57 C. Aset Bersih Terikat Temporer
Definisi “aset bersih terikat temporer adalah pembatasan penggunaan sumber daya
oleh penyumbang yang menetapkan agar sumber daya tersebut dipertahankan sampai periode tertentu atau sampai dengan terpenuhinya keadaan tertentu”. Yanto, 2009, 10
Aset bersih yang ada pada yayasan yang penulis teliti terdiri dari aset bersih yang bersifat tidak terikat yang pengolahannya diserahkan pada pihak yayasan dan asset
bersih terikat permanen yang penggunaannya dibatasi untuk operasional yayasan, adapun sumbangan tidak terikat yang yayasan peroleh berasal dari pemberi infaq
ruangan.
2.1.11.3.2 Laporan Aktivitas 2.1.11.3.4.1
Klasifikasi Pendapatan, Beban, Keuntungan dan Kerugian
“Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat, kecuali penggunaanya dibatasi oleh penyumbang, dan menyajikan beban
sebagai pengur ang aktiva bersih tidak terikat”.IAI, 2009: 45.5
Sementara itu, “sumbangan disajikan sebagai penambah aktiva bersih tidak terikat,
terikat permanen, atau terikat temporer, tergantung pada ada tidaknya pembatasan. Jika sumbangan terikat yang pembatasannya tidak berlaku lagi dalam periode yang
sama, maka dapat disajikan sebagai sumbangan tidak terikat sepanjang disajikan secara konsisten dan diungkapkan sebagai kebijakan akuntansi
”. IAI, 2009: 45.5 Adapun salah pendapatan yang diterima oleh YPM Salman Institut Teknologi
Bandung berupa penerimaan infaq. Definisi infaq menurut IAI dalam Pedoman Standar Akuntansi Keuangan menjelaskan bahwa: “infaq adalah pemberian sesuatu
yang akan digunakan untuk kemaslahatan umat”. IAI, 2009: 59.30
58 “Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari investasi
dan aktiva lain atau kewajiban sebagai penambah atau pengurang aktiva bersih tidak terikat, kecuali jika penggunaannya dibatasi
”. IAI, 2009: 45.5
2.1.11.3.4.1.1 Informasi Mengenai Pendapatan dan Beban
“Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara bruto. Namun demikian pendapatan investasi dapat disajikan secara neto dengn syarat beban-beban
terkait, seperti beban penitipan dan beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan
”. IAI, 2009: 45.5
2.1.11.3.4.1.2 Informasi Mengenai Pemberian Jasa
“Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional, seperti menurut kelompok program
jasa utama dan aktivitas pendukung ”. IAI, 2009: 45.6
2.1.11.3.3 Laporan Arus Kas 2.1.11.3.5.1
Klasifikasi Penerimaan dan Pengeluaran Kas
“Laporan arus kas disajikan sesuai dengan PSAK 2 tentang Laporan Arus Kas dengan tambahan berikut ini:
A. Aktivitas pembiayaan 1. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk
jangka panjang.
59 2. Penerimaan dari sumbangan dan penghasilan investasi yang penggunaannya
dibatasi untuk perolehan, pembangunan, dan pemeliharaan aktiva, atau peningkatan dana abadi endowment.
3. Bunga dan deviden yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang. B. Pengungkapan informasi mengenai aktivitas investasi dan pendanaan nonkas:
seperti sumbangan berupa bangunan atau aktiva investasi”. IAI, 2009: 45.6
2.1.12 Perancangan Sistem Informasi Akuntansi Laporan Keuangan
Defini Perancangan menurut Al-Bahra Bin Ladjamudin dalam bukunya yang berjudul Analisis dan Desain Sistem Informasi menjelaskan bahwa:
“tahapan perancangan design memiliki tujuan untuk mendesain sistem baru yang dapat
menyelesaikan masalah –masalah yang dihadapi perusahaan yang diperoleh dari
pemilihan alternatif sistem yang terbaik ”. Al-bahra, 2005:38
Definisi Sistem Informasi menurut Azhar Susanto dalam bukunya yang berjudul Sistem Informasi Manajemen mengatakan bahwa:
“Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan dari subsistem-subsistem yang saling berhubungan satu sama lain dan
bekerja sama secara harmonis untuk mengolah data keuangan menjadi informasi keuangan yang diperlukan oleh manajemen dalam proses pengambilan keputusan
dibidang keuangan”. Susanto, 2004:124 Menurut Indra Bastian dalam bukunya yang berjudul Akuntansi Yayasan dan
Lembaga Publik menjelaskan bahwa: “tujuan laporan keuangan menyediakan
informasi yang relevan untuk memenuhi kepentingan para penyumbang, anggota pengelola, kreditor, dan pihak lain yang menyediakan sumber daya bagi kekuasaan”.
Bastian, 2007:74
60
2.1.12.1 Fungsi yang terkait
Menurut Mulyadi didalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi menjelaskan fungsi yang terkait didalam pelaporan keuangan antar lain:
A. Fungsi Penjualan Fungsi ini bertanggungjawab menerima order dari pembeli. Mengisi faktur
penjualan tunai dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas.
B. Fungsi Kas Fungsi ini bertanggungjawab sebagai penerimaan kas dari pembeli.
C. Fungsi Pengeluaran Kas Jika suatu fungsi membutuhkan pengeluaran kas, maka fungsi yang bersangkutan
mengajukan permintaan cek kepada fungsi akuntansi. D. Fungsi Kepegawaian
Fungsi ini bertangungjawab untuk mencari karyawan baru, menyeleksi calon karyawan, membuat surat keputusan tarif gaji dan upah karyawan, untuk
selanjutnya dibagiakan kepada karyawan yang berhak. E. Fungsi Keuangan
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengisi cek guna pembayaran gaji dan upah dan menuangkan cek tersebut ke bank.
F. Fungsi Akuntansi Fungsi ini bertanggungjawab untuk mencatat seluruh kegiatan keuangan yang
beredar dan membuat laporan untuk setiap periode.
61
2.1.12.2 FormulirDokumen yang Digunakan
Menurut Mulyadi di dalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi menyebutkan bahwa dokumen terkait yang dibutuhkan didalam pelaporan keuangan antara lain
yakni: A. Faktur Penjualan tunai
Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh menejemen mengenai penjualan tunai atau sebagai bukti kas masuk.
B. Pita Register Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan pengoperasian mesin register kas.
Pita register ini merupakan bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai.
C. Bill of Lading
Dokumen ini merupakan bukti penyerahan dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan barang.
D. Bukti Setor Bank Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai kas penyetoran kas ke bank.
E. Bukti Kas Keluar Dokumen ini berfungsi sebagai perintah pengeluaran kas kepada bagian kassa besar
yang tercantum di dalam dokumen tersebut. F. Cek
Cek yang merupakan digunakan untuk memerintahkan bank untuk melakukan pembayaran sejumlah uang kepada orang atau organisasi yang namanya tercantum
di dalam cek.
62 G. Cek Permintaan
Dokumen ini berfungsi sebagai permintaan dari fungsi yang memerlukan pengeluaran cek kepada fungsi akuntansi untuk membuat bukti kas keluar.
2.1.12.3 Catatan yang Digunakan
Menurut Mulyadi didalam bukunya yang berjudul Sistem Akuntansi menyebutkan bahwa catatan yang digunakan dalam pelaporan keuangan yakni:
A. Jurnal Penerimaan Kas Jurnal penerimaan kas digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat penerimaan
kas dari berbagai sumber. B. Jurnal Penjualan
Digunakan untuk meringkas dan merangkum data penjualan. C. Jurnal Umum
Jurnal umum dalam pencatatan pelaporan keuangan digunakan untuk pendapatan dan biaya.
D. Jurnal Pengeluaran Kas Dokumen ini digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran biaya-biaya yang
terjadi diperusahaan. E. Register cek
Dokumen ini digunakan untuk mencatat pengeluaran kas dengan cek.
2.1.12.4 Kebutuhan Rekayasa Software Sistem Informasi Keuangan
Kebutuhan perangkat lunak dalam perancangan sistem informasi keuangan berbasis syariah terdiri dari software pemrograman, software penyimpanan data dan
software pembuatan report. Perancangan sistem informasi keuangan berbasis syariah