35
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Kondisi Awal Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa TK Pertiwi Banjaran Salatiga yang terdiri dari 16 siswa yang rata-rata berusia 4-5 tahun. Berdasarkan informasi
yang diperoleh melalui wawancara dengan Kepala TK Pertiwi Banjaran Salatiga diketahui bahwa kreativitas siswa TK masih perlu dikembangkan. Hal ini
ditunjang oleh data awal kreativitas siswa TK Pertiwi Banjaran Salatiga yang tercantum dalam Penilaian Perkembangan Anak Didik seperti dilaporkan dalam
Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1 Data Awal Kreativitas Siswa TK Pertiwi Banjaran Salatiga
20112012 No
Kode Nama
LP Aspek Kreativitas
Aspek 1 Aspek 2
Rata-rata
1 AA
L Cukup Baik
Baik Baik
2 AN
P Baik
Baik Baik
3 AY
P Cukup Baik
Cukup Baik Cukup Baik
4 DN
P Baik
Cukup Baik Baik
5 ER
L Baik
Baik Baik
6 ND
L Baik
Baik Baik
7 WY
L Baik
Baik Baik
8 ZK
L Baik
Cukup Baik Baik
9 SP
P Cukup Baik
Baik Baik
10 SN
P Cukup Baik
Masih Perlu Bimbingan Cukup Baik
11 RR
P Baik
Baik Baik
12 GL
L Masih Perlu
Bimbingan Masih Perlu Bimbingan
Masih Perlu Bimbingan
13 KR
L Cukup Baik
Masih Perlu Bimbingan Cukup Baik
14 MC
L Cukup Baik
Cukup Baik Cukup Baik
15 NU
P Cukup Baik
Masih Perlu Bimbingan Cukup Baik
36 16
TT L
Cukup Baik Masih Perlu Bimbingan
Cukup Baik Keterangan:
Aspek 1 : Kemampuan anak dalam mengelompokkan benda berbagai ciri tertentu, membedakan bermacam-macam warna, dan suara.
Aspek 2 : Kemampuan dalam membilang, meniru, dan menyebutkan urutan bilangan.
Berdasarkan data Tabel 4.1 di atas dapat diketahui beberapa hal berikut ini: a.
Dari 16 siswa hanya sebanyak 9 siswa 56,25 yang kreativitasnya termasuk kriteria baik.
b. Sebanyak 6 siswa 37,50 yang memiliki kreativitas yang cukup baik.
c. Masih ada seorang siswa 6,25 yang kreativitasnya masih perlu
bimbingan. Data awal tersebut menjadi dasar bagi penulis melakukan Penelitian
Tindakan Bimbingan dan Konseling PTBK untuk peningkatan kreativitas siswa TK Pertiwi Banjaran Salatiga.
4.2. Pelaksanaan Penelitian
Oleh karena jenis penelitian ini adalah PTBK maka pelaksanaannya diatur dalam 2 siklus, yaitu siklus I dan siklus II.
4.2.1. Siklus I
Sesuai bentuk tindakan yang telah dirancang seperti dikemukakan dalam Bab III, siklus I dilaksanakan dalam 4 pertemuan sebagai berikut:
37
4.2.1.1. Pertemuan Pertama
Tindakan siklus I pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 7 Februari 2012. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang dilakukan pada pertemuan
pertama dalam siklus I: a.
Kegiatan yang dilakukan pertama kali pada siswa TK Pertiwi Banjaran pada pertemuan pertama yaitu penulis melakukan perkenalan. Setelah melakukan
perkenalan penulis memberitahukan tujuan kegiatan layanan yang akan dilakukan. Tujuan kegiatan layanan yang akan dilakukan yaitu bimbingan
klasikal untuk meningkatkan kreativitas siswa melalui teknik home room dengan menggunakan pendekatan inquiry. Penulis mengajukan teka-teki
dengan topik “Siapakah Aku?” dan siswa disuruh keluar ruang kelas untuk memperhatikan pohon yang ada di sekitar sekolah. Setelah berlangsung sekitar
10 menit, siswa disuruh masuk kembali ke dalam ruang kelas. Penulis memutar video bertemakan pohon pisang dan meminta siswa menyebutkan
pohon apa yang siswa lihat di halaman sekolah dan di tayangan video. b.
Penulis meminta siswa untuk mengambil kertas dan pensil warna yang disediakan di meja depan kelas. Setelah semua siswa mengambil kertas dan
pensil warna, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan kertas dan pensil warna tersebut dengan bertanya “Apa yang akan anak-anak lakukan dengan
menggunakan kertas dan pensil warna tersebut?” secara serentak siswa menjawab “menggambar bu…”. Selanjutnya penulis mempersilahkan siswa
melakukan kegiatan yang siswa telah sebutkan. Hasil karya yang telah dibuat siswa kemudian ditempel pada sterofom yang telah disediakan.
38 Gambar 4.1 Hasil karya siswa menggambar pohon pisang
c. Observer mengamati karakteristik siswa sesuai pedoman observasi mengenai
karakteristik anak kreatif pada lembar yang telah disiapkan. Karakteristik siswa yang diamati antara lain kemampuan anak menggali pengalaman
belajar, kemampuan mengorganisasi kegiatan, kemampuan mengingat pengalaman belajar, kemampuan memecahkan permasalahan dengan
menggunakan pengalaman belajar, serta kesungguhan anak dalam mengikuti
kegiatan.
4.2.1.2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 9 Februari 2012. Kegiatan layanan pada pertemuan kedua yaitu mengamati ikan hias ikan koki
secara langsung dan membuat bentuk ikan hias ikan koki dengan plastisin. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua siklus I:
a. Kegiatan dimulai dengan meminta siswa untuk melakukan “tepuk belajar”.
Setelah itu penulis mengajukan teka-teki yang berkaitan dengan ikan koki. Kegiatan selanjutnya penulis meminta para siswa untuk mengamati isi toples
yang berisi air dan ikan. Kegiatan pengamatan berlangsung sekitar 10 menit.
39 Penulis kemudian meminta siswa untuk menyebutkan apa nama hewan dari isi
toples tersebut. b.
Penulis meminta siswa mengambil plastisin yang sudah disediakan di meja depan kelas. Siswa bebas memilih warna plastisin yang siswa inginkan.
Setelah semua siswa mengambil plastisin, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkannya. Penulis bertanya “Apa yang akan anak-anak buat dengan
plastisin tersebut?” Menjawab pertanyaan tersebut, secara serentak siswa menjawab “membuat ikan koki dari was plastisin bu guru…” Selanjutnya
penulis mempersilahkan siswa melakukan kegiatan yang siswa telah sebutkan. Hasil karya yang telah dibuat siswa kemudian dipajang di rak sekolah.
Gambar 4.2 Hasil karya siswa membuat ikan dari plastisin c.
Observer mengamati karakteristik siswa sesuai pedoman observasi mengenai karakteristik anak kreatif pada lembar yang telah disiapkan. Karakteristik
siswa yang diamati antara lain kemampuan anak menggali pengalaman belajar, kemampuan mengorganisasi kegiatan, kemampuan mengingat
pengalaman belajar, kemampuan memecahkan permasalahan dengan menggunakan pengalaman belajar, serta kesungguhan anak dalam mengikuti
kegiatan.
40
4.2.1.3. Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga dalam tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 14 Februari 2012. Kegiatan layanan pada pertemuan ketiga yaitu
menyaksikan video bertema alat transportasi darat mobil dan membuat bentuk alat transportasi darat mobil dengan plastisin. Berikut ini adalah rincian kegiatan
yang dilakukan pada pertemuan ketiga siklus I: a.
Kegiatan dimulai dengan meminta siswa untuk melakukan “tepuk belajar”. Setelah itu penulis mengajukan teka-teki yang berkaitan dengan alat
transportasi darat mobil yang dilanjutkan dengan pemutaran video bertemakan alat transportasi mobil. Selesai pemutaran video, penulis
meminta siswa menyebutkan apa yang telah siswa saksikan di tayangan video. b.
Penulis meminta siswa mengambil plastisin yang sudah disediakan di meja depan kelas. Siswa bebas memilih warna plastisin yang diinginkan. Setelah
semua siswa mengambil plastisin, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan tersebut dengan bertanya “Apa yang akan anak-anak buat
deng an plastisin tersebut?” Secara serentak siswa menjawab “membuat mobil
dari was plastisin bu guru…” Selanjutnya penulis mempersilahkan siswa melakukan kegiatan yang siswa telah sebutkan. Hasil karya yang telah dibuat
siswa kemudian dipajang di rak sekolah.
41 Gambar 4.3 Hasil karya siswa membuat mobil dari plastisin
c. Observer mengamati karakteristik siswa sesuai pedoman observasi mengenai
karakteristik anak kreatif pada lembar yang telah disiapkan. Karakteristik siswa yang diamati antara lain kemampuan anak menggali pengalaman
belajar, kemampuan mengorganisasi kegiatan, kemampuan mengingat pengalaman belajar, kemampuan memecahkan permasalahan dengan
menggunakan pengalaman belajar, serta kesungguhan anak dalam mengikuti
kegiatan.
42
4.2.1.4. Pertemuan keempat
Pertemuan keempat dalam tindakan siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 16 Februari 2012. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang dilakukan pada
pertemuan keempat dalam siklus I: a.
Kegiatan dimulai dengan meminta siswa untuk melakukan “tepuk belajar”. Setelah itu penulis mengajukan teka-teki yang berkaitan dengan pohon kelapa
dan siswa disuruh keluar ruang kelas untuk memperhatikan pohon yang ada di sekitar sekolah. Kegiatan selanjutnya penulis memutar video bertemakan
pohon kelapa dan meminta siswa menyebutkan apa yang siswa amati di luar kelas dan saksikan ditayangan video.
b. Penulis meminta siswa mengambil kertas yang bergambar pohon kelapa,
pensil warna, kertas marmer, gunting, dan lem yang sudah disediakan di meja depan kelas. Siswa bebas memilih warna kertas marmer yang diinginkan.
Setelah mengambil kertas yang bergambar pohon kelapa, pensil warna, kertas marmer, gunting, dan lem siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan
bahan- bahan tersebut dengan bertanya “Apa yang akan anak-anak buat dengan
kertas yang bergambar pohon kelapa, pensil warna, kertas marmer, gunting, dan lem tersebut?” Secara serentak sebagian siswa menjawab “mewarnai bu
guru…”, sebagian lagi siswa menjawab “mencocok bu guru…”, serta ada pula siswa yang menjawab “menempel bu guru…” Selanjutnya penulis
mempersilahkan melakukan kegiatan yang telah disebutkan oleh siswa.
43 Gambar 4.4 Siswa sedang mengamati pepohonan dan gambar hasil karya
siswa c.
Observer mengamati karakteristik siswa sesuai pedoman observasi mengenai karakteristik anak kreatif pada lembar yang telah disiapkan. Karakteristik
siswa yang diamati antara lain kemampuan anak menggali pengalaman belajar, kemampuan mengorganisasi kegiatan, kemampuan mengingat
pengalaman belajar, kemampuan memecahkan permasalahan dengan menggunakan pengalaman belajar, serta kesungguhan anak dalam mengikuti
kegiatan.
4.2.2. Tindakan Siklus II 4.2.2.1. Pertemuan Pertama
Tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanaan pada hari Kamis, 20 Februari 2012. Kegiatan layanan pada pertemuan pertama yaitu mengamati bunga
dahlia dan membuat bentuk bunga dari kertas krep. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang dilakukan pada pertemuan pertama dalam siklus II:
a. Kegiatan dimulai dengan meminta siswa untuk melakukan “tepuk belajar”.
Setelah itu penulis mengajukan teka-teki yang berkaitan dengan bunga. Kegiatan selanjutnya siswa disuruh untuk memperhatikan toples berisi air dan
44 tanaman bunga yang berada di atas meja. Setelah berlangsung sekitar 10
menit, siswa diminta menyebutkan nama dan warna bunga yang ada ditoples. b.
Penulis meminta siswa mengambil kertas krep, kawat, benang wol, dan daun artifisial yang sudah disediakan di meja depan kelas. Siswa bebas memilih
warna dan jumlah kertas krep yang diinginkan. Setelah mengambil kertas krep, kawat, benang wol, dan daun artifisial, siswa diberi kesempatan untuk
memanfaatkan tersebut dengan bertanya “Apa yang akan anak-anak buat dengan bahan-
bahan tersebut?” secara serentak siswa menjawab “membuat bunga dari kertas krep bu guru…”. Selanjutnya penulis mempersilahkan
siswa melakukan kegiatan yang siswa telah sebutkan. Hasil karya yang telah dibuat siswa kemudian dipajang di rak sekolah.
c. d.
Gambar 4.5 Siswa sedang melilit kawat dengan benang wol dan hasil karya siswa
c. Observer mengamati karakteristik siswa sesuai pedoman observasi mengenai karakteristik anak kreatif pada lembar yang telah disiapkan. Karakteristik
siswa yang diamati antara lain kemampuan anak menggali pengalaman belajar, kemampuan mengorganisasi kegiatan, kemampuan mengingat
pengalaman belajar, kemampuan memecahkan permasalahan dengan
45 menggunakan pengalaman belajar, serta kesungguhan anak dalam mengikuti
kegiatan.
4.2.3.2. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 23 Februari 2012. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang dilakukan pada pertemuan kedua:
a. Kegiatan dimulai dengan meminta siswa untuk melakukan “tepuk belajar”.
Setelah itu penulis mengajukan teka-teki yang berkaitan dengan hewan yang hidup di laut. Kegiatan selanjutnya penulis memutar video bertemakan hewan
yang hidup di laut dan meminta siswa menyebutkan hewan apa saja yang siswa saksikan ditayangan video.
b. Penulis meminta siswa mengambil pensil warna, kertas yang bergambar
hewan-hewan laut yang belum diwarnai, gunting, benang wol, dan isolasi bolak-balik yang sudah disediakan di meja depan kelas. Setelah semua siswa
mengambil bahan-bahan
tersebut, siswa
diberi kesempatan
untuk memanfaatkan tersebut dengan bertanya “Apa yang akan anak-anak buat
dengan bahan- bahan tersebut?” Ada siswa yang menjawab “mewarnai bu
guru…, ada pula siswa yang menjawab “menggunting bu…” serta ada pula yang menjawab “menggantung gambar”. Selanjutnya penulis mempersilahkan
siswa melakukan kegiatan yang siswa telah sebutkan. Hasil karya yang telah dibuat siswa digantung di jendela kelas.
46 Gambar 4.6 Siswa sedang mewarnai gambar dan hasil karya siswa
c. Observer mengamati karakteristik siswa sesuai pedoman observasi mengenai
karakteristik anak kreatif pada lembar yang telah disiapkan. Karakteristik siswa yang diamati antara lain kemampuan anak menggali pengalaman
belajar, kemampuan mengorganisasi kegiatan, kemampuan mengingat pengalaman belajar, kemampuan memecahkan permasalahan dengan
menggunakan pengalaman belajar, serta kesungguhan anak dalam mengikuti kegiatan.
47
4.2.2.3. Pertemuan ketiga
Pertemuan ketiga pada tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, 28 Februari 2012. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang dilakukan pada pertemuan
ketiga: a.
Kegiatan dimulai dengan menyanyikan lagu “ Aku Duwe Pitik Cilik” dan meminta siswa untuk melakukan “tepuk belajar”. Kemudian penulis
mengajukan teka-teki berkaitan dengan ayam kate. Kegiatan selanjutnya penulis meminta siswa keluar kelas dan mengamati hewan apa yang ada di
halaman sekolah. Setelah berlangsung sekitar 10 menit, siswa disuruh masuk kembali ke dalam ruang kelas dan meminta siswa menyebutkan nama hewan
yang siswa amati di halaman sekolah. b.
Penulis meminta siswa mengambil kertas marmer, lem gunting, dan pensil yang sudah disediakan di meja depan kelas. Siswa bebas memilih jumlah dan
warna kertas marmer yang diinginkan. Setelah semua siswa mengambil bahan-bahan tersebut, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkannya
dengan bertanya “Apa yang akan anak-anak buat dengan kertas marmer tersebut?
” Sebagian siswa menjawab “membuat ayam kate dari kertas marmer bu guru…”. Siswa lain menjawab “menggambar ayam kate bu guru…” Ada
pula siswa yang menjawab “menempel bu guru….” Selanjutnya penulis mempersilahkan siswa melakukan kegiatan yang siswa telah sebutkan. Hasil
karya yang telah dibuat siswa kemudian ditempel pada sterofom.
48 Gambar 4.7 Siswa sedang menggunting dan hasil karya siswa
c. Observer mengamati karakteristik siswa sesuai pedoman observasi mengenai
karakteristik anak kreatif pada lembar yang telah disiapkan. Karakteristik siswa yang diamati antara lain kemampuan anak menggali pengalaman
belajar, kemampuan mengorganisasi kegiatan, kemampuan mengingat pengalaman belajar, kemampuan memecahkan permasalahan dengan
menggunakan pengalaman belajar, serta kesungguhan anak dalam mengikuti kegiatan.
4.2.2.4. Pertemuan keempat
Pertemuan keempat pada tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 5 Maret 2012. Berikut ini adalah rincian kegiatan yang dilakukan pada pertemuan
terakhir pada siklus II: a.
Kegiatan dimulai dengan meminta siswa untuk melakukan “tepuk belajar”. Setelah itu penulis mengajukan teka-teki yang berkaitan dengan kucing.
Kegiatan selanjutnya penulis memutar video bertemakan kucing dan meminta siswa menyebutkan nama dan warna hewan yang siswa saksikan ditayangan
video.
49 b.
Penulis meminta siswa mengambil kertas asturo, gambar kepala kucing yang belum diwarnai, pensil warna, gunting, dan isolasi bolak balik yang sudah
disediakan di meja depan kelas. Setelah semua siswa mengambil bahan-bahan tersebut, siswa diberi kesempatan untuk memanfaatkan tersebut dengan
bertanya “Apa yang akan anak-anak buat dengan bahan-bahan tersebut?” Sebagian besar siswa secara serentak menjawab “mewarnai bu guru…”.
Siswa lain menjawab “menempel gambar bu guru…” Selanjutnya penulis mempersilahkan siswa melakukan kegiatan yang telah siswa sebutkan. Hasil
karya yang telah dibuat kemudian boleh dikenakan oleh siswa saat jam istirahat dan jam pulang.
Gambar 4.8 Siswa sedang mewarnai dan hasil karya siswa c.
Observer mengamati karakteristik siswa sesuai pedoman observasi mengenai karakteristik anak kreatif pada lembar yang telah disiapkan. Karakteristik
siswa yang diamati antara lain kemampuan anak menggali pengalaman belajar, kemampuan mengorganisasi kegiatan, kemampuan mengingat
pengalaman belajar, kemampuan memecahkan permasalahan dengan menggunakan pengalaman belajar, serta kesungguhan anak dalam mengikuti
kegiatan.
50
4.3. Temuan Penelitian
Oleh karena data kreativitas yang diperoleh dari dokumen Penilaian Perkembangan Anak Didik yang ada di sekolah berbentuk data keadaan adjective
data maka data tersebut dikonversi terlebih dahulu menjadi data angka numerical data dengan menggunakan patokan yang dikemukakan oleh Louis H.
Janda 1998 seperti digambarkan dalam Gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1 Patokan Penetapan Skor Kreativitas Dengan memperhatikan sebaran skor seperti digambarkan dalam kurva normal
Gambar 4.1 di atas, dalam penelitian ini ditetapkan kriteria interpretasi skor seperti tertera dalam Tabel 4.2 berikut ini:
51
Tabel 4.2 Kriteria Interpretasi Data Penelitian
Skor Interpretasi
Aras Positif favorable Aras Negatif unfavorable
80-100 Sangat Baik
Sangat Kurang 60-79
Baik Kurang
40-59 Cukup
Cukup 20-39
Kurang Baik
0-19 Sangat Kurang
Sangat Baik
Sesuai dengan karakteristik data kreativitas yang diperoleh dari dokumen TK Pertiwi Banjaran Salatiga berupa data keadaan adjective data seperti
dilaporkan dalam Tabel 4.1 maka dilakukan interpretasi data dengan bantuan 2 orang rater. Kedua orang rater dimaksud adalah 1 Drs. Umbu Tagela, M.Si.
sebagai Pembimbing I dan 2 Kristien Wedhar Hapsari, SPsi. MPsi. dosen Program Studi PG-PAUD FKIP UKSW Salatiga.
Berdasarkan data kreativitas yang telah dikonversi, maka peningkatan kreativitas siswa dapat diketahui dengan cara membandingkan rerata skor
kreativitas pada pra siklus sebelum diberikan tindakan dan rerata skor kreativitas siklus I setelah diberikan tindakan serta rerata skor kreativitas siklus II setelah
diberikan tindakan. Adapun perbandingan skor kreativitas prasiklus dan siklus I dilaporkan dalam Tabel 4.3 sebagai berikut:
52
Tabel 4.3 Perbandingan Skor Kreativitas Pra Siklus dan Siklus I
No Nama Siswa LP
Rerata Pra Siklus
Rerata Siklus I
Perubahan 1
AA L
71.00 77.00
6.00 2
AN P
74.50 77.00
2.50 3
AY P
55.50 78.00
22.50 4
DN P
71.00 77.00
6.00 5
ER L
75.50 77.00
1.50 6
ND L
75.00 76.00
1.00 7
WY L
75.00 77.00
2.00 8
ZK L
71.00 78.50
7.50 9
SP P
71.00 77.50
6.50 10
SN P
51.00 75.50
24.50 11
RR P
74.50 75.00
0.50 12
GL L
35.50 56.00
20.50 13
KR L
51.00 71.00
20.00 14
MC L
56.00 71.00
15.00 15
NU P
55.50 57.00
1.50 16
TT L
55.50 71.00
15.50
Berdasarkan data Tabel 4.3 di atas dapat beberapa temuan sebagai berikut:
a. Dari 16 siswa terdapat 4 orang siswa 25,00 yang menunjukan peningkatan
kreativitas yang sangat tinggi dengan skor pe rubahan ≥20,00 SN, AY, GL,
dan KR. b.
Terdapat 2 orang siswa 12,50 siswa yang menunjukan peningkatan kreativitas yang tinggi dengan skor perubahan ≥15,00 ER dan MC.
c. Terdapat 9 siswa 56,25 siswa yang menunjukan peningkatan kreativitas
yang cukup dengan skor perubahan ≥1,00 AA, ZK, SP, DN, AN, WY, NU,
ER, dan ND. d.
Terdapat seorang siswa 6,25 siswa yang menunjukan peningkatan kreativitas yang rendah dengan skor perubahan 0,50 RR.
53 Hasil yang evaluasi yang diperoleh setiap subjek setelah pelaksanaan
tindakan siklus I menunjukan adanya peningkatan kreativitas yang tinggi 25,00 + 12,50. Akan tetapi masih terdapat 56,20 siswa yang peningkatan
kreativitasnya berada pada kategori cukup, bahkan seorang siswa 6,25 yang perubahan kreativitasnya berada pada kategori rendah. Oleh sebab itu penulis
melaksanakan siklus II dalam 4 pertemuan.
Pada siklus II, siswa terlihat masih sangat antusias mengikuti kegiatan bimbingan klasikal untuk peningkatan kreativitas. Siswa terlihat selalu
menunggu-nunggu kegiatan yang akan dilakukan. Siswa dapat menyelesaikan tugas secara baik dengan kesulitan yang lebih tinggi dibanding dengan kesulitan
tugas di siklus I. Masing-masing siswa membuat hasil karya sesuai pemahaman berdasarkan
proses pengamatan. Siswa semakin mandiri dalam pengerjaan hasil karya serta semakin bersungguh-sungguh dalam pengerjaan hasil karya. Hasil karya pada
siklus II semakin rapi dan menunjukkan hasil pemahaman yang menyeluruh saat proses belajar berlangsung. Hampir semua siswa mampu membuat hasil karya
melalui teknik home room dengan menggunakan pendekatan inquiry. Peningkatan kreativitas siswa dapat diketahui dengan cara mengetahui data
posttest siklus II. Berikut ini adalah data posttest siklus II :
54
Tabel 4.4 Perbandingan Skor Kreativitas Siklus I dan II
No Nama Siswa LP
Rerata Siklus I
Rerata Siklus II
Perubahan 1
AA L
77.00 86.00
9.00 2
AN P
77.00 86.00
9.00 3
AY P
78.00 86.00
8.00 4
DN P
77.00 86.00
9.00 5
ER L
77.00 86.50
9.50 6
ND L
76.00 86.50
10.50 7
WY L
77.00 86.00
9.00 8
ZK L
78.50 86.00
7.50 9
SP P
77.50 82.50
5.00 10 SN
P 75.50
78.00 2.50
11 RR P
75.00 85.50
10.50 12 GL
L 56.00
78.00 22.00
13 KR L
71.00 78.00
7.00 14 MC
L 71.00
78.00 7.00
15 NU P
57.00 85.00
28.00 16 TT
L 71.00
78.00 7.00
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat skor kreativitas siswa semakin meningkat. Perolehan data skor dari siklus I meningkat pada siklus II. Data
posttest siklus II pada tabel 4.4, menunjukan bahwa: a.
Dari 16 siswa terdapat 2 orang siswa 12,50 yang menunjukan peningkatan kreativitas yang sangat tinggi dengan skor perubahan ≥20,00 NU dan GL.
b. Terdapat 2 orang siswa 12,50 siswa yang menunjukan peningkatan
kreativitas yang tinggi dengan skor perubahan ≥10,00 ND dan RR. c.
Terdapat 12 siswa 75,00 siswa yang menunjukan peningkatan kreativitas yang cukup dengan skor perubahan ≥1,00 SN, SP,TT, MC, KR, ZK, AY, AA,
AN, DN, WY, dan ER.
55 Data tabel di atas, menunjukkan bahwa skor perubahan kreativitas siswa
mengalami peningkatan. Skor perubahan pada kategori sangat tinggi mengalami peningkatan. Dapat dilihat pada tabel 4.3 perbandingan skor kreativitas pra siklus
dan siklus I, pada kategori sangat tinggi perubahan skor paling tinggi menunjuk angka 24,50. Sedangkan pada tabel 4.4 perbandingan skor kreativitas siklus I dan
II, pada kategori sangat tinggi perubahan skor paling tinggi mencapai 28,00. Dapat dilihat pula peningkatan kreativitas siswa pada kategori cukup, skor
perubahan pada tabel 4.3 perbandingan skor kreativitas pra siklus dan siklus I menunjukkan angka yang lebih tinggi dibanding skor perubahan pada tabel 4.4
perbandingan skor kreativitas siklus I dan II. Pada perbandingan skor kreativitas pra siklus dan siklus I, siswa yang peningkatan kreativitasnya berkategori cukup
sebanyak 56,25. Sedangkan pada perbandingan skor kreativitas siklus I dan II siswa yang peningkatan kreativitasnya berkategori cukup meningkat menjadi
75,00. Hal tersebut menunjukkan bahwa, kreativitas siswa dapat meningkat dengan melihat perubahan skor yang ditunjukkan dari pra siklus, siklus I, dan
siklus II. Peningkatan kreativitas siswa dapat diketahui dengan cara membandingkan
dari hasil sebelum tindakan dan sesudah tindakan siklus I dan tindakan siklus II pra siklus, posttest siklus I, posttest siklus II.
56
Tabel 4.5 Perbandingan Nilai Skor Kreativitas Pra siklus, Posttest Siklus I dan Posttest Siklus II
No Nama LP
Rerata Pra Siklus
Rerata Siklus I
Rerata Siklus II
Perubahan dari Pra Siklus ke
Siklus II 1
AA L
71.00 77.00
86.00 15.00
2 AN
P 74.50
77.00 86.00
11.50 3
AY P
55.50 78.00
86.00 30.50
4 DN
P 71.00
77.00 86.00
15.00 5
ER L
75.50 77.00
86.50 11.00
6 ND
L 75.00
76.00 86.50
11.50 7
WY L
75.00 77.00
86.00 11.00
8 ZK
L 71.00
78.50 86.00
15.00 9
SP P
71.00 77.50
82.50 11.50
10 SN
P 51.00
75.50 78.00
27.00 11
RR P
74.50 75.00
85.50 11.00
12 GL
L 35.50
56.00 78.00
42.50 13
KR L
51.00 71.00
78.00 27.00
14 MC
L 56.00
71.00 78.00
22.00 15
NU P
55.50 57.00
85.00 29.50
16 TT
L 55.50
71.00 78.00
22.50
Berdasarkan data Tabel 4.5 dapat dikemukakan beberapa temuan sebagai berikut:
a. Dari 16 siswa terdapat 2 siswa 12,50 yang menunjukan peningkatan
kreativitas yang sangat tinggi dengan skor perubahan ≥30,00 GL dan AY. b.
Dari 16 siswa terdapat 5 orang siswa 31,25 yang menunjukan peningkatan kreativitas yang tinggi dengan
skor perubahan ≥20,00 MC, TT, SN, KR, NU.
e. Dari 16 siswa terdapat 9 siswa 56,25 siswa yang menunjukan peningkatan
kreativitas yang cukup dengan skor perubahan ≥10,00 ER, WY, RR, AN, ND, SP, AA, DN, dan ZK.
57 Temuan seperti dikemukakan di atas didukung oleh hasil observasi yang
dilakukan oleh seorang guru kelas seperti dilaporkan dalam Tabel 4.6 berikut ini:
Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus I dan Siklus II
No Nama Siswa LP
Rerata Siklus I
Rerata Siklus II
Perubahan 1
AA L
76.67 100.00
23.33 2
AN P
78.33 100.00
21.67 3
AY P
74.17 93.33
19.16 4
DN P
78.33 73.33
-5.00 5
ER L
74.17 95.83
21.66 6
ND L
81.67 99.17
17.50 7
WY L
39.17 100.00
60.83 8
ZK L
85.00 100.00
15.00 9
SP P
74.17 75.00
0.83 10 SN
P 52.50
68.33 15.83
11 RR P
80.00 70.00
-10.00 12 GL
L 52.50
64.17 11.67
13 KR L
73.33 70.00
-3.33 14 MC
L 75.00
65.83 -9.17
15 NU P
46.67 70.00
23.33 16 TT
L 52.50
85.83 33.33
Berdasarkan tabel 4.6 pada menunjukan bahwa: a.
Dari 16 siswa terdapat 2 siswa 12,50 yang menunjukan peningkatan kreativ
itas yang sangat tinggi dengan skor perubahan ≥30,00 TT dan WY. b.
Dari 16 siswa terdapat 4 orang siswa 25,00 yang menunjukan peningkatan kreativitas yang tinggi dengan skor perubahan ≥20,00 ER, AN, AA,dan NU.
c. Dari 16 siswa terdapat 5 siswa 31,25 siswa yang menunjukan peningkatan
kreativitas yang cukup dengan skor perubahan ≥10,00 GL, ZK, SN, ND, dan AY.
d. Dari 16 siswa terdapat 4 siswa 25,00 yang menunjukkan penurunan
kreativitas dengan skor perubahan ≤ 1 KR, DN, MC, dan RR.
58 Berdasarkan hasil observasi, tabel di atas menunjukkan bahwa kreativitas
siswa mengalami peningkatan. Skor perubahan paling tinggi mencapai angka 60,83. Sedangkan skor perubahan paling rendah berada pada angka 21,66. Skor
perubahan peningkatan kreativitas yang ditunjukkan siswa cukup tinggi, mencapai 68,75 walaupun terdapat 25,00 yang mengalami penurunan kreativitas.
4.4. Pembahasan