BAB 6 PEMBAHASAN
6.1. Distribusi Proporsi Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Bulan Kejadian
Distribusi proporsi penderita Konjungtivitis berdasarkan Bulan kejadian yang rawat jalan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 6.1. Grafik Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Bulan Kejadian di
RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011
Dari gambar 6.1. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Konjungtivitis berdasarkan bulan kejadiannya mengalami peningkatan dari Bulan Januari sampai
Bulan April masing-masing yaitu 7,1, 13,8, 18,1, 20,9. Kemudian menurun pada bulan Mei dan Juni, masing-masing yaitu 9,9 dan 4,4. Pada bulan Juli
mengalami kenaikan dan menurun pada bulan Agustus sampai september. Pada bulan
Universitas Sumatera Utara
Oktober mengalami kenaikan dan turun pada bulan november, kemudian meningkat pada bulan Desember.
Konjungtivitis alergi berupa konjungtivitis vernal dan konjungtivitis kataralis cenderung musiman, dengan gejala meningkat di musim kemarau dan menurun di
musim penghujan. Sedangkan konjungtivitis bleeding tidak bergantung dengan musim. Penularan pada musim kemarau berlangsung dengan cepat karena sebagian
besar orang beraktivitas di luar rumah dan terpapar oleh debu yang mengandung bakteri.
20
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa kejadian konjungtivitis meningkat pada bulan Januari-April, dan pada bulan Juli, Oktober dan Desember. Padahal bulan
Oktober dan Desember adalah musim penghujan, tetapi saat ini perbedaan musim menjadi tidak jelas.
Penelitian yang dilakukan Rizki Arrizal pada Juni 2009 sampai April 2010 di RS.PKU Muhammadiyah Yogyakarta diperoleh penderita
konjungtivitis sebanyak 102 orang. Dari penelitian ini didapatkan jumlah penderita konjungtivitis pada musim kemarau sebanyak 47 orang dan penderita konjungtivitis
pada musim hujan sebanyak 55 orang.
12
Universitas Sumatera Utara
6.2. Distribusi Proporsi Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Karakteristik Sosiodemografi
6.2.1. Umur
Distribusi proporsi penderita konjungtivitis berdasarkan umur yang rawat jalan di RSUD. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Gambar 6.2. Diagram Bar Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Umur di
RSUD.Dr.Pirngadi Medan Tahun 2011
Dari gambar 6.2. dapat dilihat bahwa proporsi penderita konjungtivitis tertinggi yaitu pada kelompok umur 21 – 30 tahun 20,9 dan terendah pada
kelompok umur 71 – 80 tahun 2,2.
Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Dhika Alloyna di RSUP. Hj. Adam Malik Medan 2011 penderita konjungtivitis tertinggi pada kelompok
usia 31-40 tahun yaitu 63 orang 22,1 dan terendah pada kelompok usia 1 tahun yaitu 12 orang 4,2.
14
Universitas Sumatera Utara
Penelitian Gearinger et al 2011 di Amerika Serikat menunjukkan insidens konjungtivitis tertinggi pada usia 30-50 tahun 59,6, pada usia 1-18 tahun 26, dan
pada usia 65 tahun 14,4.
31
Konjungtivitis kataralis akut, konjungtivitis kataralis kronis dan konjungtivitis bleeding dapat terjadi pada semua kelompok umur.
Sedangkan konjungtivitis vernal lebih sering terjadi pada kelompok umur 3 sampai 25 tahun. Perbedaan kelompok usia ini dapat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh,
faktor lingkungan, gaya hidup serta kebersihan diri dan lingkungan.
32
6.2.2. Jenis Kelamin
Distribusi proporsi penderita konjungtivitis berdasarkan umur yang rawat jalan di RSUD. Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Gambar 6.3. Diagram Bar Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Jenis Kelamin di RSUD.Dr.Pirngadi Medan Tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 6.3. dapat dilihat bahwa proporsi penderita konjungtivitis berdasarkan jenis kelamin banyak pada laki-laki 55,5 dengan sex ratio 1,25.
Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Regional di Hong Kong menunjukkan tidak terdapat perbedaan signifikan pada jumlah penderita konjungtivitis pria dan wanita.
Perbandingan antara pasien pria dan wanita mendekati 1:1.
33
Perbandingan ini juga sama hasilnya dengan penelitian yang dilakukan di Santiago, Chile oleh Haas et al 2009, yang
menunjukkan tidak ada perbedaan signifikan terhadap penderita konjungtivitis berdasarkan jenis kelamin. Jika ada perbedaan hal ini mungkin berkaitan dengan lifestyle, kondisi
hygiene dan lingkungan pekerjaan yang berbeda pada wanita dan pria.
34
6.2.3. Tingkat Pendidikan
Distribusi proporsi penderita konjungtivitis berdasarkan tingkat pendidikan yang rawat jalan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 6.4. Diagram Bar Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Tingkat Pendidikan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011
Universitas Sumatera Utara
Dari gambar 6.4. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Konjungtivitis berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yaitu SLTASederajat 35,9 dan terendah
yaitu SDSederajat 4,4. Proporsi penderita Konjungtivitis berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yaitu SLTASederajat, hal ini dikaitkan dengan umur penderita
Konjungtivitis yang sebagian besar pada kelompok umur 21-30 tahun dan 11-20 tahun yang umumnya sudah lulus dan ada yang masih menjalani SLTASederajat .
6.2.4. Pekerjaan
Distribusi proporsi penderita Konjungtivitis berdasarkan pekerjaan yang rawat jalan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Gambar 6.5. Diagram Bar Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Tingkat Pekerjaan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011
Dari tabel 6.5. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Konjungtivitis berdasarkan pekerjaan tertinggi yaitu Pelajar 28,1 dan terendah adalah Pegawai
Universitas Sumatera Utara
Swasta 4,4. Konjungtivitis lebih sering ditemukan pada anak-anak didaerah padat penduduk.
4
Pada umumnya pelajar banyak beraktivitas di luar rumah misalnya di jalan dan tempat-tempat umum seperti pusat rekreasi. Hal ini menyebabkan mereka
terpapar oleh debu dan asap kendaraan yang menyebabkan mata merah dan perih.
6.2.5. Tempat Tinggal
Distribusi proporsi penderita Konjungtivitis berdasarkan tempat tinggal yang rawat jalan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 6.6. Diagram Pie Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Tempat
Tinggal di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011
Berdasarkan gambar 6.6. dapat dilihat bahwa proporsi penderita konjungtivitis rawat jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan banyak pada penderita yang berasal dari Kota
Medan yaitu sebesar 84,1. Hal ini karena RSU Dr. Pirngadi Medan adalah rumah
Universitas Sumatera Utara
sakit umum daerah pemerintah yang ada di Sumatera Utara dan berada tidak jauh dari Kota Medan sehingga memudahkan penderita yang berasal dari dalam Kota Medan
untuk berobat ke RSUD Dr.Pirngadi Medan. Sedangkan penderita yang berasal dari luar Kota Medan berasal dari Binjai dan Deli Serdang Percut Sei Tuan, Tanjung
Morawa, Lubuk Pakam.
6.3. Distribusi Proporsi Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Keluhan Utama
Distribusi proporsi penderita Konjungtivitis berdasarkan Keluhan utama yang rawat jalan di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011 dapat dilihat pada gambar
berikut ini.
Gambar 6.7. Diagram Bar Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Keluhan Utama di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011
Dari gambar 6.7. dapat dilihat bahwa proporsi penderita Konjungtivitis berdasarkan keluhan utama semua mengeluh mata merah 100. Penderita
Konjungtivitis dengan keluhan mata merah lebih sensitif menunjukkan penyakit
Universitas Sumatera Utara
konjungtivitis. Mata merah adalah tanda klinis konjungtivitis yang paling menyolok. Kemerahan paling jelas di forniks dan makin berkurang ke arah limbus karena
dilatasi pembuluh-pembuluh konjungtiva. Warna merah terang menandakan konjungtivitis bakteri dan tampilan putih-susu menandakan konjungtivitis vernal.
3
6.4. Distribusi Proporsi Penderita Konjungtivitis Berdasarkan Lokasi Konjungtivitis