BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini menguraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai hubungan dinamika keluarga yang tidak sehat terhadap gangguan perilaku anak remaja di
Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung. Penelitian ini dimulai dari tanggal 01 Desember 2011 sampai 31 Desember 2011 di Kelurahan Bantan
Kec.Medan Tembung.
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1 Distribusi Karakteristik Responden
Karakteristik responden tertinggi berdasarkan umur yaitu pada umur 14-16 tahun sebanyak 34 orang 52,4, agama islam sebanyak 29
orang 44,6, jenis kelamin laki-laki sebanyak 41 orang 63,1, suku batak sebanyak 36 orang 55,4, tingkat pendidikan SMP sebanyak 25
orang 38,5, pekerjaan orang tua wiraswasta sebanyak 20 orang 30,8.
25
Tabel 1. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden n=65 di Kel.Bantan Kec. Medan Tembung bulan Desember 2011
Karakteristik Frekuensi
Persentase Umur
11-13 tahun 14-16 tahun
17-20 tahun
Agama
Islam Khatolik
Protestan
Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
Suku bangsa
Batak Jawa
Aceh Minang
Melayu
Pendidikan
SD SMP
SMA SMK
Tidak Sekolah
Pekerjaan Ortu
Buruh Petani
Guru PNS
Wiraswasta 10
34 21
29 12
24 41
24
36 15
4 5
5
4 25
18 7
11 15
15 7
8 20
15,4 52,4
32,1
44,6 18,5
36,9 63,1
36,9
55,4 23,1
6,2 7,7
7,7
6,2 38,5
27,7 10,8
16,9 23,1
23,1 10,8
12,3 30,8
5.1.1 Dinamika Keluarga di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan
Tembung
Dinamika Keluarga di Kel.Bantan Kec.Medan Tembung dibagi menjadi 3 rentang yaitiu dinamika keluarga Baik sebanyak 5 orang 7,7,
Sedang sebanyak 58 orang 89,2, buruk sebanyak 2 orang 3,1.
Tabel 1.2 Distribusi frekuensi dan persentase dinamika keluarga
n=65 di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung pada bulan Desember 2011
Dinamika Keluarga Frekuensi
Persentase Baik
Sedang Buruk
5 58
2 7,7
89,2 3.1
5.1.2 Gangguan
Perilaku pada
anak Remaja
di Kel.Bantan
Kec.Medan Tembung
Ganggguan perilaku pada anak remaja yang ada di Kel.Bantan Kec. Medan Tembung dibagi menjadi 3 rentang yaitu tidak memiliki
gangguan sebanyak 15 orang 23,1, sedang sebanyak 47 orang72,3 dan tinggi sebanyak 3 orang 4,6.
Tabel 1.3 Distribusi dan frekuensi gangguan perilaku pada anak remaja di Kel.Bantan Kec. Medan Tembung n=65
Gangguan Perilaku Frekuensi
Persentase Tinggi
Sedang Rendah
3 47
15 4,6
72,3 23,1
5.1.3 Hubungan Dinamika keluarga yang tidak sehat terhadap
gangguan perilaku
pada anak
remaja di
Kel.Bantan Kec.Medan Tembung
Analisa hubungan dinamika keluargayang tidak sehat terhadap
gangguan perilaku pada anak remaja diukur dengan menggunakan uji
korelasi spearman. Hasil penelitian didapat koefisien korelasi r antara
dinamika keluarga dengan gangguan perilaku anak remaja yaitu r 0.956 dengan tingkat signifikansi P 1.0. Hal ini menggambarkan bahwa
terdapat hubungan yang bermakna antara dinamika keluarga terhadap gangguan perilaku anak remaja dimana kekuatan hubunganya yang positif,
dalam arti pengaruh dinamika keluarga sangat berpengaruh besar terhadap gangguan perilaku anak remaja di Kel.Bantan Kec. Medan Tembung.
Tabel 1.5 Hasil Hubungan dinamika keluarga yang tidak sehat terhadap gangguan perilaku anak remaja di Kel.Bantan Kec. Medan
Tembung n=65 pada bulan Desember 2011 Correlations
DINAMIKA GANGGUAN KELUARGA
Spearmans rho DINAMIKA PERILAKU
KELUARGA Correlation
Coefficient 1.000 .007
Sig. 2-tailed .
.956 N
65 65
GANGGUAN PERILAKU
Correlation Coefficient
.007 1.000 Sig. 2-tailed
.956 .
N 65
65
5.2. Pembahasan
1. Karakteristik Responden
Jenis kelamin pria lebih banyak yaitu 41 orang 63,1 Berdasarkan jenis kelamin jumlah kenakalan remaja lebih banyak pria dari
pada wanita, karaktereristik ini hampir sama dengan hasil penelitian dijakarta Tandra 2009 bahwa proporsi jumlah tingkah laku pria pada
kelompok remaja juga lebih besar dari wanita yaitu 49 : 8,8. Kemudian juga sesuai dengan publikasi pusat data dan informasi
perhimpunan Rumah Sakit seluruh Indonesia 2007 tentang gangguan tingkah laku khusus terdapat perbedaan prevalensi gangguan tinkah laku
menurut jenis kelamin. Sebanyak 36 orang 36 memiliki budaya batak, riset yang
dilakukan oleh seorang psikolog bernama Donal Compbell dan koleganya Brewer Compbell, 1976,Compbell 1968 menyatakan bahwa orang
disemua budayanya adalah valid secara universal, yaitu bahwa apa yang baik untuk kami adalah baik untuk semua orang. Maka mereka berpihak
pada budaya mereka sendiri dengan memusuhi kelompok suku budaya lain itu sebabnya berpengaruh dengan gangguan perilaku pada anak remaja.
2. Dinamika Keluarga
Dari hasil analisa data kondisi dinamika keluarga di Kelurahan Bantan Kecamatan Medan Tembung terhadap 65 orang responden, didapat bahwa
89,2 58 orang memiliki kondisi dinamika keluarga yang sedang, 7,7 5
orang memiliki kondisi dinamika keluarga yang buruk dan 3,1 2 orang memiliki kondisi dinamika keluarga yang baik.
Pada kasus penganiayaan anak tidak banyak terjadi, hal ini sejalan dengan laporan
Medicastro 2011
Sekitar 25
kasus penganiayaan
dan penalantaran anak berada pada usia 2 tahun, penelantaran anak 10-15 kali
lebih sering ditemukan dan 12 kali lebih sering ditemukan dikeluarga miskin.
Pada kasus disfungsi sistem keluarga sangat berpengaruh dengan gangguan perilaku anak sesuai dengan penelitian oleh Janti Sumeditentang
pengaruh pola asuh keluarga terhadap prestasi anak, Ketika anak mempunyai masalah dengan sekolah, hubungan dengan seseorang dan lingkungannya,
responden menyatakan
40 mereka
lebih suka
dan nyaman
membicarakannya dengan orang tua karena orang tua lebih bisa menyimpan rahasia
pribadi dan
memberikan solusi,
nasehat untuk
membantu menyelesaikan masalah. Sedangkan 60 mereka lebih suka curhat dengan
temannya dengan alasan karena teman atau sahabat mereka menjadi tempat berbagi cerita dan menjadi kepercayaan mereka.
Orang tua dengan pola asuh otoritatif bersikap responsif terhadap kebutuhan anak dan mendorong anak untuk menyatakan pendapat atau
pertanyaan. Dari 10 responden 100 mereka menyatakan bahwa orang tua mereka mau mendengarkan pendapat, solusi dan berdiskusi terhadap suatu hal
atau masalah. Sikap orang tua tersebut akan memberikan efek rasa percaya diri anak terhadap kemampuannya dalam menyelesaikan permasalahan yang