Hakikat Pembelajaran KAJIAN TEORI

mampu melakukan sesuatu itu, atau anak yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. Menurut Aunurrahman 2014:48, belajar mencakup tiga unsur, yaitu: 1 belajar adalah perubahan tingkah laku; 2 perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena latihan atau pengalaman; 3 perubahan tingkah laku tersebut relatif permanen atau tetap ada untuk waktu yang cukup lama. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian belajar, peneliti menyimpulkan bahwa belajar adalah sebuah perubahan perilaku sebagai hasil kebiasaan kepribadian dan pengalaman hidup yang dialami individu di lingkungannya. Belajar sangat erat hubungannya dengan sebuah pengalaman, karena dari sebuah pengalaman atau kebiasaan yang sering dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari, maka siswa akan dapat mengerti sesuatu hal. Belajar tidak akan terlepas dari diri seseorang, karena belajar adalah sebuah kegiatan yang akan berlangsung seumur hidup.

2.1.2. Hakikat Pembelajaran

Istilah Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam B ahasa Yunani disebut “instructus” atau “intruere” yang berarti menyampaikan pikiran. Dengan demikian, instruksional adalah menyampaikan pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran Djamarah, 2010:324. Berdasarkan pasal 1 butir 20 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik, pendidik, sumber belajar suatu lingkungan belajar. Lingkungan belajar merupakan suatu system yang terdiri dari komponen, tujuan, bahan pelajaran, strategi, alat, siswa, dan guru. Sementara itu, Trianto 2014:19 mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan aspek kegiatan manusia yang kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Secara simple pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang kompleks, pembelajaran adalah usaha sadar dari seorang guru untuk membelajarkan siswanya dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Dari kedua makna tersebut Trianto menegaskan bawa pembelajaran merupakan interaksi dua arah dari seorang guru dan siswa, di mana antara keduanya terjadi komunikasi transfer yang intens dan terarah menuju pada suatu target yang telah ditetapkan sebelumnya. Sedangkan Pembelajaran menurut Siddiq 2008: 1-9 adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang untuk membelajarkan siswa yang belajar. Pada pendidikan formal, pembelajaran merupakan tugas yang dibebankan kepada guru. Pembelajaran di sekolah, pengajarannya mulai dari yang tradisional berkembang ke sistem yang modern. Menurut Mudhofir dalam Siddiq, 2008:1-9 ada empat pola pembelajaran, yaitu: a. Pembelajaran guru dengan siswa tanpa menggunakan alat pembelajaran atau media ajar; b. Pembelajaran dimana guru dibantu dengan alat peraga pembelajaran; c. Pembelajaran yang menggunakan alat peraga pelajaran dalam berinteraksi dengan siswa; dan d. Pembelajaran dengan pola jarak jauh atau media dengan siswa. Berdasarkan pola-pola tersebut terlihat, bahwa dalam pembelajaran tidak hanya sekedar mengajar, namun memberikan banyak perlakuan pada siswa. Dalam pembelajaran guru harus berperan sebagai motor penggerak terjadinya aktivitas belajar dengan cara memotovasi siswa, memfasilitasi belajar, mengorganisasi kelas, mengembangkan bahan pembelajaran, menilai program- proses-hasil pembelajaran, serta memonitor aktivitas siswa. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian pembelajaran, peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan interaksi antara siswa denga guru dalam proses belajar dan mengajar dalam menyampaikan ide yang didukung oleh sumber belajar yang dibutuhkan. Pembelajaran diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk membentuk tingkah laku siswa yang sesuai dengan harapan.

2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN GISIKDRONO 03 SEMARANG

1 8 237

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PBL DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IV SDN KALIBANTENG KIDUL 02 KOTA SEMARANG

0 12 274

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) PADA SISWA KELAS III SDN GUNUNGPATI 02

0 11 339

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA AKSARA JAWA MELALUI MODEL DIRECT INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS IVB SDN WONOSARI 02 SEMARANG

1 20 370

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS VA SDN WONOSARI 02 KOTA SEMARANG

1 5 467

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION DENGAN MEDIA KARTU MASALAH PADA SISWA KELAS V SDN GUNUNGPATI 03

1 13 329

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI PENERAPAN MODEL INKUIRI BERBANTUKAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN MANGKANG KULON 02 KOTA SEMARANG

0 8 543

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA MELALUI MODEL CTL BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA SISWA KELAS V SDN SEKARAN 02 KOTA SEMARANG

1 7 260

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model Direct Instruction Pada Siswa Kelas IV SDN Kandri 01 Gunungpati Semarang

0 11 234

Peningkatan Kualitas Pembelajaran IPA Melalui Model pembelajaran Direct Instruction Pada Siswa Kelas IV SDN Gunungpati 02 Semarang.

0 0 1