Gambar 2.2. Tulang temporal kanan, gambaran lateral.
Sumber : Ballenger’s Otholaryngology Head and Neck Surgery Ed.16
2.2 Otitis Media Supuratif Kronik OMSK 2.2.1 Definisi
Otitis Media secara umum adalah proses inflamasi yang terjadi di telinga
tengah Yantes, 2008. Menurut Djaafar 2007, OMSK adalah inflamasi di telinga tengah dengan perforasi membran timpani dan sekret yang keluar terus menerus atau
hilang timbul, sekret dapat berupa encer atau kental, bening atau berupa nanah. Dikatakan OMSK apabila proses tersebut sudah lebih dari 2 bulan.
2.2.2 Epidemiologi
Menurut Bhargava 1999 tidak ada perbedaan angka kejadian pada jenis kelamin wanita ataupun pria, dan dapat terjadi disemua usia. Berdasarkan angka
kejadian OMSK yang telah dilakukan survei oleh WHO tahun 2004, tentang OMSK di seluruh dunia, didapati hasil tabel 2.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1 Klasifikasi negara berdasarkan prevalensi OMSK. Grup
Populasi Sangat Tinggi 4
–perhatian yang mendesak dan
berurusan dengan
masalah kesehatan
masyarakat urgent attention needed to deal with a massive public
health problem Tanzania, India, Solomon Islands,
Guam, Australian Aborigines, Greenland.
Tinggi 2 –4 – beban penyakit harus dihindari
dan diatasi avoidable burden of
disease must be addressed Nigeria,
Angola, Mozambique,
Republic of Korea, Thailand, Philippines,
Malaysia, Vietnam,
Micronesia, China, Eskimos Rendah 1
–2 Brazil, Kenya
Sangat rendah 1 Gambia,
Saudi Arabia,
Israel, Australia, United Kingdom
Denmark, Finland, American Indians
Sumber : Chronic suppurative otitis media,2004,Burden of Illness and Management Options,WHO
Sedangkan di Indonesia, prevalensi OMSK tahun 2002 dalam Aboet 2007 adalah 3,8, dan penderita OMSK merupakan 25 pasien yang datang berobat ke
poliklinik THT di rumah sakit Indonesia. Yang berarti berdasarkan pengelompokan negara menurut tabel WHO diatas, Indonesia termasuk salah satu negara yang
memiliki prevalensi ―tinggi‖ karena sudah mencapai 2-4.
2.2.3 Etiologi
Faktor infeksi biasanya berasal dari nasofaring adenoiditis, tonsilitis, rhinitis, sinusitis dan mencapai telinga tengah melalui tuba Eustachius. Penyebab utama dari
OMSK adalah bakteri P.aeruginosa, S.aureus, dan Proteus species Yantes,2008. Berbagai patogen yang berpindah dari nasofaring ke telinga tengah melalui tuba
Eustachius sewaktu infkesi saluran pernapasan atas. Pada OMSK bakteri dapat
Universitas Sumatera Utara
berupa aerobic Pseudomonas aeruginosa, Escheria coli, S.aureus, Streptococcus pyogenes, Proteus mirabilis, Klebsiella species atau anaerob Bacteroides,
Peptostreptococcus, Proprionibacterium. Bakteri tersebut jarang didapati di kulit dari kanal eksternal tapi dapat berproliferasi di tempat trauma, inflamasi, laserasi,
atau kelembapan yang tinggi. Bakteri bakteri tesebut masuk ke telinga tengah apabila telah terjadi perforasi kronik. Diantara keseluruhan bakteri tersebut, P.aeruginosa
yang paling berbahaya karena memiliki progresifitas yang sangat cepat di telinga tengah dan tulang mastoid karena toxin dan enzim yang dihasilkannya WHO, 2004.
Menurut Zhang 2014 faktor-faktor yang dapat mempermudah penyakit OMSK berkembang adalah :
1. Riwayat OMA pada pasien.
2. Alergiatopi.
3. Infeksi saluran pernapasan atas.
4. Obstruksi nasal kronik.
5. Mendengkur.
6. Adanya riwayat keluarga menderita otitis media.
7. Perokok pasif.
8. Status sosial rendah.
9. Status pendidikan orangtua rendah.
10. Anak yang saat dikandung memiliki riwayat ibunya merokok.
11. Keluarga dengan jumlah anggotanya besar banyak saudara kandung.
12. Anak yang dititipkan di tempat penitipan anak day care.
2.2.4 Patogenesis
Pada kebanyakan kasus OMSK muncul karena stage perforasi dari OMA yang tidak mengalami penyembuhan Yantes,2008. Patofisiologi OMSK dimulai
dari iritasi dan inflamasi yang berkepanjangan di mukosa telinga tengah, respon inflamasi tersebut menyebabkan edem mukosa dan munculnya ulserasi diakibatkan
kerusakan di lapisan epitel. Penjamu berusaha memperbaiki kerusakan tersebut sehingga menghasilkan jaringan yang bergranulasi dan hal ini menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
munculnya polip di kavitas telinga tengah. Siklus dari inflamasi, ulserasi, infkesi dan jaringan granulasi akan terus berlangsung dan dapat menghancurkan batas tulang
disekitarnya dan dapat menuju komplikasi yang lebih serius dari OMSK Roland,2013.
Menurut Yantes 2008, ada 2 mekanisme utama OMSK dapat menyebabkan infeksi telinga tengah yang berulang
– ulang : 1.
Bakteri dapat mengkontaminasi dari telinga luar karena penghalang fisik membran timpani sudah hilang
2. Pada membran timpani yang normal menghasilkan gas cushion di
telinga tengah yang mana gas cushion tersebut menolong membantu untuk mencegah refluks sekresi nasofaring ke telinga tengah melalui
tuba Eustachius. Kehilangan mekanisme pertahanan ini menghasilkan peningkatan pajanan bakteri patogen di telinga tengah yang berasal
dari nafofaring. Sedangkan menurut Telian 2003, terdapat penyebab lain dari OMSK,
disfungsi tuba Eustachius memainkan peranan penting dalam penyakit OMSK, tuba Eustachius menjadi tempat ventilasi telinga tengah sehingga tekanan yang ada di
dalam rongga telinga tengah dan keadaan sekitarnya sama, pada disfungsi tuba Eustachius yang persisten, seperti pada penderita Down Syndrome dan cleft palate,
rongga telinga tengah selalu terpajan terus menerus dengan tekanan yang negatif.
Sehingga membran timpani terektrasi ke medial. Hal ini dapat menyebabkan tejadinya Otitis Media yang berlama
– lama dan pada akhirnya akan sama dengan teori sebelumnya yang menyatakan bahwa OMSK merupakan episode lanjutan dari
OMA.
2.2.5 Klasifikasi
Universitas Sumatera Utara
Menurut Djaafar 2007, banyak ahli yang mengklasifikasikan Otitis Media,
secara mudah Otitis Media dapat dibagi menjadi OMA dan OMSK. Pembagian dapat dilihat pada gambar 2.3
Gambar 2.3 Skema pembagian Otitis Media
Sumber : Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT ,2007, Kelainan Telinga Tengah
Tabel 2.2 Perbandingan antara OMSK tipe aman dan OMSK tipe bahaya.
Universitas Sumatera Utara
Otitis Media Supuratif Kronik
Tipe Aman Tipe Bahaya
Nama lain Tubotympanic
Attico-antral Letak perforasi
Sentral Attic atau marginal
Discharge Intermiten, mukopurulen
atau purulen, biasanya tidak
berbau busuk,
warna putih
atau kekuningan,
jarang berdarah,
copious, bertambah parah pada
saat ada infeksi saluran pernapasan atas
Kontinu, selalu purulen, selalu
berbau busuk,
warna kekuningan,
kecoklatan, atau
kehijauan. Hampir selalu berdarah
karena granulasi, often scanty,
tidak terpengaruh dengan infeksi
saluran pernapasan atas.
Polip Jarang
Sering Kolesteatoma
Sangat jarang Selalu ada
Ketulian Tuli
konduktif mild-
moderate Tuli
konduktif atau
campuran mild-severe Komplikasi
Sangat jarang Sering
Sumber : Textbook of Ear, Nose, and Throat,1999, Chronic Otitis Media
Khusus untuk OMSK, terdapat dua kelompok yang dibedakan dari progresifitasnya,antara lain :
1. Tipe aman tubotympanic type, dimana tipe ini muncul karena
komplikasi dari OMA yang telah menimbulkan perforasi dari membran timpani. Tipe aman ini hampir tidak pernah menimbulkan komplikasi
yang serius. Kondisi patologi utama yang memunculkan OMSK tipe aman ini adalah perforasi yang tidak sembuh sehingga memunculkan infeksi
yang persisten dan terus berlangsung dalam waktu yang lama. Perforasi
Universitas Sumatera Utara
membran timpani pada OMSK tipe aman ini selalu perforasi sentral. Turner,1982 Pada OMSK tipe aman tidak ditemukan kolesteatoma
Djaafar,2007. 2.
Tipe bahaya attico-antral type, pada tipe ini infeksi terjadi di attic, antrum atau di prosesus mastoideus dan juga di mukosa telinga tengah.
Infeksi tersebut dapat terus menyebar sehingga dapat memunculkan komplikasi yang berbahaya Turner,1982. Tipe ini juga selalu terdapat
kolesteatoma Bhargava,1999, kolesteatoma adalah suatu kista epitelial yang berisi deskuamasi epitel keratin, deskuamasi ini terus terbentuk
sehingga dapat bertambah besar Djaafar, 2007
2.2.6 Gejala Klinis
Gejala klinis dari OMSK tipe bahaya seringkali menimbulkan komplikasi yang berbahaya, maka perlu ditegakkan diagnosis dini. Walaupun diagnosis pasti
baru dapat ditegakkan di kamar operasi, namun beberapa tanda klinik dapat menjadi pedoman akan adanya OMSK tipe bahaya, yaitu perforasi di marginal dan atik. Tanda
ini biasanya merupakan tanda dini dari OMSK tipe bahaya, sedangkan pada kasus yang sudah lanjut dapat terlihat abses ataupun fistel retroaurikuler belakang telinga,
polip atau jaringan granulasi di liang telinga luar yang berasal dari dalam telinga tengah, terlihat kolesteatoma pada telinga tengah, sekret berbentuk nanah dan berbau
khas aroma kolesteatoma atau terlihat gambaran kolesteatoma pada foto rontgen mastoid Djaafar, 2007. Menurut Turner 1982 pada OMSK tipe bahaya terdapat
sekret yang berbau dan lebih sering purulen dibandingkan dengan mukopurulen. Ketulian yang sangat berat sering terjadi karena tulang tulang pendengaran sudah
rusak, jika ditemukan polip dan jaringan granulasi maka ditemukan perdarahan dari telinga yang terlihat. Gejala ini terjadi secara insidous sehingga penderita tidak awas
kapan awal terjadinya penyakitnya muncul, tapi kebanyakan dari kasus – kasus yang
ada, keluhan ini dimulai sejak masa kanak – kanak.
Universitas Sumatera Utara
2.2.7 Diagnosis
Diagnosis dari OMSK dibuat berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan THT terutama pemeriksaan otoskopi. Pada penderita OMSK tipe bahaya yang dilakukan
pemeriksaan otoskopi akan tampak perforasi membran timpani di marginal dan atik, selain tampak perforasi akan tampak juga kolesteatoma, sedangkan pada kasus yang
sudah lanjut dapat juga telihat fistula post-aurikular Djaafar,2007.
Gambar 2.4 Gambaran otoskopi pada penderita OMSK tipe bahaya yang mengalami perforasi di daerah attic dan juga ditemukan kolesteatoma.
Sumber: http:www.drmkotb.com
Gambar 2.5 Gambaran pada penderita OMSK tipe bahaya yang sudah lanjut, adanya fistula post-aurikular.
Sumber : http:www.ghorayeb.com
Universitas Sumatera Utara
Pemeriksaan penala merupakan pemeriksaan sederhana untuk mengetahui
adanya gangguan pendengaran. Untuk mengetahui jenis dan derajat gangguan pendengaran dapat dilakukan pemeriksaan audiometri nada murni, audiometri tutur
speech audiometry dan pemeriksaan BERA Brainstem Evoked Response Audiometry bagi pasien yang tidak koperatif dengan menggunakan audiometri nada
murni. Pemeriksaan penunjang lainnya adalah foto rontgen mastoid serta kultur dan uji resistensi kuman dari sekret telinga Djaafar,2007.
2.3 Komplikasi Otitis Media Supuratif Kronik tipe Bahaya 2.3.1 Penyebaran Penyakit