Karakteristik Anak Berdasarkan Pola Asuh

lingkungan sosialnya, bersikap menunggu dan tak dapat merencakan sesuatu dengan baik. 2. Pola asuh demokratif. Literatur yang ada telah mendokumentasikan bahwa pola asuh demokratif secara signifikan terkait dengan hasil perkembangan yang positif antara anak- anak. Baumrind dari hasil penelitiannya menemukan bahwa teknik-teknik asuhan yang demokratif akan menumbuhkan keyakinan dan kepercayaan diri maupun mendorong tindakan-tindakan mandiri membuat keputusan sendiri akan berakibat munculnya tingkah laku mandiri yang bertanggung jawab. 3. Pola asuh permisif. Pola asuh permisif ini dapat mengakibatkan anak agresif, tidak patuh pada orang tua, merasa berkuasa dan kurang mampu mengontrol diri.Karakter anak dengan pola asuh demikian menjadikan anak impulsif, manja, kurang mandiri, mau menang sendiri, kurang percaya diri dan kurang matang secara sosial. 2.2 Tunagrahita 2.2.1 Definisi Tunagrahita . Menurut Wardani, dkk. 2009 adapun peristilahan di Indonesia mengenai penyandang tunagrahita, mengalami perkembangan, seperti berikut: a Lemah pikiran, lemah ingatan, digunakan sekitar tahun 1967 b Terbelakang mental, digunakan sejak tahun 1967 hingga tahun 1983 c Tunagrahita, digunakan sejak tahun 1983 hingga sekarang dan diperkuat dengan terbitnya Peraturan Pemerintah No. 721991 tentang Pendidikan Luar Biasa. Beragamnya istilah yang digunakan disebabkan oleh perbedaan latar belakang keilmuan dan kepentingan para ahli yang mengemukakannya. Namun demikian, semua istilah tersebut tertuju pada pengertian yang sama, yaitu menggambarkan kondisi terlambat dan terbatas nya perkembangan kecerdasan seseorang sedemikian rupa jika dibandingkan dengan rata-rata atau anak pada ummumnya disertai dengan keterbatasan dalam perilaku penyesuaian. Kondisi ini berlangsung pada masa perkembangan. Pemahaman yang jelas tentang siapa dan bagaimanakah anak tunagrahita ini merupakan hal yang sangat penting untuk menyelenggarakan layanan pendidikan dan pengajaran yang tepat bagi mereka. Berbagai definisi telah dikemukakan oleh para ahli. Salah satu definisi yang diterima secara luas dan menjadi rujukan utama ialah definisi yang dirumuskan Grossman 1983 dalam Wardani,dkk. 2009, ketunagrahitaan mengacu pada fungsi intelektual umum yang secara nyata signifikan berada di bawah rata-rata normal bersamaan dengan kekurangan dalam tingkah laku penyesuaian diri dan semua ini berlangsung termanifestasi pada masa perkembangannya. Dari definisi tersebut, beberapa hal yang perlu kita perhatikan adalah sebagai berikut: a Fungsi intelektual umum secara signifikan berada di bawah rata-rata, maksudnya bahwa kekurangan itu harus benar-benar meyakinkan sehingga