PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
hui bahw at ini sedang melaksanakan
mban
nilai penting dalam mencapai tujuan pemban
peranan penerbangan yang menguasai hajat hidup orang b
gkas Pura II sebagai sebuah BUMN yang berstatus Perum dialihkan dan ditetapkan pemerintah menjadi Perusahaan Perseroan
Seperti diketa a Negara Indonesia sa
pe gunan di segala bidang. Pembangunan tersebut bertujuan untuk meningkatkan
kemakmuran rakyat. Pemerintah berupaya untuk meningkatkan kemakmuran rakyat, antara lain dengan mendirikan berbagai bentuk badan usaha dan salah satunya adalah
Badan Usaha Milik Negara BUMN. Transportasi udara memiliki
gunan nasional, karena merupakan salah satu sarana guna memperlancar jalannya perekonomian. Hal tersebut tercermin pada meningkatnya kebutuhan jasa
angkutan bagi mobilitas orang serta barang dari dan keseluruh pelosok tanah air, bahkan dari dan ke luar negeri.
Mengingat pentingnya anyak maka penerbangan dikuasai oleh negara yang pembinaannya dilakukan
oleh pemerintah, dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara BUMN. BUMN yang ditetapkan pemerintah dalam hal pengelolaan Bandar Udara Polonia Medan adalah
PT. Persero Angkasa Pura II. Pada awal tahun 1992, An
a Persero dengan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1992, tanggal 17
Maret 1992. Selanjutnya dengan akte notaris Muhani Salim, SH Nomor 3 Tahun 1993 tanggal 2 Januari 1993 didirikan Perseroan Terbatas Persero
Angkasa Pura II, nama tersebut disingkat menjadi PT. Persero Angkasa Pura II. Selanjutnya mulai Januari 1994, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 30
1
Syafrida Waty Tarigan: Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan Bandara Udara Pada PT.PERSEROAngkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan Dengan Perusahaan Penerbangan Mandala Airlines Cabang Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
Tahun 1985, pengelolaan Bandar Udara Polonia Medan pengelolaannya diserahkan kepada PT. Persero Angkasa Pura II.
3
Perusahaan Perseroan Persero adalah perusahaan milik negara yang diatur dalam Undang Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara
UU BUMN. Dalam Pasal 1 ayat 2 UU BUMN disebutkan : “Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah BUMN yang bentuknya
perseroan terbatas yang modalnya terbagi dalam saham yang seluruh atau paling sedikitnya 51 lima puluh satu persen sahamnya dimiliki oleh Negara Republik
Indonesia yang tujuan utamanya mengejar keuntungan”.
Pada hakikatnya, fungsi utama dari Persero adalah pemupukan dana bagi negara
PT. Persero Angkasa Pura II mempunyai tugas pokok menyelenggarakan usaha jasa kebandarudaraan dalam arti seluas-luasnya dan usaha-usaha lainnya yang
mempunyai hubungan dengan usaha jasa kebandarudaraan. Penyelenggaraan usaha jasa kebandarudaraan dimaksud adalah penyediaan, pengelolaan, pengusahaan, serta
pelayanan jasa kebandarudaraan dan bidang usaha lain yang mempunyai hubungan dengan jasa kebandarudaraan.
ataupun sebagai alat untuk mencari sumber keuangan negara. Sebagai Perseroan Terbatas maka terhadap Persero berlaku prinsip-prinsip Perseroan
Terbatas sebagaimana yang diatur dalam Undang Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas. UU BUMN hanya mengatur sistem
pengelolaan dan pengawasan, serta restrukturisasi dan privatisasi BUMN.
4
3
http:nembers.bumn-ri.comangkasapura2corporate_profile.html, diakses pada tanggal 6 Pebruari 2007
4
Riant Nugroho D dan Ricky Siahaan, BUMN Indonesia, Isu, Kebijakan dan Strategi, Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005, h. 134.
Syafrida Waty Tarigan: Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan Bandara Udara Pada PT.PERSEROAngkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan Dengan Perusahaan Penerbangan Mandala Airlines Cabang Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
Penyelenggaraan usaha jasa kebandarudaraan tersebut diatas juga sejalan dengan maksud dan tujuan dari pendirian BUMN yang terdapat dalam Pasal 2 ayat
Maksud dan tujuan pendirian BUMN adalah: n bagi perkembangan perekonomian nasional pada
umumnya dan penerimaan negara pada khususnya; b.
Mengejar keuntungan; rupa penyediaan barang danatau
an-kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan
ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
2001 tentang Kebandarudaraan menyebutkan bahwa : “Dalam penyelenggaraan
an bahwa : “Kerjasama dalam penyelenggaraan bandar
ura II 1 UU BUMN yang berbunyi:
a. Memberikan sumbanga
c. Menyelenggarakan kemanfaatan umum be
jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
d. Menjadi perintis kegiat
oleh sektor swasta dan koperasi; e.
Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha golongan
Pasal 30 ayat 1 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70 Tahun
bandar udara umum, Badan Usaha Kebandarudaraan dapat mengikutsertakan Pemerintah Propinsi, Pemerintah KabupatenKota dan Badan Hukum Indonesia
lainnya melalui kerjasama”. Pasal 31 ayat 1 huruf a Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 70
Tahun 2001 juga menerangk udara umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 dapat dilakukan untuk kegiatan
penyediaan, pengusahaan dan pengembangan fasilitas untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, maneuver, parkir dan penyimpanan pesawat udara”.
Berpedoman kepada Peraturan Pemerintah tersebut diatas serta sejalan dengan maksud dan tujuan dari pendirian BUMN, maka PT. Persero Angkasa P
Syafrida Waty Tarigan: Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan Bandara Udara Pada PT.PERSEROAngkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan Dengan Perusahaan Penerbangan Mandala Airlines Cabang Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
m anakan kegiatan-kegiatan dalam melayani masyarakat banyak. Baik
masyarakat itu orang-orang yang berasal dari dalam negeri maupun orang-orang yang berasal dari luar negeri.
PT. Persero Angkasa Pura II dalam pelaksanaan pemanfaatan ruangan bandara udara, memiliki
elaks
kewenangan melakukan kerjasama dengan para pihak, salah
an hukum satu
5
http:id.wikipedia.orgwikiMandala_Airlines
satunya adalah PT. Mandala Airlines. Mandala Airlines adalah salah satu pelopor industri transportasi udara Indonesia yang didirikan pada tahun 1969 dan 90
sahamnya dikuasai oleh Yayasan Dharma Putra Kostrad. Mandala Airlines kini telah tumbuh menjadi salah satu maskapai penerbangan swasta paling besar di Indonesia,
didukung armada pesawat jet berbadan sedang Boeing 737 yang terus ditingkatkan jumlah maupun kecanggihannya.
5
Mandala Airlines memerlukan fasilitas ruangan bandara udara untuk kegiatan pelayanan pendaratan, lepas landas, parkir dan
penyimpanan pesawat udara. Kerjasama antara PT. Persero Angkasa Pura II dengan PT. Mandala Airlines dituangkan ke dalam perjanjian sewa menyewa.
Perjanjian merupakan salah satu pranata hukum dalam sistem hukum Indonesia. Pranata hukum ini berfungsi sebagai alat pengikat hubung
subjek hukum dengan subjek hukum yang lain dalam melakukan berbagai perbuatan hukum. Perjanjian diartikan sebagai ”suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada
seorang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal”.
6
, diakses pada tanggal 14 September 2007.
6
Subekti, Hukum Perjanjian, PT. Intermasa, Jakarta, 1992, hal. 1
Syafrida Waty Tarigan: Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan Bandara Udara Pada PT.PERSEROAngkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan Dengan Perusahaan Penerbangan Mandala Airlines Cabang Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
Menurut Wirjono Prodjodikoro perjanjian : ”dihubungkan dengan harta benda sebagai suatu perhubungan hukum mengenai harta benda kekayaan antara dua pihak
alam
beli, sewa menyewa, pinjaman jual beli, tukar menukar, njam
satu mengikat dirinya untuk m
ak. Pada sewa-menyewa, kewajiban pada d
mana satu pihak berjanji atau dianggap berjanji untuk melakukan suatu hal atau untuk tidak melakukan suatu hal, sedang pihak lain berhak menuntut
pelaksanaan janji itu”.
7
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata mengenal berbagai jenis perjanjian seperti perjanjian jual –
pi meminjam dan lain-lain. Salah satu perjanjian yang sering diketemukan dalam
praktek adalah perjanjian sewa menyewa. Perjanjian sewa menyewa ini diatur dalam Bab Ketujuh Buku III Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.
Pasal 1548 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi : “Sewa menyewa adalah satu persetujuan dengan mana pihak yang
emberikan kepada pihak yang lainnya menikmati dari sesuatu barang, selama suatu waktu tertentu dan dengan pembayaran sesuatu harga yang oleh pihak lain yang
tersebut itu disanggupi pembayarannya”. Sebagaimana perjanjian lainnya, pada perjanjian sewa menyewa juga
menimbulkan hak dan kewajiban para pih pihak yang satu menyerahkan barangnya untuk dinikmati oleh pihak yang lain dan
kewajiban membayar harga sewa bagi pihak yang berhak untuk menggunakan dan menikmati yang disewanya.
7
Wirjono Prodjodikoro, Hukum Perdata Tentang Persetujuan-Persetujuan Tertentu, Sumur Bandung, Bandung, 1991, h.11.
Syafrida Waty Tarigan: Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan Bandara Udara Pada PT.PERSEROAngkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan Dengan Perusahaan Penerbangan Mandala Airlines Cabang Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
Sewa menyewa ruangan bandara udara tidak diatur secara khusus di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dengan demikian, maka bagi pihak yang
rsetujuan yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
lanjut
ng Medan
m. Oleh karena itu menarik untuk diteliti
ingin membuat hubungan hukum mengenai sewa menyewa ruangan bandara udara ini, dibuat ketentuan-ketentuan sendiri sepanjang tidak melanggar ketentuan-
ketentuan umum dan kaedah-kaedah yang memaksa. Walaupun tidak diatur secara khusus, dapat dipergunakan ketentuan dalam Buku III Kitab Undang-undang Hukum
Perdata, khususnya Pasal 1338 tentang Azas Kebebasan Berkontrak atau Azas Terbuka.
Pasal 1338 ayat 1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata berbunyi : “Semua pe
yang membuatnya”. Sehubungan dengan inilah perlu diteliti lebih seberapa jauh kebebasan berkontrak tersebut dalam perjanjian sewa menyewa ini.
Perjanjian sewa-menyewa antara PT. Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan dengan Perusahaan Penerbangan PT. Mandala Airlines Caba
adalah penyewaan ruangan yang mempunyai fungsi sebagai tempat aktivitas dari PT. Mandala Airlines Cabang Medan dalam melayani penumpang baik yang
datang maupun yang hendak berangkat dengan menggunakan pesawat terbang Mandala Airlines sebagai pihak yang menyewa.
Dilihat dari objeknya, yang menjadi objek perjanjian sewa menyewa tersebut sangat jarang di jumpai dalam masyarakat umu
lebih lanjut tentang perjanjian sewa menyewa ruangan bandara udara yang dilakukan PT. Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan dengan
Syafrida Waty Tarigan: Perjanjian Sewa Menyewa Ruangan Bandara Udara Pada PT.PERSEROAngkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan Dengan Perusahaan Penerbangan Mandala Airlines Cabang Medan, 2007.
USU e-Repository © 2008
perusahaan penerbangan, khususnya PT. Mandala Airlines Cabang Medan, dengan melihat hak dan kewajiban masing-masing pihak dan bagaimana penyelesaiannya bila
terjadi perselisihan atau suatu masalah dalam mengadakan dan melaksanakan perjanjian sewa menyewa itu, dengan judul tesis ”Perjanjian Sewa Menyewa
Ruangan Bandara Udara Pada PT. Persero Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia Medan Dengan Perusahaan Penerbangan Mandala Airlines Cabang Medan”.
B. Perumusan Masalah