2. Untuk mengetahui Bagaimana peranan hakim dalam upayanya
memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia. 3.
Untuk mengetahui Apakah yang menjadi hambatan bagi hakim dalam memberantas tindak pidana korupsi di Indonesia.
E. Keaslian Penulisan
Dalam proses pembuatan skripsi ini penulis memulainya dengan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan kewenangan dalam
memberantas korupsi, kemudian penulis rangkai sendiri menjadi satu karya ilmiah yang disebut dengan skripsi. Oleh karenanya penulis menyatakan bahan skripsi ini
adalah hasil karya penulis dan belum pernah ada sebelumnya skripsi seperti ini.
F. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Korupsi
Dalam Ensiklopedia Indonesia disebut ‘korupsi’ dari bahasa latin :
curruptio = penyuapan; curruptore = merusak gejala dimana para pejabat,
badan-badan Negara menyalahgunakan wewenang dengan terjadinya penyuapan, pemalsuan serta ketidak beresan lainnya.
Adapun arti harafiah dari korupsi dapat berupa:
Universitas Sumatera Utara
a. Kejahatan, kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan dan
ketidakjujuran. b.
Perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan uang sogok dan sebagainya.
5
c. 1 Korup busuk, suka menerima uang suapsogok, memakai kekuasaan
untuk kepentingan sendiri dan sebagainya. d.
2 Korupsi perbuatan busuk seperti penggelapan uang, penerimaan uang dan sebagainya.
e. 3 Koruptororang yang korupsi.
6
Dengan demikian, secara Harafiah dapat ditarik kesimpulan bahwa sesungghnya istilah korupsi memiliki arti yang sangat luas :
a. Korupsi, penyelewengan atau penggelapan uang Negara atau perusahaan
dan sebagainya untuk kepentingan pribadi dan orng lain. b.
Korupsi : busuk, rusak, suka memakai barang atau uang yang dipercayakan kepadanya, dapat disogok melalui kekuasaan untuk
kepentingan pribadi.
Adapun menurut Surbekti dan Tjitrosoedibio dalam Kamus Hukum yang dimaksud curruptie adalah korupsi, perbuatan curang, tindak pidana yang
merugikan keuangan Negara.
7
5
Poerwadarminta W.J.S Kamus Umum Bahasa Indonesia,Jakarta penerbit Balai Pustaka tahun 1976 hal : 12.
6
Muhammad Ali,Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Jakarta Penerbit amani Jakarta Tahun 1999 hal:15
Universitas Sumatera Utara
Baharuddin Lopa, mengutip pendapat dari David M. Chalmers menguraikan arti istilah korupsi dalam berbagai bidang, yakni yang menyangkut
masalah penyuapan, yang berhubungan dengan manipulasi dibidang ekonomi dan kepentingan umum.
8
Gurnal Myrdal menyebutkan : To include not only all forms of improper or selfish exercise of power
and influence attached to be public office or the special position one occupies in the public life but also the activities of the bribers.
Korupsi tersebut meliputi kegiatan-kegiatan yang tak patut yang berkaitan dengan kekuasaan, aktivitas-aktivitas pemerintahan, atau usaha-usaha
tertentu untuk memperoleh kedudukan secara tidak patut serta kegiatan lainnya seperti penyogokan.
9
Edelherz lebih senang menggunakan istilah white collar crime untuk perbuatan korupsi ini. Di dalam bukunya yang berjudul The Investigation
7
Subekti dan Tjitrosodibio,Kamus Hukum,Jakarta Penerbit Pradnya Paraminta tahun 1973 hal 10
8
Baharuddin Lopa, Kejahatan Korupsi dan Pengadilan Hukum, Jakarta Penerbit Rineka Cipta,tahun 1992 hal
42.
9
Gurnar Myrdal Asia Drama Volume II, New York Penerbit Pantheon, tahun 1968 hal 973.
Universitas Sumatera Utara
of White Collar Crime A Manual for Law Enforcement Agencies
disebutkan sebagai berikut :
White collar crime an illegal act or service of illegal acts committed by nonphysical means and by concealment or guile, to obtain money or
property, to avoid the payment or loss of money or property, to obtain business or personal or personal advantage.
………..suatu perbuatan atau serentetan perbuatan yang bersifat illegal yang dilakukan secara fisik, tetapi dengan akal bulusterselubung untuk
mendapatkan uang atau kekayaan serta menghindari pembayaranpengeluaran uang atau kekayaan atau untuk mendapatkan
bisniskeuntungan pribadi.
10
Sedangkan secara
yuridis-formal pengertian tindak pidana korupsi
tidak memberikan defenisi yang jelas mengenai maksud dari tindak pidana
korupsi. Akan tetapi di dalam Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi hanya memberikan gambaran dari maksud
tindak pidana korupsi itu, yaitu dalam pasal 2 yang menyebutkan, bahwa :
11
a. Setiap orang yang secara melawan hukum, melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain suatu koperasi yang dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara, dipidana dengan
penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 tahun dan
10
Helbert Edelherz, The Investigation or white collar crime. A Manual For Law Enforcement agencies Amerika, Penerbit Office of Regional Operations, tahun 1977 hal 4.
11
UU No.31 tahun 1999, Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Universitas Sumatera Utara
paling lama 20 tahun dan denda paling sedikit Rp. 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah dan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00 satu milyar
rupiah. b.
Dalam hal ini tindak pidana korupsi, sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.
Pasal 3 menyebutkan setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan
atau kedudukan yang dapat merugikan keuangan Negara atau pidana penjara seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 1 satu tahun dan
paling lama 20 dua puluh tahun dan atau denda paling sedikit Rp. 50.000.000,- lima puluh juta rupiah dan paling banyak Rp.
1.000.000.000,- satu milyar rupiah.
2. Ciri-ciri Korupsi Ciri-ciri korupsi dijelaskan oleh Syed Husein Alatas dalam