1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana pembelajaran  aktif  dalam  mengembangkan  potensi  siswa,  kekuatan  spiritual
keagamaan,  pengendalian  diri,  kepribadian,  kecerdasan,  akhlak  mulia,  serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa, dan negara Depdiknas,
2003:2.  Pada  Bab  X  Pasal  37  disebutkan  kurikulum  pendidikan  dasar  dan menengah  wajib  memuat  pendidikan  agama;  pendidikan  kewarganegaraan;
bahasa;  matematika;  ilmu  pengetahuan  alam;  ilmu  pengetahuan  sosial;  seni  dan budaya;  pendidikan  jasmani  dan  olahraga;  keterampilankejuruan;  dan  muatan
lokal Depdiknas, 2003:14. IPS  mengkaji  seperangkat  persitiwa,  fakta,  konsep,  generalisasi  yang
berkaitan  isu sosial. Melalui mata pelajaran  IPS,  siswa diarahkan menjadi warga  negara Indonesia  yang demokratis, bertanggung jawab, serta warga
dunia  cinta  damai.  Ruang  lingkup  mata  pelajaran  IPS  meliputi  aspek- aspek:  1  manusia,  tempat,  dan  lingkungan,  2  waktu,  keberlanjutan,  dan
perubahan,  3  sistem  sosial  dan  budaya,  4  perilaku  ekonomi  dan kesejahteraan.  Mata  pelajaran  IPS  bertujuan  agar  siswa:  1  mengenal
konsep-konsep  yang  berkaitan  dengan  kehidupan  masyarakat  dan lingkungannya;  2  memiliki  kemampuan  dasar  untuk  berpikir  logis  dan
kritis,  rasa  ingin  tahu,  inkuiri,  memecahkan  masalah,  dan  keterampilan dalam  kehidupan  sosial;  3  memiliki  komitmen  dan  kesadaran  terhadap
nilai-nilai
sosial dan
kemanusiaan; 4
memiliki kemampuan
berkomunikasi,  bekerja  sama  dan  berkompetisi  dalam  masyarakat majemuk tingkat lokal, nasional dan global BSNP, 2006:575.
Pengorganisasian  materi  pelajaran  IPS  pada  jenjang  SDMI  menganut pendekatan  terpadu  integrated,  artinya  materi  pelajaran  dikembangkan  dan
disusun  tidak  mengacu  pada  disiplin  ilmu  yang  terpisah,  namun  pada  aspek kehidupan  nyata  siswa  sesuai  karakteristik  usia,  perkembangan  berpikir,  dan
perilakunya.  Pada  jenjang  SDMI  mata  pelajaran  IPS  memuat  materi  geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi Sapriya, 2012:194.
Hasil  penelitian  Pusat  Kurikulum,  pelaksanaan  KTSP  pada  strategi pembelajaran    IPS  menimbulkan  berbagai  permasalahan  di  lapangan,  antara  lain
penggunaan  strategi  pembelajaran  IPS  yang  cenderung  hafalan,  menekankan verbalisme, menekankan aktivitas guru, bukan siswa. Gaya mengajar guru kurang
variatif.  Misalnya  guru  mendominasi  ceramah  bahkan  hanya  menyuruh  siswa mencatat Balitbang, 2007:6.
Peneliti  telah  melakukan  refleksi  pembelajaran  IPS  sehingga  ditemukan kualitas pembelajaran yang masih rendah di kelas VC. Dari hasil catatan lapangan
dan  wawancara  terhadap  guru  ditemukan  akar  penyebab  kualitas  pembelajaran IPS  yang  masih  rendah  meliputi  keterampilan  guru,  aktivitas  siswa,  dan  hasil
belajar  siswa.  Hal  ini  dikarenakan  berbagai  faktor.  Guru  mendominasi  ceramah, belum  menggunakan  strategi  aktif,  media  terbatas  dan  kurang  menarik.  Hal
tersebut  mengakibatkan  minat  belajar  siswa  rendah,  kurang  berpartisipasi,  dan pandangan siswa yang masih abstrak terhadap materi IPS. Nilai ulangan IPS siswa
kelas  VC  semester 1 tahun ajaran 20132014, KKM 62 persentase  ketuntasannya adalah 34,3 12 dari 35, persentase ketidaktuntasan 65,7 23 dari 35.
Kualitas pembelajaran  permasalahan IPS di SDN Karangayu 02 Semarang harus  ditingkatkan.  Dalam  penelitian  ini,  fokus  penelitian  adalah  keterampilan
guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar. Menurut Rusman 2013:80, keterampilan
guru  meliputi  keterampilan  membuka  pelajaran,  bertanya,  memberi  penguatan, memberikan  variasi,  menjelaskan,  membimbing  diskusi  kelompok  kecil,
mengelola  kelas,  mengajar  kelompok  kecil  dan  perorangan,  dan  menutup pelajaran. Menurut Diedrich dalam Rohani, 2010:10-11, aktivitas siswa meliputi
kegiatan  visual,  lisan,  mendengarkan,  menulis,  motorik,  mental,  dan  emosional. Hasil belajar adalah perubahan tingkah  laku siswa secara nyata setelah dilakukan
proses belajar mengajar sesuai tujuan tujuannya Jihad  Haris, 2012:15. Menurut  Majid  2014:210-211,  kegiatan  pembelajaran  pada  kurikulum
2013  dilaksanakan  menggunakan  pendekatan  saintifik  ilmiah.  Proses pembelajaran  harus  menyentuh  tiga  ranah,  yaitu  pengetahuan,  sikap,  dan
keterampilan.  Dalam  proses  pembelajaran  berbasis  pendekatan  saintifik,  ranah kognitif  menyangkut  tentang  apa  yang  dipelajari.  Ranah  sikap  menyangkut
tentang  mengapa  dipelajari.  Ranah  keterampilan  menyangkut  tentang  bagaimana mempelajari.  Hasil  akhirnya  adalah  peningkatan  dan  keseimbangan  kemampuan
menjadi  manusia  yang  baik  soft  skill,  memiliki  kecakapan,  serta  pengetahuan untuk hidup layak hard skills.
Peneliti  menentukan  alternatif  tindakan  untuk  meningkatkan  kualitas  IPS melalui  strategi  team  quiz dengan  media  video.  Kelebihan  team  quiz  yaitu  dapat
menghidupkan  suasana  dan  mengaktifkan  siswa  untuk  bertanya  ataupun menjawab  Dalvi  dalam  Zaini,  dkk,  2008:54.  Kelebihan  media  video  menurut
hasil  penelitian  American  Hospital  Association  1987,  media  video  mampu menggambarkan  gerakan  dan  keterkaitan    terhadap  topik  yang  dibahas,  dapat
diputar  ulang,  gerakan  dapat  direkam  dengan  video,  dapat  dimasukkan  animasi Prastowo, 2011:303
Team quiz merupakan strategi pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Mel Silberman. Dalam team quiz, siswa dibagi menjadi tiga kelompok: A, B, dan
C.  Masing-masing  anggota  mempunyai  tanggung  jawab  yang  sama  atas keberhasilan  kelompok  dalam  memahami  materi  dan  menjawab  pertanyaan.
Pembelajaran  dibagi  menjadi  tiga  materi  untuk  dijelaskan.  Pada  materi  pertama, kelompok  A  sebagai  penanya  membuat  pertanyaan,  kemudian  kelompok  B
menjawab  pertanyaannya,  jika  tidak  bisa  menjawab,  maka  pertanyaannya dilempar  ke  kelompok  C.  Pelaksanaan  materi  kedua  sama  seperti  itu,  namun
kelompok  B  menjadi  kelompok  penanya.  Begitu  juga  pada  pelaksanaan  pada materi  ketiga.  Dengan  adanya  kuis  berkelompok,  maka  terciptalah  kompetisi
antarkelompok,  siswa  akan  berusaha  belajar  dengan  motivasi  tinggi  untuk memperoleh nilai yang tinggi Silberman, 2013:135.
Menurut  Daryanto  2013:87,  video merupakan  bahan  ajar  noncetak  yang kaya  informasi  karena  dapat  dilihat  siswa  secara  langsung.  Selain  itu,  video
menyajikan  gambar  bergerak  dan  suara  yang  menyertainya.  Penggunaan  video dapat  meningkatkan  daya  serap  dan  daya  ingat  siswa  terhadap  materi  pelajaran
secara signifikan karena proses pemerolehan informasi lebih besar melalui indera penglihatan dan pendengaran.
Penelitian yang dilakukan Martanti Indah Lestari tahun 2012 dengan judul “Peningkatan  Hasil  Belajar  IPS  Melalui  Cooperative  Learning  Tipe  Team  Quiz
pada  Siswa  Kelas  IV  SDN  01  Klodran  Kecamatan  Colomadu  Kabupaten
Karanganyar Tahun Ajaran 20112012”. Hasil  penelitian siklus I sampai siklus II mengalami  peningkatan.  Rata-rata  hasil  belajar  IPS  siswa  sebelum  dilaksanakan
tindakan  adalah  69,72,  pada  siklus  1  nilai  rata-rata  meningkat  menjadi  72,09. Siklus  II  nilai  rata-rata  meningkat  menjadi  77,90.  Sedangkan  persentase
ketuntasan  klasikal  sebelum  tindakan  hanya  48,64.  Pada  siklus  I  peningkatan persentase  mencapai  70,27  dan  siklus  II  meningkat  menjadi  83,78.  Dengan
demikian,  disimpulkan cooperative  learning  tipe team quiz dapat  meningkatakan hasil belajar IPS kelas IV SDN 01 Klodran. Skripsi PGSD UNS, 2012
Penelitian  yang  dilakukan  Ferdausy  priharini  tahun  2012  dengan  judul “Peningkatan  Kualitas  Pembelajaran  IPS  Melalui  Model  Role  Playing  dengan
Media  Video  Pembelajaran  pada  Siswa  Kelas  III  SD  Negeri  Petompon  01 Semarang”. Hasil penelitian siklus I menunjukkan keterampilan guru memperoleh
skor  21  kriteria  cukup,  skor  aktivitas  siswa  18,125  kriteria  cukup,  dan  hasil belajar  siswa,  yaitu  66,67.  Pada  siklus  II  skor  keterampilan  guru  26  kriteria
baik,  skor  aktivitas  siswa  22,54  kriteria  baik,  dan  hasil  belajar  siswa,  yaitu 70,83.  Pada  siklus  III  skor  keterampilan  guru  34  kriteria  sangat  baik,  skor
aktivitas siswa 26,2 kriteria baik, dan hasil belajar siswa,  yaitu 87,5.  Dengan demikian, dapat disimpulkan adanya peningkatan kualitas pembelajaran IPS pada
siswa kelas III SD Negeri Petompon 01 Semarang. Skripsi PGSD UNNES, 2012 Dari uraian yang telah dipaparkan, peneliti akan mengkaji masalah di kelas
VC SDN Karangayu 02 Semarang melalui PTK. Adapun judul penelitian tersebut adalah  “Peningkatan  Kualitas  Pembelajaran  IPS    melalui  Strategi  Team  Quiz
dengan Media Video pada Siswa Kelas VC SDN Karangayu 02 Semarang”.
1.2 RUMUSAN MASALAH DAN PEMECAHAN MASALAH