28
Aris Kosasih, 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
kelompok ketiga sebagai kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan digambarkan seperti berikut:
X
1
X
2
Keterangan: menyatakan Pretest atau Posttest
X
1
menyatakan Pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik berbantuan GeoGebra
X
2
menyatakan Pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik tanpa berbantuan GeoGebra
X
3
menyatakan Pembelajaran konvensional
B. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 44 Bandung tahun ajaran 20132014. Penentuan sampel dilakukan dengan
menggunakan teknik Purposive Sampling, yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan tertentu Sukardi, 2003: 64. Peneliti tidak dapat
membuat kelas baru, maka peneliti menggunakan kelas yang sudah terbentuk yang ada di sekolah tersebut.
C. INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data Arikunto, 2010: 151. Instrumen yang digunakan
pada penelitian ini adalah:
1. Tes
Intrumen tes yang digunakan berupa tes kemampuan pemecahan masalah matematis. Tes yang diberikan meliputi pretest dan posttest yang berbentuk soal-
soal uraian. Pretest diberikan kepada siswa sebelum mendapat perlakuan berupa pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik berbantuan
GeoGebra dan pembelajaran menggunakan pendekatan matematika realistik tanpa
29
Aris Kosasih, 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
berbantuan Geogebra. Sementara itu posttest diberikan sesudah siswa mendapatkan perlakuan.
Sebelum tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, tes diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa di luar sampel yang telah mendapat
materi yang akan diteliti. Setelah diadakan uji coba instrumen tes, langkah selanjutnya adalah menganalisis validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya
pembeda dari tiap butir soal untuk diketahui kualitasnya. Analisis tes tersebut dilakukan menggunakan software Anates.
a. Validitas Butir Soal
Menurut Suherman 2003: 102, suatu alat evaluasi disebut valid apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Validitas butir
soal dihitung menggunakan rumus koefisien korelasi menggunakan angka kasar raw score.
∑ ∑ ∑ √ ∑
∑ ∑
∑ Keterangan:
r
xy
: koefisien korelasi tiap butir soal N
: banyaknya responden
X
: skor tiap butir soal Y
: skor total Interpretasi mengenai validitas yang lebih rinci berdasarkan nilai
tersebut dibagi menjadi klasifikasi seperti berikut:
Tabel 3.1 Klasifikasi Koefisien Korelasi
Koefisien Validitas Interpretasi
0,90 ≤ r
xy
≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤ r
xy
0,90 Tinggi
0,40 ≤ r
xy
0,70 Sedang
0,20 ≤ r
xy
0,40 Rendah
0,00 ≤ r
xy
0,20 Sangat rendah
Suherman, 2003: 112
30
Aris Kosasih, 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5, diperoleh nilai validitas tiap butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.2 Validitas Butir Soal
No. Soal Koefisien Korelasi
Interpretasi 1
0,885 Tinggi
2 0,781
Tinggi 3
0,835 Tinggi
4 0,745
Tinggi 5
0,706 Tinggi
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, diperoleh bahwa hasil pengolahan data untuk butir soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 berkolerasi tinggi, artinya butir soal
nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 validitasnya tinggi. Setelah harga koefisien validitas tiap butir soal diperoleh, perlu dilakukan
uji signifikansi untuk mengukur keberartian koefisien korelasi dengan menggunakan statistik uji Sudjana, 2005: 380:
√ Keterangan:
t : nilai hitung koefisien validitas r
xy
: koefisien korelasi n : banyaknya responden
Kemudian dengan mengambil taraf nyata α, validitas tiap butir soal
tidak berarti jika:
1 Butir soal 1
√ Kemudian dengan mengambil taraf nyata
α = 5 dan melakukan perhitungan, dari tabel distribusi t diperoleh t
0,975;38
= 2,02. Selanjutnya, karena
31
Aris Kosasih, 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
11,71 2,02 maka H ditolak. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan
bahwa koefisien butir soal 1 berarti. Dengan cara yang sama, hasil pengujian keberartian dari semua butir soal
dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.3
Uji Keberartian Butir Soal Butir Soal
t Hitung t Tabel
Keberartian 1
11,71 2,02
Berarti 2
7,70 Berarti
3 9,35
Berarti 4
6,88 Berarti
5 6,14
Berarti Dari hasil uji keberartian, semua butir soal memiliki keberartian berarti
sehingga dapat digunakan.
b. Reliabilitas Butir Soal
Reliabilitas dapat diartikan sebagai suatu alat ukur untuk menentukan tingkat konsistensi suatu instrumen tes. Hasil evaluasi harus tetap sama relatif
sama jika diberikan pada subjek yang sama meskipun dilakukan oleh orang berbeda, waktu berbeda, dan tempat yang berbeda. Tidak terpengaruh oleh
pelaku, situasi, dan kondisi. Beberapa cara dapat dilakukan untuk menentukan tingkat atau derajat
reliabilitas dari soal bentuk uraian, diantaranya yaitu dengan menggunakan rumus Cronbanch-Alpha. Selain itu, nilai reliabilitas dapat ditentukan dengan
menggunakan software Anates.
11
r =
2 2
1 1
t i
s s
n n
dengan: = banyak butir soal item
= varians skor seriap item = varians skor total
32
Aris Kosasih, 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Interpretasi derajat reliabilitas alat evaluasi dibagi kedalam klasifikasi seperti berikut :
Tabel 3.4 Klasifikasi Derajat Reliabilitas
Koefisien Reabilitas Interpretasi
0,90 ≤ r
11
≤ 1,00 Sangat tinggi
0,70 ≤ r
11
≤ 0,90 Tinggi
0,40 ≤ r
11
≤ 0,70 Sedang
0,20 ≤ r
11
≤ 0,40 Rendah
r
11
≤ 0,20 Sangat rendah
Suherman, 2003: 139
Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan Anates Ver. 4.0.5, diperoleh koefisien reliabilitas sebesar 0,81. Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa soal tes kemampuan kemampuan pemecahan masalah matematis memiliki derajat reliabilitas yang tinggi atau secara keseluruhan butir
soal memiliki derajat reliabilitas yang tinggi.
c. Daya Pembeda Butir Soal
Dalam Suherman 2003:159 dijelaskan bahwa daya pembeda sebuah butir soal adalah kemampuan butir soal itu untuk membedakan antara siswa
yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. DP =
̅ ̅
Keterangan: DP
: daya pembeda ̅
: rata-rata skor siswa kelompok atas ̅
: rata-rata skor siswa kelompok bawah : skor maksimal ideal
33
Aris Kosasih, 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Skala penilaian daya pembeda adalah sebagai berikut: Tabel 3.5
Klasifikasi Daya Pembeda Koefisien Daya Pembeda
Interpretasi 0,70 DP ≤ 1,00
Sangat baik 0,40 DP ≤ 0,70
Baik 0,20 DP ≤ 0,40
Cukup 0,00 DP ≤ 0,20
Jelek DP ≤ 0,00
Sangat jelek Suherman, 2003: 161
Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5, diperoleh daya pembeda tiap butir soal sebagai berikut:
Tabel 3.6 Daya Pembeda Butir Soal
No. Soal Daya Pembeda
Interpretasi 1
0,37 Cukup
2 0,38
Cukup 3
0,36 Cukup
4 0,35
Cukup 5
0,29 Cukup
Berdasarkan tabel 3.6 di atas, diperoleh bahwa hasil pengolahan data untuk butir soal nomor 1, 2, 3, 4, dan 5 memiliki daya pembeda cukup.
d. Indeks Kesukaran
Suatu hasil dari alat evaluasi dikatakan baik jika menghasilkan skor atau nilai yang membentuk distribusi normal. Jika soal tersebut terlalu sulit, maka
frekuensi distribusi yang paling banyak terletak pada skor yang rendah karena sebagian yang besar mendapat nilai yang jelek. Sebaliknya jika soal yang
diberikan terlalu mudah, maka frekuensi distribusi yang paling banyak terdapat pada skor yang tinggi, karena sebagian besar siswa mendapat nilai baik.
Derajat kesukaran suatu butir soal dinyatakan dengan bilangan yang dinamakan indeks kesukaran dan dinotasikan dengan IK. Indeks kesukaran suatu
34
Aris Kosasih, 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
butir soal berada pada interval 0,00 sampai dengan 1,00. Soal dengan indeks kesukaran mendekati 0,00 berarti butir soal tersebut terlalu sukar, sebaliknya
soal dengan indeks kesukaran 1,00 berarti soal tersebut terlalu mudah.
SMI x
IK
dengan:
x
rerata skor dari siswa-siswa SMI = Skor Maksimal Ideal bobot
Tabel 3.7 Klasifikasi Indeks Kesukaran
Koefisien Indeks Kesukaran Interpretasi
IK = 1,00 Sangat mudah
0,70 IK 1,00 Mudah
0,30 IK ≤ 0,70 Sedang
0,00 IK ≤ 0,30 Sukar
IK = 0,00 Sangat sukar
Suherman, 2003: 170 Selanjutnya dengan menggunakan program Anates Ver. 4.0.5,
diperoleh indeks kesukaran tiap butir soal sebagai berikut: Tabel 3.8
Indeks Kesukaran Butir Soal No. Soal
Indeks Kesukaran Interpretasi
1 0,67
Sedang 2
0,43 Sedang
3 0,54
Sedang 4
0,61 Sedang
5 0,40
Sedang Berdasarkan pada tabel 3.8 diperoleh hasil bahwa setiap butir soal
mempunyai klasifikasi indeks kesukaran sedang. Berikut ini ditampilkan secara keseluruhan analisis tiap butir soal sebagai
berikut:
35
Aris Kosasih, 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.9 Analisis Butir Soal
No. Soal
Validitas Daya Pembeda
Indeks Kesukaran Ket.
Koefisien Validitas
Interpretasi DP
Klasifikasi IK
Klasifikasi 1
0,885 Tinggi
0,37 Cukup
0,67 Sedang
Digunakan 2
0,781 Tinggi
0,38 Cukup
0,43 Sedang
Digunakan 3
0,835 Tinggi
0,36 Cukup
0,54 Sedang
Digunakan 4
0,745 Tinggi
0,35 Cukup
0,61 Sedang
Digunakan 5
0,706 Tinggi
0,29 Cukup
0,40 Sedang
Digunakan Reliabilitas
0,81
2. Instrumen Non Tes
a. Jurnal
Jurnal adalah karangan siswa tentang pelaksanaan pembelajaran yang diikutinya. Jurnal bersifat subjektif dan berisi tentang potret pelaksanaan
pembelajaran, kesan dan pesan siswa kepada guru Suherman, 2008: 26. b.
Angket Angket adalah lembar pernyataan atau pertanyaan untuk mengetahui dan
menilai responden berkenaan dengan aspek afektif terhadap sesuatu hal pembelajaran matematika Suherman, 2008: 21.
c. Pedoman Observasi
Pedoman observasi adalah rambu-rambu tertulis yang dipakai untuk mengamati suatu aktivitas siswa atau guru dalam pembelajaran sehingga
pelaksanaan observasi terarah pada aspek yang direncanakan semula Suherman, 2008: 22.
D. BAHAN AJAR
Bahan ajar yang digunakan dalam penelitian ini adalah Lembar Kerja Siswa LKS, media software GeoGebra, dan buku paket matematika. Lembar Kerja
Siswa dibuat berdasarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator yang akan dicapai dalam pembelajaran. Sebagai langkah persiapan pembelajaran,
36
Aris Kosasih, 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
dibuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP. Pokok bahasan yang diambil yaitu mengenai Lingkaran.
E. PROSEDUR PENELITIAN
Rancangan tahapan atau prosedur penelitian yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan
Prosedurnya meliputi: a.
Studi pendahuluan yang terdiri dari mengidentifikasi masalah, merumuskan masalah, dan studi literatur.
b. Menentukan populasi penelitian.
c. Menentukan sampel dan kelas ujicoba.
2. Tahap pelaksanaan
Langkah-langkah pada tahap pelaksanaan sebagai berikut: a.
Melakukan uji coba instrumen penelitian di kelas ujicoba. b.
Melakukan analisis terhadap hasil uji coba instrumen. c.
Merevisi instrumen penelitian. d.
Melakukan uji coba instrumen penelitian hasil revisi. e.
Memberikan pretest kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol. f.
Melakukan analisis tahap awal untuk mengetahui kondisi awal kelas kontrol dan eksperimen.
g. Melaksanakan pembelajaran di ketiga kelas tersebut, pada kelas kontrol
diberikan pembelajaran matematika konvensional, kelas eksperimen 1 diberikan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan realistik
bantuan GeoGebra, sedangkan pada kelas eksperimen 2 diberikan pembelajaran matematika menggunakan pendekatan realistik tanpa
berbantuan GeoGebra. h.
Memberikan posttest pada ketiga kelas tersebut. 3.
Tahap Analisis data Langkah-langkah pada tahap analisis data sebagai berikut:
37
Aris Kosasih, 2014 PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK BERBANTUAN GEOGEBRA UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP Universitas Pendidikan Indonesia
|
repository.upi.edu |
perpustakaan.upi.edu
a. Mengumpulkan hasil data baik kuantitatif maupun kualitatif dari kelas
eksperimen dan kelas kontrol. b.
Menganalisis data hasil tes dari ketiga kelas tersebut. Apabila kondisi awal dari ketiga kelas tersebut sama, analisis akan dilakukan pada hasil posttest.
Namun apabila kondisi awal ketiga kelas tersebut tidak sama secara signifikan, analisis dilakukan dengan menggunakan gain ternomalisasi.
c. Menganalisis data kualitatif berupa jurnal, angket, dan lembar observasi.
4. Tahap penarikan kesimpulan
Pada tahap ini, penarikan kesimpulan hasil penelitian berdasarkan pada hipotesis yang telah dirumuskan.
F. TEKNIS PENGOLAHAN DATA