10
Menurut Astuti 2007 dan Rachmawati 2008 yang menyatakan bahwa ‘’ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketepatan waktu, akan tetapi menurut
penelitian Wijayanti 2008 ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan pelaporan keuangan. Adanya ketidakkonsistenan hasil-hasil penelitian
terdahulu dengan variabel independen yang digunakan menjadi motivasi bagi
peneliti untuk melakukan penelitian kembali dengan judul “Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi
Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
.”
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah laba rugi bersih, likuiditas, ukuran perusahaan, dan Audit Report Lag berpengaruh secara parsial terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan
Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah laba rugi bersih, likuiditas, ukuran perusahaan, dan Audit Report
Lag berpengaruh secara simultan terhadap Audit Timeliness pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba rugi bersih terhadap
Audit Timeliness. 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh likuiditas yang diwakili Current
Ratio terhadap Audit Timeliness.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh ukuran perusahaan terhadap Audit Timeliness.
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Audit Report Lag terhadap Audit Timeliness.
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh laba rugi bersih, likuiditas, ukuran perusahaan, dan Audit Report Lag terhadap Audit Timeliness secara
simultan.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Bagi peneliti, untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang faktor-
faktor yang mempengaruhi Audit Timeliness. 2. Bagi investor, untuk mengetahui faktor yang mempengaruhiAudit Timeliness
berkaitan dengan keandalan laporan keuangan sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan dalam berinvestasi.
3. Bagi Pihak Perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dan motivasi dalam meningkatkan ketepatan waktu pelaporan keuangan.
4. Bagi Peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi dan sumber informasi dalam melakukan penelitian sejenis dengan menambahkan variabel lain.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan teori
2.1.1 Laporan keuangan
Setiap pengguna laporan keuangan mengharapkan adanya transparansi dari laporan keuangan agar bisa mengetahui dengan mudah informasi dari suatu
perusahaan.Laporan keuangan merupakan laporan akuntansi yang menghasilkan informasi berupa pencatatan dan pengikhtisaran bagi pemakai untuk pengambilan
keputusan pada periode tertentu yang dapat menggambarkan kinerja perusahaan.Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan
no.1 2007:5 menjelaskan bahwa: Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan.Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai
cara seperti misal, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana, catatan juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang berkaitan
dengan laporan tersebut, misal informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dari pengertian diatas laporan keuangan dibuat sebagai bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, dengan tujuan untuk
mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepada manajemen. Laporan keuangan yang dibuat oleh manajemen memiliki tujuan untuk
mempertanggungjawabkan kinerja atas tugas yang diberikan oleh pemilik perusahaan, sehingga harus disajikan secara wajar. Penyusunan laporan keuangan
disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya.Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai
untuk membuktikan keabsahan transaksi. Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan keuangan
suatu perusahaan pada suatu periode tertentu tentang keseluruhan aktivtas operasi perusahaan baik dari segi aktiva, kewajiban, pendapatan dan kinerja
perusahaan.Laporan keuangan terdiri dari neraca,laporan laba rugi,laporan perubahan ekuitas,laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.Laporan
keuangan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk memberikan informasi bagi penggunanya yang merupakan produk akhir dari siklus
akuntansi.Dimana laporan keuangan dapat menggambarkan dengan jelas tentang kondisi keuangan suatu perusahaan dan informasi yang diberikan untuk entitas itu
sendiri ataupun bagi entitas lainnya. Menurut Standar akuntansi Keuangan 2007:5 menjelaskan bahwa
“Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan’’. Dengan memperoleh laporan keuangan akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan
secara keseluruhan yang bukan hanya bisa dibaca tapi juga bisa dimengerti tentang posisi keuangan melalui analisis laporan keuangan.
PSAK No. 1 paragraf 7 IAI, 2007 : 1.2 menyatakan bahwa: Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka
membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban stewardship manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. dan beban termasuk keuntungan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi mengenai perusahaan yang meliputi: 1 aset; 2
kewajiban; 3 ekuitas; 4 pendapatan dan kerugian; dan 5 arus kas. Para pemakai laporan keuangan akan menggunakannya untuk meramalkan,
membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya. Laporan keuangan akan lebih bermanfaat apabila
yang dilaporkan tidak saja aspek kuantitatif saja, tetapi mencakup penjelasan- penjelasan lainnya yang dirasa perlu, dan informasi ini harus faktual dan dapat
diukur secara objektif.
2.1.2 Auditing
2.1.2.1 Defenisi Auditing
Pengertian auditing menurut Alvin Arens, Mark,Elder 2008yaitu “Auditing adalah pengumpulan dan evaluasi bukti tentang informasi untuk
menentukan dan melaporkan derjat kesesuaian antara informasi itu dan kriteria yang telah ditetapkan. Auditing harus dilalukan oleh orang yang kompeten dan
independen”.
Menurut Koranth 2002:5 mendefenisikan auditing sebagai : Suatu proses sistematis untuk secara objektif mendapatkan dan
mengevaluasi bukti mengenai asersi tentang kegiatan dan kejadian ekonomi untuk meyakinkan tingkat keterkaitan antara asersi tersebut dan criteria
yang telah ditetapkan dan mengkomunikasikan hasilnya kepada pihak – pihak yang berkepentingan.
Menurut Mulyadi 2002:9 menjelaskan bahwa “auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
pernyataan tentang kegiatan dan kejadian ekonomi dengan tujuan untuk
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
menetapkan tingkat kesesuaian antara penyataan tersebut dengan kriteria yang ditetapkan, serta penyampaian hasilnya kepada pemakai yang berkepenyingan’’.
2.1.2.2 Audit laporan keuangan
Menurut Arens 2009:17 menjelaskan ‘’Audit laporan keuangan dilakukan untuk menentukan apakah laporan keuangan informasi uang diverifikasi telah
dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu yang biasanya berlaku yaitu prinsip- prinsip akuntansi yang berlaku umum GAAP.Suatu audit laporan keuangan yang
dilakukan sesuai dengan standar auditing yang berterima umum memiliki sejumlah keterbatasan bawaan atau keterbatasan melekat. Salah satunya adalah
bahwa auditor bekerja dalam suatu batasan ekonomi yang wajar. Batasan ekonomi antara lain biaya yang memadai reasonable cost dan jumlah waktu yang
memadai reasonable length of time. Dan juga keterbatasan kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan untuk penyusunan laporan keuangan yang berkaitan
dengan kerangka kerja akuntansi yang ditetapkan, yaitu prinsip akuntansi alternatif alternative accounting principles dan estimasi akuntansi accounting
estimates. Estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu
estimasi itu, sehingga hal ini dapat menimbulkan suatu ketidakpastian. Walaupun memiliki keterbatasan, namun audit atas laporan keuangan akan menambah
kredibilitas suatu laporan keuangan. Perlunya audit atas laporan keuangan karena adanya perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemakai laporan keuangan,
konsekuensi, kompleksitas penyajian laporan keuangan, dan keterbatasan akses dari para pemakai laporan keuangan. Selanjutnya, dari segi ekonomis audit
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
bermanfaat untuk meningkatkan kredibilitas, efisiensi dan kejujuran, efisiensi operasional, dan mendorong efisiensi pasar modal. Demikian pula, audit
bermanfaat dilihat dari sisi pengawasan yang bmeliputi “preventive control”, “detective control”, dan “reporting control”. Dan apabila suatu perusahaan tidak
memerlukan auditor independen maka akan kecil kredibilitasnya atas laporan keuangan.
2.1.2.3 Tujuan Audit
Menurut SPAP No.01 2001‘’tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran , dalam semua hal yang material, posisi keuangan dan
hasil usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum’’. Untuk mencapai tujuan ini, auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang
cukup. Dimana auditor perlu mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit spesifik untuk setiap akun laporan keuangan.Dengan melihat tujuan audit
spesifik tersebut, agar dapat mengidentifikasikan bukti apa yang dapat dihimpun, dan bagaimana cara menghimpun bukti tersebut. Tujuan umum audit berkaitan
dengan keterjadian, kelengkapan, keakuratan, klasifikasi, penetapan waktu dan
lainnya. 2.1.2.4
Standar Auditing
Standar Auditing merupakan pedoman umum untuk membantu auditor memenuhi tanggungjawab profesionalisnya dalam audit atas laporan keuangan
yang mencakup pertimbangan mengenai kualitas professional seperti kompetensi dan independensi, persyaratan pelaporan dan bukti.Standar auditing yang berlaku
umum generally accepted auditing standards yang diperbaharui dengan SAS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
105 dan SAS 113 menjelaskan bahwa “ 10 standar auditing yang berlaku umum dibagi menjadi tiga kategori yaitu standar umum, standar lapangan, standar
pelaporan”. Menurut PSA.01 SA Seksi 150 menyatakan bahwa’’ standar auditing
berbeda dengan prosedur auditing. Prosedur bekaitan dengan tindakan yang harus dilaksanakan sedangkan Standar berkenaan dengan kriteria atau ukuran mutu
kinerja tindakan tersebut berkaitan dengan tujuan yang hendak dicapai melalui penggunaan prosedur tersebut’’.
Standar auditing yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia 2011:150.1-150.2 dalam Sukrisno Agoes 2012:31,terdiri dari
sepuluh standar yang dikelompokkan menjadi tiga kelompok besar : 1. Standar Umum
a. Audit harus dilakukan oleh seorang yang sudah mengikuti pelatihan dan memiliki kecakapan teknis yang memadai sebagai seorang auditor.
b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan perikatan,independensi dalam sikap mental harus dipertahankan oleh auditor
c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.
2. Standar Pekerjaan Lapangan a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan
asisten harus disupervisi dengan semestinya. b. Pemahaman memadai atas pengendalian intern harus diperoleh untuk
merencanakan audit dan menentukan sifat,saat, dan lingkup pengujian yang akan dilakukan.
c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi,pengamatan,permintaan keterangan dan konfirmasi sebagai
dasar memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan yang diaudit.
3. Standar Pelaporan a. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan apakah laporan
keuangan telah disajikan sesuai standar akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
b. Laporan auditor harus menunjukkan atau menyatakan jika ada ketidakkonsistenan penerapan standar akuntansi dalam penyususnan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
laporan keuanganan periode berjalan dibandingkan dengan penerapan standar akuntansi tersebut dalam periode sebelumnya.
c. Penggunaan informative dalam laporan keuangan harus dipandang memadai, kecuali dinyatakan dalam laporan auditor.
d. Auditor dalam laporan auditnya harus menyatakan pendapat n mengenai laporan keuangan secara keseluruhan atau menyatakan
bahwa suatu pendapat tidak dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan maka alasannya harus
dinyatakan.Dalam hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan,maka laporan auditor harus memuat petunjuk yang jelas
mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan,jika ada dan tingkat tanggung jawab yang dipikul oleh auditorIAPI,2011:150.1
150.2
2.1.3 Teori Kepatuhan
Penelitian Siti Suharni dalam Shaleh 2013 menyatakan bahwa “teori kepatuhan telah diteliti diteliti pada ilmu-ilmu sosial khususnya di bidang
psikologis dan sosiologi yang lebih menekankan pada pentingnya proses sosialisasidalam mempengaruhi perilaku kepatuhan seorang individu’’.
Tuntutan akan kepatuhan terhadap ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia telah diatur dalam Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal tentang kewajiban penyampaian laporan keuangan berkala. Regulasi tersebut sesuai dengan teori kepatuhan
compliance theory Baron dan Bryne 1991: 387 dinyatakan bahwa : Obedience is a form of social influence in which one or more persons are
ordered to do something, and they do it. It is in a sense, the most direct form of social influence. Several strategies can help reduce the occurance of
destructive obedience. These include reminding individuals that they share in the responsibility for any harm produced, reminding them that beyond
some point obedience is inappropriate, calling into question the motives of authority figures.
Dan selanjutnya diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2, Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-346BL2011, tentang “Jangka Waktu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
Penyampaian Laporan Keuangan Berkala dan Laporan Tahunan Bagi Emiten atau Perusahaan Publik”. Peraturan tersebut inilah yang secara hukum menyatakan
bahwa adanya kepatuhan setiap individu maupun organisasi emiten atau perusahaan publik yang efeknya tercatat di bursa efek di Indonesia dan Bursa
Efek di Negara Lain wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala kepada Bapepam dan mengumumkan laporan keuangan tersebut kepada
masyarakat. Peraturan mengenai penyampaian laporan keuangan berkala dan laporan tahunan ini telah diperbaharui oleh Bapepam pada tahun 2011 dan mulai
berlaku kembali pada tanggal 5 Juli 2011.Hal tersebut inilah yang sesuai dengan teori kepatuhan compliance theory.
Berdasarkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK Nomor 1 paragraf 38, “suatu perusahaan sebaiknya mengeluarkan laporan keuangannya
paling lama 4 empat bulan setelah tanggal neraca SAK, 2007 akan tetapi bagi perusahaan publik yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dituntut untuk
mematuhi peraturan berdasarkan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam Nomor 36PM2003’’, tentang Kewajiban Penyampaian Laporan
Keuangan Berkala dengan Nomor Peraturan X.K.2 : Laporan keuangan tahunan harus disertai dengan laporan akuntan dengan
pendapat yang lazim dan disampaikan kepada Badan Pengawas Pasar Modal Bapepam selambat-lambatnya pada akhir bulan ketiga setelah tanggal
laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan disusun berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum yang pada pokoknya adalah Standar
Akuntansi Keuangan yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia IAI dan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal yang ditetapkan Badan
Pengawas Pasar Modal Bapepam.
Perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan akan dikenakan sanksi administratif berupa denda berdasarkan ketentuan Pasal 63
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal yang menyatakan bahwa ”emiten yang
pernyataan pendaftarannya telah menjadi efektif, dikenakan sanksi denda Rp. 1.000.000 satu juta rupiah atas setiap hari keterlambatan penyampaian laporan
keuangan dengan ketentuan jumlah keseluruhan denda paling banyak Rp. 500.000.000 lima ratus juta rupiah”. Perusahaan yang tidak melaksanakan
kewajiban dalam menyampaikan laporan keuangan berkala akan dikenakan sanksi sesuai dengan Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor : Kep-
307BEJ07-2004, tentang Peraturan Nomor I-H Tentang Sanksi : Khusus bagi Perusahaan Tercatat yang terlambat menyampaikan Laporan Keuangan, Peraturan
Nomor I-E tentang Kewajiban Penyampaian Laporan dikenakan sanksi mulai dari Peringatan I sampai dengan peringatan III disertai denda sebesar Rp 50.000.000
sampai Rp 150.000.000, bahkan akan dikenakan suspensi. Pengenaaan sanksi tersebut dilakukan dengan proses-proses tertentu sesuai peraturan.
2.1.4 Ketepatan waktu timeliness
Menurut Mc Gee 2007 menjelaskan bahwa’’ salah satu cara untuk mengukur transparansi dan kualitas pelaporan keuangan adalah ketepatan waktu
audit timeliness. Rentang waktu antara tanggal laporan keuangan dengan tanggal ketika informasi keuangan diumumkan ke public berhubungan dengan kualitas
infomasi keuangan yang dilaporkan’’. Informasi yang relevan akan bermanfaat bagi para pengguna apabila disajikan secara tepat waktu sebelum pengguna
kehilangan kemampuan untuk mempengaruhi keputusan yang akan diambil. Ada dua cara mendefenisikan ketepatan waktu yaitu:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
1. Ketepatan waktu : Ketepatan waktu pelaporan dari tanggal laporan keuangan
sampai tanggal melaporkan audit. 2.
Ketepatan waktu ditentukan dengan ketepatan waktu pelaporan relatif atas tanggal pelaporan yang diharapkan.
Berdasarkan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan paragraf 24 SAK, 2007:5 menjelaskan bahwa “laporan keuangan harus
memenuhi empat karakteristik kualitatif yang merupakan ciri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi para pengguna.Keempat karakterisktik
tersebut yaitu dapat dipahami, relevan, keandalan, dan dapat dibandingkan’’. Dalam paragraf 43 SAK, 2007:8 dinyatakan bahwa tepat waktu merupakan
salah satu kendala informasi yang relevan dan andal yaitu Jika terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka
informasi yang dihasilkan akan kehilangan relevansinya. Manajemen mungkin perlu menyeimbangkan manfaat relatif antara pelaporan tepat
waktu dan ketentuan informasi andal. Untuk menyediakan informasi tepat waktu, sering kali perlu melaporkan sebelum seluruh aspek transaksi atau
peristiwa lainnya diketahui,
sehingga mengurangi keandalan informasi.Sebaliknya jika pelaporan ditunda sampai seluruh aspek
diketahui, informasi yang dihasilkan mungkin sangat andal tetapi kurang bermanfaat bagi pengambil keputusan.
Dalam usaha mencapai keseimbangan antara relevansi dan keandalan, kebutuhan pengambil
keputusan merupakan pertimbangan yang menentukan
.
Menurut Belkaoui 2006 dalam Situmorang2010 menjelaskan bahwa “relevan dan andal merupakan dua kualitas utama, agar relevan informasi harus
memiliki nilai prediktif dan nilai umpan balik dan sekaligus pada saat yang sama harus disampaikan pada waktu yang tepat”. Salah satu tujuan kualitatif dari
akuntansi keuangan adalah ketepatan waktu, yang artinya komunikasi informasi secara lebih awal, untuk menghindari adanya kelambatan atau penundaan dalam
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
pengambilan keputusan ekonomi.Tambahan pula menurut Givoly dan Palmon 1982 dalam Rachmawati 2008:1 bahwa ‘’nilai dari ketepatan waktu pelaporan
keuangan merupakan faktor penting bagi kemanfaatan laporan keuangan tersebut.Kebutuhan akan ketepatan waktu pelaporan keuangan secara jelas telah
disebutkan dalam kerangka dasar penyusunan penyajian laporan keuangan bahwa ketepatan waktu merupakan salah satu karakteristik kualitatif yang harus
dipenuhi, agar laporan keuangan yang disajikan relevan untuk pembuatan keputusan. Profesi akuntansi pun mengakui akan kebutuhan terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan. Hal ini ditunjukkan dalam pekerjaan akuntan yang selalu berusaha untuk tepat waktu dalam menyajikan laporan
keuangan
.
Ketepatan waktu diukur dengan menggunakan variabel dummy, di mana kategori 0 untuk perusahaan yang tepat waktu dan kategori 1 untuk
perusahaan yang tidak tepat waktu.
2.1.5 Audit Timeliness
Manfaat dari laporan keuangan suatu perusahaan tergantung pada keakuratannya dan ketepatan waktunya. Ketepatan waktutimeliness merupakan
salah satu faktor penting dalam menyajikan suatu informasi yang relevan. Karakteristik informasi yang relevan harus mempunyai nilai prediktif dan
disajikan tepat waktu. Laporan keuangan sebagai sebuah informasi akan bermanfaat apabila informasi yang dikandungnya disediakan tepat waktu bagi
pembuat keputusan sebelum informasi tersebut kehilangan kemampuannya dalam mempengaruhi pengambilan keputusan. Jika terdapat penundaan yang tidak
semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang dihasilkan akan kehilangan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
relevansinya. Dalam melaksanakan kegiatan audit dibutuhkan perencanan yang merupakan bagian dari prosedur audit, termasuk membuat anggaran waktu time
budget. Anggaran waktu merupakan suatu pedoman yang tidak absolut dan
dilakukan dengan menetapkan pedoman mengenai jumlah dari masing-masing bagian audit. Auditor akan melakukan penyimpangan dari program audit akibat
suatu kondisi berupa penyimpangan anggaran waktu. Biasanya penyimpangan untuk menunjukkan efisiensi dalam memenuhi anggaran waktu untuk membantu
mengevaluasi kinerjanya. Namun jika tujuan pokok audit tidak sesuai maka informasi yang disampaikan tidak akan baik dan menimbulkan kerugian
bagipihak tertentu. Proses dalam mencapai ketepatwaktuan dalam menyajikan laporan keuangan auditor independen tidak mudah melihat semakin meningkatnya
perkembangan perusahaan di Indonesia yang merupakan hambatan dalam pencapaian harapan untuk laporan keuangan yaitu ketepatan waktu. Hambatan ini
dijelaskan Standar Pemeriksaan Kantor Akuntan Publik pada standard ketiga yang menyatakan bahwa ’’audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan
ketentuan serta pengumpulan alat pembuktian yang cukup memadai’’. Audit ketepatan waktu diperlukan dalam penyajian laporan keuangan auditor
independen karena akan mempengaruhi pengambilan keputusan terhadap suatu perusahaan.
Dyer dan Mc Hugh 1975 dalam Suharni 2013 menggunakan tiga kriteria keterlambatan untuk melihat ketepatan waktu dalam penelitiannya:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
1. Preliminary lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai penerimaan laporan akhir preleminary oleh bursa.
2. Auditor’s report lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor ditandatangani.
3. Total lag: interval jumlah hari antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal penerimaan laporan dipublikasikan oleh bursa.
2.1.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu audit audit
timeliness 2.1.6.1
Laba rugi bersih
Menurut Warren 2006:25 menyatakan bahwa”Laporan laba rugi merupakan laporan keuangan yang menggambarkan tentang pendapatan dan
beban selama periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan matching concept yang diterapkan dengan mengaitkan beban dan
pendapatn yang dihasilkan’’. Menurut James C.Van Horne 2009 menjelaskan bahwa “laporan laba rugi yaitu ringkasan pendapatan dan biaya perusahaan
selama periode tertentu diakhiri dengan laba atau rugi pada periode tersebut’’.
Dan menurut Agoes 2004 “
Laporan laba rugi adalah suatu laporan yang menggambarkan hasil usaha suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu.
Laporan laba rugi bersih banyak diminati oleh pengguna informasi keuangan karena dapat menggambarkan kinerja perusahaannya. Jika terdapat kelebihan
pendapatan terhadap beban yang terjadi disebut dengan laba bersih net income dan apabila terdapat kelebihan beban terhadap pendapatan disebut rugi bersih net
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
loss.Pengguna laporan keuangan, termasuk investor, cenderung memperhatikan informasi laba atau rugi bersih perusahaan.
Menurut Givoly dan Palmon 1982 dalam Rachmawati 2008, bahwa “ketepatan waktu dan keterlambatan pengumuman laba tahunan dipengaruhi oleh
isi laporan keuangan.Perusahaan yang mendapatkan laba yang besar tidak ada alasan untuk menunda penerbitan laporan keuangan auditan karena ini merupakan
berita baik yaitu prestasi yang dicapai cukup menggembirakan’’.Sebaliknya menurut Soetedjo 2006 dalam Situmorang2010 “perusahaan menderita
kerugian akan berusaha memperlambat penerbitan laporan keuangan auditan’’. Waktu pelaporan suatu perusahaan menggambarkan laba atau rugi perusahaan
sebab perusahaan yang besar akan berusaha tepat waktu dalam pelaporan.
2.1.6.2 Likuiditas
Menurut Fred Weston dalam Kasmir 2009:129 menjelaskan bahwa ’’Likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenhi kewajiban
jangka pendeknya.Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencairkan aktiva yang tersedia untuk melunasi hutang
kewajiban jangka pendek ketika jatuh tempo”. Likuiditas berfungsi untuk menunjukkan atau mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban yang sudah jatuh tempo, baik kewajiban pada pihak dalam perusahaan ataupun luar perusahaan. Likuiditas mengacu pada ketersediaan sumber daya
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang jatuh tempo secara tepat waktu. Likuiditas suatu perusahaan sering ditunjukkan
oleh rasio lancar yaitu membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
Rasio likuiditas dapat diproksikan dengan rasio lancar, rasio cepat, rasio kas, dan rasio perputaran kas.Penelitian ini menggunakan rasio lancar current ratio yaitu
dengan membandingkan aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Ukuran perusahaan dalam kondisi baik tidak hanya sekedar likuid saja, tetapi harus
memenuhi standar likuiditas tertentu sehingga tidak membahayakan kewajiban lainnya. Dalam praktiknya standar likuiditas yang baik adalah 200 atau 2:1,
namun standar likuiditas ini tidak mutlak dilakukan karena tergantung jenis industrinya. Rasio ini dapat memberikan sebuah ukuran likuiditas yang cepat,
mudah digunakan dan mampu menjadi indikator terbaik dari sampai sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutupi oleh aktiva yang diharapkan
dapat diubah menjadi kas dengan cukup cepat Brigham Houston, 2006. Penelitian Suharli dan Rachpiliani 2006 dalam Situmorang 2010
memberikan bukti empiris bahwa “ likuiditas mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan dan memiliki hubungan searah.
Apabila perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar semakin besar, ini berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka
pendeknya’’. Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut memiliki kemampuan yang tinggi dalam
melunasi kewajiban jangka pendeknya.Hal ini merupakan berita baik good news sehingga perusahaan dengan kondisi seperti ini cenderung untuk tepat waktu
dalam penyampaian laporan keuangannya. Rasio Lancar current ratio dapat dihitung melalui :
Rasio Lancar =
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
2.1.6.3 Ukuran Perusahaan
Ukuran perusahaan dapat dinilai dari beberapa segi yang menggambarkan besar kecilnya perusahaan. Besar kecilnya ukuran perusahaan dapat didasarkan
pada total nilai aktiva, total penjualan, kapitalisasi pasar, jumlah tenaga kerja dan sebagainya. Semakin besar nilai item-item tersebut maka semakin besar pula
ukuran perusahaan itu. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin banyak perputaran uang dan
semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ia dikenal dalam masyarakat.
Dyer dan Mc Hugh 1975, Carslaw dan Kaplan 1991 dan Owusu-Ansah 2000 dalam Situmorang2010 menjelaskan ’’ukuran perusahaan secara
signifikan mempunyai hubungan dengan ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Ukuran proksi yang mereka gunakan untuk variabel ukuran
perusahaan ini adalah dengan total aset’’. Bukti empiris yang ada menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki aset yang lebih besar melaporkan lebih cepat
dibandingkan dengan perusahaan yang memiliki aset yang lebih kecil. Sebab perusahaan yang memiliki sumber daya aset yang besar memiliki lebih banyak
sumber informasi, lebih banyak staf akuntansi dan sistem informasi yang lebih canggih, memiliki sistem pengendalian intern yang kuat, adanya pengawasan dari
investor, regulator dan sorotan masyarakat, maka hal ini memungkinkan perusahaan untuk melaporkan laporan keuangan auditannya lebih cepat ke publik.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
2.1.6.4 Audit Report Lag
Menurut Wah Lai dan Cheuck 2005 menyatakan ‘’ An audit report lag or audit delay is a period from a companys year-end date to the audit report
date’’.Audit Report Lag adalah rentang waktu penyelesaian pelaksanaan audit laporan keuangan tahunan, diukur berdasarkan lamanya hari sejak tutup buku
yaitu 31 Desember sampai tanggal yang tertera di laporan auditor independen yaitu pada saat auditor independen tersebut meninggalkan pekerjaan lapangan
audit. Dalam Standar Umum ketiga menyatakan bahwa”audit harus dilaksanakan dengan penuh kecermatan dan ketelitian, demikian juga dalam Standar Pekerjaan
Lapangan pertama dan ketiga menyatakan bahwa audit harus dilaksanakan dengan perencanaan yang matang dan pengumpulan alat-alat pembuktian yang cukup
memadai’’. Adanya standar ini mengakibatkan proses pengauditan membutuhkan waktu yang relatif lama, akibatnya akuntan publik dapat menunda pengumuman
laporan keuangan auditannya. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2007:5 “Keterlambatan
penyelesaian audit laporan keuangan dapat disebabkan karena perusahaan berusaha untuk mengumpulkan informasi yang banyak untuk menjamin keandalan
dari laporan keuangan’’. Berdasarkan teori tersebut dapat dikatakan audit report lag mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan, semakin cepat semakin
sedikit hari audit report lag, maka pelaporan keuangan cenderung semakin tepat waktu, dan sebaliknya semakin lama semakin banyak hari audit report lag,
maka pelaporan keuangan semakin tidak tepat waktu. Apabila rentang waktu
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
proses pengauditan selesai jauh sebelum akhir bulan ketiga, kemungkinan besar perusahaan dapat melaksanakan pelaporan keuangan tepat waktu, dan sebaliknya.
2.2 Tinjauan Terdahulu
Mengingat pentingnya pengungkapan dan penyampaian laporan keuangan maka banyak penelitian dilakukan untuk “Analisis faktor-faktor yang
mempengaruhi Audit Timeliness Pada Perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia’’. Seperti Astuti 2007 melakukan penelitian tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan dengan hasil pengujian hipotesis yang menunjukkan bahwa reputasi KAP,opini audit,
ukuran perusahaan, struktur kepemilikan, leverage, umur perusahaan, profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu. Dengan hasil reputasi KAP
dan ukuran perusahaan berpengaruh sedangkan umur perusahaan tidak berpengaruh terhadap ketepatan waktu.
Rachmawati 2008 melakukan penelitian tentang pengaruh faktor internal dan eksternal Perusahaan terhadap Audit Delay dan Timeliness,dengan hasil
penelitian solvabilitas dan ukuran perusahaan berpengaruh sedangkan KAP, profitabilitas, dan internal auditor tidak berpengaruh terhadap audit delay dan
timeliness.
Wjayanti 2008 melakukan penelitian tentang faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan Go Publik. Dengan hasil
penelitian Debt to Equity Ratio DER, profitabilitas, ukuran perusahaan,umur perusahaan, opini audit, kualitas kantor audit dan struktur kepemilikan perusahaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan Go Publik.
Sedangkan Situmorang 2010 meneliti tentang faktor-faktor yang mempengaruhi ketepatan waktu pelaporan keuangan pada perusahaan perkebunan
dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel labarugi bersih, umur perusahaan berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap ketepatan waktu waktu. Sedangkan variabel likuiditas , ukuran perusahaan berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap
ketepatan waktu , dan variabel reputasi KAP berpengaruh positif dan signifikan terhadap ketepatan waktu serta audit report lag berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ketepatan waktu pelaporan keuangan.
Tabel 2.1 Penelitian terdahulu
Peneliti Judul
Variabel Analisis
Hasil Cristina
Dwi Astuti 2007
Faktor- faktor yang
mempengar uhi
ketepatan waktu
pelaporan keuangan
Independen :
reputasi KAP, opini audit,
ukuran perusahaan,
struktur kepemilikan,
leverage, umur perusahaan,
profitabilitas. Dependen
: Ketepatan waktu
Regresi logistik
Reputasi KAP dan ukuran perusahaan
berpengaruh. Sedangkan umur
tidak berpengaruh terhadap ketepatan
waktu.
Sistya Rachmawati
2008 Pengaruh
Faktor Internal dan
Eksternal Independen:
profitabilitas, solvabilitas,
internal auditor, Regresi
berganda Solvabilitas dan
ukuran perusahaan berpengaruh.
Sedangkan KAP,
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
Perusahaan Terhadap
Audit Delay dan
Timeliness ukuran
perusahaan, KAP Dependen
: Ketepatan Waktu
profitabilitas, dan internal auditor
tidak berpengaruh.
Ambar Wijayanti
2008 Faktor yang
mempengar uhi
ketepatan waktu
pelaporan Keuangan
pada Perusahaan
Go Publik di BEJ
tahun 2004-2005
Independen :
Debt to Equity Ratio DER,
profitabilitas, ukuran
perusahaan, umur perusahaan, opini
audit, kualitas kantor audit,
struktur kepemilikan
perusahaan. Dependen
: Ketepatan Waktu
Regresi logistik
Keenam variabel tidak berpengaruh
secara sginifikan terhadap ketepatan
waktu pelaporan keuangan.
Gratia M Situmorang
2010 Analisis
faktor- faktor yang
mempengar uhi
ketepatan waktu
tpelaporan keuangan
pada perusahaan
perkebunan dan
pertambang an go
public. Independen:
labarugibersih, Likuiditas,
ukuran perusahaan,reput
asi kantor akuntan
public,audit report lag
Dependen: Ketepatan waktu
Regresi logistik
Laba rugi bersih,likuiditas,uk
uran perusahaan, umur perusahaan
berpengaruh tapi tidak signifikan
namun audit report lag dan reputasi
KAP berpengaruh secara signifikan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
2.3. Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.3.1 Kerangka Konseptual