BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengaruh Pengetahuan Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri
APD Pada Petani Kelapa Sawit di Dusun Binasari, Kec.Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan Tahun 2016.
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Notoatmodjo, 2012. Berdasarkan hasil penelitian terhadap 25 petani kelapa sawit, diperoleh
bahwa petani kelapa sawit yang berpengetahuan baik terhadap penggunaan APD lengkap sebanyak 5 orang 29,4 , petani kelapa sawit yang berpengetahuan baik
terhadap penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 12 orang 70,6, dan petani kelapa sawit yang berpengetahuan cukup terhadap penggunaan APD lengkap
tidak ada 0, petani kelapa sawit yang berpengetahuan cukup terhadap penggunaan APD tidak lengkap sebanyak 8 orang 100.
Berdasarkan hasil uji chi square yang dilakukan terhadap hubungan pengetahuan petani kelapa sawit dengan penggunaan Alat Pelindung Diri APD,
diperoleh nilai p = 0,140 dimana p 0,05, artinya H di terima sehingga tidak ada
hubungan pengetahuan responden dengan penggunaan Alat Pelindung Diri APD. Untuk itu, variabel pengetahuan tidak dapat dilanjutkan ke uji multivariat,
karena nilai p 0,05, sehingga variabel pengetahuan tidak berpengaruh terhadap
Universitas Sumatera Utara
penggunaan Alat Pelindung Diri APD pada petani kelapa sawit di Dusun Binasari, Kec. Angkola Selatan Kab. Tapanuli Selatan. Penelitian ini tidak sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Sihombing 2014, terdapat pengaruh yang bermakna antara pengetahuan dengan penggunaan Alat Pelindung Diri APD.
Tetapi, penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Shobib,dkk 2009, bahwa tidak terdapat pengaruh yang bermakna antara pengetahuan dengan
penggunaan Alat Pelindung Diri APD. Jika dilihat dari pendidikan terakhir responden, dari 25 orang responden rata-rata berpendidikan terakhir SD, dan
SLTP, hanya sebagian kecil yang berpendidikan terakhir SLTA dan Perguruan tinggi. Tetapi, jika dilihat dari hasil jawaban responden terlihat bahwa mereka
mempunyai pengetahuan yang cukup baik mengenai Alat Pelindung Diri APD, baik pengertian mengenai APD, fungsi APD, jenis-jenis APD bahkan bahaya
yang ditimbulkan jika tidak menggunakan APD. Namun jika dikaitkan dengan perilaku penggunaan Alat Pelindung Diri APD, hampir seluruhnya petani kelapa
sawit tidak menggunakan Alat Pelindung Diri APD saat melakukan pekerjaan. Hal ini bisa terjadi dikarenakan petani kelapa sawit tidak terlalu perduli dengan
keselamatan dan kesehatan mereka saat melakukan pekerjaan, karena mereka mengganggap bahwa Alat Pelindung Diri APD yang mereka gunakan saat
bekerja hanya memperlambat pekerjaan mereka dan membuat mereka tidak nyaman dalam bekerja, kurangnya fasilitas juga berpengaruh sehingga mereka
tidak menggunakan Alat Pelindung Diri APD dengan lengkap dan responden lebih mementingkan kenyamanan mereka saat bekerja dibandingkan dengan
keselamatan mereka. Hal ini juga disebabkan karena kurangnya sosialisasi
Universitas Sumatera Utara
penggunaan Alat Pelindung Diri APD di dusun-dusun, karena kurangnya akses yang memadai untuk melakukan sosialisasi khususnya di daerah tersebut.
5.2 Pengaruh Sikap Terhadap Penggunaan Alat Pelindung Diri APD