3.5.3 Dokumen
Dokumen adalah laporan tertulis dari suatu peristiwa yang isinya terdiri atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu dan ditulis dengan sengaja
untuk menyimpan atau merumuskan keterangan-keterangan mengenai peristiwa tersebut. Dalam penelitian ini adalah berupa dokumen yang relevan dengan
penerapan model pembelajaran example non example pada mata pelajaran IPS meliputi antara lain: RPP, foto pelaksanaan pembelajaran, profil sekolah dan
lain-lain. Data ini dipergunakan untuk melengkapi hasil wawancara dan pengamatan terhadap tempat dan peristiwa.
3.6 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam penelitian kualitatif data
yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Untuk memudahkan dalam
memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan beberapa teknik pengumpulan data, sebagai berikut:
3.6.1 Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menyajikan gambaran nyata suatu peristiwa atau kejadian
untuk menjawab pertanyaan penelitian, untuk mengerti perilaku manusia, dan evaluasi
Sujarweni, 2014:32.
Sedangkan Sukmadinata,
2009:220
mengartikan observasi merupakan suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang
berlangsung. Kegiatan observasi dapat dilakukan secara partisipatif dan non
partisipatif. Dalam observasi partisipatif pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung sedangkan observasi non partisipatif tidak ikut serta
dalam kegiatan, hanya berperan mengamati kegiatan tapi tidak ikut di dalammya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi partisipasif
karena peneliti ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran. Sugiyono 2010:311 menyatakan dalam observasi parisipatif, peneliti mengamati yang
dikerjakan orang, mendengarkan yang diucapkan dan berpartisipasi dalam aktivitas mereka. Partisipasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu partisipasi pasif
yang mana peneliti ikut dalam proses pembelajaran namun peneliti tidak terlibat dalam kegiatan yang sedang berlangsung.
Dalam penelitian ini observasi yang dilakukan peneliti yaitu peneliti melakukan pengamatan secara langsung dengan melibatkan diri dalam kegiatan-
kegiatan yang dilakukan pada proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas VIII yang menerapkan model pembelajaran example non example
khususnya mata pelajaran IPS. Pengamatan dilakukan secara terbuka, artinya pengamat secara terbuka diketahui oleh subjek, sebaliknya subyek dengan
sukarela memberikan kesempatan kepada peneliti untuk mengamati peristiwa yang sedang berlangsung. Dalam penelitian ini, seolah-olah peneliti ikut dalam
kegiatan yang mereka lakukan, kemudian peneliti melakukan pengamatan dan
pencatatan langsung terhadap kegiatan yang dilakukan pada proses pembelajaran.
Pada saat peneliti melakukan observasi partisipatif, posisi peneliti berada di tempat duduk yang paling belakang, sehingga peneliti mampu melihat semua
kegiatan yang dilakukan didalam kelas dengan jelas dan tidak mengganggu proses pembelajaran yang sedang berlangsung dan siswa tetap dapat fokus
dalam mengikuti pembelajaran di kelas. Ketika pembelajaran dimulai peneliti langsung melakukan pencatatan persitiwa yang terjadi di dalam kelas, catatan-
catatan ini sebagai bahan laporan hasil penelitian. 3.6.2
Wawancara Wawancara atau interview merupakan salah satu bentuk teknik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan didalam
pertemuan tatap muka secara individual. Wawancara yang ditujukan untuk memperoleh data dari individu dilaksanakan secara individual Sukmadinata,
2009:216. Wawancara atau interview digunakan untuk mengungkapkan data
mengenai pemahaman guru tentang model pembelajaran, implementasi model pembelajaran example non example pada mata pelajaran IPS, dan kendala-
kendala yang dihadapi pada saat mengimplementasikan model pembelajaran example non example. Sebelum melakukan wawancara peneliti telah
menyiapkan instrument wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan fokus pada pokok permasalahan penelitian. Sebelum
mengajukan pertanyaan, peneliti menjelaskan terlebih dahulu mengenai permasalahan penelitan dan pedoman yang dilakukan selama kegiatan
wawancara berlangsung. Peneliti selalu mengulang dan menegaskan kembali setiap jawaban dari informan untuk meyesuaikan jawaban dengan pertanyaan
yang diajukan. Wawancara diartikan sebagai proses tanya jawab lisan, yang mana
dilakukan dua orang atau lebih dan saling berhadap-hadapan secara fisik, dapat tatap muka dan mendengar suara dari narasumber dengan telinganya sendiri
secara langsung. Wawancara dilakukan dengan informan untuk mendapatkan informasi terkait permasalahan yang diteliti dan dapat memecahkan
permasalahan yang dihadapi, didalam penelitian ini yang menjadi informan adalah guru IPS SMP Negeri 4 Batang, guru IPS yang terdapat di SMP tersebut
berjumlah 3 orang Bambang Kusnandar, Yayu Kartika CD, dan Hindah Wasis. Dan wawancara Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah untuk memperkuat data
jika data yang didapat kurang lengkap kemudian yang terakhir siswa kelas VIII. Pada saat ingin mewawancarai bagian Kepala Sekolah peneliti harus
menunggu beliau berangkat kesekolah, karena pada saat itu beliau baru saja pulang melaksanakan ibadah umroh sehingga Kepala Sekolah masih cuti. Jadi,
peneliti harus mengkonfirmasi ke bagian tata usaha untuk menanyakan tentang, kapan Kepala Sekolah aktif kembali di sekolah.
Ketika peneliti melakukan wawancara dengan informan peneliti harus menyesuaikan jadwal mereka, karena peneliti tidak mungkin melakukan
wawancara ketika proses pembelajaran sedang berlangsung. Seperti halnya
ketika peneliti akan mewawancarai guru IPS kelas VIII dan kelas VII, peneliti harus membuat jadwal pertemuan terlebih dahulu dan mencari jadwal yang tidak
padat jam mengajar agar bisa melakukan wawancara. Wawancara dilakukan ketika guru tidak ada jam mengajar dan di akhir pembelajaran telah selesai atau
ketika siswa sudah pulang. Berbeda ketika peneliti akan mewawancarai Wakil Kepala Sekolah dan
guru IPS kelas IX. Peneliti tidak menemui kendala, karena pada saat itu Wakil Kepala Sekolah tidak ada jadwal mengajar yang padat sehingga peneliti bisa
langsung melaksanakan wawancara didepan ruang Wakil Kepala Sekolah. Dan saat peneliti mewawancarai guru IPS kelas IX, wawancara bisa langsung
dilaksanakan di dalam ruang guru atau kantor guru. Wawancara berjalan lancar karena beliau sudah tidak ada jadwal mengajar kebetulan kegiatan belajar
mengajar kelas IX sudah habis. Terkahir peneliti mewawancarai beberapa siswa kelas VIII, dan saat
mewawancarai siswa kelas VIII peneliti harus menunggu waktu istirahat agar tidak mengganggu proses pembelajaran, ketika waktu istirahat proses
wawancarannya belum selesai, biasanya peneliti melanjutkan wawancarannya setelah pembelajaran selesai atau pada saat jam pulang dan siswa tersebut
peneliti ajak untuk melanjutkan wawancara. Untuk menjaga kredibilitas data hasil wawancara maka peneliti
menyiapkan alat perekam atau tape recorder yang berfungsi untuk merekam hasil wawancara, sebelum melakukan wawancara dengan narasumber. Peneliti
meminta ijin terlebih dahulu kepada informan agar mau diwawancarai dengan
alat perekam, tujuannya agar peneliti tidak kehilangan informasi dan data yang didapat akurat, tetapi tidak semua informan mau direkam maka peneliti selalu
menyiapkan buku dan bolpoin untuk mencatat data hasil wawancara. Tanda bukti kalau peneliti telah melakukan wawancara dengan sumber data maka
peneliti menggunakan camera digital untuk mengabadikan saat melakukan pembicaraan dengan informan. Ketika peneliti dan narasumber sedang
melakukan proses wawancara, peneliti meminta bantuan teman untuk memfotokan menggunakan camera digital atau kamera HP, karena disini
peneliti tidak mungkin foto sendiri selfie dengan narasumber. 3.6.3
Dokumentasi Menurut Bungin 2008:121 dalam Gunawan 2014:177 Teknik
dokumentasi adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian sosial untuk menelusuri data historis. Metode dokumentasi adalah
mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya.
Studi dokumen resmi dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data melalui pencatatan data tertulis mengenai keadaan SMP Negeri 4 Batang yang
berkaitan dengan penelitian ini. Data tambahan lainnya diperoleh dari foto, baik foto tentang informan, kegiatan pembelajaran, keadaan sumber dan media
belajar, serta lokasi penelitian. Dengan foto ini diharapkan kredibilitas penelitian ini dapat di pertanggung jawabkan karena dapat menggambarkan sifat-sifat dari
kasus yang diteliti.
3.7 Teknik Sampling