Metode Pengukuran Kualitas Percakapan VoIP

sudah berbasis GUI Graphical User Interface. Hasil pengukuran ditampilkan dalam bentuk grafik.

2.4 Metode Pengukuran Kualitas Percakapan VoIP

Ada dua pengujian yang biasa dilakukan, yaitu uji kualitatif dan uji kuantitatif. Uji kualitatif dilakukan dengan cara melakukan survei terhadap sekelompok orang tentang bagaimana kualitas percakapan suara tersebut. Uji kuantitatif dilakukan dengan melakukan pengukuran-pengukuran seperti pengukuran waktu tunda. Namun tetap saja hasil uji kuantitatif tersebut harus dibandingkan dengan hasil uji kualitatif. Uji kualitatif dilakukan untuk mencari persepsi kualitas suara rata-rata dari suatu sistem. Uji ini dapat dilakukan dengan melakukan survei kepada sekelompok orang dan meminta pendapat mereka. Mereka diminta untuk menilai kualitas suara dengan memberikan suatu nilai misalnya antara 1 sampai 5. Kemudian dari hasil tersebut dapat dicari mean opinion score MOS ITU-T P.800, 1996. Hal yang membuat sulit dari pengujian ini adalah subjektivitas masing-masing orang berbeda menyebabkan sulit untuk menentukan kualitas suatu sistem suara. Selain itu, pengujian ini membutuhkan jumlah orang yang banyak dan dengan demikian membuat pengujian ini menjadi mahal dan sangat memakan waktu. Sedangkan metode uji kuantitatif dilakukan dengan melakukan pengujian pada faktor-faktor kualitas yang telah disebutkan sebelumnya kemudian dilakukan perhitungan matematis menggunakan rumus E-Model untuk mendapatkan nilai R- Faktor yang nilainya akan dikorelasikan dengan nilai MOS ITU-T G.107, 2005. Metode ini mudah dilakukan, cepat dan efisien, sehingga cocok untuk dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan nilai yang lebih akurat Christian, 2008, hal: 16.

2.4.1 Mean Opinion Score MOS

Merupakan sistem penilaian yang berhubungan dengan kualitas suara yang didengar pada ujung pesawat penerima. Standar penilaian MOS dikeluarkan oleh International Universitas Sumatera Utara Telecommunication Union ITU-T pada tahun 1996 ITU-T P.800, 1996. MOS memberikan penilaian kualitas suara dengan skala 1 satu sampai 5 lima, dimana satu merepresentasikan kualitas suara yang paling buruk dan lima merepresentasikan kualitas suara yang paling baik. Penilaian dengan menggunakan MOS masih bersifat subyektif karena kualitas pendengaran dan pendapat dari masing-masing pendengar berbeda-beda Christian, 2008, hal: 17. Tabel 2.6 Rekomendasi ITU-T P.800 untuk Nilai Kualitas Berdasarkan MOS Sumber: Christian, 2008, hal: 17 Kualitas Percakapan Nilai Sangat Baik excellent 5 Baik good 4 Cukup Baik fair 3 Kurang Baik poor 2 Buruk bad 1 Metode MOS dirasakan kurang efektif untuk mengestimasi kualitas layanan suara untuk VoIP, hal ini dikarenakan : 1. Tidak terdapatnya nilai yang pasti terhadap parameter yang mempengaruhi kualitas layanan suara dalam VoIP 2. Setiap orang memiliki standar yang berbeda-beda terhadap suara yang mereka dengar dengan hanya melalui percakapan Syafitri, 2007, hal: 35.

2.4.2 Metode E-Model ITU-T G.107

Di dalam jaringan VoIP, tingkat penurunan kualitas yang diakibatkan oleh transmisi data memegang peranan penting terhadap kualitas suara yang dihasilkan, hal yang menjadi penyebab penurunan kualitas suara ini diantaranya adalah delay , paket loss dan echo. Pendekatan matematis yang digunakan untuk menentukan kualitas suara berdasarkan penyebab menurunnya kualitas suara dalam jaringan VoIP dimodelkan dengan E – Model yang distandardkan kepada ITU–T G.107 Syafitri, 2007, hal: 35. Universitas Sumatera Utara Nilai akhir estimasi E–Model disebut dengan R faktor . R faktor didefinisikan sebagai faktor kualitas transmisi yang dipengaruhi oleh beberapa parameter seperti signal to noise ratio dan echo perangkat, codec dan kompresi, packet loss, dan delay. R Faktor ini didefinisikan sebagai berikut : R = 94,2 - I d – I e 2.1 dengan : I d = Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh pengaruh delay satu arah I e = Faktor penurunan kualitas yang disebabkan oleh teknik kompresi dan packetloss yang terjadi Nilai I d ditentukan dari persamaan 2.2 berikut ini : I d = 0.024 d + 0.11d – 177.3 Hd – 177.3 2.2 Nilai Ie tergantung pada metode kompresi yang digunakan. Nilai R faktor secara keseluruhan dihitung dari persamaan 2.3. R = 94,2 – [0.024 d + 0.11d – 177.3 Hd – 177.3] Ie 2.3 Dengan : R = faktor kualitas transmisi d = delay satu arah ms H = fungsi tangga ; dengan ketentuan Hx = 0 jika x 0, lainnya Hx = 1 untuk x = 0 Nilai R faktor mengacu kepada standar MOS , hubungannya dapat dilihat pada Tabel 2.7. Untuk mengubah estimasi dari nilai R ke dalam MOS terdapat ketentuan sebagai berikut : 1. Untuk R 0 MOS = 1 2. Untuk R = 100 MOS = 4. 5 3. Untuk 0 R 100 MOS = 1 + 0. 035R + 7x10 -6 RR-60100-R Syafitri, 2007, hal: 35-36. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.7 Korelasi antara E – Model dengan MOS Sumber : http:digilib.itb.ac.id R-Value Mean Opinion Score MOS User Satisfication 90 or higher 4.34 or higher All user very satisfied 80 or higher 4.03 or higher All user satisfied 70 or higher 3.60 or higher Some user dissatisfied 60 or higher 3.10 or higher Many user dissatisfied 50 or higher 2.58 or higher Nearly all user dissatisfied Universitas Sumatera Utara BAB 3 METODOLOGI PENGUJIAN Pada bab ini dijelaskan tentang gambaran sistem yang akan dibangun, konfigurasi jaringannya, serta prosedur pengujian dan pengambilan data. Adapun parameter- parameter yang akan diujikan adalah waktu tunda delay, variasi waktu tunda jitter, bandwidth, serta skema kompresi codec. Sedangkan protokol yang digunakan adalah protokol SIP dan skema kompresi codec yang digunakan adalah codec G.729, G.711 µ-law, GSM, dan iLBC.

3.1 Gambaran Sistem