commit to user
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Hakekat tentang Efektivitas
Efektif menurut Roestiyah N.K 2001:1 menunjuk pada sesuatu yang mampu memberikan dorongan atau bantuan dalam mencapai suatu tujuan”.
Sedangkan menurut Margono 1995:3, “Efektif berarti semua potensi dapat dimanfaatkan dan semua tujuan dapat dicapai.”
Definisi-definisi efektif diatas dapat menjadi dasar untuk menyimpulkan bahwa efektif adalah sesuatu yang dapat memanfaatkan semua potensi untuk
mencapai semua tujuan. Efektivitas menunjukkan keberhasilan dari segi tercapai tidaknya suatu tujuan yang telah ditentukan. Hasil yang semakin mendekati tujuan
yang telah ditentukan menunjukkan semakin tinggi tingkat efektivitasnya. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat memanfaatkan segala
potensi sebagai pengukur terhadap keberhasilan siswa setelah mempelajari suatu materi pelajaran.
Syarat yang diperlukan untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif menurut Roestiyah N.K 2001:37, antara lain:
a. Belajar secara aktif, baik mental maupun fisik. Di dalam belajar siswa harus
mengalami aktivitas mental, misalnya siswa dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya, kemampuan berfikir kritis juga mengalami
aktivitas jasmani seperti mengerjakan sesuatu.
7
commit to user
b. Guru harus menggunakan banyak metode waktu mengajar. Variasi metode
mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa dan kelas menjadi hidup.
c. Guru harus memberikan motivasi karena hal ini sangat berperan pada
kemajuan perkembangan siswa selanjutnya melalui proses belajar. d.
Guru perlu mempertimbangkan pada perbedaan individual. Guru tidak cukup hanya merencanakan perencanaan klasikal, karena masing-masing siswa
mempunyai perbedaan dalam beberapa segi misalnya intelegensi, bakat, tingkal laku, dan lain-lain.
e. Guru akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum
mengajar. Dengan persiapan sebelum mengajar guru akan mantap disepan kelas. Perencanaan yang masak dapat menumbuhkan banyak inisiatif dan daya
kreatif guru waktu mengajar, dapat meningkatkan interaksi dan meningkatkan interaksi dalam proses belajar mengajar antara guru dan siswa.
commit to user
2. Hakekat tentang Belajar dan Pembelajaran Ekonomi
Pengertian tentang Pembelajaran erat kaitannya dengan pengertian belajar. Untuk memahami pengertian pembelajaran, maka terlebih dahulu
harus mengetahui pengertian belajar. Dimana belajar merupakan awal dari adanya istilah tentang pembelajaran. Pengertian belajar menurut Arief S.
Sardiman, dkk 2005:2 adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa
seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Pembelajaran menurut Dewi Salma Prawiradilaga 2008:19 diartikan
sebagai KBM konvensional dimana guru dan peserta didik langsung berinteraksi.
Smaldino, et al. 2005 : 6 menyatakan bahwa learning is the develop- ment of new knowledge, skills, or attitudes as an individual interacts with
information and the environment. The learning environment includes the physical facilities, the psychological atmosphere, instructional technology,
media, and methods. Pendapat di atas dapat diterjemahkan bahwa pembelajaran adalah
perkembangan dari pengetahuan baru, keterampilan atau perilaku sebagai interaksi individu dengan informasi dan lingkungan. Lingkungan pembelajar-
an meliputi fasilitas fisik, suasana psikologi, teknologi instruksional, media, dan metode.
Pembelajaran, berdasarkan beberapa pendapat di atas, adalah kegiatan belajar mengajar yang terwujud sebagai perkembangan dari beberapa kompo-
nen pembelajaran yang berjalan secara teratur, saling tergantung, komplementer, berkesinambungan.
commit to user
Unsur yang dominan dalam proses pembelajaran, menurut Abdul Majid 2008:91 adalah guru, murid, dan bahan ajar. Ketiga unsur ini saling
berkaitan, mempengaruhi serta tunjang menunjang antara satu dengan lainnya. Jika salah satu unsur tidak ada, maka proses pembelajaran tidak akan
berlangsung dengan baik. Jika dilihat dari segi kegiatan guru, maka guru berfungsi sebagai pembuat keputusan yang berhubungan dengan perencanaan,
implementasi, dan penilaian evaluasi. Ketiga fungsi tersebut dapat dilihat dalam skema sebagai berikut:
Perencana Implementasi
Penilaian Balikan
Gambar 1. Model guru sebagai pembuat keputusan menurut James M. Cooper Sumber: Abdul Majid 2008:92
Skema tersebut menerangkan bahwa sebagai perencana, guru hendaknya dapat mendiagnosa kebutuhan para siswa, merumuskan tujuan
pembelajaran dan menetapkan strategi pembelajaran. Sebagai pengimplementasi rencana pengajaran, guru hendaknya mempertimbangkan
kondisi yang ada serta memoles setiap situasi yang muncul untuk memungkinkan tejadinya pembelajaran. Pada saat melaksanakan kegiatan
evaluasi guru harus dapat menetapkan prosedur dan teknik evaluasi yang tepat.
a. Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan menurut Nana Sudjana dalam Abdul Majid 2008:16 adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Pengajaran
commit to user
menurut Jones et al. dalam Abdul Majid, 2008 : 16 adalah suatu cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
Berdasarkan pendapat di atas, perencanaan pengajaran dapat diarti- kan sebagai proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang
cara untuk mempersiap- kan pengalaman belajar bagi peserta didik. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang mampu bekerja
secara lebih dekat dengan program-program perencanaan lainnya seperti program perpustakaan, sarana rekreasi, museum, media massa dan lainnya.
Perencanaan pendidikan juga harus berorientasi terhadap program siswa yang terstruktur dengan kondisi yang relevan dengan kondisi
lingkungannya. Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin, 2006 : 73. Oleh karena itu perencanaan pendidikan harus dibuat sesuai dengan
kebutuhan pendidikan saat ini, serta ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yaitu pembelajaran dengan pemanfaatan multimedia.
Perencanaan pembelajaran juga diharapkan dapat menjamin kualitas pembelajaran. Sehingga dalam perencanaan dilakukan analisis kebutuhan
dari proses belajar, termasuk evaluasi terhadap materi pelajaran dan aktivitas-aktivitas pengajaran. Abdul Majid, 2008 : 18.
Penyusunan perencanaan pembelajaran yang baik harus memper- siapkan perangkat-perangkat dalam perencanaan pembelajaran, antara
lain: 1.
Memahami kurikulum 2.
Menguasai bahan ajar
commit to user
3. Menyusun program pengajaran
4. Melaksanakan program pengajaran
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang
telah dilaksanakan. Abdul Majid, 2008 : 21
Perencanaan akan memberikan kontribusi yang besar jika dapat menilai efektivitas program-program yang ditanganinya, yaitu sejumlah
aktivitas yang tercakup dalam lembaga pendidikan, kebutuhan manusia akan lembaga pendidikan, perencanaan fasilitas fisik yang berkaitan
dengan proses dan teknik, dan administrasi gedung dan peralatan sekolah. Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin, 2006 : 124.
Perencanaan pembelajaran disusun untuk menjamin kualitas pembelajaran, dimana diharapkan pelaksanaan pengajaran berjalan dengan efektif dan
efisien. Kurikulum, khususnya silabus menjadi acuan utama dalam penyusunan perencanaan.
1 Silabus
Silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar mata pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu,
sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan
kebutuhan daerah setempat. Abdul Majid, 2008 : 38. Silabus sebaiknya dibuat untuk setiap mata pelajaran yang akan
diajarkan. Tujuannya agar proses pembelajaran dapat berjalan lancar
commit to user
dengan acuan dari silabus yang telah dibuat. Selain itu silabus juga dapat dijadikan sebagai pedoman dalam pengembangan pembelajaran,
seperti pembuatan rencana pembelajaran, pengelolaan kegiatan pembelajaran dan pengembangan sistem penilaian.
Abdul Majid, 2008 : 40. Isi dari silabus ada yang sudah disiapkan oleh pemerintah,
sedangkan guru hanya mengembangkannya sesuai dengan mata pelajaran yang diembannya. Hal ini sesuai dengan pendapat Ahmad
Munif, 2010 : 12, bahwa standar kompetensi, kompetensi dasar, dan materi pokok pada silabus sudah disiapkan oleh pemerintah. Tugas
guru selanjutnya adalah mengembangkan setiap kompetensi dasar tersebut dengan jalan menentukan materi pokok, pengalaman belajar,
alokasi waktu dan sumber bahan. Untuk implementasi di kelas, silabus perlu dijabarkan lagi ke dalam bentuk persiapan mengajar, baik dalam
satuan pelajaran maupun rencana pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
RPP adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan manajemen pembelajaran untuk mencapai satu atau lebih kompetensi
dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. E. Mulyasa, 2005 : 213.
commit to user
b. Proses Pembelajaran
Ahmad Rohani 2004 : 1 menyatakan pengelolaan pembelajaran adalah suatu upaya untuk mengatur mengelola dan mengendalikan
aktivitas pembelajaran berdasarkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip pembelajaran untuk mensukseskan tujuan pembelajaran agar tercapai
secara lebih efektif, efisien, dan produktif yang diawali dengan penentuan strategi dan perencanaan, diakhiri dengan penilaian. Penilaian tersebut
pada akhirnya akan dapat dimanfaatkan sebagai umpan balik bagi perbaikan pembelajaran lebih lanjut.
Pelaksanaan proses pembelajaran di kelas, guru perlu mempertim- bangkan situasi dan kondisi yang ada dan berusaha memoles setiap situasi
yang muncul menjadi situasi yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Abdul Majid, 2008 : 91.
Inovasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran tentunya tidak terlepas dari penyusunan RPP terlebih dahulu, dengan mempertimbangkan
kondisi peserta didik. Berdasarkan penjelasan tentang RPP tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran adalah pelaksanaan RPP yang telah
disusun, yang diturunkan dari silabus dan kurikulum. Implementasi RPP juga memungkinkan untuk diterapkan dalam beberapa model pembela-
jaran. Penerapan beberapa model pembelajaran dikelas oleh guru memiliki harapan bahwa guru dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar
dengan lebih efektif dan efisien sehingga tujuan dapat tercapai.
commit to user
c. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi adalah perbuatan pertimbangan berdasarkan seperangkat
kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabakan. Oemar Hamalik, 2007 : 253
Abdul Majid 2008 : 185 menyatakan bahwa evaluasi merupakan pengukuran ketercapaian program pendidikan, perencanaan suatu program
substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi
pendidikan secara keseluruhan. Beberapa pendapat di atas dapat menjadi dasar untuk menyimpulkan
bahwa evaluasi adalah perbuatan pertimbangan dengan cara melakukan pengukuran ketercapaian program pendidikan, perencanaan suatu program
substansi pendidikan termasuk kurikulum dan pelaksanaannya, pengadaan dan peningkatan kemampuan guru, pengelolaan pendidikan, dan reformasi
pendidikan secara keseluruhan berdasarkan kriteria yang disepakati dan dapat dipertanggungjawabkan.
Pengukuran dalam evaluasi dapat dilakukan salah satunya adalah dengan penilaian. Penilaian terhadap proses pengajaran dilakukan oleh
guru sebagai bagian integral dari pengajaran itu sendiri. Artinya, penilaian harus tidak terpisahkan dalam penyusunan dan pelaksanaan pengajaran.
Penilaian proses bertujuan menilai efektivitas dan efisiensi kegiatan
commit to user
pengajaran sebagai bahan untuk perbaikan dan penyempurnaan program dan pelaksanaannya. Ahmad Rohani, 2004 : 168.
Tujuan penilaian secara lebih terperinci dikemukakan Abdul Majid 2008:187-188 sebagai berikut:
1 Penelusuran, yaitu menelusuri agar proses pembelajaran anak didik
sesuai dengan rencana. Dimana guru mengumpulkan informasi sepanjang semester melalui berbagai bentuk penilaian agar
memperoleh gambaran tentang pencapaian kompetensi oleh siswa. 2
Pengecekan, untuk mengecek adakah kelemahan-kelemahan yang dialami anak didik dalam proses pembelajaran.
3 Pencarian, yaitu unutk mencari dan menemukan hal-hal yang
menyebabkan terjadinya kelemahan dan kesalahan dalam proses pembelajaran.
4 Penyimpulan, yaitu untuk menyimpulkan apakah anak didik telah
menguasai seluruh kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum atau belum.
Penilaian yang disusun secara berencana dan sistematis oleh guru tidak hanya memiliki tujuan yang jelas, namun juga memiliki fungsi yang dapat
membantu kelancaran proses pembelajaran. Fungsi penilaian tersebut menurut Abdul Majid 2008:188-189, adalah:
1 Fungsi motivasi, penilaian yang dilakukan oleh guru harus mampu
mendorong siswa untuk melakukan proses pembelajaran baik secara individu maupun kelompok.
commit to user
2 Fungsi belajar tuntas, penilaian di kelas harus diarahkan untuk
memantau ketuntasan belajar siswa. Fungsi ini harus dapat menjawab apakah siswa sudah menguasai kemampuan yang diharapkan, siapa
siswa yang belum menguasai kemampuan, dan tindakan apa yang harus dilakukan agar siswa menguasai kemmapuan tersebut.
3 Fungsi sebagai indikator efektifitas pengajaran, untuk melihatnya
apabila sebagian besar atau semua siswa telah menguasai sebagian besar atau semua kemampuan yang diajarkan, maka dapat disimpulkan
bahwa proses belajar mengajar telah berhasil sesuai rencana. 4
Fungsi umpan balik, hasil penilaian harus dianalisis oleh guru sebagai bahan umpan balik bagi siswa dan guru itu sendiri. Analisis hasil
penilaian juga berguna bagi guru untuk melihat hal-hal apa yang perlu diperhatikan seara serius dalam proses belajar mengajar.
Proses penilaian dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Beberapa jenis penilaian yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran
adalah sebagai berikut: 1
Tes Tertulis Tes tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan baik soal
maupun jawaban. Bentuk instrumen tes tertulis ini dapat berupa: a pilihan Ganda, b Benar-Salah, c Menjodohkan, d jawaban
singkat, e Uraian Obyektif, f Uraian Bebas, g Pertanyaan Lisan.
commit to user
2 Penilaian Kinerja
Merupakan penilaian dengan berbagai macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk mendemonstrasikan pemahaman dan
pengaplikasian pengetahuan yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam konteks.
3 Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat memberikan informasi bagi suatu penilaian. Contoh penialain
portofolio adalah siswa diminta untuk membuat rancangan pengamatan dibantu dengan lembar kerja dari guru mengenai materi-
materi selama satu semester yang akan diberlakukan eksperimentasi.
Ekonomi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala-gejala yang timbul dalam masyarakat sebagai akibat adanya tindakan manusia dalam
usahanya untuk memenuhi kebutuhan, dimana kebutuhan manusia itu tidak terbatas sedang alat pemuas kebutuhan bersifat jarang dan dapat digunakan
secara alternatif. Sudarno, 2000 : 2 Paul A. Samuelson dan William D. Nordhaus yang diterjemakhan oleh
Modern English Press, 1985 : 2 mendefinisikan ilmu ekonomi sebagai suatu studi tentang bagaimana orang dan masyarakat memilih, untuk menggunakan
sumber-sumber alam produktif yang langka yang mempunyai kegunaan alternatif untuk memproduksi berbagai komoditi dan menyalurkannya untuk
commit to user
konsumsi, sekarang dan di masa mendatang, kepada bermacam-macam orang dan kelompok dalam masyarakat.
Kesimpulan dari beberapa definisi mengenai pembelajaran dan ekonomi di atas adalah pembelajaran ekonomi merupakan kegiatan belajar mengajar
mengenai usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan serta berbagai masalah ekonomi lainnya dimana guru dan siswa saling berinteraksi.
commit to user
3. Hakekat Tentang Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah “penilaian hasil usaha kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang
dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”. Sutartinah Tirtonegoro, 2001 : 43
Zainal Arifin 1990 : 2-3 mengemukakan prestasi belajar berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang
berarti hasil usaha.. Prestasi belajar, berdasarkan pengertian-pengertian di atas, merupakan
kemampuan yang dimiliki oleh individu yang merupakan hasil usaha setelah diadakan evaluasi dalam proses belajar. Hasil perubahan, sebagai tujuan dari
proses belajar dapat diketahui dengan diadakannya kegiatan evaluasi. Hasil dari kegiatan evaluasi salah satunya akan memberikan gambaran mengenai
prestasi belajar yang mencakup aspek kognitif pengetahuan, afektif sikap dan psikomotorik keterampilan atau kecakapan.
Pelaksanaan penilaiannya dilakukan terhadap hasil belajar seluruh mata pelajaran yang diikuti oleh peserta didik, yang dinyatakan dalam bentuk angka
atau huruf yang diterimakan dalam bentuk buku laporan. Prestasi
belajar merupakan
suatu hal yang penting untuk diselesaikan
karena mempunyai beberapa fungsi utama. Menurut Zaenal Arifin 1990 : 3: a.
Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.
commit to user
b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Hal ini
didasarkan atas asumsi bahwa para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tendensi keinginan dan merupakan kebutuhan umum pada
manusia termasuk kebutuhan peserta didik dalam suatu program. c.
Prestasi belajar sebagai bahan informasi dan inovasi pendidikan. Asumsi bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam
meningkatkan ilmu pengetahuan, teknologi dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan.
d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari institusi
pendidikan. e.
Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap kecerdasan peserta didik.
Keberhasilan atau kegagalan dalam proses pembelajar akan berdampak pula pada prestasi yang akan dicapai. Dalam kegiatan belajar tidak semua
peserta didik mempunyai prestasi belajar yang sama. Ada peserta didik yang memiliki prestasi yang tinggi, prestasi sedang, ada juga yang mempunyai
prestasi yang rendah. Tingkat tinggi rendahnya prestasi peserta didik tidak selamanya tergantung pada kemampuan dasar atau intelegensinya, namun
banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar tersebut. Secara umum yang dapat mempengaruhi prestasi belajar dapat digolongkan menjadi:
commit to user
alam lingkungan
sosial luar
kurikulum guru
pengajar instrumental
sarana dan
fasilitas administrasi
manajemen Faktor
kondisi fisik
Fisiologi kondisi
panca indra
Dalam bakat
minat Psikologi
kecerdasan Motivasi
Kemampuan kognitif
Gambar 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar Sumber: Ngalim Purwanto 1990 : 107
Skema di atas menerangkan bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar peserta didik dapat berasal dari luar ataupun dalam. Faktor luar yang
dimaksud adalah lingkungan dan instrumental. Dimana lingkungan yang mempengaruhi dapat berupa lingkungan alam dan ligkungan sosial.
Sedangkan faktor dari luar yang kedua adalah faktor instrumental yang terdiri dari kurikulum, gurupengajar, sarana dan fasilitas, administrasimanajemen.
Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dari dalam terbagi menjadi faktor fisiologi dan faktor psikologi. Faktor fisiologi terdiri dari kondisi fisik
siswa dan kondisi panca indra. Sedangkan faktor psikologi terdiri dari bakat, minat, kecerdasan, motivasi, serta kemampuan kognitif.
commit to user
4. Hakekat Tentang Media Pembelajaran
Media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Sehingga dapat dikatakan bahwa media atau bahan adalah perangkat lunak software berisi
pesan atau informasi pendidikan yang biasanya disajikan dengan mempergunakan peralatan. Arif S. Sardiman, dkk., 2005 : 19
Smaldino, et al. 2005 : 9 mengemukakan bahwa A medium plural, media is a means of communication and source of information. Derived from
the latin word meaning “between” the term refers to anything that carries information between a source and a receiver.”
Pendapat tersebut dapat diterjemahkan sebagai berikut: media adalah alat komunikasi dan sumber informasi, diambil dari bahasa latin yang berarti
antara, istilah ini mengacu kepada segala hal yang mengantarkan informasi dari sumber kepada penerima.
Sri Anitah 2008 : 2 berpendapat bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang
memungkinkan pebelajar menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap. Berdasarkan pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa pengajar, buku ajar dan
lingkungan adalah media pembelajaran. Media pembelajaran berdasarkan beberapa pendapat di atas adalah
perangkat, alat komunikasi, atau sumber informasi berupa orang, bahan, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pebelajar
menerima pengetahuan, keterampilan dan sikap.
commit to user
Membawa siswa ke bendaobjekperistiwa sebenarnya atau sebaliknya membawa benda objek peristiwa sebenarnya ke siswa, tidak selamanya
mungkin dilakukan dalam proses pembelajaran. Diperlukan sumber lain atau media lain untuk menyampaikan pesan tersebut. Seperti gambar, model,
bagan, film, dan media lainnya. Arif S. Sardiman, dkk., 2005 : 4. Kegunaan media pendidikan dalam proses belajar mengajar adalah:
a Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis dalam
bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka. b
Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, seperti objek yang terlalu besar atau terlalu kecil, gerakan yang terlalu lambat atau cepat,
kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu, objek yang terlalu kompleks ataupun konsep yang terlalu luas semisal gunung berapi, gempa
bumi, dll. c
Dapat mengatasi sifat pasif anak didik. Disini media berguna untuk menimbulkan kegairahan belajar, memungkinkan interaksi yang lebih
langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan, memungkinkan anak didik belajar sendiri menurut kemampuan dan
minatnya. d
Mengatasi keunikan, kemampuan serta latar belakang siswa yang berbeda- beda. Sehingga media berguna untuk memberikan perangsang yang sama,
mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama. Arif S. Sardiman, dkk., 2005 : 17-18
commit to user
a. Klasifikasi Media
Klasifikasi media dapat dilihat dari jenisnya, daya liputnya, dan bahan serta cara pembuatannya. Menurut Syaiful Bahri Djamarah 2005 :
212 macamnya adalah : 1
Media auditif yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassette recorder, piringan audio.
2 Media visual yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan,
seperti gambar diam seperti foto, gambar, lukisan dan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu atau kartun.
3 Media Multimedia yaitu media yang mempunyai unsur suara dan
unsur gambar. Media ini dibedakan menjadi dua yaitu: -
Multimedia diam yaitu media yang menampilkan suara dan gambar diam seperti film bingkai suara, film rangkai suara, cetak suara.
- Multimedia gerak, yaitu media yang dapat menampilkan unsur
suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan video cassette.
Beberapa tipe media juga dikemukakan oleh Smaldino et al. 2005 : 9 yaitu: Text is alphanumeric characters that may be displayed in any
format-book, poster, chalkboard, computer screen, and so on. Another medium commonly used in learning is audio. Audio includes anything you
can hear-a person’s, voice, music, mechanical sounds running car engine, noice, and so on. It may be live or recorded. Visual are regularly
used to promote learning. They include diagrams on a poster, drawings on a chalkboard, photographs, and so on. Other types of media are motion
media. These are media that show motion, including video tape, animation, and so on. One of material often not considered media are real
commit to user
objects and models. Manipulatives are three dimensional and can be touched and handled by studens. The sixth and final category of media is
people, these may be teachers, students, or subject matter experts. People are critical to learning. Students learn from teachers, other students, and
other adults. Pendapat di atas dapat diterjemahkan bahwa naskah teks, adalah
karakter tulisan yang dapat digunakan dalam berbagai bentuk – buku, poster, papan tulis, layar komputer, dan lain-lain. Media lain yang biasa
digunakan dalam pembelajaran adalah audio. Audio meliputi apapun yang dapat anda dengar – suara seseorang, musik, suara mesin mesin mobil
berdengung, kegaduhan, dan lain-lain. Audio tersebut dapat secara
langsung atau direkam. Visual juga biasanya digunakan untuk menaikkan
minat belajar. Visual meliputi bagan-bagan di poster, menggambar di papan tulis, foto-foto, grafik di dalam buku, kartun, dan lain sebagainya.
Tipe media yang lain adalah gambar bergerak. Gambar bergerak adalah media yang memperlihatkan gerakan, meliputi videotape, animasi, dan
lain-lain. Satu set dari bahan seringkali tidak mempertimbangkan media adalah objek nyata dan model. Manipulasi adalah tiga dimensi dan dapat
disentuh dan dikendalikan oleh para siswa. Keenam dan kategori terakhir dari media adalah Manusia, mereka bisa saja seorang guru, siswa, atau
bahan-bahan percobaan. Manusia bersifat sangat kritis dalam belajar. Siswa bisa belajar dari guru, siswa lainnya, dan remaja lainnya.
Berbagai macam media yang ada tentunya tidak semua media dapat diterapkan disetiap proses pembelajaran. Perlu adanya pemilihan
commit to user
media yang tepat dan sesuai bagi guru, siswa serta bahan ajar yang akan dibertikan. Dick dan Carey dalam Arif S. Sardiman, dkk., 2005 : 86
menyebutkan disamping kesesuaian dengan tujuan perilaku belajarnya, masih ada empat faktor lagi yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan
media, yaitu: 1.
Ketersediaan sumber setempat. Artinya, bila media yang bersangkutan tidak terdapat pada sumber-sumber yang ada, harus dibeli atau dibuat
sendiri. 2.
Ketersediaan dana, tenaga, dan fasilitas untuk membeli atau mempro- duksi sendiri media tersebut.
3. Keluwesan, kepraktisan dan ketahanan media yang bersangkutan untuk
waktu yang lama. Artinya, media bisa digunakan di mana pun dengan peralatan yang ada disekitarnya dan kapanpun serta mudah dijinjing
dan dipindahkan. 4.
Efektivitas biaya dalam jangka panjang.
b. Media Pembelajaran Multimedia
Smaldino, et al. 2005 : 141 menyatakan bahwa: Multimedia system may consist of traditional media in combination
or they may in-corporate the computer as a display device for text, pictures, graphics, sound, and video. The term multimedia goes back to
the 1950s and describes early attempts to combine various still and motion media for heightened educational effect.
Pendapat di atas dapat diterjemahkan sebagai berikut: multimedia sistem dapat terdiri dari media tradisional dalam kombinasi atau
commit to user
digabungkan dalam komputer sebagai gambar teks, gambar, grafik, suara dan video. Istilah multimedia kembali pada tahun 1950an dan dideskripsi-
kan sebagai penerapan untuk mengkombinasikan berbagai media untuk mempengaruhi tingkat pendidikan.
Sri Anitah 2008 : 60 mengatakan bahwa multimedia digunakan untuk mendeskripsikan penggunaan berbagai media secara terpadu dalam
menyajikan atau mengajarkan suatu topik mata pelajaran. Azhar Arsyad 2010 : 170 berpendapat bahwa multimedia meru-
pakan kombinasi lebih dari satu media, bias berupa kombinasi teks, grafik, animasi, suara, video. Perpaduan dua atau lebih dari jenis media tersebut
ditekankan pada kendali komputer sebagai penggerak keseluruhan gabu- ngan media itu.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan berbagai media, baik media tradisional, gambar teks,
gambar, grafik, suara dan video, yang dikombinasikan secara terpadu, dengan komputer sebagai penggerak seluruh gabungan media. untuk
penyajian atau pembelajaran suatu topik pelajaran. Penggunaan multimedia dalam pembelajaran memiliki keuntungan
tersendiri, yaitu mampu diterapkan pada berbagai gaya pembelajaran. Begitu juga dengan gaya belajar peserta didik dapat terakomodasi seperti
peserta didik yang auditori, visual, maupun kinestetik. Sehingga pebelajar dapat memilih media belajar yang sesuai dengan gaya belajar masing-
masing.
commit to user
Tujuan penggunaan multimedia dalam pendidikan adalah melibat- kan pebelajar dalam pengalaman multi sensori untuk meningkatkan proses
pembelajaran. Pada proses pembelajaran di masa lalu, pengalaman paling dominan adalah kata-kata tertulis dan lisan melalui teks dan ceramah. Saat
ini dengan pemanfaatan multimedia dan berbagai sumber informasi dalam pembelajaran, serta penerapan berbagai metode pembelajaran diharapkan
dapat meningkatkan prestasi belajar.
c. Buku Teks
Buku teks adalah media pembelajaran yang umumnya digunakan di sekolah-sekolah pada saat ini, yang menggunakan urutan kegiatan pembe-
lajaran uraian, contoh, dan latihan. Basuki Wibawa Farida Mukti, 1992 : 5.
Smaldino et al. 2005 : 9 mengemukakan: The most commonly used médium is text. Text is alphanumeric characters that may be displayed in
any format-book, poster, chalkboard, computer screen, and so on. Pendapat di atas dapat diterjemahkan bahwa media yang sering di-
gunakan adalah naskahteks. Naskah teks adalah karakter tulisan yang dapat digunakan dalam berbagai bentuk – buku, poster, papan tulis, layar
komputer, dan lain-lain. Pengertian lain mengenai buku teks dikemukakan oleh Tarigan
1985 : 13 adalah buku pelajaran dalam bidang tertentu yang disusun oleh
commit to user
para pakar dalam ilmu itu untuk maksud-maksud dan tujuan pembelajaran yang dilengkapi dengan sarana pembelajaran yang mudah dipahami oleh
para pemakainya. Azhar Arsyad 2010 : 29-30 mengatakan bahwa teknologi cetak
merupakan cara untuk menghasilkan atau menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama melalui proses pencetakan mekanis
atau fotografis, contoh nya adalah teks, grafik, foto, visual. Berdasarkan beberapa pendapat tentang buku teks diatas, dapat
dituliskan bahwa buku teks merupakan media pembelajaran yang lebih sering digunakan di sekolah, merupakan buku pelajaran yang disusun oleh
para pakar ilmu dibidang tertentu, menggunakan urutan kegiatan pembelajaran uraian, contoh, dan latihan dan mudah dipahami oleh para
pemakainya.
commit to user
4. Hakekat Tentang Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI
Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional RSBI adalah Sekolah Standar Nasional SSN yang menyiapkan peserta didik berdasarkan Standar Nasional
Pendidikan SNP Indonesia dan bertaraf Internasional sehingga diharapkan lulusannya memiliki kemampuan daya saing internasional.
http:file.upi.eduDirektori. Irfan Marindra http:fansmania.wordpress.com menuliskan bahwa
Sekolah Bertaraf Internasional adalah sekolah yang memenuhi seluruh standar nasional pendidikan serta mempunyai keunggulan yang merujuk pada standar
pendidikan salah satu negara anggota Organization for Economic Cooperation and Development OECD dan atau negara maju lainnya yang mempunyai
keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional.
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa RSBI adalah Sekolah Standar Nasional SSN yang memenuhi seluruh standar nasional
pendidikan SPN Indonesia dan bertaraf internasional, yaitu diperkayadi- kembangkandiperluasdiperdalam dengan standar anggota OECD atau negara
maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan sehingga memiliki daya saing di forum internasional.
Keberadaan RSBI ini memiliki dasar hukum yang semakin memperkuat keberadaannya di dunia pendidikan. Dasar hukum tersebut dituliskan dalam
Buku Pedoman Penjaminan Mutu SekolahMadrasah Bertaraf Internasional Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 2007:3 yaitu UUSPN nomor
commit to user
202003 pasal 50 ayat 3, pemerintah dan atau pemerintah daerah menyeleng- garakan sekurang-kurangnya satu-satuan pendidikan dan semua jenjang pendi-
dikan untuk dikembangkan menjadi satuan pendidikan bertaraf internasional. Tujuan dari program rintisan sekolah bertaraf internasional adalah:
Tujuan Umum: a Meningkatkan kualitas pendidikan nasional sesuai dengan amanat Tujuan
Nasional dalam Pembukaan UUD 1945, pasal 31 UUD 1945, UU No.20 th. 2003 tentang SISDIKNAS, PP No.19 tahun 2005 tentang SNP Standar
Nasional Pendidikan, dan UU No.17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional yang menetapkan Tahapan Skala
Prioritas Utama dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah ke-1 tahun 2005-2009 untuk meningkatkan kualitas dan akses masyarakat
terhadap pelayanan pendidikan. b Memberi peluang pada sekolah yang berpotensi untuk mencapai kualitas
bertaraf nasional dan internasional. c Menyiapkan lulusan yang mampu berperan aktif dalam masyarakat global.
Tujuan Khusus: Menyiapkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tercantum di dalam
Standar Kompetensi Lulusan yang diperkaya dengan standar kompetensi lulusan berciri internasional.
RSBISBI adalah sekolah yang berbudaya Indonesia, karena Kurikulumnya ditujukan untuk Pencapaian indikator kinerja kunci minimal
sebagai berikut:
commit to user
1 Menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP; 2 Menerapkan sistem satuan kredit semester di SMASMKMAMAK;
3 Memenuhi Standar Isi; dan 4 Memenuhi Standar Kompetensi Lulusan.
Selain itu, keberhasilan tersebut juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
1 Sistem administrasi akademik berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi TIK di mana setiap saat siswa bisa mengakses transkripnya
masing-masing; 2 Muatan mata pelajaran setara atau lebih tinggi dari muatan pelajaran yang
sama pada sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD Organization for Economic Cooperation and Development dan atau
negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; dan
3 Menerapkan standar kelulusan sekolah madrasah yang lebih tinggi dari Standar Kompetensi Lulusan.
http:file.upi.eduDirektori. Proses pembelajaran di sekolah bertaraf internasional, dalam Buku
Pedoman Penjaminan Mutu SekolahMadrasah Bertaraf Internasional Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah 2007 : 10 dijamin dengan keberhasilan
commit to user
melaksanakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Selain itu juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan sebagai berikut:
b. Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi
sekolahmadarasah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneural,
jiwa patriot, dan jiwa inovator; c.
Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu negara anggota OECD danatau negara maju lainnya yang
mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan; d.
Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran. e.
Pembelajaran mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran mata
pelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggunakan bahasa Indonesia; dan
f. Pembelajaran dengan bahasa Inggris untuk mata pelajaran kelompok sains
dan matematika untuk SDMI baru dapat dimulai pada Kelas IV. Indikator kinerja kunci untuk pendidik adalah:
a. Semua guru mampu memfasilitasi pembelajaran berbasis TIK;
b. Guru mata pelajaran kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan
mampu mengampu pembelajaran berbahasa Inggris; c.
Minimal 10 guru berpendidikan S2S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A untuk SDMI
commit to user
d. Minimal 20 guru berpendidikan S2S3 dari perguruan tinggi yang
program studinya berakreditasi A untuk SMPMTs; dan e.
Minimal 30 guru berpendidikan S2S3 dari perguruan tinggi yang program studinya berakreditasi A untuk SMASMAMAMAK.
Berdasarkan beberapa ketentuan tentang program rintisan sekolah bertaraf internasional, pembelajaran menggunakan multimedia merupakan hal yang
diutamakan. Demikian pula dengan pendidik, dimana setiap guru mampu melaksanakan pembelajaran dengan multimedia. Dengan kata lain, guru harus
bisa mengoperasikan multimedia agar mampu melaksanakan pembelajaran berbasis TIK, sebagai pemenuhan salah satu indikator kunci keberhasilan
pembelajaran dan indikator kunci keberhasilan bagi pendidik.
commit to user
B. Penelitian Yang Relevan