bening serta pada stadium lanjut berupa cacat anggota tubuh. Cacing tersebut hidup dikelenjar dan saluran getah bening limfe sehingga menimbulkan peradangan pada
kelenjar dan saluran getah bening andenolymphangitis terutama pada daerah pangkal paha dan ketiak, peradangan ini disertai demam yang timbul berulang kali
dan dapat berlanjut menjadi abses yang dapat pecah dan menimbulkan jaringan parut. Apabila tidak mendapatkan pengobatan yang sempurna dapat menimbulkan cacat
menetap yang sukar disembuhkan berupa pembesaran pada kaki, lengan, payudara, scrotum, dan kelamin wanita. Achmadi, 2001
2.1.1 Mekanisme Penyebaran Penyakit Filariasis 2.1.1.1 Agen Penyebab Filariasis
Penyebab Filariasis menurut Ditjen PPMPL 2002 adalah parasit nematoda jaringan. Ada tiga jenis nematoda jaringan yang ditemukan di Indonesia sebagai
penyebab Filariasis yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
2.1.1.2 Wuchereria Bancrofti
Wuchereria bancrofti merupakan parasit manusia yang menyebabkan filariasis bancrofti atau wuchereria bancrofti, penyakit ini tergolong ke dalam
filariasis limfatik, bersamaan dengan penyakit yang disebabkan oleh Brugia malayi dan Brugia timori. Parasit ini tersebar luas di daerah yang beriklim tropis diseluruh
dunia. Cacing dewasa jantan dan betina hidup disaluran dan kelenjar limfe, bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu, cacing betina berukuran 65-100 mm x
0,25 mm serta mengeluarkan mikrofilaria yang bersarung dengan ukuran 250-300 mikron x 7-8 mikron dan yang jantan 40 mm x 0,1 mm. Mikrofilaria ini hidup di
dalam darah dan terdapat dialiran darah tepi pada waktu-waktu tertentu saja. jadi
Universitas Sumatera utara
mempunyai periodisitas. Pada umumnya mikrofilaria Wuchereria bancrofti bersifat periodisitas nokturna, artinya mikrofilaria hanya terdapat di dalam darah tepi pada
waktu malam hari. Pada siang hari mikrofilaria terdapat di kapiler alat dalam Paru- paru, Jantung, Ginjal
Di daerah Pasifik, mikrofilaria W.bancrofti mempunyai perioditas subperiodikdiurna. Mikrofilaria terdapat di dalam darah siang dan malam, tetapi
jumlahnya lebih banyak pada waktu siang. Utama, 2008 Daur hidup wuchereria bancrofti memerlukan waktu sangat panjang masa
pertumbuhan parasit di dalam tubuh nyamuk kira-kira 2 minggu dan masa pertumbuhan parasit di dalam tubuh manusia kira-kira 7 bulan, sama dengan masa
pertumbuhan dalam Presbytis cristata lutung. Di daerah perkotaan parasit ini ditularkan oleh nyamuk Culex quinguefasciatus, di pedesaan vektor penularannya
berupa nyamuk Anopheles atau nyamuk Aedes. Utama, 2008
2.1.1.3 Brugia malayi
Brugia malayi dapat dibagi dalam dua varian yaitu yang hidup pada manusia dan yang hidup manusia dan hewan misalnya kucing, kera. Penyakit yang disebabkan
oleh Brugia malayi disebut dengan Filariasis malayi .Brugia malayi hanya terdapat di Asia, dari India sampai ke Jepang. Cacing dewasa jantan dan betina hidup di
saluran dan pembuluh limfe, bentuknya halus seperti benang dan berwarna putih susu. Cacing betina berukuran 55 mmx 0,16 mm dan mengeluarkan mikrofilaria yang
bersarung ukuran mikrofilaria Brugia malayi adalah 200-260 mikron x 8 mikron dan yang jantan berukuran 22-23 mm x 0,09 mm. Perioditasi mikrofilaria Brugia malayi
adalah periodik nokturna, sub periodik nokturna, atau nan periodik mikrofilaria
Universitas Sumatera utara
terdapat dalam darah tepi siang dan malam, tetapi jumlahnya lebih banyak pada waktu malam hari.
Daur hidup di dalam nyamuk kurang dari 10 hari dan pada manusia kurang dari 3 bulan mengalami dua kali pergantian kulit berkembang dari larva stadium I
menjadi larva stadium II dan III. Di dalam tubuh nyamuk parasit ini Brugia malayi yang hidup pada manusia di tularkan oleh nyamuk Anopheles barbirostris dan yang
hidup pada hewan di tularkan nyamuk Mansonia. Utama,2008
2.1.1.4 Brugia timori