PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V A SDN KARANGAYU 02 KOTA SEMARANG

(1)

BERBANTUAN MEDIA

AUDIO VISUAL

PADA SISWA KELAS V A SDN KARANGAYU 02

KOTA SEMARANG

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

Ariani 1401411096

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


(2)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Ariani

NIM : 1401411096

Program Studi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang

Menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini adalah hasil karya penulis sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk dengan mengikuti tata cara dan etika penulisan karya ilmiah yang lazim.

Semarang, 1 Juni 2015 Penulis


(3)

Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang”, telah disetujui oleh dosen pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Senin

tanggal : 1 Juni 2015

Mengetahui,


(4)

iv

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang pada:

hari : Senin tanggal : 1 Juni 2015

Panitian Ujian Skripsi

Dekan/ Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. Fakhruddin, M. Pd. Drs. Moch Ichsan, M.Pd.

NIP. 195604271986031001 NIP. 195006121984031001

Penguji Utama

Fitria Dwi Prasetyaningtyas, S.Pd, M.Pd. NIP. 198506062009122007

Penguji I Penguji II

Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd. Putri Yanuarita S, S.Pd, M.Sn.


(5)

“Pendidikan adalah salah satu senjata, untuk anda mengubah dunia”. (Nelson Mandela)

“Pengetahuan adalah sebuah obat manjur bagi kehidupan umat manusia”. (Aggi Tjetje)

Manusia yang cerdas adalah manusia yang ingin terus belajar tanpa merasa lelah”. (Ariani)

Persembahan:

Untuk kedua orang tua tercinta (Bapak Tajab dan Ibu Juwarni) dan kakakku (Tekat Subekti) yang tak pernah lelah memberikan segala dukungan

dan do’a terindahnya, Almamaterku


(6)

vi

PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga peneliti mendapat bimbingan dan kemudahan dalam menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang telah berpartisispasi. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak, khususnya kepada:

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk menyusun skripsi ini.

2. Prof. Dr. Fakhruddin, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan yang telah memberikan izin penelitian dalam penyusunan skripsi ini.

3. Dra. Hartati, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar yang telah memberikan bantuan pelayanan, khususnya dalam memperlancar penyelesaian skripsi ini.

4. Putri Yanuarita Sutikno, S.Pd, M.Sn., selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan, dorongan, dan arahan sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Fitria Dwi Prasetyanngtyas, S.Pd, M.Pd., selaku Penguji Utama yang sabar memberikan bimbingan dan arahan yang bermanfaat dalam penyusunan skripsi ini.

6. Dra. Kurniana Bektiningsih, M.Pd., selaku Penguji 1 yang telah memberikan saran dan masukan dalam skripsi ini.


(7)

9. Semua pihak sahabat-sahabat yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT kita tawakal dan memohon hidayah dan inayah-Nya. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Semarang, 1 Juni 2015


(8)

viii

ABSTRAK

Ariani. 2015. Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing (1) Putri Yanuarita Sutikno, S.Pd, M.Sn.

Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang berhubungan langsung dengan perkembangan dan organisasi masyarakat manusia dan manusia sebagai anggora dari kelompok sosial. Tujuan dari mata pelajaran IPS y a i t u untuk membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupanya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada giliranya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab. Berdasarkan refleksi guru, adanya permasalahan yang dihadapi baik dari faktor guru maupun siswa. Dari faktor guru, guru kurang tepat menggunakan model, belum maksimal menggunakan media dan kurang mengenalkan materi kongkrit. Dari faktor siswa, siswa berbicara sendiri dengan siswa lain, hanya mendengarkan tanpa disertai praktik nyata dan kurang tertarik pada mata pelajaran IPS. Permasalahan yang diperoleh, didapatkanya data awal yaitu siswa (63,15%) dari 38 siswa belum mencapai KKM dan siswa yang tuntas KKM sebanyak 36,85% atau 14 siswa. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada IPS kelas VA SDN Karangayu 02 Kota Semarang?. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS siswa kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dengan 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas 3 siklus, masing-masing siklus satu pertemuan. Subjek penelitian adalah guru dan siswa siswa kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes dan nontes. Analisis data menggunakan analisis deskriptif kuantitatif, analisis deskriptif kualitatif dan statistik deskriptif.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Keterampilan guru memperoleh skor 18,27, 35. (2) Rata-rata skor aktivitas siswa pada siklus I, II, dan III adalah 19.36, 30, dan 33,08. (3) Hasil belajar kognitif siswa pada siklus I memperoleh ketuntasan klasikal 61,8%, pada siklus II meningkat menjadi 77,8%, dan pada siklus III meningkat menjadi 91,6%. Rata-rata hasil belajar afektif siswa pada siklus I, II, dan III adalah 16,3; 20,4; 21,03.

Simpulan penelitian ini yaitu penerapan model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Oleh karena itu model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual dapat dijadikan acuan guru sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran pada mata pelajaran yang lain di SDN Karangayu 02 Kota Semarang.


(9)

PERNYATAAN ………... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... v

PRAKATA ... vi

ABSTRAK... viii

DAFTAR ISI... ix

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR BAGAN…... xv

DAFTAR GAMBAR... xvi

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

DAFTAR FOTO KEGIATAN... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 7

1.2.1 Rumusan Masalah... 7

1.2.2 Pemecahan Masalah... 7

1.3 Tujuan Penelitian... 9

1.3.1 Tujuan Umum ... 9

1.3.2 Tujuan Khusus ... 9

1.4 Manfaat Penelitian... 10

1.4.1 Manfaat Teoritis ... 10

1.4.2 Manfaat Praktis ... 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori ... 12


(10)

x

2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran... 18

2.1.2 Kualitas Pembelajaran ... 19

2.1.2.1 Pengertian Kualitas Pembelajaran ... 19

2.1.2.2 Keterampilan Guru ... 21

2.1.2.3 Aktivitas Siswa ... 29

2.1.2.4 Hasil Belajar... 31

2.1.3 Hakikat Pembelajaran IPS di SD... 32

2.1.3.1 Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial... 32

2.1.3.2 Karatakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial... 33

2.1.3.3 Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial... 34

2.1.3.4 Ruang Lingkup Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial... 35

2.1.4 Model Course Review Horay... 36

2.1.4.1 Pengertian model Course Review Horay... 36

2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran Model Course Review Horay... 36

2.1.4.3 Prinsip Model Pembelajaran Course Review Horay... 37

2.1.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Course Review Horay ... 38

2.1.4.5 Langkah-langkah Model Course Review Horay... 40

2.1.5 Media Pembelajaran ... 41

2.1.5.1 Hakikat Media Pembelajaran... 41

2.1.5.2 Media Audio Visual... 42

2.1.6 Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay dengan media Audio Visual... 44

2.2 Kajian Empiris... 46

2.3 Kerangka Pikir... 50

2.4 Hipotesis Tindakan... 52

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Subyek Penelitian... 53

3.2 Variabel Penelitian... 53

3.3 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ... 53

3.4 Siklus Penelitian... 56


(11)

3.4.2 Siklus Kedua... ... 61

3.4.2.1 Perencanaan ... 61

3.4.2.2 Pelaksanaan tindakan... 61

3.4.2.3 Observasi... 63

3.4.2.4 Refleksi ... 64

3.4.3 Siklus Ketiga... 65

3.4.3.1 Perencanaan ... 65

3.4.3.2 Pelaksanaan tindakan... 65

3.4.3.3 Observasi ... 67

3.4.3.4 Refleksi ... 68

3.5 Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 69

3.5.1 Sumber Data ... 69

3.5.2. Jenis Data ... 69

3.5.3. Teknik Pengumpulan Data ... 70

3.5.4 Teknik Analisis Data ... 72

3.5.4.1Kuantitatif ... 72

3.5.4.2 Kualitatif ... 74

3.6. Indikator Keberhasilan ………...………... 76

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 78

4.1.1 Deskripsi Data Pra Siklus... 78

4.1.2 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 79

4.1.3 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus II... 101

4.1.4 Deskripsi Data Pelaksanaan Tindakan Siklus III... 124


(12)

xii

4.2.3 Implikasi ... 156

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan ... 158

5.2 Saran ... 159

DAFTAR PUSTAKA ... 161


(13)

Berbantuan Media Audio Visual ... 45

Tabel 2.2 Alur Kerangka Pikir ... 51

Tabel 3.1 Siklus Pertama ... 57

Tabel 3.2 Siklus Kedua ... 61

Tabel 3.3 Siklus Ketiga ... 65

Tabel 3.4 Kualifikasi Kriteria Ketuntasan Belajar Siswa ... 73

Tabel 3.5 Kriteria Keberhasilan Belajar ... 73

Table 3.6 Kriteria Tingkat Keberhasilan ... 75

Tabel 3.7 Ketuntasan Keterampilan Guru ... 75

Tabel 3.8 Ketuntasan Aktivitas Siswa ... 76

Tabel 3.9 Ketuntasan Hasil Belajar Ranah Afeltif... 76

Tabel 4.1 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus I... 86

Tabel 4.2 Klasifikasi Penilaian Keterampilan Guru... 87

Tabel 4.3 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I... 90

Tabel 4.4 Klasifikasi Penilaian Aktivitas Siswa... 91

Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siswa Siklus I... 93

Tabel 4.6 Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa Dalam Persen... 94

Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus I... 95


(14)

xiv

Tabel 4.10 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus II ... 109

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II... 113

Tabel 4.12 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siswa Siklus II... 116

Tabel 4.13 Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus II... .... 118

Tabel 4.14 Hasil Belajar Siswa Siklus II... 120

Tabel 4.15 Hasil Observasi Keterampilan Guru Siklus III ... . 131

Tabel 4.16 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III... 135

Tabel 4.17 Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siswa Siklus III... 138

Tabel 4.18 Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus III... 140

Tabel 4.19 Hasil Belajar Siswa Siklus III... 142

Tabel 4.20 Perbandingan Peningkatan Hasil Ketrampilan Guru Siklus I, II, III ... 150

Tabel 4.21 Peningkatan Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I,II,III ... 152


(15)

(16)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Diagram Perolehan Data Keterampilan Guru Siklus I... 87

Gambar 4.2 Diagram Perolehan Data Aktivitas Siswa Siklus I... 92

Gambar 4.3 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus I... 93

Gambar 4.4 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus I... 96

Gambar 4.5 Diagram Perolehan Data Keterampilan Guru Siklus II... 110

Gambar 4.6 Diagram Perolehan Data Aktivitas Siswa Siklus II... 115

Gambar 4.7 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus II... 116

Gambar 4.8 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus II... 119

Gambar 4.9 Diagram Perolehan Data Keterampilan Guru Siklus III... 132

Gambar 4.10 Diagram Perolehan Data Aktivitas Siswa Siklus III... 137

Gambar 4.11 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Kognitif Siklus III... 138

Gambar 4.12 Diagram Hasil Belajar Siswa Ranah Afektif Siklus III... 141

Gambar 4.13 Diagram Peningkatan Keterampilan Guru pada Siklus I, II dan III... 151

Gambar 4.14 Diagram Peningkatan Aktivitas Siswa Siklus I, II dan III... 153

Gambar 4.15 Diagram Peningkatan Persentase Ketetuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I, II dan III... 154


(17)

Lampiran II Instrumen Penelitian... .. 236

Lampiran III Hasil Penelitian... 255

Lampiran IV Foto/ Dokumentasi... 291

Lampiran V Surat-Surat Penelitian... 307


(18)

xviii

DAFTAR FOTO KEGIATAN

Foto 1.1 Mengkondisikan siswa agar siap dalam mengikuti pelajaran... 292

Foto 1.2 Guru melakukan apersepsi ... 292

Foto 1.3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran ... 293

Foto 1.4 Siswa mengamati media Audio Visual... 293

Foto 1.5 Guru menjelaskan materi ... 294

Foto 1.6 Guru membimbing dikusi kelompok kecil ... 294

Foto 1.7 Siswa melakukan diskusi kelompok ... 295

Foto 1.8 Pemaparan hasil dikusi kelompok ... 295

Foto 1.9 Siswa mengerjakan soal evaluasi ... 296

Foto 2.1 Mengkondisikan siswa agar siap dalam mengikuti pelajaran... 297

Foto 2.2 Guru melakukan apersepsi ... 297

Foto 2.3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran ... 298

Foto 2.4 Siswa mengamati media Audio Visual... 298

Foto 2.5 Guru menjelaskan materi ... 299

Foto 2.6 Guru membimbing dikusi kelompok kecil ... 299

Foto 2.7 Siswa melakukan diskusi kelompok ... 300

Foto 2.8 Pemaparan hasil dikusi kelompok ... 300

Foto 2.9 Siswa mengerjakan soal evaluasi ... 301

Foto 2.10 siswa berteriak hore saat menjawab kuis ... 301

Foto 3.1 Mengkondisikan siswa agar siap dalam mengikuti pelajaran... 302

Foto 3.2 Guru melakukan apersepsi ... 302

Foto 3.3 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran ... 303

Foto 3.4 Siswa mengamati media Audio Visual... 303

Foto 3.5 Guru menjelaskan materi ... 304

Foto 3.6 Guru membimbing dikusi kelompok kecil ... 304

Foto 3.7 Siswa melakukan diskusi kelompok ... 305

Foto 3.8 Pemaparan hasil dikusi kelompok ... 305


(19)

1.1

Latar Belakang Masalah

Perkembangan jaman pada saat ini ditandai dengan adanya perkembangan yang sangat cepat dari berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat. Dengan adanya berbagai tantangan yang ada menuntut dunia pendidikan khususnya IPS untuk diperbaiki kualitas pendidikan agar sesuai dengan perkembangan jaman. Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan (SNP) pada Pasal 1 ayat (15), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunannya dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan oleh BSNP. KTSP merupakan kurikulum yang memuat semua unsur desain kurikulum yang meliputi desain kurikulum disiplin ilmu atau yang dikenal dengan kurikulum subjek akademik, kurikulum pengembangan individu, kurikulum berorientasi pada kehidupan masyarakat, dan kurikulum teknologi.

Penyusunan KTSP oleh sekolah berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi dan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, Standar kompetensi pada KTSP dalam muatan pembelajaran IPS merupakan kualitas kemampuan minimal siswa dalam memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap


(20)

2

ada. Ilmu Pengetahuan Sosial memusatkan perhatian pada hubungan antara manusia dan pemahaman sosial.

Berdasarkan KTSP, tujuan dari mata pelajaran IPS y a i t u untuk membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupanya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada giliranya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab (Sardjiyo dkk, 2009: 1.32). Menurut Nursid Sumaatmaja (dalam Rudy Gunawan, 2013:18) mata pelajaran IPS bertujuan membina anak didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, dan kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya serta bagi masyarakat dan negara.

Berdasarkan refleksi guru pada saat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) di Kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang menunjukkan bahwa kondisi kelas VA saat pembelajaran IPS masih belum optimal, hal ini dalam faktor guru, guru kurang tepat menggunakan model pembelajaran dan model yanf digunakan belum sesuai dengan keadaan siswa, belum maksimal menggunakan media sehingga siswa kurang aktif dan cepat merasa bosan saat pembelajaran dan kurang mengenalkan materi kongkrit. Selaim itu dalam faktor siswa, siswa cederung berbicara sendiri dengan siswa lain, siswa hanya mendengarkan tanpa disertai praktik nyata sehungga mengakibatkan siswa kurang tertarik pada mata pelajaran IPS.

Hal-hal tersebut mengakibatkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi rendah yang ditunjukkan data dari hasil observasi dan evaluasi pada mata pelajaran IPS masih di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang


(21)

ditentukan sekolah yaitu 62. Dari data nilai rata-rata ulangan IPS siswa kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang semester 1 tahun pelajaran 2014/2015, didapatkan 24 siswa (63,15%) dari 38 siswa belum mencapai KKM dan siswa yang tuntas KKM sebanyak 36,85% atau 14 siswa. Dari data yang ditemukan di atas, maka diperlukan suatu pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.

Permasalahan mengenai rendahnya tingkat pemahaman siswa tersebut menjadi masalah yang sangat penting dan mendesak untuk segera dicari solusi pemecahan masalah. Untuk memecahkan masalah pembelajaran tersebut di atas, peneliti sebagai guru bersama kolaborator menetapkan alternatif tindakan untuk meningkatkan kualiatas muatan pembelajaran IPS dengan model Caurse Review Horay dengan media Audio Visual karena model dan media ini memiliki kelebihan-kelebihan sehingga permasalahan yang didapatkan guru dapat teratasi. Peneliti bersama kolaborator menetapkan alternatif seperti diatas dengan melakukan tindakan pembelajaran inovatif sehingga dapat meningkatkan keterampilan guru, aktivitas siswa dan juga hasil belajar.

Dalam Miftahul Huda (2014:227) kelebihan model pembelajaran Course Review Horay yaitu dapat memciptakan pembelajaran lebih menarik, mampu mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran, pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau game, siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan dan terciptanya komunikasi dua arah. Berbekal dari kelebihan-kelebihan model pembelajaran Course Review


(22)

4

games jika siswa mampu menjawab benar maka siswa akan berteriak ''Horay'', untuk meningkatkan konsentrasi, minat dan motivasi belajar siswa pada pembelajaran IPS, peneliti menggunakan media Audio Visual. Menurut Hamdani (2011:249) media Audio Visual merupakan media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan atau media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan) yang dapat dipandang maupun didengar suaranya. Media Audio Visual dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru agar kegiatan belajar mengajar lebih efektif dan efisien. Menggunakan media Audio Visual, guru dapat menyajikan pokok masalah lebih realistis (konkret) dan dapat memperjelas suatu masalah pokok bahasan dalam pembelajaran, sehingga dapat disimpulkan bahwa efektifitas kegiatan pembelajaran akan optimal jika dilengkapi dengan media yang relevan. Berdasarkan uraian di atas maka peneliti telah melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas sebagai solusi dari permasalahan yang dihadapi dengan cara menerapkan model Caurse Review Horay berbantuan media Audio Visual pada siswa kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang.

Beberapa hasil penelitian relevan yang memperkuat kegiatan yang telah peneliti lakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh May Winarsih pada tahun 2013 di kelas V SDN 1 Karangasari yang berjul “Penggunaan Metode Course Review Horay Untuk Meningkatkan Pembelajaran IPS tentang Perjuangan Melawan Penjajahan Siswa Kelas V SDN 1 Karngasari Tahun Ajaran 2013/2014”. Dalam penelitianya, May melakukan observasi pada guru dengan mendapatkan skor rata-rata pas siklus I mencapai 3,3. Siklus II 3,8 dan


(23)

siklus III mencapai 3,9. Observasi pada siswa mendapatkan skor rata-rata pada siklus I mencapai 3,0; siklus II 3,8; dam siklus III 3,9. Perolehan hasil belajar IPS juga menunjukan ketuntasan pada siklus I mencapai 28,6%, siklus II meningkat menjadi 89,3% dan pada siklus III mencapai hasil maksimal yaitu 100%. (Jurnal PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret: 2013)

Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Jusman dkk pada tahun 2013

yang berjudul “Peningatan Hasil Belajar Siswa Melalui Penggunaan Model Course Review Horay Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Inpres Sintuwu” , didapatkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Course Review pada mata pelajaran IPA kelas IV SD Inpres Sintuwu dikategorikan baik, dengan melihat dari peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa awal hingga akhir didapatkan peningkatan yang baik yaitu pada aktifira siswa siklus I presentase ketuntasan 61,36% dan dikategorikan cukup. Mengalami peningkatan pada siklus II dengan kategori sangat baik yaitu 90,90%. Hasil belajar pra tindakan dengan daya serap klasikal yaitu 58,75% dan ketuntasan klasikal 30%. Hasil belajar siklus I yaitu daya serap klasikal 64,75% dan ketuntasan klasikal 55%, serta siklus II yaitu daya serap klasikal 86% dan ketuntasan klasikal 90%. (Jurnal Penelitian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako : 2014).

Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Marteni Dewi, dkk pada tahun 2014 pada siswa kelas V SD di Gugus IV Kecamatan Buleleng yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif


(24)

6

V SD Tahun Pelajaran 2013/2014 Di Gugus IV Kecamatan Buleleng” . Dalam penelitiannya Made dkk mengungkapkan bahwa IPA di lapangan masih jauh dari harapan sebab pembelajaran belum mencerminkan kegiatan yang bermakna dan menyenangkan. Hal tersebut disebabkan karena guru selalu menggunakan menggunakan model konvensional yaitu berupa ceramah, latihan soal, kemudian memberikan tugas. Sehingga guru terkesan lebih aktif dalam pembelajaran daripada siswa, dan mengakibatkan membuat siswa tidak menyukai IPA. Melihat dari permasalahan tersebut salah satu solusi yang ditawarkan adalah menggunakan model course review Horay (CRH), pembelajaran CRH adalah pembelajaran yang diharapkan siswa dapat berlatih untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan bersama kelompoknya. Penggunaan model ini mengakibatkan adanya peningkatan hasil belajar siswa dan ketrampilan guru yang dilihat dari analisis varians satu jalur (Jurnal Mimbar PGSD FKIP Universitas Pendidikan Ganesha : 2014).

Berdasarkan latar belakang masalah dari penelitian-penelitian yang terdahulu tersebut, maka peneliti mengkaji tentang upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS melalui penelitian tindakan kelas

dengan judul “Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPS Melalui Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang”


(25)

1.2

Perumusan dan Pemecahan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat dirumuskan masalah umum : Bagaimana Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual dapat meningkatkan kualitas pembelajaran pada IPS kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang?

Adapun rumusan masalah khusus dapat dirinci sebagai berikut :

1) Bagaimana model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual dapat meningkatkan ketrampilan guru kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang dalam pembelajaran IPS?

2) Bagaimana model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual dapat meningkatkan aktivitas siswa kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang dalam pembelajaran IPS?

3) Bagaimana model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual dapat meningkatkan hasil belajar kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang dalam pembelajaran IPS?

1.2.2 Pemecahan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka peneliti melaksanakan pemecahan masalah melalui pembelajaran dengan Model Caurse Review Horay berbantuan media Audio Visual. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan Model Caurse Review Horay berbantuan media Audio Visual adalah sebagai berikut:


(26)

8

Tabel 1.1

Langkah-langkah Pembelajaran Langkah-langkah

Pembelajaran dengan Model Caurse Review

Horay Mifahul Huda (2014:227) Langkah-langkah Audio Visual (Yudhi Munadi 2013:113) Langkah-langkah Pembelajaran dengan Model

Caurse Review Horay berbantun media Audio

Visual

1 2 3

1. Guru

menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Guru menyajikan

atau

mendemonstrasika n materi aritmatika sederhana dengan tanya jawab 3. Guru membagi

siswa dalam

kelompok-kelompok kecil 4-5 orang dalam satu kelompok

4. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru 5. Guru membaca

soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang

nomornya disebutkan guru 6. Setelah

pembacaan soal dan jawaban siswa

1. Guru menyiapkan diri sebelum penyajian materi dengan memeriksa dan mencobakan materi tersebut 2. Membangkitkan kesiapan siswa 3. Menampilkan video

disertai memberikan bacaan yang

berhubungan dengan video

4. Siswa diminta untuk mengamati video dan mencatat hal-hal penting dalam video 5. Guru nampilkan kertas

yang dibentuk

menyerupai balon, dan siswa diminta untuk mengamati

6. Menindak lanjuti program

1. Siswa mengamati tayangan video

2. Siswa melakukan tanya jawab dengan guru. 3. Siswa dibagi menjadi

beberapa kelompok kecil 4. Siswa bekerjasama

mengerjakan soal yang terdapat dalam balon kertas

5. Siswa bersama kelompok menyelesaikan permasalahan dengan bimbingan guru 6. Perwakilan kelompok

maju kedepan untuk menyajikan hasil diskusi. 7. Guru menguji

pemahaman siswa dengan menerapkan model Course Review Horay

8. Guru memberikan reward pada siswa


(27)

telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa

mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi 7. Bagi yang

benar,siswa memberi bintang dan lansung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya

8. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay

9. Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak

memperoleh horay 10.Penutup.

1.3

Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan umum :

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS siswa kelas V A SDN Karangayu 02 Kota Semarang.

1.3.2 Tujuan khusus :

1. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan guru dalam pembelajaran IPS melalui model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual.


(28)

10

2. Mendeskripsikan peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS melalui model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual.

3. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS melalui model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual.

1.4

Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membawa suatu kontribusi terhadap pengembangan di berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, hasil penelitian ini juga di harapkan dapat memberikan manfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat yang ingin dicapai yaitu :

1.4.1 Manfaat Teoretis

Diharapkan dapat memberikan kontribusi pengembangan ilmu pengetahuan, penguasaan berbagai keterampilan (pengetahuan prosedural) serta pengetahuan faktual yang diajarkan selangkah demi langkah pada umumnya.

1.4.2 Manfaat Praktis 1.4.2.1Bagi Siswa

Meningkatkan retensi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran langsung, membuat belajar berlangsung lancar. Dan dengan penerapan model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual, kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas akademik dapat meningkatkan, menumbuhkan sifat kritis dan dapat memperbaiki kekurangannya dan mencapai tingkat penguasaan (pemahaman) yang mantap khususnya pada pembelajaran IPS dan tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.


(29)

1.4.2.2Bagi Guru

Memberikan kesempatan bagi guru untuk mengembangkan wawasannya secara efektif dalam merencanakan, melaksanakan pembelajaran (alokasi waktu dan pelaksanaan kegiatan). Sehingga guru memiliki kelas terorganisasi dengan baik serta rasio keterlibatan siswa yang tinggi.

1.4.2.3Bagi Sekolah/Lembaga

Menambah pengetahuan bagi guru-guru di SDN Karangayu 02 Kota Semarang tentang model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual dan memberi kontribusi yang lebih baik dalam perbaikan pembelajaran, sehingga pengetahuan siswa untuk mencapai hasil belajar dapat berjalan dengan baik.


(30)

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran 2.1.1.1 Pengertian Belajar

Banyak definisi tentang belajar yang telah dirumuskan oleh para ahli, antara lain sebagai berikut :

a. Menurut Bell-Gredler (1998;1) dalam Udin S. Winataputra (2008:1.5), belajar adalah proses yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam kemampuan, ketrampilan dan sikap;

b. Menurut Slameto (2010:2), belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya;

c. Menurut Dimyati dan Mudjiono, belajar merupakan suatu hal yang kompleks, kekomplesitas belajar dapat dipandang dari dua subjek, yaitu dari siswa dan dari guru (Andi Prastowo, 2013:52);

d. Menurut Sardiman ( 2011:20), belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya;

e. Menurut Gagne, belajar merupakan suatu upaya memeperoleh pengetahuan atau ketrampilan melalui intruksi (Ahmad Susanto, 2013:1).


(31)

Berdasarkan pengertian belajar di atas, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang terlihat dan dilakukan dalam mental seseorang dalam interaksinya dengan lingkungan sekitar, sehingga menimbulkan perubahan perilaku, baik perubahan pada aspek kognitif, afektif maupun psikomotor yang bersifat positif.

2.1.1.2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2010:54), faktor – faktor yang mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu.

a. Faktor – faktor intern 1) Faktor Jasmani

Faktor Jasmani terdiri dari faktor kesehatan dan cacat tubuh. Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses belajar seseorang dan cara belajar seseorang. Proses belajar seseorang akan terganggu apabila kesehatannya juga terganggu, oleh karena itu dalam belajar kia selalu mengindahkan ketentuan belajar yang baik seperti memperhatikan pola hidup seimbang antara bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, ibadah, hiburan, dan olahraga. Sedangkan keadaan cacat tubuh mempengaruhi kegiatan belajar sesorang. Seseorang itu cacat, maka di anjurkan untuk belajar di lembaga pendidikan khusus atau dapat pula menggunakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.


(32)

14

2) Faktor psikologis

Terdapat tujuh faktor yang tergolong faktor psikologi yang mempengaruhi belajar, yaitu :

a) Faktor intelegensi

Intelegensi sangat berpengaruh terhadap kemajuan belajar seseorang. Intelegensi merupakan salah satu faktor dalam belajar yang berpengaruh positif terhadap keberhasilan belajar siswa.

b) Faktor perhatian

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa maka timbul kebosanan sehingga ia tidak suka belajar.

c) Faktor minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik –baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

d) Faktor bakat

Bakat mempengaruhi belajar, jika bahan pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya,maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah.


(33)

e) Faktor motif

Motif yang kuat sangatlah perlu di dalam belajar, di dalam membentuk motif yang kuat itu dapat dilaksanakan dengan adanya latihan – latihan atau kebiasaan – kebiasaan dan berpengaruh lingkungan yang memperkuat, jadi latihan/kebiasaan itu sangat perlu dalam belajar.

f) Faktor kematangan

Seseorang yang sudah siap/matang (fase pertumbuhan seseorang), belum dapat melaksanakan kecakapannya sebelum belajar. Belajarnya akan lebih berhasil jika anak sudah siap/matang. Jadi, kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

g) Faktor kesiapan

Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik. 3) Faktor kelelahan

Kelelahan dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang, sehingga kelelahan sangat mempengaruhi belajar seseorang. Agar siswa dapat belajar dengan baik, haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.


(34)

16

b. Faktor ekstern 1) Faktor keluarga

Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga. Hal tersebut terkait satu dengan yang lain, dalam mendidik siswa /anak mereka orang tua haruslah mengetahui cara mendidik anak dengan baik, yaitu dengan tidak terlalu memanjakannya namun juga tidak terlalu acuh terhadap belajar, orang tua harus mengerti kondisi siswa ketika belajar, dan siswa juga diberikan fasilitas belajar yang memadai dalam belajarnya tentunya dengan mendidik anak dengan benar dan memberikan fasilitas belajar yang memadai, maka akan tercipta hubungan yang harmonis antar keluarga, suasana menjadi kondusif dan efektif, sehingga siswa menjadi nyaman belajar di rumah. 2) Faktor sekolah

Banyak faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa, diantaranya metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah. Faktor - faktor tersebut sangat mempengaruhi proses pembelajaran, baik terhadap guru maupun siswa. Hal tersebut dapat terlihat jika metode mengajar guru kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang kurang baik pula sehingga guru diharapkan dapat menggunakan metode mengajar yang tepat, efektif, dan efisien. Hal ini juga dipengaruhi oleh kurikulum, apabila kurikulum yang dilaksanakan kurang baik misalnya kurikulum yang terlalu padat, di atas kemampuan siswa, tidak sesuai dengan bakat, minat, dan perhatian siswa


(35)

maka kebutuhan belajar siswa akan kurang dapat terlayani dengan baik. Akan berdampak pada waktu sekolah yang akan menjadi padat, standar pelajaran belum tentu dapat tercapai dengan baik, dan metode belajar akan salah karena waktu belajar kurang teratur, siswa menjadi kurang istirahat, dan cara belajar yang kurang tepat yang mengakibatkan hasil belajar kurang optimal. Relasi guru dengan siswa maupun relasi siswa dengan siswa pun menjadi kurang terjalin dengan baik karena siswa menjadi kurang menyukai guru dan dengan siswa yang lain akan terjadi persaingan kelas yang kurang sehat.

3) Faktor masyarakat

Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannnya siswa dalam masyarakat. Termasuk dalam faktor masyarakat adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, media masa, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat. a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Dalam kegiatan bermasyarakat, hal ini dapat menguntungkan bagi siswa karena dapat mengembangkan pribadinya. Namun apabila siswa terlalu banyak mengambil bagian dalam masyarakat, maka akan mengganggu waktu belajarny b) Media masa

Media masa juga merupakan faktor masyarakat, yang termasuk media masa yaitu televisi, komik, media sosial, dan lainnya akan sangat mempengaruhi belajar siswa. Media masa yang baik akan memberi pengaruh baik terhadap siswa dan beajarnya, sebaiknya media masa yang tidak baik juga akan memberi


(36)

18

membuat semangat belajar siswa menurun dan bahkan mundur. Perlulah adanya kontrol dan bimbingan dari pihak orang tua dan pendidik.

c) Teman bergaul

Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik – baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.

d) Bentuk kehidupan masyarakat

Kehidupan masyarakat di sekitar siswa juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Masyarakat yang terdiri dari orang – orang yang tidak terpelajar, penjudi, dan lainnya akan berpengaruh jelek terhadap belajar siswa. Akibatnya belajarnya terganggu dan siswa kehilangan semangat belajarnya karena perhatiannya semula berpusat pelajaran berpindah ke perbuatan yang dilakukan oleh orang di sekitarnya. Oleh karena itu, perlu untuk mengusahakan lingkungan baik agar dapat memberi pengaruh positif terhadap siswa sehingga dapat belajar dengan baik.

Jadi dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor tersebut di atas merupakan faktor yang saling mempengaruhi dalam proses belajar individu sehingga pada akhirnya dapat menentukan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa.

2.1.1.2 Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran berhubungan erat dengan pengertian belajar dan mengajar. Belajar, mengajar dan pembelajaran terjadi bersama-sama. Belajar dapat terjadi tanpa guru atau tanpa kegiatan mengajar dan pembelajaran formal


(37)

lain, sedangkan mengajar meliputi segala hal yang guru lakukan di dalam kelas. Pengertian pembelajaran dari beberapa ahli antara lain adalah sebagai berikut : a. Menurut Sanjaya, pembelajaran merupakan suatu hal yang dipengaruhi oleh

psikologi kognitif-wholistik, yaitu hal yang menempatkan siswa sebagai sumber kegiatan (Andi Prastowo, 2013:55);

b. Menurut Ahmad Susanto (2013:18), pembelajaran merupakan penyederhanaan dari kata belajar dan mengajar (BM), proses belajar mengajar (PBM), atau kegiatan belajar mengajar (KBM);

c. Menurut La Irul dan Arihi, pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan mempelajari, dan perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Andi Prastowo, 2013:57);

d. Menurut Gagne, Briggs dan Wager (1992), pembelajaran adalah serangkaian kegiatan yang dirancang untuk memungkinkan terjadinya proses belajar pada siswa (Udin S. Winataputra, dkk, 2008:1.19).

Berdasarkan pengertian tentang pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses interaksi siswa dengan guru untuk berfikir dan mengembangkan seluruh potensi otak, sehingga menjadikan suatu kegiatan yang berlangsung sepanjang hayat.

2.1.2 Kualitas Pembelajaran

2.1.2.1Pengertian Kualitas Pembelajaran


(38)

20

dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan dalam mencapai tujuan atau sasarannya. Kualiatas pembelajaran merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang, yaitu ketrampilan guru, aktivitas siswa, hasil belajar, iklim pembelajaran, materi dan media. Kualitas pembelajaran tidak hanya dapat dilihat dari sisi produktivitas, akan tetapi juga dapat pula dilihat dari sikap orangnya. Di samping itu, juga dapat dilihat dari bagaimana tingkat kepuasan yang dicapai oleh orang (Robbins dalam Hamdani, 2011:194). Menurut Robbins menyatakan bahwa kualitas pembelajaran merupakan suatu konsep yang lebih luas mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar diri seseorang.

Dalam Winataputra (2008,1.21), ciri pembelajaran berkualitas adalah adanya komponen-komponen yang saling berkaitan. Komponen-komponen tersebut diantaranya:

a. Tujuan, tujuan pembelajaran mengacu pada kemampuan atau kompetensi yang diharapkan dimiliki siswa setelah mengikuti suatu pembelajaran tertentu.

b. Materi, materi pembelajaran merupakan segala sesuatu yang dibahas dalam pembelajaran dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

c. Kegiatan, kegiatan pembelajaran mengacu pada penggunaan pendekatan, strategi, metode, dan teknik dan media dalam rangka membangun proses belajar.


(39)

d. Evaluasi, evaluasi merupakan sebagai proses pengukuran yang membahasa materi dan melakukan pengalaman belajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara optimal.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran adalah tinggi rendahnya kelayakan atau keberhasilan yang dicapai dari peristiwa interaksi antara guru dengan siswa agar diperoleh perubahan perilaku. Pembelajaran merupakan inti proses pendidikan, dan oleh sebab itu upaya peningkatan kualitas pendidikan perlu difokuskan pada kualitas pembelajaran.

2.1.1.2 Keterampilan Guru

Keterampilan dasar mengajar (teaching skills) adalah kemampuan atau keterampilan yang harus dimiliki oleh seseorang yang berpfofesi sebagai guru agar dapat melaksanakan tugas mengajar secara efektif, efisien dan professional (Zainal Aqib, 2013:83). Sedangkan menurut Rusman (2014:80), ketrampilan dasar mengajar merupakan suatu karakteristik umum dari seseorang yang behubungan dengan pengetahuan dan ketrampilan yang diwujudkan melalui tindakan. Keterampilan dasar mengajar ini berkenaan dengan beberapa kemampuan atau keterampilan yang bersifat mendasar dan melekat harus dimiliki dan dikuasai oleh setiap orang yang berprofesi sebagai guru, karena dengan keterampilan dasar mengajar bahwa mengajar bukan sekedar proses menyampaikan pengetahuan saja, akan tetapi menyangkut aspek yang lebih luas seperti: pembinaan sikap, emosional, karakter, kebiasaan dan nilai-nilai.


(40)

22

Dalam Zainal Aqib (2013:84-101), macam-macam komponen dasar mengajar sebagai berikut:

a) Keterampilan bertanya

Bertanya merupakan ucapan verbal yang meminta respons dari seseorang yang dikenai. Kemampuan ini harus dikuasai oleh seorang guru sebab dalam setiap pembelajaran guru selalu mengajukan pertanyaan. Kemampuan bertanya ini terdiri dari kemampuan bertanya dasar dan kemampuan bertanya lanjut.

Tujuan dari memberikan pertanyaan adalah: (1) merangsang kemampuan berpikir siswa dalam pembelajaran; (2) membantu siswa dalam belajar; (3) mengarahkan siswa pada tingkat interaksi belajar yang lebih mandiri; (4) meningkatkan kemampuan berpikir siswa dari kemampuan berpikir tingkat rendah ke tingkat yang lebih tinggi; (5) membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan sebelumnya.

Komponen-komponen ketrampilan bertanya menurut Uzer Usman (1992:85) dalam Rusman (2014:82) adalah:

1) Jelas dan mudah dimengerti siswa; 2) Berisi informasi yang cukup;

3) Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu;

4) Berikan waktu yang cukup kepada siswa untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan;

5) Berikan pertanyaan kepada seluruh siswa secara merata; 6) Berikan respons yang ramag dan menyenangkan;


(41)

7) Tuntunlah jawban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban dengan benat.

b) Keterampilan memberi penguatan

Penguatan merupakan respon terhadap suatu tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut, yang memberikan dorongan bagi siswa untuk meningkatkan penampilanya.

Tujuan dari memberikan penguatan tersebut adalah (1) meningkatkan perhatian siswa; (2) melancarkan atau memudahkan proses belajar sehingga adanya respon positif dari siswa; (3) membangkitkan dan mempertahankan motivasi siswa untuk semangat belajar; (4) mengontrol atau mengubah sikap yang mengganggu ke arah tingkah laku belajar yang merespon negatif terhadap pembelajaran; (5) mengembangkan dan mengatur diri sendiri dalam belajar; serta (6) mengarahkan kepada cara berpikir yang baik.

Dalam Rusamn (2014:85), ada beberapa cara memberikan penguatan, yaitu: 1) Penguatan kepada pribadi tertentu harus jelas kepada siapa ditunjukan;

2) Penguatan kepada kelompok siswa dengan memberikan penghargaan kepada kelompok siswa yang dapat menyelesaikan tugas dengan baik;

3) Pemberian penguatan dengan cara sesegera mungkin; 4) Variasi dalam penggunaan penguatan.

c) Keterampilan menggunakan variasi

Menggunakan variasi diartikan sebagai perubahan dalam proses kegiatan yang bertujuan untuk menungkatkan motivasi siswa, serta mengurangi kejenuhan dan


(42)

24

Tujuan lain menggunakan variasi adalah: (1) memelihara dan meningkatkan perhatian siswa terhadap hal-hal yang berkaitan dengan aspek belaja di kelas; (2) meningkatkan kemungkinan berfungsinya motivasi rasa ingin tahu melalui kegiatan investigasi dan eksplorasi; (3) membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah.

Variasi dalam pembelajaran diantaranya variasi dalam gaya mengajar, dalam menggunakan media dan bahan pelajaran; serta dalam pola interaksi dan kegiatan. d) Keterampilan menjelaskan

Menjelaskan berarti mengorganisasikan materi pelajaran dalam tata urutan yang terencana secara sistematis, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh siswa. Tujuan guru harus menguasai ketrampilan menjelaskan yaitu: (1) membimbing siswa dalam memahami konsep, hukum, prinsip maupun prosedur; (2) membimbing siswa menjawab pertanyaan “mengapa” secara bernalar; (3) melibatkan siswa untuk berpikir; (4) mendapatkan balikan mengenai pemahaman siswa; serta (5) menolong siswa menghayati berbagai proses penalaran.

Komponen-komponen dalam ketrampilan menjelaskan dalam Rusman (2014:87) yaitu:

1) Merencanakan, guru membuat perencanaan pembelajaran dengan membuat perangkat pembelajaran;

2) Penyajian suatu penjelasan dengan memperhatikan kejelasan, penggunaan contih dan ilustrasi, pemberian tekanan, dan penggunaan balikan.


(43)

e) Keterampilan membuka dan menutup pelajaran

Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan penuh perhatian pada diri siswa. Sedangkan menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar serta kegiatan guru dalam mengakhiri kegiatan inti pelajaran.

Tujuan dari kegiatan membuka dan menutup pelajaran adalah: (1) membangkitkan motivasi dan perhatian; (2) membuat siswa memahami batas tugasnya; (3) membantu siswa memahami hubungan berbagai materi yang disajika; serta (4) membantu siswa mengetahui tingkat keberhasilanya.

Dalam Zainal Aqib (2013:89-90) komponen membuka dan menutup pelajaran diantaranya:

Membuka pelajaran hal-hal yang dilakukan: 1) Menarik perhatian siswa;

2) Menimbulkan motivasi dengan cara kehangatan dan keantusiasan, menimbulkan rasa ingin tahu, mengemukakan ide yang bertentangan dan menimbulkan minat siswa;

3) Memberikan acuhan dengan cara menggunakan tujuan dan batas-batas tugas, menyarangkan langkah-langkag yang akan dilakukan, mengingatkan masalah dan mengajukan pertanyaan;


(44)

26

4) Membuat kaitan dengan mengajukan pertanyaan apersepsi dan merangkum pelajaran yang lalu.

Menutup pelajaran hal-hal yang dilakukan: 1) Meninjau kembali dengan merangkum;

2) Mengadakan evaluasi pengasaan siswa dengan mendemonstrasikan keterampilan, menerapkan ide baru, mengekspresikan pendapat sendiri dan memberikan soal tertulis;

3) Memberikan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah. f) Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil

Diskusi kelompok kecil adalah ketrampilan melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan kegiatan membimbing siswa agar dapat melaksanakan diskusi kelompok kecil dengan efektif.

Tujuan dari membimbing diskusi kecil diantaranya : (1) berbagi informasi dan pengalaman dalam memecahkan masalah; (2) meningkatkan pemahaman atas masalah penting; (3) meningkatkan keterlibatan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan; (4) mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi; serta (5) membina kerja sama yang sehat, kelompok yang kohesif dan bertanggung jawab.

Komponen-komponen yang perlu dikuasai guru dalam membimbing kelompok kecil dalam Rusman (2014:89):

1) Memusatkan perhatian kepada siswa;

2) Memperjelas masalah uantuk menghindarkan kesalahpahaman dalam memimpin diskusi;


(45)

3) Menganalisis pandangan siswa;

4) Memberikan kesepakatan untuk berprestasi; 5) Menutup diskusi;

6) Menhgindari adanya yang mendominasi/memonopoli pembicaraan dalam diskusi.

g) Keterampilan mengelola kelas

Keterampilan mengelola kelas merupakan keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguan, baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial. Sehinggga dapat mendorong siswa untuk mengembangkan tanggung jawab individu maupun klasikal dalam berperilaku yang sesuai dengan tata tertib serta aktivitasyang sedang berlangsung.

Komponen ketrampilan mengelola kelas dalam Rusman (2014:90) diantaranya:

1) Ketrampilan berhubungan dengan pemelihariaan kondisi belajar seperti menunjukan sikap tanggap, memberikan perhatian, memusatkan perhatian kelompok;

2) Ketrampilan berhubungan dengan pengembalian kondisi belajar yang optimah.


(46)

28

h) Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan

Mengajar kelompok kecil dan perorangan diartikan sebagai suatu tindakan seorang guru yang menghadapi banyak kelompok kecil serta banyak siswa yang masing-masing diberi kesempatan belajar secara kelompok maupun perorangan. Dalam mengajar guru memiliki peranan sebagai organisator kegiatan pembelajaran, sumber informasi bagi siswa, pendorong bagi siswa untuk belajar, penyedia materi, pemberi bantuan kepada siswa sesuai kebutuhan dan peserta kegiatan yang mempunyai hak dan kewajiban seperti peserta yang lainnya.

Komponen ketrampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan dalam Zainal Aqib (2013:98) diantaranya:

1) Ketrampilan mengadakan pendekatan secara pribadi;

2) Ketrampilan mengorganisasikan dengan memberi orientasi umum, membentuk kelompok yang tepat;

3) Ketrampilan membimbing dan memudahkan belajar;

4) Ketrampilan merencanakan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. i) Ketrampilan menggunakan media pembelajaran

Media pembelajaran ialah saran pembelajaran digunkan sebagai perantara dalam proses pembelajaran. Prinsip menggunakan media yaitu tepat guna, berdaya guna dan bervariasi.

Dalam penelitian ini, indikator keterampilan guru dalam pembelajaran IPS dengan Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual (1) Mengkondisikan siswa agar siap dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran, (2) Melakukan apersepsi, (3)Menyampaikan tujuan pembelajaran, (4) Menyampaikan


(47)

materi dengan bantuan media Audio Visual, (5) Membimbing siswa dalam diskusi dan penyampaian hasil diskusi, (6) Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang hasil diskusi untuk menggali pengetahuan siswa, (7) Mengelola kelas dalam pembelajaran melalui Model Course Review Horay, (8) Memberikan penguatan terhadap hasil kerja siswa, dan (9) Menutup pelajaran.

2.1.2.3Aktivitas Siswa

Sardiman (2011:100) menyatakan menyatakan bahwa yang dimaksut dengan aktivitas belajar siswa yaitu aktifitas yang bersifat fisik maupun mental, siswa belajar sendiri atau melaku-kan aktivitas sendiri. Dalam kemajuan metodologi dewasa ini, asas aktivitas lebih ditonjolkan melalui suatu program unit activity, sehingga kegiatan belajar siswa menjadi dasar untuk mencapai tujuan dan hasil belajar yang lebih memadai.

Paul B. Diedrich dalam Sardiman (2011:100) mengklasifikasikan kegiatan siswa yang terdiri dari 177 macam kegiatan menjadi delapan golongan sebagai berikut:

a) Visual activities, misalnya membaca, memperhatikan gambar demonstrasi, percobaan, pekerajaan orang lain;

b) Oral activities, misalnya menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan angket, diskusi, interupsi;

c) Listening activities, misalnya mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, musik, pidato;


(48)

30

f) Motor activities, misalnya melakukan percobaan, membuat kontruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, berternak;

g) Mental activities, misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan;

h) Emotional activities, misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

Berdasarkan uraian, peneliti mengambil kesimpulan bahwa aktivitas siswa adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam rangka mengembangkan keterapilan baik kognitif, afektif melalui proses pembelajaran yang dirancang oleh guru.

Dalam penelitian ini, indikator dalam aktivitas siswa Pembelajaran IPS Melalui Model Course Review Horay berbantuan Media Audio Visual adalah: (1) Mempersiapkan diri untuk menerima pembelajaran; (2) Menanggapi apersepsi sesuai dengan materi; (3) Memperhatikan/menyimak penjelasan dari guru; (4) Mempelajari materi yang disampaikan guru dari buku pelajaran; (5) Mengajukan

dan menjawab pertanyaan tentang materi yang ditampilkan; (6)

Mempresentasikan hasil pemikiran siswa; (7) Menanggapi hasil jawaban dari siswa lain; (8) Mampu menjawab pertanyaan yang diterapkan pada model Course Review Horay; (9) Refleksi terhadap hasil pembelajaran.; dan (10) Mengerjakan soal evalusi.


(49)

2.1.2.4Hasil Belajar

Menurut Sardiman (2011:23) hasil belajar merupakan hasil dari proses belajar yang senantiasa merupakan perubahan tingkah laku. Orang yang tadinya tidak tahu setelah belajar menjadi tahu.

Menurut Bloom dalam Sardiman (2011:23), hasil belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik.

a) Domain kognitif mencakup:

(1) Knowledge (pengetahuan, ingatan);

(2) Comprehension (pemahaman, penjelasan, meringkas, contoh); (3) Analysis (menguraikan, menentukan hubungan);

(4) Synthensis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru); (5) Evaluation (menilai);

(6) Application (menerapkan). b) Domain afektif mencakup:

(1) Receiving (sikap menerima); (2) Responding (memberikan respons); (3) Valuing (nilai);

(4) Organization (organisasi); (5) Characterization (karakterisasi). c) Domain psikomotor mencakup:

(1) Initatory level; (2) Pre-routine level;


(50)

32

Dalam penelitian ini, peneliti sudah mengolah data yang berupa nilai dari evaluasi/tes yang diberikan kepada siswa setiap akhir siklus, sehingga evaluasi tersebut yang akan menentukan tingkat ketuntasan belajar siswa pada muatan pembelajaran IPS. Tes yang diberikan, siswa memperoleh hasil belajar yang optimal dan diatas KKM yang sudah ditentukan sekolah yaitu 62, maka kualitas pembelajaran IPS yang dilihat dari aspek hasil belajar siswa akan tercapai. Ranah psikomotorik dapat dilihat pada serangkaian aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Berikuti ini materi dalam penilaian hasil belajar dalam muatan Pembelajaran IPS melalui model Course Review Horay berbantuan media Audio Visual : (1) menjelaskan sidang BPUPKI, PPKI dan Perumusan dasar negara; (2) Menjelaskan peranan tokoh kemerdekaan; (3) Menjelaskan sikap tokoh perjuangan dan cara menghargainya.

2.1.3 Hakikat Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar 2.1.3.1Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial merupakan mata pelajaran yang berhubungan langsung dengan perkembangan dan organisasi masyarakat manusia dan manusia sebagai anggora dari kelompok sosial menurut Binning 1952 dalam (Soewarsono, M. Ed, dkk 2009:2). Pendapat lain, IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan sub-disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial, maupun ilmu pendidikan Sumantri dalam Rudy Gunawan (2013:17).


(51)

Pemaparan definisi Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di atas dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan terjemahan dari sosial studies, yang diartikan sebagai penilaian tentang masyarakat. Belajar tentang IPS berarti belajar tentang bagaimana seseorang memahami dirinya berhubungan dengan alam maupun dengan manusia lain. Oleh karena itu, manusia dituntut mampu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitar yang merupakan suatu pembelajaran tentang kehidupan sosial manusia. Hakikat dari pengertian IPS selalu mengalami perubahan. Perubahan dilakukan berdasarkan kurikulum yang ada dan yang sedang digunakan. Pembelajaran IPS ini, siswa dapat memperoleh pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kepekaan untuk menghadapi hidup dengan berbagai tantangan hidup yang ada. Ilmu Pengetahuan Sosial memusatkan perhatian pada hubungan antara manusia dan pemahaman sosial, sehingga disimpulkan bahwa IPS mendorong kepekaan siswa terhadap hidup, kehidupan sosial dan lingkungan dimana ia tinggal.

2.1.3.2Karateristik Ilmu Pengetahuan Sosial

Dalam buku Sardiyo (2009:1.26), adapun karakteristik ilmu pengetahuan sosial, diantaranya:

1) IPS bidang studi yang memiliki garapan yang cukup luas, misalnya gejala-gejala dan masalah kehidupan manusia di masyarakat;

2) IPS sama dengan studi sosial yang praktis, interdisipliner dan diajarkan mulai dasar samapai perguruan tinggi;


(52)

34

2.1.3.3Tujuan Ilmu Pengetahuan Sosial

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat lokal, nasional dan global (KTSP, 2006:575).

Dalam Rudy Gunawan (2013:52) mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:

a. Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupannya kelak di masyarakat;

b. Dapat mengidentifikasi dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di masyarakat;

c. Mampu berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat dan erbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian;

d. Membakali anak didik dengan kesadaran,sikap mental yang positif dan

ketrampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagiam dari kehidupan tersebut;


(53)

e. Mampu mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi.

Menurut Sardjiyo, dkk (2009:1.32) menyatakan bahwa tujuan pembelajarn IPS secara keseluruhan adaah membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan sosial, yang pada giliranya akan menjadi warga negara yang baik dan bertanggung jawab.

Berdasarkan uraian di atas pada dasarnya tujuan dari IPS adalah mendidik dan memberi bekal kemampuan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan yang dimilikinya dalam kehidupan di masyarakat. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang melatih siswa untuk menjadi siswa yang menghargai, menjaga dan menjujung tinggi nilai-nilai dalam kehidupan masyarakat.ini dapat dilatih sejak siswa duduk dibangku Sekolah Dasar dengan memberikan pembelajaran yang bervariasi seperti dengan kelompok-kelompok dalam proses belajar di kelompok-kelompok. Penerapan Model Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual diharapkan dapat menumbuhkan toleransi, kerja sama dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pembelajaran.

2.1.3.4Ruang Lingkup mata pelajaran IPS

Ruang lingkup IPS menyangkut tentang kehidupan manusia sebagai anggota masyarakat. Dalam buku Sardiyo (2009:1.29) ruang lingkup mata pelajaran IPS diantaranya:


(54)

36

3) Sistem sosial dan budaya;

4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan.

Ruang lingkup IPS berkaitan dengan penelitian yaitu manusim tempat dan lingkungan serta waktu, keberkanjutan dan perubahan.

2.1.4 Model Course Review Horay

2.1.4.1 Pengertian Model Course Review Horay

Menurut Miftahul Huda (2014:229) model pembelajaran Course Review Horay adalah suatu metode pembelajaran yang dapat menciptakan susana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab

benar diwajibkan berteriak „horee‟ atau yel-yel lainya yang disukai. Menurut Zainal Aqib (2013:28) model pembelajaran Course Review Horay adalah suatu metode pembelajaran dimana guru memberikan kesempatan siswa untuk tanya jawab secara individu dengan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat menjawab dengan benar dapat berteriak horay. Berdasarkan hal tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa model pembelajaran Course Review Horay adalah suatu model atau disain pembelajaran untuk menguji pemahaman siswa dengan menggunakan strategi games yang mana jika siswa mampu menjawab benar maka

siswa akan berteriak ”Horay”.

2.1.4.2 Tujuan Pembelajaran model Course Review Horay : Adapun tujuan dari model Course review Horay yaitu :

a. Meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas akademik; b. Siswa dapat belajar dengan aktif;


(55)

c. Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam perbedaan latar belakang dan perbedaan cara pandang penyelesaian masalah;

d. Mengetahui langkah-langkah yang akan digunakan guru ketika menggunakan model pembelajaran Course Review Horay.

2.1.4.3 Prinsip Model Pembelajaran Course Review Horay

Dalam proses belajar mengajar, kegiatan siswa menjadi pusat perhatian guru. Untuk itu agar kegiatan pengajaran dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif belajar tentu saja diperlukan lingkungan belajar yang kondusif. Salah satu upaya kearah itu adalah dengan cara memperhatikan beberapa prinsip penggunaan variasi dalam mengajar. Prinsip-prinsip tersebut adalah :

a. Model pembelajaran Course Review Horay sebaiknya digunakan dengan suatu tujuan tertentu yang relevan dengan tujuan yang akan dicapai, sehingga pembelajaran akan sejalan dengan perencanaan awal pembelajaran;

b. Direncanakan secara baik dan eksplisit dicantumkan dalam rencana pelajaran. Jadi penggunaan model pembelajaran Course Review Horay ini harus benar-benar berstruktur dan direncanakan. Karena dalam menggunakan model pembelajaran Course Review Horay ini memerlukan keluwesan, spontan sesuai dengan umpan balik yang diterima dari siswa. Umpan balik ini ada dua yaitu umpan balik tingkah laku yang menyangkut perhatian dan keterlibatan siswa dan umpan balik informasi tentang pengetahuan dan pelajaran.


(56)

38

2.1.4.4 Kelebihan dan Kekurangan Course Review Horay (CRH) 2.1.4.4.1Kelebihan model pembelajaran Course Review Horay (CRH)

a. Pembelajaran lebih menarik;

Artinya, dengan menggunakan model pembelajaran CRH siswa akan lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan oleh guru karena banyak diselingi dengan games ataupun simulasi lainnya.

b. Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran;

Artinya, siswa diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau simulasi yang diberikan guru kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan guru.

c. Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau game, dengan begitu siswa tidak akan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya tidak berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.

d. Siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan; Artinya, kebanyakan dari siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang digunakan oleh guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan menggunakan model pembelajaran course review horay (CRH) mampu membangkitkan semangat belajar terutama anak Sekolah Dasar yang notabene masih ingin bermain-main.

e.Adanya komunikasi dua arah; Artinya, siswa dengan guru akan mampu berkomunikasi dengan baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis, kreatif dan inofatif. Sehingga tidak akan menutup


(57)

kemungkinan bahwa akan semakin banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa.

2.1.4.4.2Kekurangan model pembelajaran Course Review Horay

a. Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan. Artinya, guru hanya akan menilai kelompok yang banyak mengatakan Horay. Oleh karena itu, nilai yang diberikan guru dalam satu kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan mana siswa yang aktif dan yang tidak aktif.

b. Adanya peluang untuk berlaku curang. Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol siswanya dengan baik apakah ia menyontek ataupun tidak. Guru akan memperhatiakan per-kelompok yang menjawab Horay, sehingga peluang adanya kecurangan sangat besar.

2.1.4.4.3Solusi untuk mengtasi kelemahan model pembelajaran Course Review Horay

Untuk mengatasi kelemahan pada siswa aktif dan siswa yang tidak aktif dengan nilai disamakan dan adanya peluang untuk curang pada siswa, setiap siklus pembelajaran guru menggunakan 3 obsever yang bertujuan agar nilai pada siswa yang aktif dan tidak aktif berbeda dan setiap siswa dapat diawasi dengan satu persatu sehingga mengurangi terjadinya kecurangan saat kuis berlangsung. Setiap obsever ini memiliki tanggung jawab pada 15 siswa sehingga penilaian keaktifan siswa dapat lebih jelas.


(58)

40

2.1.4.5 Langkah-langkah Model Course Review Horay

Dalam Mifahul Huda (2014:227) adapun langkah-langkah yang harus ditempuh oleh guru dalam menggunakan model pembelajaran Course Review Horay adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai;

b. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi aritmatika sederhana dengan tanya jawab;

c. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil 4-5 orang dalam satu kelompok;

d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru;

e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak yang nomornya disebutkan guru;

f. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi;

g. Bagi yang benar,siswa memberi bintang dan lansung berteriak horay atau menyanyikan yel-yelnya;

h. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay; i. Guru memberikan reward pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak

memperoleh horay; j. Penutup.

Beberapa hal diatas dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Course Review Horay siswa diajak untuk belajar sambil bermain,


(59)

dengan cara berteriak horay saat menjawab pertanyaan dengan benar. Pembelajaran IPS menjadi lebih menarik, siswa dapat menyukai pembelajaran IPS, siswa lebih mudah memahami isi materi yang di sampaikan oleh guru sehingga hasil belajar siswa akan meningkat.

2.1.5 Media Pembelajaran

2.1.5.1 Hakikat Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin, yaitu medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan menerima pesan (Hamdani, 2011:243). Menurut Gerlach dan Ely (dalam Azhar Arsyad, 2013:3), media merupakan manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap.

Menurut Sanjaya (dalam Hamdani, 2011:244), media meruapakan suatu hal yang meliputi perangkat keras yang dapat mengantarkan pesan dan perangkat lunak yang mengandung pesan. Arief S.Sadiman, dkk (2009:99), media merupakan perantara yang dibutuhkan persiapan dan perencanaan yang teliti.

Setelah menentukan pilihan media yang akan digunakan, selanjutnya guru dituntut untuk dapat memanfaatkan dalam proses pembelajaran. Media yang baik belum tentu menjamin keberhasilan belajar siswa. Hal ini mungkin terjadi jika guru tidak dapat menguasai penggunaan media tersebut dengan baik. Oleh karena itu, media yang telah dipilih dengan tepat harus dapat dimanfaatkan sebaik


(60)

42

paling utama dalam pemilihan media adalah sesuai dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin dicapai.

Sudrajat (dalam Hamdani, 2011:257-258) mengemukakan lima kriteria dalam pemilihan sumber belajar, yaitu

a. Ekonomis, tidak harus terpatok pada harga yang mahal;

b. Praktis, tidak memerlukan pengelolaan yang urmit, sulit dan langka; c. Mudah, dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita;

d. Fleksibel, dimanfaatkan untuk berbagai tujuan intruksional;

e. Sesuai dengan tujuan, mendukung proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat belajar siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat-alat fisik yang dapat digunakan untuk menyampaikan isi materi pembelajaran dari guru menuju ke siswa, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran,dan perasaan siswa dalam kegiatan pembelajaran dalam mencapai tujuan dan hasil belajar.

2.1.5.2 Media Audio Visual

Menurut Hamdani (2011:249) media Audio Visual merupakan media yang tidak hanya dapat melihat atau mengamati sesuatu, melainkan sekaligus dapat mendengar sesuatu yang divisualisasikan atau media yang menunjukkan unsur auditif (pendengaran) maupun visual (penglihatan) yang dapat dipandang maupun didengar suaranya.

Menuruut Yudi Munadi (2011:113) media Audio Visual merupakan suatu media yang dapat dikategorikan dalam dua jenis yaitu media Audio Visual.


(61)

Menurut Hamdani (2011:249) contoh media Audio Visual diantaranya adalah program video atau televisi, video atau televisi instruksional, dan program slide suara (soundslide). Dengan menggunakan media Audio Visual siswa dapat lebih memahami konsep yang diberikan oleh guru secara lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal semata.

Menurut Yudi Munadi (2011:127), terdapat karakteristik video. Karakteristik tersebut diantaranya :

a. Mengatasi keterbayasan jarak dan waktu.

b. Video dapat diulangi bila perlu untuk menambah kejelasan. c. Pesan yang disampaikan cepat dan mudah diingat.

d. Mengembangkan pikiran dan pendapat para siswa. e. Mengembangkan imajinasi peserta didik.

f. Memperjelas hal-hal yang abstrak dan memberikan gambaran yang lebih realistik.

Menurut Azhar Arsyad (2013:51), terdapat kelemahan media Audio Visual diantaranya:

a. Video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak;

b. Gambar-gambar bergerak terus sehingga tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui video tersebut;

c. Video yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan.


(62)

44

a. Video yang digunakan merupakan video sederhana tanpa membutuhkan biaya yang mahal dan tanpa memerlukan waktu yang banyak;

b. Saat penayangan video, setiap tampilan diberi waktu yang cukup lama sehingga gambar tidak telalu bergerak dengan cepat dan setian hal-hal yang penting yang terdapat dalam video, guru menguliangi kembali jika perlu video dihentikan dan sisw diminta untuk mencatat hal yang penting tersebut; c. Video yang digunakan diusahaan video yang memiliki tujuan yang sama

sesuai dengan apa yang ingin dicapai.

Dari penjelasan diatas, maka peneliti menggunakan model Course Review Horay berbantuan dengan media Audio Visual dalam pembelajaran ini dikarenakan video lebih praktis, dapat dirancang dan dibuat sendiri sesuai dengan kebutuhan siswa dan materi belajar yang diinginkan sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan.

2.1.6 Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual

Dalam proses pembelajaran, pemilihan model dan media yang sesuai dengan materi pembelajaran sangatlah penting. Dalam sebuah model tentunya terdapat langkah-langkah yang membuat model tersebut cocok digunakan dalam proses pembelajaran. Adapun langkah-langkah dari model Course Review Horay berbantuan dengan media Audio Visual dalam pembelajaran IPS kelas V A SD N Karangayu 02 adalah sebagai berikut (Huda, 2014) :


(63)

Tabel 2.1

Penerapan Model Pembelajaran Course Review Horay Berbantuan Media Audio Visual

Langkah-langkah Model pembelajaran model Course Review Horay berbantuan dengan media Audio

Visual

Model Pembelajaran model Course Review

Horay berbantuan dengan media Audio Visual (Kegiatan Guru)

Model Pembelajaran model Course Review

Horay berbantuan dengan media Audio Visual

(Kegiatan Siswa) 1. Siswa mengamati

tayangan video. 2. Siswa melakukan

tanya jawab dengan guru. 3. Siswa dibagi

menjadi beberapa kelompok kecil. 4. Siswa bekerjasama

mengerjakan soal yang terdapat dalam balon kertas. 5. Siswa bersama

kelompok menyelesaikan permasalahan dengan bimbingan guru. 6. Perwakilan kelompok maju kedepan untuk menyajikan hasil diskusi.

7. Guru menguji pemahaman siswa dengan

menerapkan model Course Review Horay.

8. Guru memberikan reward pada siswa.

1. Mengkondisikan siswa agar siap dan termotivasi dalam mengikuti pelajaran (keterampilan membuka pelajaran).

2. Melakukan apersepsi (keterampilan membuka pelajaran).

3. Menyampaikan tujuan pembelajaran (keterampilan membuka pelajaran).

4. Menyampaikan materi dengan bantuan media Audio-Visual (keterampilan menjelaskan, keterampilan mengadakan variasi)

5. Membimbing siswa dalam diskusi dan penyampaian hasil diskusi (keterampilan mengelola kelas, keterampilan membimbing diskusi

kelompok kecil, keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan)

6. Memberikan pertanyaan kepada siswa tentang hasil diskusi untuk menggali pengetahuan siswa (keterampilan bertanya). 7. Mengelola kelas dalam

pembelajaran melalui Model Course Review Horay

(Keterampilan menggunakan media pembelajaran)

8. Memberikan penguatan

1. Mempersiapkan diri untuk menerima pembelajaran (emotional activities); 2. Menanggapi apersepsi

sesuai dengan materi (mental activities);

3. Memperhatikan/menyimak penjelasan dari guru

(listening activities);

4. Mempelajari materi yang

disampaikan guru dari buku pelajaran (visual activities);

5. Mengajukan dan

menjawab pertanyaan tentang materi yang ditampilkan (oral activities);

6. Mempresentasikan hasil

pemikiran siswa (oral activities dan mental activities);

7. Menanggapi hasil jawaban

dari siswa lain (oral activities dan mental activities);

8. Mampu menjawab

pertanyaan yang diterapkan pada model Course Review Horey (emotional activities) 9. Refleksi terhadap hasil

pembelajaran (oral activities);


(64)

46

penguatan).

9. Menutup pelajaran (keterampilan menutup pelajaran).

2.2

Kajian Empiris

Beberapa hasil penelitian relevan yang memperkuat kegiatan yang sudah peneliti lakukan antara lain penelitian yang dilakukan oleh Fredy Kurniawan pada tahun 2011 di kelas “Penerapan Model Course Review Horay (CRH) dan Media Video Meningkatkan Pemahaman Materi Persiapan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia” . Dalam penelitianya, Fredy mengungkapkan bahwa kendala pada saat pembelajaran berlangsung yaitu pelajaran yang kurang diminati sehingga para siswa merasa kurang teknik untuk mempelajarinya. Dalam menyajikan pelajaran guru menggunakan metode ceramah dan hasil belajar siswa dari ranah kognitif rendah. Solusi alternatif dari penelitian tersebut adalah dengan menerapkan media Course Review Horay dipilih dalam penelitian ini karena melalui model pembelajaran tersebut proses belajar dan pembelajaran dapat berjalan efektif dan efesien apabila terjadi upaya peningkatan hasil pembelajaran siswa maupun perbaikan proses pembelajaran oleh guru. Penelitian Fredy mendapatkan hasil yang menunjukan peningkatan persentase pada afektif siswa saat pratindakan yaitu 45%, siklus I diperoleh nilai rata-rata 71,2; pada siklus II diperoleh nilai rata-rata 87,7. Sehingga dapat disimpulkan bahwa menerapan model Course Review Horay dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan ketercapaian model sangat baik. (Jurnal PGSD Universitas Sebelas Maret : 2011).


(65)

Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Komang Rosita Giri, dkk pada tahun 2012 pada siswa kelas IV SDN Patas yang berjudul

Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay Terhadap Hasil Belajar IPA Siswa Siswa Kelas IV”. Dalam penelitiannya Komang dkk mengungkapkan bahwa IPA di lapangan masih jauh dari harapan sebab pembelajaran belum mencerminkan kegiatan yang bermakna dan menyenangkan. Hal tersebut disebabkan karena guru selalu menggunkan menggunakan model konvensional yaitu berupa ceramah, latihan soal, kemudian memberikan tugas. Sehingga guru terkesan lebih aktif dalam pembelajaran daripada siswa, dan mengakibatkan membuat siswa tidak menyukai IPA. Melihat dari permasalahan tersebut salah satu solusi yang ditawarkan adalah menggunakan model Course Review Horay pembelajaran Course Review Horay adalah pembelajaran yang diharapkan siswa dapat berlatih untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan bersama kelompoknya. Penggunaan model ini berdampak baik dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa dan ketrampilan guru yang dilihat dari analisis varians satu jalur yaitu 14,78 dan 9,12. Hal tersebut terbukti bahwa menerapan model Course Review Horay (Jurnal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha : 2012).

Penelitian selanjutnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh Puput Hermawan, dkk pada tahun 2012 pada siswa kelas IV SD se-Gugus R.A. Kartini Kemusu Boyolali yang berjudul “Pengaruh Model Kooperatif Tipe Course Review Horay (CRH) Terhadap Hasil Belajar IPA”. Dalam penelitiannya Puput dkk mengungkapkan bahwa IPA di lapangan masih jauh dari harapan sebab


(66)

48

Hal tersebut disebabkan karena guru selalu menggunkan menggunakan model konvensional yaitu berupa ceramah, latihan soal, kemudian memberikan tugas. Sehingga guru terkesan lebih aktif dalam pembelajaran daripada siswa, dan mengakibatkan membuat siswa tidak menyukai IPA. Melihat dari permasalahan tersebut salah satu solusi yang ditawarkan adalah menggunakan model course review Horay, pembelajaran Course Review Horay adalah pembelajaran yang diharapkan siswa dapat berlatih untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan bersama kelompoknya. Penggunaan model ini mengakibatkan adanya peningkatan hasil pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, kelompok eksperimen memperoleh nilai dengan rata-rata nilai 71,74 sedangkan kelompok kontrol memperoleh rata-rata nilai 63,90 (Jurnal PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret: 2012).

Penelitian dalam jurnal internasional yang berjudul “Pre-Service Teachers’ Problems of Improvisation of Instruction Materials in Social Studies in Ekiti State University” menyatakan bahwa dalam penelitianya terdapat permasalahan pada guru dalam memberikan pelayanan atau pra-service saat menyampaikan ilmu pengetahuan. Dalam peneltian ini dapat dilihat bahwa dalam pembelajaran, guru merupakan faktor utama dalam terlaksananya pembelajaran yang inovatif di kelas sehinnga ketrampilan guru sangat berpengaruh penting dalam memberikan pelayanan pada siswanya (Journal of Education and Practice Faculity Of Education, Ekiti State University :2015).

Penelitian dalam jurnal internasional selanjutnya berjudul “Effectiveness of cooperative learning fostered by working with WebQuest” menyatakan bahwa


(1)

(2)

(3)

326


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS VA SDN GISIKDRONO 03 KOTA SEMARANG

1 11 358

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN MAKE A MATCH BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN KALIBANTENG KIDUL 02 SEMARANG

0 11 293

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI STRATEGI CONCEPT MAPPING BERBANTUAN AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANGKULON 01 KOTA SEMARANG

1 10 344

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL JIGSAW DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 5 331

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL MAKE A MATCH DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PLALANGAN 04 KOTA SEMARANG

0 5 302

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL COURSE REVIEW HORAY (CRH) BERBANTUAN MEDIA CD INTERAKTIF PADA SISWA KELAS IV SDN GUNUNGPATI 01 SEMARANG

1 15 264

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

0 16 294

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN PKn PADA SISWA KELAS V SDN KARANGANYAR 01 KOTA SEMARANG

5 47 319

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL RECIPROCAL TEACHING DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN PUDAKPAYUNG 02 KOTA SEMARANG

1 24 291

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL TWO STAY TWO STRAY BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V SDN TUGUREJO 01 KOTA SEMARANG

0 24 337