Uji Asumsi Klasik ANALISIS DAMPAK GAYA KEPEMIMPINAN, MOTIVASI KERJA,GAYA KOMUNIKASI DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP Analisis Dampak Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja, Gaya Komunikasi Dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Guru Di Karanganyar(Studi Perbandingan D

E. Uji Asumsi Klasik

Untuk mengetahui tingkat kebaikan atau kebagusan model regresi yang digunakan, dilakukan pengujian terhadap model regresi dengan menggunakan metode uji asumsi klasik. Pengujian dengan metode uji asumsi klasik diberlakukan untuk model regresi yang memiliki variabel independen lebih dari satu atau regresi berganda, karena pada model regresi berganda terjadi pendistribusian data. Sehingga perlu diketahui bagaimana pendistribusian data yang terjadi ada atau tidaknya variabel pengganggu, dan untuk mengetahui bagaimana korelasi atau hubungan yang terjadi antar variabel bebas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah teknik uji yang digunakan untuk menganalisa apakah data terditribusi dengan normal atau tidak. Dalam pengujian ini digunakan teknik uji Kolmogrov-Smirnov, teknik uji tersebut dipilih karena dirasakan mudah untuk dilakukan analisa terhadap model regresi yang ada. Dari hasil pengujian dengan menggunakan bantuan program SPSS, diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.10 Hasil uji normalitas Variabel Kolmogorov – Smirrov p-value Keterangan Gaya Kepemimpinan 1.277 0.077 Normal Motivasi Kerja 1.180 0.124 Normal Gaya Komunikasi 1.270 0.080 Normal Disiplin kerja 1.183 0.122 Normal Kinerja 1.138 0.150 Normal Dari tabel 4.10 di atas diketahui bahwa nilai hitung probabilitas hitung Kolmogrov-Smirnov Z menunjukan keseluruhan nilai p-value 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa data pada model regresi keseluruhan variable berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji Multikolinieritas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen dalam model regresi berganda. Menurut Gozali 2005 suatu model regresi dikatakan terbebas dari hubungan multikolinier antar variabel bebasnya apabila memiliki nilai variance inflation factor VIF 10, serta memiliki nilai tolerance 0,1. Dengan menggunakan bantuan program SPSS, maka dari hasil pengujian multikolinieritas penelitian ini diperoleh hasil. Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas Variabel Tolerance VIF Keterangan Gaya Kepemimpinan 0.502 1.991 Tidak terjadi multikolineritas Motivasi Kerja 0.043 23.053 Tidak terjadi multikolineritas Gaya Komunikasi 0.053 18.720 Tidak terjadi multikolineritas Disiplin kerja 0.095 10.512 Tidak terjadi multikolineritas Dari tabel 4.11 diatas menunjukkan bahwa keseluruhan variabel memiliki nilai tolerance0,01 dan nilai VIF10 sehingga dapat disimpulkan bahwa keseluruhan variabel tidak terjadi multikolineritas

3. Uji Heteroskedastisitas

Hasil uji heteroskedastisitas dengan uji Glejser dapat ditunjukan dalam tabel 4.12 sebagai berikut: Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas Variabel p-value Keterangan Gaya Kepemimpinan 0.279 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Motivasi Kerja 0.027 Terjadi Heteroskedastisitas Gaya Komunikasi 0.000 Terjadi Heteroskedastisitas Disiplin kerja 0.914 Tidak terjadi Heteroskedastisitas Berdasarkan tabel 4.12 diatas menunjukkan bahwa variabel gaya kepemimpinan dan disiplin kerja memliki nilai p-value 0,05 sehingga dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa model regresi berganda yang bebas dari heteroskedastisitas. Untuk variabel motivasi kerja dan gaya komunikasi memiliki nilai p-value 0,05 sehingga dari hasil tersebut dapat diartikan bahwa model regresi berganda yang tidak heteroskedastisitas.

F. Pengujian Hipotesis