24
H. Penggunaan Modal Kerja
Adapun transaksi-transaksi sebagai penggunaan modal kerja, meliputi :
1. Kerugian Operasional Perusahaan
Operasional perusahaan yang menimbulkan kerugian total penjualan tidak mampu menutupi biaya-biaya maka berakibat berkurangnya modal kerja.
Kondisi ini dapat diketahui melalui laporan perhitungan laba-rugi pada suatu periode tertentu.
2. Pembelian Aktiva Tetap
Guna keperluan peningkatan produksipenjualan perusahaan membeli aktiva tetap baru guna menggantikan aktiva tetap lama dan hal ini
berakibat pada penggunaan dana atau modal kerja perusahaan. Dengan demikian sejumlah aktiva tersebut bertambah pada neraca.
3. Kerugian Penjualan Surat Berharga Jangka Pendek
Apabila penjualan surat berharga jangka pendek mengalami kerugian nilai jual lebih kecil dari pada nilai perolehan maka akan berakibat
kerugian bagi perusahaan. Guna menutup kerugian inilah perusahaan menggunakan modal kerja.
4. Pembelian Obligasi
Apabila penjualan obligasi berakibat menambah modal kerja, maka pembelian obligasi oleh perusahaan akan berakibat penggunaan atau
mengurangi modal kerja. Demikian halnya apabila perusahaan membayar kembalimengangsur hutang jangka panjang lainnya juga berakibat
berkurangnya modal kerja.
Universitas Sumatera Utara
25
5. Prive
Pengambilan uang atau barang dagangan oleh pemilik perusahaan untuk kepentingan pribadi berakibat berkurangnya modal kerja. Hal yang sama
juga terjadi apabila adanya pengambilan bagian keuntungan oleh pemilik dalam perusahaan perseorangan atau adanya pembayaran deviden dalam
bentuk kas.
I. Rasio Modal Kerja
Analisis dan penafsiran posisi keuangan jangka pendek adalah penting baik bagi pihak manajemen maupun pihak-pihak di luar perusahaan seperti
kreditur dan pemilik perusahaan. Bank-bank komersial dan kreditur jangka pendek lainnya sangat menaruh perhatian pada tingkat keamanan bagi kredit-
kredit jangka pendeknya, manajemen berkepentingan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal kerja, dan pemegang saham beserta kreditur jangka panjang
berkepentingan untuk mengetahui prospek pembayaran dividen dan bunga. Tetapi permasalahan yang dihadapi dalam perusahaan adalah aktiva lancar
memiliki nilai yang lebih kecil daripada hutang lancarnya, dimana ini mempengaruhi penggunaan pendanaan jangka pendeknya, sehingga perusahaan
menggunakan pendanaan jangka panjang. Sehingga rasio modal kerja yang digunakan adalah :
1. Rasio Profitabilitas, dimana rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti
kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan
Universitas Sumatera Utara
26 sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba disebut Operating Ratio. Beberapa jenis rasio profitabilitas ini terdiri dari :
a. Margin laba Profit Margin = Penjualan
bersih Pendapatan
Rasio ini menunjukkan berapa besar persentase pendapatan bersih yang dieroeh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena
dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. b. Asset Turn Over Return on Asset =
Aktiva Total
bersih Penjualan
Rasio ini menggambarkan perputaran aktiva diukur dari volume penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik. Hal ini berarti bahwa aktiva dapat
lebih cepat berputar dan meraih laba. c. Return On Investment Return On Equity =
modal rata
Rata bersih
Laba equity
Rasio ini menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari
modal pemilik. Semakin besar semakin bagus. d. Return On Total Asset =
asset total
rata Rata
bersih Laba
Rasio ini menujukkan berapa besar laba bersih diperoleh perusahaan bila
diukur dari nilai aktiva. e. Basic Earning Power =
aktiva Total
pajak dan
bunga sebelum
Laba
Universitas Sumatera Utara
27 Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan memperoleh laba diukur
dari jumlah laba sebelum dikurangi bunga dan pajak dibandingkan dengan total aktiva. Semakin besar rasio semakin baik.
2. Kecukupan Modal Kerja, dimana rasio ini mengukur aktivitas bisnis terhadap
kelebihan aktiva lancar atas kewajiban lancar. Rasio tinggi mengindikasikan profitabilitas yang rendah untuk mendukung operasional, dan rasio yang
rendah menunjukkan profitabilitas tinggi. Working capital turnover =
capital working
Net venues
Re x 100
Universitas Sumatera Utara
28
BAB III PERUM PERUMNAS CABANG SUMUT II MEDAN
A. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 1.
Sejarah Singkat Perusahaan
Perum Perumnas adalah perusahaan umum yang didirikan pada tanggal 18 Juli 1974 berdasarkan peraturan pemerintah nomor 29 tahun
1974, dengan tujuan melaksanakan kebijaksanaan dan program pemerintah dibidang pelaksanaan pembangunan perumahan rakyat serta sarana dan
prasarana yang mampu mewujudkan lingkungan pemukiman sesuai dengan rencana pembangunan wilayah kota, terutama untuk golongan
masyarakat berpenghasilan rendah dan menengah. Perumahan dan pemukiman ini merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia dan
mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian bangsa, dan perlu dibina serta dikembangkan demi
kelangsungan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Misi utama yang diemban oleh Badan Usaha Milik Negara yang
sekarang berada di dalam jajaran Departemen Perumahan, Pemukiman dan Pengembangan Wilayah ini adalah melaksanakan pengadaan perumahan
bagi masyarakat terutama yang berpenghasilan menengah ke bawah. Dengan misi ini, maka Perum Perumnas dihadapkan pada usaha
menyediakan perumahan yang ekonomis dan terjangkau namun tetap bermutu dan layak huni. Perum Perumnas dituntut menanggulangi
Universitas Sumatera Utara