40
4.1 Penggunaan Obat Antidiabetik
Frekuensi penggunaan obat antidiabetik pada pasien DM tipe 2 di instalasi rawat inap RSUP H. Adam Malik periode bulan Agustus sampai Desember 2014
dapat dilihat pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Frekuensi penggunaan obat antidiabetik pada pasien DM tipe 2 di
instalasi rawat inap RSUP H. Adam Malikperiode bulan Agustus sampai Desember 2014
No Nama obat
Jumlah pasien
Total pasien
Persentase 1
Antidiabetik Parenteral 1
Novorapid 2
Humulin R 3
Levemir 4
Lantus 5
Humulin N 6
Apidra 7
Novomix 22
13 10
9 7
3 1
39 39
39 39
39 39
39 56
33 26
23 18
8 3
2 Antidiabetik Oral
1 Metformin
2 Glimepirid
3 Glurenorm
3 2
1 39
39 39
8 5
3
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat diketahui penggunaan obat antidiabetik, yakni penggunaan antidiabetik parenteral lebih banyak dari pada antidiabetik oral.
Data ini juga sejalan dengan hasil penelitian Rumpuin 2013 yang menemukan terapi dengan obat antidiabetik untuk DM tipe 2 pada pasien rawat inap di rumah
sakit yang paling banyak digunakan adalah injeksi insulin. Pada Tabel 4.2 diketahui antidiabetik parenteral yang paling sering
digunakan adalah novorapid. Novorapid merupakan insulin aspart yang memiliki kerja cepat, yakni awal kerja 15 sampai 30 menit, puncak kerja 1 sampai 2 jam
dan lama kerjanya 5-6 jam Dipiro, et al., 2008. Alasan pengguaan antidiabetik parenteraldikarenakan terapi antidiabetik
oral tidak dapat mengendalikan kadar gula darah dan pasien sudah menggunakan
Universitas Sumatera Utara
41 terapi insulin sebelumnya. Selain itu pasien jugamemiliki kondisi yang
membutuhkan terapi insulin seperti infeksi berat, tindakan pembedahan, gangguan fungsi ginjal.
Seperti halnya yang dikemukakan oleh Ditjen Bina Farmasi dan Alkes 2005 insulin diindikasikan untuk penderita DM tipe 2 tertentu, kemungkinan
juga membutuhkan terapi insulin apabila terapi lain yang diberikan tidak dapat mengendalikan kadar glukosa darah, keadaan stres berat, seperti pada infeksi
berat, tindakan pembedahan, infark miokard akut atau stroke, Ketoasidosis diabetik, sindroma hiperglikemia, Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat.
Pada Tabel 4.2 dapat diketahui juga antidiabetik oral yang paling sering digunakan adalah metformin. Metformin merupakan obat antidiabetes oral
golongan biguanid. Biguanid paling sering diresepkan untuk pasien yang hiperglikemia disebabkan sindrom resistensi insulin. Metformin berguna dalam
pencegahan diabetes tipe 2 yaitu terjadinya infeksi baru diabetes tipe 2 pada paruh baya, penderita obesitas dengan gangguan toleransi glukosa dan hiperglikemia.
Golongan biguanid ini mempunyai efek menurunkan kadar gula darah yang meningkat pada penderita DM, tetapi tidak meningkatkan sekresi insulin.
Penurunan kadar gula darah ini disebabkan oleh peningkatan asupan glukosa ke otot, penurunan glukoneogenesis dan penghambatan absorbsi glukosa disaluran
cerna. Metformin meningkatkan sensitivitas insulin dihati dan jaringan periferalotot. Mekanisme pasti bagaimana metformin dapat meningkatkan
sensitivitas insulin masih diteliti. Efeknya ialah turunnya kadar gula darah dan penurunan berat badan, karena bersifat menekan nafsu makan Dipiro, et al.,
2008.
Universitas Sumatera Utara
42 Pada penelitian ini diperoleh pasien DM tipe 2 dengan atau tanpa
komplikasi yaitu dapat dilihat pada Tabel 4.3.
Tabel 4.3Kategori pasien DM tipe 2 dengan atau tanpa komplikasi yang diperoleh
dalam penelitian ini yang dirawat di instalasi rawat inap RSUP H. Adam Malik periode bulan Agustus sampai Desember 2014
No DM Tipe 2
Jumlah Pasien
Jumlah yang Teridentifikasi
DRPs Dengan Komplikasi
Tanpa Komplikasi
1 DM Tipe 2
7 18
4 10
2 Ulkus Diabetikum
6 15
2 5
3 CKD Diabetes
Nefropati 6
15 1
3 4
Ulkus Diabetikum + Hipertensi
5 13
5 Hipertensi
5 13
2 5
6 Congestive Heart
Failure CHF 5
13 2
5 7
Diabetes Neuropati 2
5 1
3 8
Hipertensi + Diabetes Nefropati+ CHF
2 5
1 3
9 Diabetes Retinopati
1 3
Total 39
100 13
33
4.2 Identifikasi Drug Related Problems