kepentingan anggota-anggota itu, maka usaha koperasi sangat tergantung pada partisipasi para anggotanya. Menurut Jochen Ropke
2003: 39, partisipasi dibutuhkan untuk mengurangi kinerja yang buruk, mencegah penyimpangan dan membuat pemimpin koperasi
bertanggung jawab.
Dari beberapa pengertian tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi anggota adalah keikutsertaan anggota dalam kegiatan
koperasi serta kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan menjalankan hak keanggotaan secara bertanggung jawab, partisipasi
anggota merupakan hal yang penting bagi kemajuan koperasi dan harus dipelihara oleh koperasi itu sendiri, dengan tidak adanya partisipasi
anggota suatu koperasi tidak bisa dikatakan sebagai koperasi yang sehat.
b. Dimensi dan Wujud Partisipasi
Dimensi partisipasi
berbeda-beda tergantung
dari sudut
pandangnya. Berikut merupakan dimensi partisipasi dari berbagai sudut pandang.
Pertama, dari sudut pandang tekanan terhadap partisipasi, dimensi partisipasi terdiri dari partisipasi paksaan dan partisipasi sukarela.
Partisipasi paksaan muncul karena adanya undang-undang yang mengharuskan seseorang berpartisipasi, jika tidak ikut ia akan
mendapat sanksi. Selanjutnya partisipasi sukarela, partisipasi ini sangat cocok bagi organisasi koperasi, karena organisasi koperasi memberikan
kebebasan anggota untuk masuk atau keluar dari keanggotaan. Ada dua aspek yang dapat menyebabkan terjadinya partisipasi sukarela, yaitu:
1 Aspek subjektif: aspek ini berkaitan dengan siapa yang menjadi
pemimpin dalam koperasi pengurus atau pengeola; 2
Aspek objektif: aspek ini berkaitan dengan program-program pelayanan yang diberikan koperasi. Jika program-program
bermanfaat bagi anggota, maka anggota akan secara sukarela ikut berpartisipasi Hendar, 2011: 168-169.
Kedua, dipandang dari sudut keabsahannya, partisi dibedakan menjadi partisipasi formal dan informal. Partisipasi formal terjadi
apabila ada ketentuan-ketentuan yang diformalkan dan wajib dilakukan oleh anggota koperasi. Sedangkan partisipasi informal biasanya melekat
pada suatu mekanisme formal dalam pengambilan keputusan misalnya, serikat kerja, dewan pengurus, dan akan terdapat persetujuan lisan
antara
supervisor
dan bawahan atau dalam koperasi berupa persetujuan antara anggota dan pengurus Hendar, 2011: 169.
Ketiga, jika partisipasi dipandang dari sudut pelaksanaannya, partisipasi bisa bersifat langsung
direct participation
dan bisa bersifat tidak langsung
indirect participation.
Partisipasi langsung terjadi apabila setiap orang dapat mengajukan pandangan, membahas pokok
persoalan, mengajukan keberatanterhadap keinginan orang lain atau terhadap ucapannya. Pada koperasi, tiap anggota bisa secara langsung
mengajukan usul, saran, pendapat dan kritik terhadap pihak manajemen.
Pada koperasi kecil, partisipasi inilah yang sering dilakukan. Pada partisipasi tidak langsung akan ada wakil yang membawa aspirasi orang
lain, misalnya karyawan atau anggota Hendar, 2011: 169. Keempat, dipandang dari kedudukan anggota dalam koperasi,
partisipasi pada koperasi dapat berupa partisipasi kontributif dan dapat pula partisipasi insentif. Kedua partisipasi ini timbul karena adanya
peran ganda anggota sebagai pemilik sekaligus pelanggan. Partisipasi kontributif anggota dalam kedudukannya sebagai pemilik adalah: 1
Para anggota memberikan kontribusinya terhadap pembentukan dan pertumbuhan perusahaan koperasi dalam bentuk kontribusi keuangan
simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela; dan 2 Mengambil bagian dalam penetapan tujuan, pembuatan keputusan dan
proses pengawasan terhadap jalannya perusahaan koperasi Hendar, 2011: 169.
Sedangkan partisipasi insentif anggota dalam kedudukannya sebagai pelanggan adalah ketika para anggota memanfaatkan berbagai
potensi pelayanan yang disediakan oleh koperasi dalam menunjang kepentingannya Hanel dalam Hendar, 2011: 169.
Kewajiban Anggota sebagaimana diamanatkan dalam Undang- Undang No. 25 Tahun 1992 Pasal 20 Tentang Perkoperasian adalah
sebagai berikut : 1
Mematuhi anggaran dasar dan anggaran rumah tanga serta keputusan yang telah disepakati dalam rapat anggota.
2 Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh
koperasi.
3 Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasar atas
asas kekeluargaan. Selain kewajiban yang harus dipatuhi oleh setiap anggota, adapula
hak yang dimiliki oleh setiap anggota. Hak tersebut antara yaitu : 1
Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota,
2 Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus atau
pengawas 3
Meminta diadakan Rapat Anggota menurut ketentuan Anggaran Dasar
4 Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar
Rapat Anggota diminta maupun tidak diminta, 5
Memanfaatkan koperasi dan mendapatkan pelayanan yang sama antara sesama anggota,
6 Mendapatkan keterangan mengenai perkembangan koperasi
menurut ketentuan dalam Anggaran Dasar.
Menurut Widiyanti 1992:199, Partisipasi anggota diukur dari kesediaan anggota untuk memikul kewajiban dan hak keanggotaan
secara bertanggungjawab. Jika sebagian besar anggota sudah menunaikan
kewajiban dan
melaksanakan hak
secara bertanggungjawab,
maka partisipasi
anggota koperasi
yang bersangkutan sudah dikatakan baik, akan tetapi jika ternyata hanya
sedikit yang demikian, maka partisipasi anggota koperasi yang dimaksud dikatakan buruk atau rendah.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi