Keterangan : β
= Koefisien Regresi Variabel Bebas ROA
= Corporate social Performance diukur dengan ROA ROE
= Corporate social Performance diukur dengan ROE ZCSP
= Standardized Corporate social Performance ZSIZE
= Standardized Size |CSP-SIZE|
= Nilai Selisih Mutlak Corporate social Performance dan Size €
= Standard Error Pengujian hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini
menggunakan alat regresi. Analisis regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan melihat tingkat
signifikan dari nilai t dan nilai f.
1. Uji F
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan digunakan uji F.
Ho : β1 = β2 = β3 = β4
Artinya tidak semua variabel independen berpengaruh secara simultan. Ha : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠ β4
Artinya semua variabel independen berpengaruh secara simultan. Untuk menguji hipotesis ini, digunakan statistic F dengan membandingkan
F hitung dengan F tabel dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: Jika Fhitung Ftabel, maka Ha diterima
α =5 Jika Fhitung Ftabel, maka Ho diterima
α =5
2. Uji t
Hubungan variabel independen secara parsial dengan variabel dependen, akan diuji dengan uji t menguji signifikansi korelasi product moment dengan
membandingkan t
table
dengan t
hitung
. Sugiyono 2008 : 250 Setelah dilakukan uji hipotesis uji t maka kriteria yang ditetapkan, yaitu
dengan membandingkan nilai t
hitung
dengan nilai t
tabel
yang diperoleh berdasarkan tingkat signifikansi
α tertentu dan derajat kebebasan df = n-k Kriteria pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ho diterima jika t
hitung
≤ t
table
Ho ditolak jika t
hitung
t
tabel
Apabila Ho diterima, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel independen tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan variabel
dependen dansebaliknya Apabila Ho ditolak, maka hal ini menunjukkan bahwa variabel independen mempunyai hubunhan yangsignifikan dengan variabel
dependen. Dalam memudahkan dan mempercepat proses pengolahan data, penulis
mengunakan komputerisasi dengan menggunakan program software Statistikal Product Service Solutions SPSS.
3. Koefisien Determinasi
Koefisien Determinasi R
2
digunakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai Koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R
2
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat
terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2006:83
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan hasil pengolahan data dan pembahasan dari hasil pengolahan data tersebut. Adapun
pembahasan yang dimaksud meliputi: deskripsi hasil penelitian, pengujian variabel independen secara parsial dengan model regresi, pengujian asumsi klasik,
dan pembahasan.
4.1 Profil Perusahaan
1. Aneka Tambang Tbk ANTM
Perusahaan Perseroan Persero PT Aneka Tambang Tbk disingkat PT ANTAM Persero Tbk didirikan pada tanggal 5 Juli 1968 dengan nama
“Perusahaan Negara PN Aneka Tambang” berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1968 sebagai hasil penggabungan dari Badan Pimpinan Umum
Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara, Perusahaan Negara Tambang Bauksit Indonesia, Perusahaan Negara Tambang Emas Tjikotok, Perusahaan
Negara Logam Mulia, PT Nikel Indonesia, Proyek Intan dan Proyek-proyek eks Bapetamb. Pendirian PN Aneka Tambang tersebut telah diundangkan dalam
Lembaran Negara Republik Indonesia No. 36 tahun 1968 tanggal 5 Juli 1968. Pada tanggal 14 Juni 1974, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 1974,
status Perseroan diubah dari Perusahaan Negara menjadi Perusahaan Perseroan PERSERO “Perusahaan Perseroan” dan sejak itu dikenal sebagai “Perusahaan
Perseroan Persero Aneka Tambang”.
Meskipun kondisi keuangan tahun ini penuh tantangan, Perseroan tetap berupaya untuk memberikan manfaat bagi masyarakat sekitar melalui program-
program Tanggung Jawab Sosial Perusahaan. Hal ini dilakukan dengan tetap mengalokasikan biaya Tanggung Jawab Sosial Perusahaan yang meliputi kegiatan
lingkungan, pengembangan masyarakat, dan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL. Total biaya yang di realisasikan pada tahun 2013 adalah
sebesar Rp245 miliar. Disamping itu wujud dari kepedulian ANTAM untuk memastikan terjaganya kelestarian lingkungan dengan tetap mengalokasikan biaya
jaminan reklamasi dan penutupan tambang sebesar Rp260 miliar. 2.
Astra International Tbk ASII
Sejarah Astra berawal pada tahun 1957 di Jakarta. Astra memulai bisnisnya sebagai sebuah perusahaan perdagangan umum dengan nama PT Astra
International Inc. Pada tahun 1990, dilakukan perubahan nama menjadi PT Astra International Tbk, seiring dengan pelepasan saham ke publik beserta pencatatan
saham Perseroan di Bursa Efek Indonesia yang terdaftar dengan ticker ASII. Hingga 2013, pencapaian Astra dalam melaksanakan Public Contribution
Roadmap telah membantu lebih dari 10.000 sekolah, penyaluran 157.605 beasiswa, dan pembinaan 26.654 guru. Astra juga turut serta dalam pembinaan
681 posyandu dan pemberian pelayanan kesehatan gratis kepada 41.969 pasien. Melalui program Income Generating Activity, Grup Astra dan Yayasan telah
melakukan pembinaan kepada 425 kelompok Masyarakat, 8.106 UKM dengan total penerima manfaat program sejumlah 29.379 orang. Dibidang lingkungan,
Astra telah menanam lebih dari 2,4 juta pohon dalam kurun waktu 3 tahun
terakhir dan pembangunan Astra Sentul Eco Edu Tourism Forest seluas 100 ha di Sentul, Jawa Barat dari total 500 ha yang direncanakan.
3. Bank Danamon Indonesia Tbk BDMN
Bank Danamon pada awal didirikan di tahun 1956 dikenal dengan nama PT Bank Kopra Indonesia. Pada tahun 1976, PT Bank Kopra Indonesia berubah
menjadi PT Bank Danamon Indonesia. Pada tahun 1988, Danamon merupakan salah satu bank valuta asing pertama di Indonesia. Dan pada tahun yang sama
terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Yayasan Danamon Peduli telah menginvestasikan Rp.12,8 miliar untuk
program-program pembangunan masyarakat di tahun 2013. Angka ini mengalami kenaikan 5 dibandingkan dengan tahun 2012, yang besarnya mencapai Rp.12,2
miliar.
4. Bank Negara Indonesia Tbk BBNI
BNI merupakan bank BUMN Badan Usaha Milik Negara pertama yang menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta
dan Bursa Efek Surabaya pada tahun 1996. Untuk memperkuat struktur keuangan dan daya saingnya di tengah industri perbankan nasional, BNI melakukan
sejumlah aksi korporasi, antara lain proses rekapitalisasi oleh Pemerintah di tahun 1999, divestasi saham Pemerintah di tahun 2007, dan penawaran umum saham
terbatas di tahun 2010. Saat ini, 60 saham-saham BNI dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, sedangkan 40 sisanya dimiliki oleh masyarakat, baik
individu maupun institusi, domestik dan asing.
BNI mendukung kebijakan publik yang telah ditetapkan oleh Pemerintah demi peningkatan kesejahteraan rakyat dan perbaikan kualitas lingkungan hidup.
BNI mendukung Pemerintah melalui beberapa inisiatif, antara lain: 1.
Pemerataan pendidikan melalui Program Indonesia Mengajar dengan total dana yang disalurkan mencapai Rp6,67 miliar.
2. Mendukung pencapaian MDG’s Pemerintah, melalui Program
Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL dengan total dana PKBL yang disalurkan mencapai Rp101,3 miliar.
3. Pemantapan Indonesia sebagai paru-paru dunia, BNI telah berhasil
mendistribusikan 4,83 juta bibit pohon hingga akhir tahun 2013.
5. Jasa Marga Tbk JSMR
Untuk mendukung gerak pertumbuhan ekonomi, Indonesia membutuhkan jaringan jalan yang handal. PT Jasa Marga Persero Tbk dibentuk berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 04 tahun 1978 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia dalam pendirian Perusahaan Perseroan
Persero di bidang pengelolaan, pemeliharaan dan pengadaan jaringan jalan tol, serta ketentuan-ketentuan pengusahaannya Lembaran Negara Republik Indonesia
No. 04 tahun 1978 juncto Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 90KMK.061978 tentang Penetapan Modal Perusahaan Perseroan Persero
PT Jasa Marga tanggal 27 Februari 1978. Perseroan secara berkesinambungan melakukan praktik ketenagakerjaan
layak untuk terus menjaga karyawan sebagai aset utama. Dalam upaya untuk
melaksanakan praktik ketenagakerjaan ini sepanjang tahun 2013, total biaya yang telah dikeluarkan Perseroan adalah Rp 964,12 miliar.
6. Perusahaan Gas Negara Tbk PGAS
Kegiatan usaha PGN di Indonesia yang dimulai sejak 1859 menjadikan kami perusahaan yang berpengalaman dan unggul dalam bisnis gas bumi. Kami
telah membangun jaringan pipa distribusi dan transmisi terbesar di Indonesia, yang mencapai lebih dari 6.000 km. Kami telah memperkenalkan dan memulai
teknologi baru dalam pengangkutan gas bumi seperti LNG dan CNG. Dan saat ini, kami membawa gas bumi kepada lebih banyak rumah tangga di Indonesia.
Biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan lingkungan hidup selama tahun 2013 sebesar Rp 127,74 miliar mencakup kegiatan konservasi lingkungan,
pengelolaan dan pemantauan lingkungan, penyusunan dokumen lingkungan, kampanye lingkungan, pengelolaan limbah B3, pengelolaan dan pelestarian
lingkungan.
7. Semen Indonesia Tbk SMGR
PT Semen Indonesia Persero Tbk, sebelumnya bernama PT Semen Gresik Persero Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri
semen. Diresmikan di Gresik pada tanggal 7 Agustus 1957 oleh Presiden RI pertama dengan kapasitas terpasang 250.000 ton semen per tahun. Pada tanggal 8
Juli 1991 saham Semen Gresik tercatat di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya kini menjadi Bursa Efek Indonesia serta merupakan BUMN pertama
yang go public.
Program bantuan peningkatan kesehatan yang dilakukan Perseroan di tahun 2013 diantaranya meliputi:
1. Pengadaan peralatan untuk poliklinik desa,
2. Pengobatan gratis di desa-desa,
3. Kegiatan donor darah, dan penanggulangan demam berdarah.
4. Penyelenggaraan kegiatan operasi katarak dan pemeriksaan mata
terhadap pasien yang tidak. 5.
Pelaksanaan Bedah Rumah Tidak Layak Huni untuk tempat tinggal keluarga rentan kemiskinan sebagai upaya membantu meningkatkan
kesehatan hunian masyarakat, Total penyaluran dana bidang kesehatan untuk tahun 2013 adalah sebesar
Rp10.384 miliar, lebih besar dari total penyaluran di tahun 2012 sebesar 10.143.
8. Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA
Seiring dengan berakhirnya kekuasaan kolonial Belanda di tanah air, para karyawan Indonesia kemudian berjuang menuntut perubahan status tambang
menjadi pertambangan nasional. Pada 1950, Pemerintah RI kemudian mengesahkan pembentukan Perusahaan Negara Tambang Arang Bukit Asam PN
TABA. Pada tanggal 1 Maret 1981, PN TABA kemudian berubah status menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Tambang Batubara Bukit Asam Persero,
yang selanjutnya disebut Perseroan. Dalam rangka meningkatkan pengembangan industri batubara di Indonesia, pada 1990 Pemerintah menetapkan penggabungan
Perum Tambang Batubara dengan Perseroan.
Sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, Perseroan menyisihkan dana untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan dari
provisi atas tiap satuan berat batubara yang diproduksi yang ditetapkan sebesar Rp4.704ton. Pada tahun 2013, total provisi yang disisihkan untuk kegiatan ini
adalah sebesar Rp260 miliar. Jumlah dana tersebut meningkat 12,07 dari tahun lalu sebesar Rp232,00 miliar, seiring dengan peningkatan hasil produksi
Perseroan. Jumlah dana yang telah dikeluarkan untuk pengelolaan dan pemantauan lingkungan pada tahun 2013 adalah sebesar Rp67,23 miliar. Biaya
tersebut meningkat 110,23 dibandingkan tahun lalu sebesar Rp31,98 miliar.
9. Telekomunikasi Indonesia Tbk TLKM
Telkom merupakan BUMN yang bergerak di bidang jasa layanan telekomunikasi dan jaringan di wilayah Indonesia dan karenanya tunduk pada
hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia. Dengan statusnya sebagai Perusahaan milik negara yang sahamnya diperdagangkan di bursa saham,
pemegang saham mayoritas Perusahaan adalah Pemerintah Republik Indonesia sedangkan sisanya dikuasai oleh publik. Saham Perusahaan diperdagangkan di
BEI, NYSE, LSE dan Public Offering Without Listing “POWL” di Jepang. Berikut adalah dampak keuangan dari beberapa program ketenagakerjaan
kami miliki selama tahun 2013: 1.
Biaya pelatihan yang dikeluarkan untuk karyawan yang memasuki masa pensiun sebesar Rp1,5 miliar.
2. Biaya yang dikeluarkan untuk peningkatan kesejahteraan bagi karyawan
yang sudah pensiun sebesar Rp10,2 miliar.
3. Biaya yang dikeluarkan untuk program rekrutmen adalah sebesar Rp7,5
miliar. 4.
Alokasi biaya program pengembangan kompetensi sebesar Rp265,3 miliar.
5. Kontribusi untuk pelayanan kesehatan pasca kerja dan tunjangan asuransi
selama tahun 2013 adalah masing-masing sebesar Rp302 miliar dan Rp17 miliar.
10. Wijaya Karya Tbk WIKA
Berbicara tentang PT Wijaya Karya Persero WIKA tak bisa lepas dari sejarah pembangunan Indonesia setelah kemerdekaan. Perusahaan ini adalah hasil
nasionalisasi perusahaan Belanda, Naamloze Vennotschap Technische Handel Maatschappij enBouwbedijf Vis en Co atau NV Vis en Co, pada 11 Maret 1960.
WIKA lahir dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja.Kegiatan usahanya instalasi listrik dan pipa air. WIKA punya andil dalam pembangunan
infrastruktur yang menjadi ikon nasional hingga saat ini. Salah satunya adalah berperan dalam pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno.
WIKA juga berkomitmen pada pelestarian lingkungan, melalui pemulihan habitat dengan melakukan penanaman pohon yang selama tahun 2013 total sudah
mencapai 98.574 batang pohon yang ditanam. Selain itu Perseroan juga menyediakan dana sebesar Rp5 miliar, untuk membiayai berbagai program dan
kegiatan pelestarian lingkungan. Perseroan juga selalu mematuhi ketentuan peraturan perundang undangan terkait pengelolaan lingkungan hidup. Perseroan
tidak pernah mendapatkan hukuman denda maupun saksi hukum lain, terkait
sangkaan pada pelanggaran terhadap regulasi di bidang pengelolaan lingkungan hidup.
4.2 Hasil Penelitian 4.2.1 Analisis Deskriptif
analisis deskriptif. Analisis deskriptif ini meliputi nilai rata-rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 2 variabel independen CSP, Size sebagai variabel
yang mempengaruhi Return on Asset dan Return on Equity. Hasil analisis deskriptif akan ditunjukkan dalam Tabel 4.1 di bawah ini:
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation CSP
40 .21
.93 .6563
.23987 SIZE
40 9.59
11.59 10.5915
.57536 ROA
40 1.65
26.84 11.7590
7.82768 ROE
40 3.20
46.60 23.1268
9.27073 Valid N
listwise 40
Sumber: Hasil Penelitian, 2015 data diolah Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa dengan N = 40 waktu amatan,
Coorporate Social Performance mempunyai nilai minimum 0,21 dan nilai maksimum 0,93. Sementara nilai standar deviasi standard deviation sebesar
0,24 dan nilai rata-rata mean sebesar 0,66. Nilai rata-rata mean yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi standard deviation menunjukkkan
banhwa data berdistribusi dengan baik. Size mempunyai nilai minimum 9,59 dan nilai maksimum 11,59.
Sementara nilai standar deviasi standard deviation sebesar 0,58 dan nilai rata-
rata mean sebesar 10,59. Nilai rata-rata mean yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi standard deviation menunjukkkan banhwa data
berdistribusi dengan baik. Return on Asset mempunyai nilai minimum 1,65 dan nilai maksimum
26,84. Sementara nilai standar deviasi standard deviation sebesar 7,83 dan nilai rata-rata mean sebesar 11,76. Nilai rata-rata mean yang lebih besar
dibandingkan dengan standar deviasi standard deviation menunjukkkan banhwa data berdistribusi dengan baik.
Return on Equity mempunyai nilai minimum 3,20 dan nilai maksimum 46,60. Sementara nilai standar deviasi standard deviation sebesar 9,27 dan
nilai rata-rata mean sebesar 23,13. Nilai rata-rata mean yang lebih besar dibandingkan dengan standar deviasi standard deviation menunjukkkan banhwa
data berdistribusi dengan baik.
4.2.2 Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1 Uji Asumsi Klasik pada Regresi yang Pertama