Penetapan parameter fisika .1 Penentuan indeks bias Analisis komponen minyak atsiri

25 penyulingan selesai, biarkan tidak kurang dari 15 menit, catat volume minyak atsiri pada buret. Hitung kadar minyak atsiri dalam vb Ditjen POM, 1979.

3.6 Isolasi Minyak Atsiri

Isolasi minyak atsiri dilakukan dengan metode penyulingan air water distillation. Caranya: sebanyak 100 g serbuk simplisia dimasukkan dalam labu alas datar berleher panjang 2 L ditambahkan akuades sampai sampel terendam. Kemudian dirangkai alat destilasi air. Destilasi dilakukan selama 4 - 5 jam. Minyak atsiri yang diperoleh ditampung dalam corong pisah, setelah itu dipisahkan antara minyak dan air. Kemudian minyak atsiri yang diperoleh ditambahkan natrium sulfat anhidrat dan didiamkan selama 1 hari. Minyak atsiri dipipet dan disimpan dalam botol berwarna gelap.

3.7 Identifikasi Minyak Atsiri

3.7.1 Penetapan parameter fisika 3.7.1.1 Penentuan indeks bias Penentuan indeks bias dilakukan dengan menggunakan alat Refraktometer Abbe. Caranya: alat Refraktometer Abbe dihidupkan. Prisma atas dan prisma bawah dipisahkan dengan membuka klem dan dibersihkan dengan mengoleskan kapas yang telah dibasahi dengan alkohol dan dikeringkan. Cuplikan minyak diteteskan ke prisma bawah lalu ditutup. Melalui teleskop dapat dilihat adanya bidang terang dan bidang gelap lalu skrup pemutar prisma diputar sedemikian rupa, sehingga Universitas Sumatera Utara 26 bidang terang dan gelap terbagi atas dua bagian yang sama secara vertikal. Dengan melihat skala dapat dibaca indeks biasnya. 3.7.1.2 Penentuan bobot jenis Penentuan bobot jenis ditentukan dengan alat piknometer. Caranya: Piknometer kosong ditimbang dengan seksama. Piknometer kosong diisi dengan air suling lalu ditimbang dengan seksama. Kemudian piknometer dikosongkan dan dibilas beberapa kali dengan alkohol kemudian dikeringkan dengan bantuan hair dryer. Piknometer diisi minyak atsiri yang akan ditentukan berat jenisnya selanjutnya dilakukan seperti pengerjaan pada air suling. Hasil bobot minyak atsiri yang diperoleh dengan mengurangkan bobot piknometer yang diisi minyak atsiri dengan bobot piknometer kosong. Bobot jenis minyak atsiri adalah hasil perbandingan bobot minyak atsiri terhadap bobot air suling dalam piknometer dengan volume dan suhu yang sama, kecuali dinyatakan lain dalam monograf keduanya ditetapkan pada suhu 25 ˚C Ditjen POM, 1995.

3.7.2 Analisis komponen minyak atsiri

Penentuan komponen minyak atsiri dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU dengan menggunakan seperangkat alat Gas Chromatograph-Mass Spectrometer GC-MS. Kondisi analisis adalah jenis kolom kapiler Rtx-5 MS, panjang kolom 3 m, diameter kolom dalam 0,25 mm, suhu injektor 270 ˚C, gas pembawa He dengan laju alir 1,16 mlmenit. Suhu kolom terprogram temperature programing dengan suhu awal 60 ˚C selama 5 menit, lalu dinaikkan perlahan -lahan dengan laju kenaikan 5,0 ˚Cmenit s ampai suhu akhir 280˚C yang dipertahankan selama 30 menit dengan jenis pengion Electron Impact EI. Universitas Sumatera Utara 27 Cara identifikasi komponen minyak atsiri adalah dengan membandingkan spektrum massa dari komponen minyak atsiri yang diperoleh unknown dengan spektrum massa dalam data library yang memiliki tingkat kemiripan similary index tertinggi. Universitas Sumatera Utara 28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Tumbuhan

Hasil identifikasi yang dilakukan di “Herbarium Bogoriense” Pusat Penelitian Biologi-LIPI Bogor terhadap salam koja yang diteliti adalah Murraya Koenigii L. Spreng , dari suku Rutaceae. Hasil identifikasi dapat dilihat pada Lampiran 1, halaman 66. 4.2 Hasil Makroskopik dan Mikroskopik Daun Salam Koja Segar 4.2.1 Hasil pemeriksaan makroskopik Hasil pemeriksaan makroskopik daun salam koja segar dicirikan dengan warna permukaan luar hijau, permukaan daun berbentuk jorong sampai bundar panjang, panjang 4 - 5 cm, lebar 2 cm, ujung daun meruncing, pinggir daun rata atau agak beringgit, permukaan daun licin. Gambar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3, halaman 68.

4.2.2 Hasil pemeriksaan mikroskopik

Hasil pemeriksaan mikroskopik daun salam koja segar adalah terdapat rambut penutup, kutikula, lapisan epidermis, jaringan palisade, kristal kalsium oksalat, adanya fragmen rongga minyak lisigen, jaringan parenkim, tulang daun, dan berkas pembuluh. Gambar selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 4, halaman 69. Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Isolasi Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Dari Rimpang Temu Kunci (Boesenbergia ROTUNDA (L.) Mansf.) Segar Dan Kering Secara Gc-Ms

13 65 107

Isolasi Minyak Atsiri dari Sereh Merah (Andropogon citratus DC.) Segar dan Kering Serta Analisis Komponen Secara GC-MS

5 68 93

Karakterisasi Simplisia, Isolasi, Dan Analisis Komponen Minyak Atsiri Buah Segar Dan Kering Tumbuhan Attarasa (Litsea cubeba Pers.) Secara GC-MS

15 107 92

Karakterisasi Simplisia Dan Isolasi Minyak Atsiri Dari Kulit Buah Jeruk Jingga (Citrus x Jambhiri Lush) Segar Dan Kering Serta Analisis Komponennya Secara GC-MS

0 29 98

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Minyak Atsiri dari Daun Salam Koja (Murraya koenigii L. Spreng) Segar dan Kering serta Analisis Komponennya Secara GC-MS

0 1 3

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Minyak Atsiri dari Daun Salam Koja (Murraya koenigii L. Spreng) Segar dan Kering serta Analisis Komponennya Secara GC-MS

0 2 19

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Minyak Atsiri dari Daun Salam Koja (Murraya koenigii L. Spreng) Segar dan Kering serta Analisis Komponennya Secara GC-MS

0 1 15

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Minyak Atsiri dari Daun Salam Koja (Murraya koenigii L. Spreng) Segar dan Kering serta Analisis Komponennya Secara GC-MS

1 1 2

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Minyak Atsiri dari Daun Salam Koja (Murraya koenigii L. Spreng) Segar dan Kering serta Analisis Komponennya Secara GC-MS

0 0 4

Karakterisasi Simplisia dan Isolasi Minyak Atsiri dari Daun Salam Koja (Murraya koenigii L. Spreng) Segar dan Kering serta Analisis Komponennya Secara GC-MS

1 1 15