yang dapat memberikan sejumlah informasi tentang bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus, ensiklopedia dan lain sebagainya. Bahan hukum
tersier biasanya memberikan informasi, petunujuk dan keterangan terhadap data primer dan data sekunder.
54
3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Data dalam penelitian adalah data sekunder yang diperoleh dengan melakukan penelitian kepustakaan library research.Penelitian kepustakaan library research
yakni upaya untuk memperoleh data dari penelusuran literatur kepustakaan, peraturan perundang – undangan, artikel, jurnal, dan sumber lainnya yang relevan dengan
penelitian.
55
4. Analisis Data
Dengan penelitian kepustakaan dikumpulkan data, dengan membaca dan mempelajari bahan – bahan kepustakaan yang terkait dengan judul yang saya teliti
Analisis data merupakan hal yang sangat penting dalam suatu penelitian dalam rangka memberi jawaban terhadap masalah yang diteliti. Analisis data dapat
diartikan sebagai proses menganalisa, memanfaatkan data yang terkumpul untuk digunakan dalam pemecahan masalah penelitian. Dalam proses pengolahan, analisis
dan pemanfaatan data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitataif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data yang deskriptif, yang bersumber dari
tulisan atau ungkapan dan tingkah laku yang dapat diobservasi dari manusia.
54
Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Op cit, hal., 14-15.
55
Sumandi Suryabrata, Metodologi Penelitian, Jakarta : PT. Grafindo Persada, 1998, hal., 43.
Universitas Sumatera Utara
Data yang terkumpul dipilih-pilih dan diolah, kemudia dianalisis dengan menggunakan cara kualitatif, yaitu dengan cara data yang telah terkumpul dipisah-
pisah menurut kategori masing-masing dan selanjutnya dilakukan penarikan kesimpulan dengan menggunakan metode deduktif, yaitu cara berfikir yang dimulai
dari hal-hal yang umum untuk selanjutnya menarik hal-hal yang khusus, dengan menggunakan ketentuan berdasarkan pengetahuan umum seperti teori-teori, dalil-
dalil atau prinsip-prinsip dalam bentuk proposisi-proposisi untuk menarik kesimpulan terhadap fakta – fakta yang bersifat khusus.
56
56
Mukti Fajar, dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan Empiris, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010, hlm 109
Universitas Sumatera Utara
BAB II PROSEDUR PENYELESAIAN
LI’AN MENURUT FIQIH ISLAM DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM
A. Tinjauan Umum TentangLi’an
1. Pengertian Li’an Menurut Fiqih Islam dan Kompilasi Hukum Islam
Li’an menurut bahasa berarti ala’nu bainatsnaini fa sha’idan yaitu saling melaknat yang terjadi diantara dua orang atau lebih. Menurut kitab Al-Mufashal fie
ahkami al-mar’ah wa al-bait al-muslim fi al shari’ah al-islamiyah, karya Abdul karim Zaidan disitu dijelaskan bahwasannya secara leksikal kebahasaan al-la’nu
berarti al-ab’adu yang memiliki arti arti berjauhan atau al-thordu min al-khoi yang berarti pengusiran dari kebaikan, bisa juga isimnya adalah al-la’nah, maka jama’nya
adalah li’an, li’anat.
57
Abi Zakariya al-Anshari dalam kitabnya fatkhu al-wahab, mengatakan bahwa pengertian li’an menurut bahasa adalah masdar dari fiil “la’ana”yang berlaku dari
bentuk jamak “li’ana”yakni membuang dan menjauhkan.
58
57
Abdul Karim Zaidan, Al-Mufahal fie ahkami al-mar’ah wa al-bait al-muslim fi al-shari’ah
Li’an adalah kata masdar dari kata kerja la’ana, yyula’inu, li’anan yang diambil dari kata al-la’nu yang berarti
al-islamyah VII, hal., 320.
58
Abi Yahya Zakaria al-Anshari, Fath al-Wahhabi juz I, Semarang : Toha Putra, hal., 98.
Universitas Sumatera Utara