum  diuraikan  mengenai  teori-teori  yang  berkaitan  dengan penelitian  yang  hendak  peneliti  lakukan  yakni  tentang  persepsi  guru  BK
tentang  kompetensi  konselor  di  sekolah  dasar  terlebih  dahulu  akan  diuraikan tentang  beberapa  penelitian  terdahulu.  Adapun  penelitian  terdahulu  yang
mendukung penelitian ini adalah: Penelitian  dari  Pautri  2010:  96,    di  peroleh  hasil  penelitian  tersebut
yang  menyatakan  bahwa  dilihat  dari  empat  kompetensi,  kompetensi  konselor sekolah  menengah  pertama  di  Kota  Semarang  menunjukkan  kompetensinya
dengan  baik.  Hal  ini  ditunjukkan  dengan  hasil  prosentase  secara  keseluruhan sebesar  82  yang  termasuk  dalam  kriteria  baik,  yaitu  meliputi  kompetensi
pedagogik,  kompetensi  kepribadian,  kompetensi  sosial,  dan  kompetensi profesional.
Dalam  jurnal  dari  Puspitaningsih  dan  Mochamad  Nursalim,  2008 dalam  hasil  penelitiannya  menyimpulkan  bahwa:  1  Selama  tahun  ajaran
20082009,  SD  Muhammadiyah  se-Surabaya,  pada  dasarnya  menggunakan bimbingan  dan  konseling  pola  17  plus  yang  terdiri  dari:  enam  bidang
bimbngan,  Sembilan  kegiatan  layanan,  dan  lima  kegiatan  pendukung.  Namun dimodifikasi sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan anak didik. Dalam hal
ini  yang  paling  berbeda  adalah  SD  Muhammadiyah  16  Suranaya  yang  tidak membuat  program  secara  konkrit  dan  tertulis  hanya  saja  melakukan  kegiatan
yang  menyerupai  semua  kegiatan  layanan  dalam  program  pada  umumnya.  2 Pelaksanaan  layanan  BK  di  SD  Muhammadiyah  se
–Surabaya  ini  pada beberapa  sekolah  mengalami  kendala  yang  cukup  berarti  dalam  pelaksanaan
dimungkinkan juga karena latar belakang pendidikan dari guru BK bukan dari sarjana ke-BK-an melainkan dari sarjana psikologi murni dan jurusan lainnya,
guru  BK  SD  Muhammadiyah  6  misalnya  dari  latar  belakang  kurikulum.  3 Pelaksanaan  program  bimbingan  dan  konseling  tahun  ajaran  2008-2009  pada
kenyataannya  tidak  sama  ditiap  sekolah  dikarenakan  kegiatan  bimbingan  dan konseling  disesuaikan  dengan  keadaan  lingkungan  serta  personil  sekolah.
Perbedaan  dalam  pelaksanaan  program  bimbingan  dan  konseling  ditiap sekolah,  meliputi:  a  Tidak  adanya  jam  khusus  untuk  konselor  memberikan
materi  dikelas  dialami  oleh  hampir  di  semua  sekolah  kecuali  di  SD Muhammadiyah  4  itupun  hanya  satu  bulan  sekali  satu  jam  mata  pelajaran.
Masalah  ini  juga  dianggap  sebagai  akar  permasalahan  tidak  terlaksananya kegiatan  dengan  baik,  b  Perbedaan  dalam  ketersediaan  sarana  dan  prasarana
serta  personel  yang  berkompeten  dibidangnya,  c  Karakteristik  sekolah mempengaruhi  dalam  pembuatan  program  dan  pelaksanaan  program  layanan
BK, d Hasil atau output yang didapatkan juga tidak sama dalam tiap sekolah. Karakteristik  siswa  di  sekolah  masing-masing  juga  mempengaruhi  hasil  yang
didapatkan Halaman 4-5. Penelitian  dari  Hajati  2011  menunjukkan  hasil  berdasarkan  uji
efektifitas  produk,  perangkat  instrumen  pengembangan  kompetensi  konselor berdasarkan  SKKI  hasil  penelitian  ini,  telah  teruji  secara  signifikan  dapat
mengembangkan kompetensi
konselor. Dengan
demikian, program
pengembangan  kompetensi  konselor  dengan  prosedur  serupa  ini  merupakan program  yang  direkomendasikan  untuk  mengembangkan  kompetensi  pada
konselor yang bertugas di SMA halaman 24.
2.2. Persepsi