16
2.4. Analisis Karbohidrat
Berbagai  cara  analisis dapat  dilakukan  terhadap  karbohidrat  untuk  memenuhi berbagai keperluan. Dalam ilmu dan teknologi pangan, analisis karbohidrat  yang
biasa  dilakukan  misalnya  penentuan  jumlahnya  secara  kuantitatif  dalam  rangka menentukan  komposisi  suatu  bahan  makanan,  penentuan  sifat  fisisnya  atau
kimiawinya  dalam  kaitannya  dengan  pembentukan  kekentalan,  kelekatan, stabilitas larutan dan tekstur hasil olahannya.
Karbohidrat yang berbentuk polimer memliki ukuran molekul yang sangat besar  dan  kompleks  serta  memiliki  satuan  monomer  berbagai  jenis  jenis
menyebabkan  karbohidrat  sulit ditentukan  jumlah  sebenarnya.  Sering  jumlah karbohidrat  hanya  dapat  dinyatakan  sebagai  jumlah  monomer  penyusunnya  saja
misalnya  sebagai  heksosa  atau  pentosa  total. Bahkan  untuk  senyawa  yang homogen  homoglikan  misalnya  pati  yang  terdiri  dari  monomer  glukosa  saja,
masih memerlukan kurva standar yang menunjukkan hubungan antara jumlah pati murni  dengan  indikatornya  misalnya  gula  hasil  hidrolisanya. Karena  terdapat
perbedaan ukuran  molekul  antara jenis  pati  yang  satu  dengan  yang  lain  dan sulitnya  mendapatkan  pati  yang  betul-betul  murni  yang  bebas  air  dan  senyawa-
senyawa lain, maka  cara penentuan jumlah pati  yang sebenarnya menjadi sangat sulit
2.4.1 Analisis Kadar Gula
Banyak  cara  yang  dapat  digunakan  untuk  menentukan  banyaknya  karbohidrat dalam  suatu  bahan  yaitu  antara  lain  dengan  cara  kimiawi,  cara  fisik,  cara
enzimatik atau  biokimiawi  dan  cara  kromatografi.  Penentuan  karbohidrat  yang termasuk polisakarida maupun oligosakarida memerlukan perlakuan pendahuluan
Universitas Sumatera Utara
17
yaitu  hidrolisa  lebih  dahulu  sehingga  diperoleh  monosakarida.  Untuk  keperluan ini  maka  bahan  dihidrolisa  dengan  asam  atau  enzim  pada  suatu  keadaan yang
tertentu. Salah  satu  cara  untuk  menganalisis  kadar  pati  dengan  diubah  menjadi gula terlebih dahulu adalah dengan cara Luff Schoorl.
Pada  penetuan  gula  cara  Luff  Schoorl dimana yang  ditentukan  bukannya kuprooksida  yang  mengendap  tetapi  dengan  menentukan  kuprioksida  dalam
larutan  sebelum  direaksikan  dengan  gula  reduksi  titrasi  blanko  dan  sesudah direaksikan  dengan  sampel  gula  reduksi  titrasi  sampel.  Penentuannya  dengan
titrasi  menggunakan  Na-tiosulfat.  Selisih  titrasi  blanko  dengan  titrasi  sampel ekuivalen  dengan  kuprooksidayang  terbentuk  dan  juga  ekuivalen  dengan  jumlah
gula reduksi yang ada dalam bahanlarutan. Reaksi  yang  terjadi  selama  penentuan  karbohidrat  cara  ini  mula-mula
kuprioksida yang ada dalam reagen akan membebaskan iod dari garam K-iodida. Banyaknya  iod  yang  dibebaskan  ekuivalen  dengan  banyaknya  kuprioksida.
Banyaknya  iod  dapat  diketahui  dengan  titrasi  menggunakan  Na-tiosulfat.  Untuk mengetahui  bahwa  titrasi  sudah  cukup  maka  diperlukan  indikator  amilum.
Apabila larutan berubah warna dari biru menjadi putih berarti titrasi sudah selesai. Agar  supaya  perubahan  warna  biru  menjadi  putih  dapat  tepat  maka  penambahan
amilum  diberikan  pada  saat  titrasi  hampir  selesai.  Setelah  diketahui  selisih banyaknya  titrasi  blanko  dan  titrasi  sampel  kemudian  dikonsultasikan  dengan
tabel yang sudah tersedia yang menggambarkan hubungan antara banyaknya Na- tiosulfat dengan banyaknya gula reduksi.
Universitas Sumatera Utara
18
Reaksi  yang  terjadi  dalam  penetuan  gula  cara  Luff Schoorl dapat dituliskan sebagai berikut:
R — COH +
CuO Cu
2
O +
R — COOH H
2
SO
4
+ CuO
CuSO
4
+ H
2
O CuSO
4
+ 2 KI
CuI
2
+ K
2
SO
4
2 CuI
2
Cu
2
I
2
+ I
2
I
2
+ 2 Na
2
S
2
O
3
Na
2
S
4
O
6
+ 2 NaI
I
2
+ Amilum : Biru
Sudarmadji, 1989.
Untuk dapat dilakukan analisis ini harus dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut: 1. Reaksinya  harus berlangsung  secara  cepat.  Kebanyakan  reaksi  ion
memenuhi syarat ini. 2. Reaksinya  harus  sederhana  serta  dapat  dinyatakan  dengan  persamaan
reaksi.  Bahan yang  diselidiki  bereaksi  sempurna  dengan  senyawa  baku dengan perbandingan kesetaraan stoikiometris.
3. Harus  ada  perubahan  yang  terlihat  pada  saat  titik  ekivalen  tercapai,  baik secara kimia atau fisika.
4. Harus  ada  indikator  jika  syarat  3  tidak  terpenuhi.  Indikator  juga  dapat diamati
dengan pengukuran
daya hantar
listrik titrasi
potensiometrikonduktometri Berikut adalah hal-hal yang diperlukan dalam analisis :
1. Alat pengukur volume seperti buret, pipet volume, dan labu takar  yang ditera secara teliti telah dikalibrasi
2. Senyawa pembakuan harus senyawa dengan kemurnian yang tinggi 3. Indikator atau alat lain untuk mengetahui selesainya titrasi.
Universitas Sumatera Utara
19
Disamping itu diperlukan juga neraca analitik untuk menimbang bahan yang akan diselidiki atau senyawa baku untuk membuat larutan baku Rohman, 2007.
2.4.2. Analisis Kandungan Air