B. Pengembangan Program Sekolah
Dalam sebuah lembaga pendidikan “Sekolah” sangatlah penting yang namanya  program  sekolah,  program  ini  bertindak  sebagai  jalur  pencapaian
tujuan  pendidikan  yang  maksimal.  Tidak  sukses  sebuah  sekolah  untuk memaksimalkan  fungsinya  jika  tidak  membuat  program-program  penunjang
dalam rutinitas sekolah, tentunya para guru dan murid serta masyarakat akan turut  andil  dalam  hal  ini,  baik  itu  secara  langsung  maupun  penyumbangan
pemikiran.  untuk  pengembangan  program  yang  telah  dibuat  perlu  adanya evaluasi dengan sungguh-sungguh dan tiada hentinya, unit demi unit, bidang
studi demi bidang studi, proyek demi proyek dan lain sebagainya hendaklah diawasi dengan teliti dan dianalisa.
1. Prinsip-Prinsip Program Sekolah yang Baik
Dengan  berpedoman  kepada  tujuan  dan  maksud  kegiatan  murid yang telah ditetapkan di  sekolah, sekolah siap untuk  menetapkan prinsip-
prinsip  yang  harus  mendasari  pengembangan  program  kegiatan  murid  di sekolahnya.  Berikut  ini  disarankan  beberapa  prinsip  yang  dapat
dipertimbangkan oleh sekolah dalam menyusun program kegiatan murid di sekolahnya.
a. Prinsip-prinsip umum
1 Semua  murid,  Guru,  dan  personil  administratif  hendaknya  ikut
serta dalam usaha meningkatkan program. 2
Kerjasama dalam tim adalah fundamental.
3 Pembatasan-pembatasan  untuk  partisipasi  hendaknya  dihindarkan
sejauh mungkin. 4
Prosesnya adalah lebih penting daripada hasilnya. 5
Program hendaknya memperhitungkan kebutuhan khusus sekolah. 6
Program  hendaknya  cukup  komprehensif  dan  seimbang  sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan minat semua murid.
7 Program  harus  dinilai  berdasarkan  sumbangannya  kepada  nilai-
nilai  pendidikan  di  sekolah  dan  efisiensi  pelaksanaan  kegiatan- kegiatan.
b. Prinsip-prinsip  yang  bertalian  dengan  keseluruhan  program
pendidikan di sekolah. 1
Kegiatan murid itu hendaknya menyediakan sumber motivasi yang kaya  bagi  pengajaran  kelas;  sebaliknya,  pengajaran  kelas
hendaknya  juga  menyediakan  sumber  motivasi  yang  kaya  bagi kegiatan murid.
2 Kegiatan murid hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah, tidak sebagai sekedar tambahan atau sebagai kegiatan yang berdiri sendiri
18
.
2. Macam-Macam Pengembangan Program Sekolah
a. Pengembangan  program kegiatan murid
Pendapat  para  ahli  dalam  pengembangan  program  kegiatan murid  menyarankan  perlunya  mengkoordinasikan  kegiatan  murid
18
Ibid...., h. 70-71
disekitar  fungsi  bimbingan  dan  penyuluhan,  atas  dasar  pengembangan program  kegiatan  murid  yang  berfungsi  dengan  maksimal,  diantara
koordinasi tersebut penulis rincikan sebagai berikut : 1
Penyerahan wewenang dan tanggung jawab: pada program ini harus memiliki  penanggung  jawab  terhadap  tambahan  kegiatan  yang
dilakukan  oleh  murid,  program  ini  hendaknya  dimasukan  kedalam tanggung  jawab  pokok  sekolah.  Jika  program  ini  banyak  melakukan
berbagai  kegiatan,  pihak  sekolah  harus  bisa  mengatur  jadwal-jadwal dengan  baik  sehingga  para  murid  atau  guru  yang  terkait  bisa
mengikuti dengan seksama sehingga program ini akan di minati. 2
Pembiayaan  program  kegiatan  murid:  program  kegiatan  murid, seperti  semua  bidang  kurikulum  memerlukan  pembiayaan.  Karena
program  ini  secara  tradisional  dipandang  suatu  program  kurikulum tambahan,  dengan  tekanan  pada  tambahan,  program  biasanya  harus
dibiayai  oleh  sekolah  sendiri  dan  tidak  termasuk  dalam  anggaran pelaksanaan  pemerintah.  hal  ini  sangatlah  menghambat  dari  pada
kesuksesan  pelaksanaan  kegiatan  sekolah  tersebut.  Sehingga harapannya  agar hal  seperti ini dapat  diatasi dengan kerjasama  yang
baik. 3
Supervisi  program  kegiatan  murid.  Sifat  dari  kegiatan  murid  yang beraneka  ragam,  karena  itu  supervisi  yang  teliti  sangat  dibutuhkan,
karena  supervisi  ini  akan  mengatur  dan  memastikan  semua  berjalan lancar dan senantiasa terorganisir dengan baik.
4 Menggalakkan  partisipasi:  pihak  sekolah  harus  memicu  semangat
dan  rasakebersamaan  antara  murid,  guru  dan  masyarakat  sehingga semua element terkait bisa ikut serta mengembangkan program ini.
5 Evaluasi  program  kegiatan  murid:  karena  kegiatan  murid  harus
berada  dibawah  pengawasan  yang  tetap,  penting  bahwa  seluruh program kegiatan murid itu dinilai secara periodik
19
.
b. Pengembangan program MBS
Implementasi  MBSManajemen  Berbasis  Sekolah  sangatlah berguna dalam pengembangan kualitas sekolah. Sekolah dikembangkan
menjadi  lembaga  pendidikan  yang  diberi  kewenangan  dan  tanggung jawab  secara  luas  untuk  mandiri,  maju,  dan  berkembang  berdasarkan
kebijakan  dasar  pengelolaan  pendidikan  yang  ditetapkan  pemerintah pusat. Pengembangan program MBS ini bisa dilakukan dengan tahapan
sebagai berikut diantaranya: 1
Menciptakan  iklim  sekolah  yang  kondusif.  Dengan  iklim  sekolah yang kondusif akan tercipta suasana yang nyaman, aman, dan tertib,
sehingga program ini akan terwujud dan pembelajaran akan berjalan dengan tenang dan menyenangkan.
2 Mengadakan  Otonomi  sekolah.  Salah  satunya  pengembangan
kurikulum  dan    pembelajaran  beserta  sistim  evaluasinya  harus didesentralisasikan  ke  sekolah,  agar  dapat  disesuaikan  dengan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat secara lebih fleksibel.
19
Ibid.., h. 72-73
3 Sekolah  senantiasa  menjalankan  kewajiban.  Berjalan  pada  poros
yang benar
adalah sebuah
pedoman kesuksesan
dalam pengembangan program sekolah, terutama MBS, pengadaan fasilitas
dan bantuan pemikiran kreatifitas sangat dibutuhkan dalam hal ini. 4
Menjalankan kepemimpinan yang demokratis dan profesional. 5
Meningkatkan partisipasi Aktif masyarakat dan orang tua
20
.
c. Pengembangan program pelayanan bantu
Anak-anak  yang  sekarang  akan  masuk  SD  akan  menghadapi dunia  yang  sangat  berbeda  untuk  15  atau  20  tahun  lagi  bila  ia
menyelesaikan  studinya  di  universitas.  Segala  sesuatu  mudah  menjadi usang,  karena  cepatnya  segala  sesuatu  berubah.  Seorang  pengarang
bernama  Norman  Cousins menulis  buku  “Modern  Man  is  Obsolete”
untuk memberi peringatan bahwa kita akan segera tertinggal bila tidak senantiasa  menyesuaikan  diri  dengan  perkembangan  sosial,  politik,
ekonomi
21
. Pengembangan  program  pelayanan  bantu  ini  harus  senantiasa
dilakukan  secara  berulang-ulang,  karena  program  ini  merupakan program  pendukung  rutinitas  sekolah  yang  sangat  membantu  dalam
proses  pencapaian  tujuan  sekolah.  Pihak  sekolah  harus  menjalin komunikasi  yang  utuh  terhadap  orang  tua  murid  dan  masyarakat  pada
20
E.  Mulyasa,    Menjadi  Kepala  Sekolah  Profesional.Bandung.    2007.  Remaja Rosdakarya .h 39-43
21
S. Nasution. Asas-asas Kurikulum. Jakarta. 2007. Bumi Aksara. h 154
umumnya,  dalam  proses  pengembangan  program  pelayanan  bantu  ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya :
1 Komunikasi  dua  arah  antara  sekolah  dan  orang  tua  murid
masyarakat pada umumnya. 2
Menjalin  lebih  banyak  hubungan  dengan  pihak-pihak  pendukung, investor dan lain sebagainya.
3 Mengadakan  diskusi  sekolah  yang  dilakukan  rutin  sesuai  jadwal,
dalam hal ini harus melibatkan orang tua murid dan masyarakat pada umumnya.
4 Melakukan  studi  banding  antar  sekolah,  guna  mendapat  informasi
tentang program sekolah yang lebih baik. Program-program  sekolah  sangat  berperan  penting  dan  mendapat
dukungan  dari  masyarakat  pada  umumnya,  karena  masyarakat mengetahui betapa pentingnya pendidikan untuk masa depan yang lebih
baik.  Pada  masa  sekarang  ini  pertumbuhan  penduduk  semakin meningkat  dan  semakin  meningkat  pula  aspirasi  masyarakat  akan
pendidikan
22
.
d. Peran serta orang tua
1 Pengertian Peran Serta
Menurut kamus sosiologi edisi baru peran serta atau partisiasi adalah  seiap  proses  identisifikasi  atau  menjadi  peserta  suatu  proses
komunikasi  atau  kegiatan  bersama  dalam  suatu  situasi  sosial
tertentu
23
.  Menurut  kamus  sosiologi  dan  kependudukan,  peran  serta adalah partisipasi atau ikut andil dalam suatu kegiatan bersama.
24
2 Pengertian orang tua
Secara  umum  orang  tua  adalah  ayah  dan  ibu  kandung. Menurut  Thamrin  Nasution  dan  Nurhalijah  Nasution  ,  yang
dimaksud  dengan  orang  tua  adalah  setiap  orang  yang  bertanggung jawab dalam suatu keluarga, yang dalam kehidupan sehari-hari lazim
disebut Ibu- Bapak
25
. Orang  tua  adalah  orang
–orang  yang sudah dewasa, sebagai orang-orang  yang  telah  dewasa,  maka  orang  tua  harus  bertanggung
jawab  terhadap  segala  perbuatannya.  Orang  tua  tidak  hanya bertanggung  jawab  pada  pemeliharaan  anak  saja,  melainkan  orang
tua juga wajib bertanggung jawab pada pendidikan anaknya. Orang  tua  termasuk  pendidik  yang  terutama  atau  primer,
maka dengan kesadaran yang mendalam serta didasari rasa cinta dan kasih  sayang  yang  mendalam  pula  orang  yang  mengasuh  atau
mendidik  anaknya  dengan  penuh  tanggung  jawab  dan  kesabaran. Lagi  pula  sebagian  besar  waktu  anak-anak  adalah  bersama-sama
dengan  orang  tuanya.  Dengan  dasar  ini  maka  pendidik  yang  lain masuk nomor dua.
23
Soerdjono  Soekanto,    Kamus  Sosiologi  Edisi  Baru.  Jakarta.  1993.  Raja  Gravindo Persada. h 311
24
G. Saputra Karto   Hartini. Kamus Sosiologi dan Kependudukan. Jakarta 1992. Bumi Aksara. h 296
25
Thamrin Nasution  dan Nurhalijah Nasotion,  Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Prestasi Belajar Anak, Jakarta. 1985. Gunung Mulia. h 1
Pendidik  adalah  orang  dewasa  yang  terhadap  anak  tertentu mempunyai tanggung jawab pendidikan. Pendidik adalah orang yang
sudah  dewasa  karena  ia  harus  membawa  anak  ke  tingkat kedewasaan. Adapun  yang dinyatakan dewasa ialah  anak itu sudah
mencapai  umur  tertentu  menurut  ukuran  umum  disuatu  daerah tertentu dan mempunyai kesiapan mental dan rohani.
26
3 Pengertian peran serta orang tua
Yaitu  suatu  proses  dimana  orang  tua  menggunakan  segala kemampuan  mereka,  guna  keuntungan  mereka  sendiri,  anak-
anaknya,  dan  program  yang  dijalankan  anak  itu  sendiri.  Orang  tua, anak  dan  program  sekolah  semuanya  merupakan  bagian  dari  suatu
proses. Namun, focus pada interaksi orang tuaanakkeluarga adalah orang  tua,  sedangkan  pendidik  anak  harus  bekerja  sama  dengan
orang tua apabila ingin berhasil. 4
Peran serta orang tua di lembaga pendidikan Adalah  suatu  kenyataan  bahwa  orang  tua  adalah  guru
pertama  bagi  anak-anaknya.  Apabila  anak  telah  masuk  sekolah, orang tua adalah mitra kerja yang utama bagi guru anaknya. Bahkan
sebagai orang tua mereka mempunyai berbagai peran pilihan yaitu : orang  tua  sebagai  pelajar,  orang  tua  sebagai  relawan,  orang  tua
sebagai  pembuat  keputusan,  orang  tua  sebagai  anggota  tim
26
Sutari  Imam  Barnadib,  Pengantar  Ilmu  Pendidikan  Sistematis.  Yokyakarta.  1989. Bumi Aksara. h 61
kerjasama guru-orang
tua. Dalam
peran-peran tersebut
memungkinkan perkembangan dan pertumbuhan anak-anak mereka. Narasumber menyarankan agar orang tua senantiasa berusaha
menjadi  advokat  yang  tangguh  bagi  anak.  Bila  sang  anak  merasa terbebani  atau  tidak  menyukai  program  yang  dijalani,  upayakan
untuk membicarakan hal tersebut pada guru dan pihak sekolah. Dengan  menjadi  advokat  yang  tangguh  bagi  anak-anaknya,
maka  secara  tidak  langsung  orang  tua  sudah  berperan  aktif  secara global. Mengapa ? karena orang tua sudah ikut membantu meredam
dengan kekritisan anak dalam memilih informasi-informasi dan hal- hal  baru  dari  luar,  khususnya  yang  berhubungan  dengan  tumbuh
kembang anak
27
. Penelitian yang dilakukan Balitbang Diknas RI menunjukkan
bahwa  berdasarkan  penilaian  guru,  tingkat  partisipasi  orang  tua siswa  dalam  mendukung  penyelenggaraan  pendidikan  di  sekolah
adalah  rendah,  yaitu  rata-rata  hanya  57,1.  Partisipasi  orang  tua yang  sangat  rendah  ialah  dalam  hal  menentukan  kebijakan  program
sekolah dan
mengawasinya, pertemuan
rutin, kegiatan
ekstrakurikuler  dan  pengembangan  iklim  sekolah.  Partisipasi  orang tua  yang  sangat  tinggi  ialah  dalam  mengawasi  mutu  sekolah,
pertemuan BP3 per bulan dan sumbangan uang gedung untuk siswa baru.
27
Agnes  Tri  Harjaninggrum,  Peran  Orang  Tua  dalam  Membantu  Tumbuh  Kembang Anak Berbakat Melalui Pemahaman Teori dan Tren Pendidikan. Jakarta. 2007. Prenada. h 82
Memang  selama  ini  seolah  terjadi  jurang  pemisah  antara sekolah  dengan  keluarga  dan  masyarakat.  Bahkan  terjadi  anggapan
bahwa sekolah hanyalah sekedar tempat penitipan anak karena orang tua  tidak  memiliki  waktu  untuk  menjaga  dan  mendidik,  ataupun
tidak  bisa  dan  tidak  tahu  cara  mendidik  anak.  Walaupun  sekolah telah  menjadi  panti  sosial  bagi  anaknya,  apresiasi  orang  tua  dan
masyarakat terhadap komunitas sekolah masih amat rendah. Apakah  rendahnya  penghargaan  dan  rasa  hormat  orang  tua
dan  masyarakat  terhadap  sekolah  itu  karena  mereka  merasa  telah memberikan  imbalan  yang  cukup?  Bila  kita  bandingkan,  apa  yang
dibayarkan  orang  tua  ke  sekolah  dengan  hasil  yang  dicapai  berupa perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa belumlah
sepadan. Malangnya  lagi  selama  ini  belum  ada  upaya-upaya  untuk
menjabatani  jurang  pemisah  tersebut.  Komunikasi  orang  tua  dan masyarakat  dengan  sekolah  hanya  terjadi  setahun  sekali,  itupun
ketika terjadi pemberitahuan perubahan besaran iuran SPP dan BP3 atau  pemberitahuan  tunggakan  yang  harus  dilunasi.  Mandeknya
komunikasi  itu  makin  parah  ketika  timbul  kesan  bahwa  di  antara mereka  terjadi  perbedaan  kelas  sosial  dan  tidak  ada  kesamaan  visi
dalam mendidik siswa. Sejalan dengan upaya reformasi pendidikan nasional melalui
MBS, hubungan sekolah dengan keluarga dan masyarakat juga perlu direformasi  sehingga  tanggung  jawab  pendidikan  bukan  hanya
dibebankan  kepada  sekolah.  Caranya  dengan  membentuk  dewan pendidikan, komite sekolah, persatuan guru dan orang tua siswa atau
apapun  namanya  untuk  memberdayakan  orang  tua  dan  masyarakat dalam  pendidikan.  Anggotanya  terdiri  dari  orang  tua  siswa,
akademisi,  pemuka  agama,  pimpinan  partai  politik,  tokoh masyarakat,  pakar  pendidikan,  usahawan  dan  dunia  industri  serta
kalangan LSM. Dalam  era  otonomi  pendidikan  ini  keluarga  dan  masyarakat
bukan  lagi  pihak  yang  pasif  hanya  penerima  keputusan-keputusan dalam  penyelenggaraan  pendidikan.  Mereka  harus  aktif  bermain,
menentukan  dan  membuat  program  bersama  sekolah  dan pemerintah.
Shields  1994  menyatakan  bahwa  reformasi  pendidikan harus  sampai  pada  hubungan  antara  sekolah  dengan  keluarga  dan
sekolah  dengan  masyarakat  dengan  cara  melibatkan  secara  aktif dalam  kegiatan-kegiatan  sekolah  baik  yang  terkait  langsung  dengan
kegiatan pembelajaran maupun non-instuksional. Orang  tua  siswa  harus  menyediakan  waktu  sebanyak
mungkin untuk berkunjung ke sekolah dan ke kelas guna mengontrol pendidikan  anaknya.  Amat  diperlukan  diskusi  dengan  guru  dan
pembimbing  siswa  sehingga  dapat  mengetahui  hambatan  dan kemajuan  yang  dialami  anaknya.  Langkah  ini  sekaligus  bisa
mengantisipasi dan
mengeliminasi kemungkinan
kegagalan pendidikan anaknya di  sekolah. Di sisi  lain, guru selain pendidik di
sekolah  juga  diajak  aktif  memantau  pendidikan  siswa  di  dalam keluarga.
Seperti  dikemukakan  Clark  1989  bahwa  terdapat  dua  jenis pendekatan  untuk  mengajak  orang  dan  masyarakat  berpartisipasi
aktif  dalam  pendidikan.  Pertama,  pendekatan  school-based  dengan cara  mengajak  orang  tua  siswa  datang  ke  guru-orang  tua  dan
mengunjungi  anaknya  yang  sedang  belajar  di  sekolah.  Kedua, pendekatan  home-based,  orang  tua  membantu  anaknya  belajar  di
rumah bersama-sama dengan guru yang berkunjung ke rumah. Cheng1996  juga  mengemukakan  bahwa  peran  orang  tua
siswa  dalam  MBS  adalah  menerima  pelayanan  yang  berkualitas melalui  siswa-siswa  yang  menerima  pendidikan  yang  mereka
butuhkan.  Peran  orang  tua  sebagai  partner  dan  pendukung.  Mereka dapat  berpartisipasi  dalam  proses  sekolah,  mendidik  siswa  secara
koorporatif,  berusaha  membantu  perkembangan  yang  sehat  kepada sekolah  dengan  memberi  sumbangan  sumber  daya  dan  informasi,
mendukung  dan  melindungi  sekolah  pada  saat  mengalami  kesulitan dan krisis.
Keikutsertaan  keluarga  dan  masyarakat  dalam  pendidikan memiliki  banyak  keuntungan,  sebagaimana  dikemukakan  Rhoda
1986.  Pertama,  pencapaian  akademik  dan  perkembangan  kognitif siswa  dapat  berkembang  secara  signifikan.  Kedua,  orang  tua  dapat
mengetahui    perkembangan  anaknya  dalam  proses  pendidikan  di sekolah.  Ketiga,  orang  tua  akan  menjadi  guru  yang  baik  di  rumah
dan  bisa  menerapkan  formula-formula  positif  untuk  pendidikan anaknya.  Keempat,  akhirnya  orang  tua  memiliki  sikap  dan
pandangan positif terhadap sekolah. Sementara  itu,  Clark  1989  menambahkan  keuntungan
lainnya  adalah  menumbuhkan  rasa  percaya  diri  siswa  dan meningkatkan  hubungan  yang  baik  antara  orang  tua  dan  anak.
Penulis  juga  melihat  keuntungan  lain  dengan  mengetahui perkembangan  anaknya  maka  orang  tua  maka  orang  tua  mampu
mengarahkan minat dan bakatnya secara dini. Untuk  apa  perlu  memberdayakan  masyarakat  dalam
pendidikan?  Pertama,  menurut  Uemura  1999  dalam  tulisannya Community  Participation  in  Education  mengatakan  bahwa  tujuan
partisipasi  tersebut  untuk  meningkatkan  kualitas  penyelenggaraan pendidikan  sehingga  siswa  bisa  belajar  lebih  baik  dan  siap
menghadapi perubahan zaman. Kedua,  karena  keterbatasan  sumber  daya  terutama  finansial
yang dimiliki pemerintah, terutama bagi negara-negara  yang sedang berkembang  seperti  indonesia,  untuk  menyelenggarakan  pendidikan
bagi setiap warga. Ketiga, meningkatkan relevansi pendidikan karena selama ini
pendidikan selalu ketinggalan dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang di masyarakat.
Keempat, agar
mendorong terselenggaranya
sistem pendidikan  yang  adil  dengan  menyediakan  pendidikan  anak  yang
kurang  mampu,  kaum  wanita  masyarakat  terasing,  dan  suku minoritas.
Kelima,  untuk  meningkatkan  kerjasama  antara  sekolah  dan masyarakat dan mengurangi konflik yang sering terjadi di sekolah.
Di  El  Salvador  partisipasi  masyarakat  dalam  MBS  menurut Umanzor  dkk.    1997  memiliki  tiga  tujuan  utama.  Pertama,
meningkatkan pelayanan pendidikan kepada masyarakat termiskin di daerah  perdesaan.  Kedua,    mendorong  partisipasi  anggota
masyarakat  lokal  terhadap  pendidikan  anak-anak  mereka.  Ketiga, meningkatkan kualitas pendidikan presekolah dan pendidikan dasar.
Tokoh  masyarakat  juga  memiliki  peran  yang  sangat  penting demi kemajuan pendidikan, antara lain sebagai berikut:
1. Penggerak,  dengan  membentuk  badan  kerja  sama  pendidikan
dengan  menghimpun  kekuatan  dari  masyarakat  agar  semakin perduli  terhadap  pendidikan.  Salah  satu  caranya  dengan
membentuk  Lembaga  Swadaya  MasyarakatLSM  peduli pendidikan.
2. Informan dan penghubung, yaitu menginformasikan harapan dan
kepentingan masyarakat  kepada sekolah dan menginformasikan kondisi  sekolah,  baik  kekurangan  maupun  kelebihan  sekolah
kepada  masyarakat  sehingga  masyarakat  tahu  secara  persis keadaan sekolah.
3. Koordinator,  yaitu  mengoordinasikan  kepentingan  sekolah
dengan kebutuhan bisnis di lingkungan masyarakat tersebut agar siswa-siswa  sekolah  diberi  kesempatan  untuk  praktik  dan
magang kerja untuk industri yang terkait. 4.
Pengusul,  yaitu  mengusulkan  kepada  pemerintah  daerah  agar dilakukan  pajak  untuk  pendidikan.  Artinya  lembaga  bisnis  dan
individu  dikenai  pajak  untuk  pendanaan  pendidikan  sehingga lembaga pendidikan semakin maju dan bermutu
28
. Baik  orang  tua  maupun  guru  selalu  berharap  agar  anak  atau
anak  didiknya  akan  mampu  mencapai  prestasi  dan  tumbuh  serta berkembang secara optimal. Walaupun demikian pada kenyataannya
tidak  mudah  menjalin  kerjasama  antara  kedua  belah  pihak  tersebut. Baik  orang  tua  maupun  guru  seringkali  tidak  memiliki  pandangan
yang  sama  terhadap  pendidikan,  khususnya  dalam  mendisiplin, hubungan  antara  anak  dan  orang  dewasa,  anak  laki-laki  dan
perempuan, atau budayanya. Peran  serta  orang  tua  di  sekolah  pada  umumya  guna
meningkatkan  prestasi  anak  di  sekolah.  Apabila  memiliki  program sekolah  yang  baik  dan  orang  tua  mau  menbantu,  umumnya  prestasi
dan keterampilan anak akan meningkat. Para  pendidik  telah  menyadari  usaha  guru  dalam  mengajar
akan  lebih  efektif  hasilnya  apabila  orang  tua  ikut  membantu  dalam pendidikan tersebut. Sebaliknya apabila orang tua menyadari bahwa
28
Nurkholis, Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta. 2003. Grasindo. h 128
disiplin sekolah adalah satu hal  yang terpenting, biasanya orang tua akan  bersedia  membantu  kegiatan  belajar  mengajar  anaknya  dalam
kegiatan  yang  berhubungan  dengan  tugas  sekolah.  Beberapa  hal telah  membuktikan  bahwa  ternyata  makin  orang  tua  menyadari
pentingnya program sekolah, makin langsung dan besar keterlibatan peran serta para orang tua.
5 Peran serta orang tua  dalam meningkatkan program Sekolah
Hubungan antara sekolah dan orang tua atau masyarakat pada hakekatnya  adalah  sarana  yang  cukup  mempunyai  peranan  yang
menentukan dalam
rangka usaha
mengadakan pembinaan
pertumbuhan dan pengembangan murid-murid di sekolah. Ada suatu kebutuhan yang sama antara keduanya, baik dilihat
dari  segi  edukatif,  maupun  dilihat  dari  segi  psikologi.  Hubungan antara  sekolah  dan  orang  tua  lebih  dibutuhkan  dan  lebih  terasa
fungsinya, karena adanya kecendrungan perubahan dalam pendidikan yang  menekankan  perkembangan  pribadi  dan  sosial  anak  melalului
pengalaman-pengalaman anak di bawah bimbingan guru, baik di luar maupun di dalam sekolah.
Perubahan  dalam  pendidikan  ini  mengharuskan  sekolah mengintegrasikan diri dengan orang tua dan masyarakat.
Elsbree  menyatakan,  bahwa  ada  tiga  faktor  sekolah  harus melakukan hubungan dengan orang dan masyarakat:
1. Faktor perubahan sifat, tujuan dan metode mengajar di sekolah
2. Faktor  masyarakat  yang  menuntut  adanya  perubahan-perubahan
dalam  pendidikan  di  sekolah  dan  perlunya  bantuan  masyarakat terhadap sekolah
3. Faktor  perkembangan  ide  demokrasi  bagi  masyarakat  terhadap
pendidikan. Keberhasilan pendidikan yang dijalani seorang anak di sekolah
menurut  Psikolog,  Bibiana  Dyah  Cahyani,  tidak  terlepas  dari  peran orang  tua.  Orang  tua  memiliki  peranan  yang  penting  dalam
menentukan dan mengarahkan sekolah yang tepat buat anaknya. Tapi bukan  suatu  hal  yang  bijak  jika  pendidikan  sepenuhnya  diserahkan
hanya pada pihak sekolah saja. ”Sebagus apapun kualitas tempat anak menuntut  ilmu  secara  formal,  orang  tua  tetap  memiliki  andil  yang
besar apakah pendidikan yang dijalaninya berhasil atau tidak.” 1
Tanggung jawab pendidikan sosial Diantara akhlak seorang mukmin adalah berbicara dengan baik,
mendengarkan pembicaraan dengan tekun, bila berjumpa orang dia menyambut  dengan  wajah  ceria  dan  bila  berjanji  dia  menepati.
HR.  Adailami.  Dalam  pendidikan  sosial,  orang  tua  sangat berperan  untuk  mengajarkan  anak  betapa  pentingnya  hidup  dalam
bermasyarakat  dan  menjadikan  anak  itu  adalah  anak  yang  berjiwa sosial.
2 Tanggung jawab pendidikan finansial
Pendidkan  finansial  adalah  pendidikan  yang  dibutuhkan  untuk mengubah  uang  yang  kita  peroleh  dari  profesi  menjadi
kemakmuran dan keterjaminan finansial seumur hidup. Pendidikan finansial  yang  tidak  dimiliki  oleh  jutaan  orang  tua.  Pendidikan
finansial yang akan membantu memastikan bahwa anak tidak akan berakhir dengan kegagalan finansial dalam menapaki  keberhasilan
baik untuk pendidikan maupun masa depan
29
. Keberhasilan  dari  Peran  serta  Orang  tua  menurut  Marrison,
mengemukakan tiga kemungkinan peran orang tua, yaitu; 1
Orientasi pada tugas Orientasi  ini  paling  sering  dilakukan  oleh  pihak  sekolah  yaitu
harapan  keterlibatan  orang  tua  dalam  membantu  program  sekolah, yang  berkaitan  dengan  staf  pengajar,  staf  administrasi,  sebagai
tutor,  melakukan  monitoring,  membantu  mengumpulkan  dana, membantu  mengawasi  anak  apabila  anak-anak  melakukan
kunjungan luar. Bentuk peran serta orang tua yang tersebut adalah yang biasanya diharapkan para  guru. Bentuk  peran serta lain  yang
masih  termasuk  orientasi  pada  tugas  adalah,  orang  tua  membantu anak dalam tugas-tugas sekolah.
2 Orientasi pada proses
Partisipasi  orang  tua  didorong  untuk  mau  berpartisipasi  dalam kegiatan  yang  berhubungan  dengan  proses  pendidikan  antara  lain
perencanaan  kurikulum,  memilih  buku  yang  diperlukan  sekolah, seleksi guru dan membantu menentukan standar tingkah laku yang
diharapkan.  Orientasi  proses  ini  jarang  dilaksanakan,  karena
29
Ade  Kasamawa,  Peran  Orang  Tua  dalam  mengembangkan  Kreatifitas  Anak, Wikipedia
sekolah  seringkali  menganggap  bahwa  umumnya  orang  tua  tidak memiliki keterampilan untuk melaksanakannya.
3 Orientasi pada perkembangan
Orientasi  ini  membantu  para  orang  tua  untuk  mengembangkan keterampilan  yang  berguna  bagi  meraka  sendiri,  anak-anaknya,
sekolah,  guru,  keluarga  dan  pada  waktu  yang  bersamaan meningkatkan peran serta orang tua. Berdasarkan tiga bentuk peran
serta  orang  tua  pada  sekolah  di  atas,  dapat  dikatakan  bentuk peranserta  yang  baik  adalah  yang  mencakup  keterlibatan  yang
berorientasi tugas, proses dan pada perkembangan.
30
Dari  dua  pendapat  di  atas  dapat  disimpulkan  peranserta  orang  tua sangat besar dibanding sekolah itu sendiri. Dimana para orang tua harus
memberikan perhatian yang penuh terhadap anak-anak mereka baik itu di dalam sekolah maupun di luar sekolah sampai pada bagaimana anak
–anak ini nantinya ketika mereka menghadapi masa depan dan ketika mereka  mencari  lapangan  pekerjaan,  mereka  mendapatkan  pekerjaan
yang  baik  melalui  pendidikan  sosial  dan  finansial  yang  sudah diterapkan sejak dini.
4 Peran serta Orang Tua melalui Komite Sekolah
Perubahan  paradigma  penyelenggaraan  pendidikan  dalam era reformasi, dan era otonomi penyelenggaraan pendidikan sampai
pada  tingkat  kabupatenkota  dan  bahkan  otonomi  pada  tingkat sekolah,  memberikan  keleluasaan  bagi  setiap  sekolah  untuk
30
Patmonodewo Soemiarti, Pendidikan Anak Prasekolah. Jakarta. 2003. Rineka Cipta . h 125
berkreasi  dan  berinovasi  dalam  penyelenggaraan  sekolah.  Dengan demikian  diharapkan  akan  memacu  percepatan  peningkatan  mutu
penyelenggaraan  sekolah  yang  pada  gilirannya  mempercepat peningkatan mutu hasil belajar secara keseluruhan.
Konsekuensi  dari  paradigma  pendidikan  yang  memberikan otonomi  sampai  pada  tingkat  sekolah  menuntut  sekolah  untuk
memberdayakan  semua  sumber  daya  yang  dimilikinya.  Salah  satu sumber  daya  yang  sangat  potensial  dan  dimiliki  oleh  sekolah
adalah masyarakat dan orang tua murid. Di  Amerika  Serikat,  pengembangan  sekolah  di  pedesaan
atau  di  daerah-daerah  urban  berada  di  tangan  dewan  masyarakat sekolah SCC=School Community Council. Dewan ini terdiri dari
unsure-unsur  tenaga  professional  pendidikan  dan  anggota masyarakat, dalam rangka pengembangan staf.
Aspek  struktural  dari  pelibatan  masyarakat  berarti  adanya kesamaan  atau  keseimbangan  antar  struktur  yang  terlibat  dalam
pembuatan  keputusan.  Aspek  prosedural  pelibatan  masyarakat berarti  mengandung  makna  adanya  kesamaan  masukan  dari
kelompok  professional  dan  anggota-anggota  masyarakat  dalam menentukan  aktivitas  pengembangan  staf  untuk  meningkatkan
praktek-praktek  penyelenggaraan  sekolah  yang  berkualitas.  Secara organisatoris  dewan  SCC  ini  memiliki  tanggung  jawab  bersama
sekolah untuk meningkatkan mutu pelayanan sekolah. Di  sisi  lain  SCC  ini  ternyata  juga  mempunyai  tanggung
jawab untuk melakukan analisis kebutuhan sekolah dan kebutuhan masyarakat melalui survey  yang dilakukannya. Hasil analisis yang
dilakukan  dewan  ini  didiskusikan  bersama  pihak  sekolah  dengan melibatkan  para  ahli  seperti  konsultan  dan  sebagainya  untuk
diterjemahkan menjadi kebijakan dan program sekolah. Kebijakan  model  pelibatan  masyarakat  dalam  pendidikan
melalui  lembaga  SCC  seperti  di  Amerika  ini  sebenarnya  sudah sejak  lama  dikenal  dan  dilakukan  oleh  pendidikan  dan
persekolahan  di  Indonesia,  mulai  dari  POM,  POMG,  BP3,  hingga sekarang  yang  dikenal  dengan  Komite  Sekolah.  Tetapi  hasilnya
belum  terlalu  nampak  karena  keterlibatan  mereka  lebih  banyak pada  membantu  keuangan  sekolah.  Akhir-akhir  ini  pemerintah
Indonesia dalam hal ini Depdiknas membuat kebijakan baru dengan mengganti  istilah  BP3  menjadi  Dewan  Pendidikan  di  tingkat
KabupatenKota dan Komite Sekolah di tingkat sekolah. Pemerintah Depdiknas  pada saat  ini memberikan peluang
kepada  sekolah  dalam  pemberdayaan  masyarakat  melalui  suatu lembaga  yang  dikukuhkan  dengan  Peraturan  Pemerintah  yaitu
Dewan Sekolah atau Komite Sekolah
31
. Dan  dapat  disimpulkan  dari  beberapa  peranserta  orang  tua  terhadap
pengembangan program  sekolah  yang baik  dan  yang akan menjadi  acuan dalam pemberdayaan peran serta orang tua pada bab 4 meliputi :
31
Surya  Dharma,    Manajemen  Peran  Serta  Masyarakat  Dalam  Pengembangan
Pendidikan Sekolah. Jakarta 2007. Bumi Aksara. h 101-102
1. Orientasi  pada  tugas  yaitu:  harapan  keterlibatan  orang  tua  dalam
membantu  program  sekolah,  yang  berkaitan  dengan  staf  pengajar,  staf administrasi,  sebagai  tutor,  melakukan  monitoring,  membantu
mengumpulkan  dana,  membantu  mengawasi  anak  apabila  anak-anak melakukan kunjungan luar. Bentuk peran serta orang tua yang tersebut
adalah  yang  biasanya  diharapkan  para  guru.  Bentuk  peran  serta  lain yang masih termasuk orientasi pada tugas adalah, orang tua membantu
anak dalam tugas-tugas sekolah. 2.
Orientasi  pada  proses  yaitu:  mau  berpartisipasi  dalam  kegiatan  yang berhubungan  dengan  proses  pendidikan  antara  lain  perencanaan
kurikulum,  memilih  buku  yang  diperlukan  sekolah,  seleksi  guru  dan membantu  menentukan  standar  tingkah  laku  yang  diharapkan.
Orientasi  proses  ini  jarang  dilaksanakan,  karena  sekolah  seringkali menganggap  bahwa  umumnya  orang  tua  tidak  memiliki  keterampilan
untuk melaksanakannya. 3.
Orientasi  pada  perkembangan  yaitu:    mengembangkan  keterampilan yang  berguna  bagi  meraka  sendiri,  anak-anaknya,  sekolah,  guru,
keluarga  dan  pada  waktu  yang  bersamaan  meningkatkan  peran  serta orang tua.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN